Studi Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Grup
Studi Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Grup
DENGAN KONFIGURASI 2 x 3
) ) )
Arie Pamungkas , Eka Priadi , Aprianto
ABSTRAK
Seiring dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat, kawasan
pemukiman, perhotelan, pusat perbelanjaan, taman-taman kota, dan lain sebagainya.
Tak jarang ditemui permasalahan pada struktur bangunannya, misalnya pada pondasi
yang mengalami penurunan sehingga mengakibatkan cacat pada bangunan.
Permasalahan seperti ini sering terjadi pada bangunan-bangunan yang didirikan pada
lahan dengan tanah gambut dan lempung, karena daya dukung tanahnya kurang baik
untuk memikul beban struktur bangunan yang dibangun di atasnya. Untuk mengatasi hal
ini diperlukan suatu sistem pondasi yang akan menyalurkan beban dari bangunan ke
tanah, jenis pondasi yang sering digunakan di Pontianak adalah penggunaan tiang
pancang.
Pada pengujian kali ini, akan dilakukan persiapan pengujian pembebanan
kelompok tiang dengan konfigurasi dan jumlah tiang yang sama namun memiliki jarak
tiang yang berbeda, yaitu dengan jarak antar tiang 2,5D, 3D dan 3,5D, menggunakan
metode Quick Maintained Load Test (QM Test) yang mengacu pada ASTM D - 3966 –
90. Pendekatan secara empiris terhadap nilai daya dukung lateral pondasi tiang tunggal
maupun grup dihitung secara analitis menggunakan metode Broms (1964).
Dari hasil pengujian, diperoleh perbedaan jarak tiang pada kelompok tiang
mempengaruhi daya dukung suatu kelompok tiang. Hasil pengujian pembebanan
kelompok tiang jarak 3D memiliki daya dukung yang lebih baik dibandingkan kelompok
tiang dengan jarak 2,5D dan 3,5D. Hal ini menunjukkan adanya jarak antar tiang yang
lebih optimal pada kelompok tiang untuk menahan beban lateral pada karakteristik tanah
seperti di Kota Pontianak.
Kata kunci : Daya dukung lateral, pondasi tiang grup, kofigurasi tiang, Metode Broms,
Lateral Loding Test
1
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan pembangunan yang 2.1. Umum
signifikan adalah salah satu indikator Tanah adalah akumulasi partikel
kemajuan wilayah. Seiring dengan mineral yang lemah ikatan antara
banyaknya pembangunan gedung– partikelnya, yang terbentuk karena
gedung bertingkat, kawasan pemukiman, pelapukan dari batuan. Tanah
perhotelan, pusat perbelanjaan, taman- merupakan bahan bangunan yang paling
taman kota, dan lain sebagainya. Tak berlimpah di dunia dan di beberapa
jarang ditemui permasalahan pada daerah merupakan bahan bangunan
struktur bangunannya, misalnya pada pokok. Tanah terdiri dari tiga komponen
pondasi yang mengalami penurunan yaitu padat (butir debu, pasir, dan bahan
sehingga mengakibatkan cacat pada organik), cair (air di dalam pori tanah),
bangunan. Permasalahan seperti ini dan udara (di dalam pori tanah) (World
sering terjadi pada bangunan-bangunan Agroforestry Center, 2004).
di Kota Pontianak yang umumnya Tanah berperan sebagai dasar
didirikan pada lahan dengan tanah pendukung suatu bangunan atau bahan
gambut dan lempung, karena daya konstruksi dari bangunan itu sendiri.
dukung tanahnya kurang mamadai untuk Pada umumnya semua bangunan dibuat
memikul beban struktur bangunan yang di atas dan di bawah permukaan tanah.
dibangun diatasnya, contoh lainnya juga Maka diperlukan suatu sistem pondasi
yang terjadi pada dermaga-dermaga yang baik untuk menyalurkan beban dari
pelabuhan sungai, selain mengalami bangunan ke tanah.
penurunan pondasi, dermaga juga
mengalami perubahan bentuk struktur 2.2. Klasifikasi Tanah
akibat gaya lateral bersandarnya kapal di Sistem klasifikasi tanah adalah
dermaga. suatu sistem penggolongan yang
Jika pondasi tiang digunakan sistematis dari jenis-jenis tanah yang
untuk mendukung suatu struktur mempunyai sifat-sifat yang sama ke
bangunan tinggi maka tiang juga dalam kelompok-kelompok dan sub
diharapkan dapat menahan beban akibat kelompok berdasarkan pemakaiannya
gaya aksial dan lateral yang berasal dari (Das, 1995).
struktur atas. Oleh karena itu, pondasi
tiang harus dirancang dengan 2.3. Pondasi
memperhitungkan beban-beban Pondasi merupakan bagian paling
horizontal atau lateral seperti beban dasar dari struktur bangunan yang
angin, tekanan tanah lateral, beban befungsi untuk menahan beban dan
gempa, beban gelombang air, tubrukan meneruskannya ke tanah. Berdasarkan
dari kapal (berlabuh pada dermaga), kedalamannya, pondasi diklasifikasikan
beban-beban eksentrik pada kolom, gaya menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal
kabel pada menara transmisi dan lain- dan pondasi dalam. Pondasi dangkal
lain. Besarnya gaya akibat beban lateral adalah pondasi yang ditempatkan
yang harus didukung oleh pondasi tiang dengan kedalaman (D) dibawah
bergantung pada rangka bangunan yang permukaan tanah yang kurang dari lebar
mengirimkan gaya lateral tersebut ke minimum pondasi (B), dengan kata lain
kolom bagian bawah. Gaya lateral yang pondasi dangkal merupakan pondasi
terjadi pada tiang bergantung pada yang kedalamannya dekat dengan
kekakuan atau tipe tiang, sifat gaya-gaya permukaan tanah (D/B≤1). Contoh
dan besarnya defleksi. pondasi dangkal antara lain pondasi
telapak, pondasi memanjang, dan
pondasi rakit. Pondasi dalam adalah
pondasi yang meneruskan beban struktur
di atasnya ke tanah keras atau batuan
2
yang terletak jauh dari permukaan tanah. pondasi (Ir. Suyono Sosrodarsono,
Contoh pondasi dalam antara lain Kazuto Nakazawa, 2000). Pondasi tiang
pondasi tiang dan pondasi sumuran dipergunakan bilamana lapisan-lapisan
(Gogot Setyo, 2011). bagian atas tanah begitu lembek, dan
Perencanaan pondasi sangat kadang-kadang diketemukan keadaan
memperhatikan faktor daya dukung tanah dimana lapisan keras sangat dalam
tanah. Kurangnya daya dukung pada sehingga pembuatan dan pemancangan
pondasi dapat menyebabkan keruntuhan tiang sampai lapisan tersebut sukar
pondasi. dilaksanakan. Dalam hal ini mungkin
Perancangan pondasi harus dapat dipergunakan friction pile yaitu
mempertimbangkan adanya keruntuhan tiang yang tertahan oleh perlekatan
geser dan penurunan yang berlebihan, antara tiang dengan tanah, tiang
oleh karena itu kriteria stabilitas dan semacam ini disebut juga dengan tiang
kriteria penurunan harus dipenuhi terapung (floating piles).
(Gogot Setyo, 2011). Apabila tiang ini dimasukkan
dalam lapisan lempung maka
2.4. Daya Dukung Tanah perlawanan ujung akan jauh lebih kecil
Daya dukung tanah adalah daripada perlawanan akibat perlekatan
parameter tanah yang berkenaan dengan antara tiang dan tanah maka perlawanan
kekuatan tanah yang menopang suatu ujung akan jauh lebih kecil daripada
beban di atasnya. Daya dukung tanah perlawanan akibat perlekatan antara
dipengaruhi oleh jumlah air yang tiang dan tanah.
terdapat di dalamnya, kohesi tanah, Dalam menentukan kapasitas
sudut geser dalam, dan tegangan normal daya dukung tiang diperlukan klasifikasi
tanah. tiang dalam mendukung beban yang
Daya dukung tanah merupakan bekerja. Menurut Terzaghi, klasifikasi
salah satu faktor penting dalam tiang didasarkan pada pondasi tiang
perencanaan pondasi beserta struktur yaitu :
diatasnya. Daya dukung yang a. Tiang gesek (friction pile), bila
diharapkan untuk mendukung pondasi tiang pancang pada tanah berbutir.
adalah daya dukung yang mampu Akibat pemancangan tiang, tanah
memikul beban struktur, sehingga disekitar tiang menjadi padat.
pondasi mengalami penurunan yang Porositas dan kompresibilitas
masih berada dalam batas toleransi. tanah akibat getaran pada waktu
Daya dukung ultimit didefinisikan tiang dipancang menjadi
sebagai tekanan terkecil yang dapat berkurang, dan angka gesekan
menyebabkan keruntuhan geser pada antara butir-butir tanah dan
tanah pendukung tepat di bawah dan di permukaan tiang pada arah lateral
sekeliling pondasi. Daya dukung ultimit menjadi bertambah.
suatu tanah terutama di bawah beban b. Tiang lekat (cohesion pile), bila
pondasi dipengaruhi oleh kuat geser tiang dipancang pada tanah lunak
tanah. Nilai kerja atau nilai izin untuk (permeabilitas rendah) ataua tanah
desain akan ikut mempertimbangkan mempunyai kohesi yang tinggi.
karakteristik kekuatan dan deformasi. c. Tiang mendukung dibagian ujung
tiang (point/end bearing pile), bila
2.5. Daya Dukung Pondasi Tiang tiang dipancang dengan ujung
Pondasi tiang adalah pondasi yang tiangmencapai tanah keras
mampu menahan gaya orthogonal ke sehingga seluruh tiang yang
sumbu tiang dengan jalan menyerap dipukul oleh tiang diteruskan ke
lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi tanah keras melalui ujung tiang.
satu kesatuan yang monolit dengan d. Tiang tekan, bila tiang pancang
menyatukan pangkal tiang yang terdapat pada tanah berbutir mendapat
di bawah konstruksi, dengan tumpuan
3
gaya yang bekerja dari lendutan kekakuan R. Untuk mengetahui jenis
momen yang mengakibatkan tiang tiang termasuk tiang pendek atau tiang
mengalami gaya tarik. panjanng, dilakukan perhitungan
karakteristik panjang sistem tiang (R)
sebagai berikut :
Pada kenyataannya dilapangan
tanah sangat heterogen dan pada .
umumnya merupakan kombinasi dari = (dalam satuan panjang)
kelima hal tersebut di atas. Berbagai
metode dalam usaha menentukan
kapasitas dukung tiang ini, tapi
umumnya dibedakan dalam dua kategori 2.7. Metode Broms
yaitu untuk tiang tunggal dan kelompok Metode perhitungan ini
tiang. menggunakan diagram tekanan tanah
yang disederhanakan dengan
2.6. Penentuan Kriteria Tiang menganggap bahwa sepanjang
Pendek dan Panjang kedalaman tiang reaksi atau tahanan
Dalam perhitungan pondasi tiang tanah mencapai nilai ultimit. Berikut ini
yang menerima beban lateral, disamping adalah beberapa keuntungan
kondisi kepala tiang umumnya tiang menggunakan metode Broms :
juga perlu dibedakan berdasarkan
perilakunya sebagai pondasi tiang Dapat digunakan pada tiang
pendek (tiang kaku) atau pondasi tiang panjang maupun tiang pendek.
panjang (tiang elastis). Dapat digunakan pada kondisi
Untuk tiang dalam tanah kohesif kepala tiang terjepit maupun
pengkaitan tipe tiang dan jepitan tiang bebas.
berdasarkan faktor tak berdimensi βL
menurut Broms adalah sebagai berikut : Selain itu, ada pula beberapa
kerugian dalam penggunaan metode
.
broms, diantaranya yaitu :
β = . . Hanya berlaku untuk lapisan tanah
yang homogen, yaitu tanah kohesif
Tiang ujung bebas berkelakuan saja atau tanah non-kohesif saja.
seperti tiang pendek βL < 1,5 Tidak dapat digunakan pada tanah
Tiang ujung jepit berkelakuan berlapis.
seperti tiang pendek βL < 0,5
Tiang ujung bebas dianggap Broms membedakan antara
sebagai tiang panjang βL > 2,5 perilaku tiang pendek (kaku) dan
Tiang ujung jepit dianggap panjang (elastis) serta membedakan
sebagai tiang panjang βL > 1,5 kondisi kepala tiang dalam kondisi
kepala tiang bebas (free head) dan
Pada pondasi tiang pendek, kepala tiang terjepit (fixed head). Dalam
sumbu tiang masih tetap lurus pada penelitian ini, pondasi yang digunakan
kondisi terbebani secara lateral. Kriteria yaitu pondasi tiang panjang (elastis)
penentuan tiang pendek dan tiang dengan kondisi kepala tiang bebas (free
panjang didasarkan pada kekakuan head).
relatif antara pondasi tiang dengan tanah
2.7.1. Kondisi Tiang Pendek
terkonsolidasi normal dan tanah berbutir
2.7.1.1. Kepala Tiang Bebas (Free Head)
kasar, nilai modulus subgrade tanah
Untuk tiang pendek (L/T ≤ 2 atau
umumnya meningkat secara linear
R/T ≤ 2) dengan kondisi kepala tiang
terhadap kedalaman, sehingga
bebas (free head), pola keruntuhan yang
digunakan kriteria lain yaitu faktor
4
mungkin terjadi ditunjukkan pada 2.7.2. Kondisi Tiang Panjang
Gambar 1 sebagai berikut : 2.7.2.1. Kepala Tiang Bebas (Free Head)
Untuk pondasi tiang panjang,
mekanisme keruntuhan tanah, distribusi
tahanan tanah serta momen lentur di
tunjukkan pada Gambar 2.3. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa defleksi
tiang terutama berada di daerah dekat
permukaan tanah sehingga respon tanah
di bagian bawah tiang semakin
mengecil, begitu pula besarnya momen
dan distribusinya sepanjang tiang.
Tahanan momen, W =( / )
My = σlt . w
= . ( + 1,5 . + 0,5 . )
Dimana :
=
9. .
Ep Kayu Kelas III = 52029 kg/cm2 Sedangkan untuk tiang dalam tanah
kohesif pengkaitan tipe tiang dan jepitan
tiang berdasarkan faktor tak berdimensi
Ip = . .
βL menurut Broms adalah sebagai
= . . 6 = 63,643 berikut :
4.4. Menghitung Beban Lateral Mmax > My ; 63277,058 > 4030,714 kg.cm,
Ultimit Tiang Sebagai Tiang maka tiang dianggap sebagai tiang panjang,
Ujung Bebas artinya tiang terlebih dahulu patah. Dengan
menganggap momen maksimum adalah
f = Hu/(9.Cu.d) momen tahanan dari tiang (My), maka:
5. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan
perhitungan terhadap nilai daya dukung
lateral pondasi tiang tunggal dan pondasi
tiang grup konfigurasi 2x3 dengan
Gambar 13. Nilai reduction factor pada variasi jarak antar tiang 2,5 D; 3 D; dan
spacing/diameter = 2,5 dengan pola 3,5 D; beberapa kesimpulan sebagai
segitiga berikut :
a. Berdasarkan hasil analisa uji
Q (group) = n x Q (single ,reduced) laboratorium, menggunakan
= 8 x (84,792 kg x 0,20) sistem klasifikasi USCS tanah
= 135,667 kg
11
tersebut termasuk golongan OH DAFTAR PUSTAKA
yang mana tanah tersebut ASTM D3966. 1989. Method of Testing
merupakan tanah lempung Piles Under Lateral Loads.
organik dengan plastisitas sedang
sampai tinggi, sedangkan dengan Bowles, Joseph E.1997,Analisa dan
menggunakan sistem klasifikasi Desain Pondasi Jilid 1, Edisi
tanah AASHTO tanah tersebut Keempat, Jakarta, Erlangga
termasuk dalam klasifikasi A-7
dengan jenis-jenis bahan Bowles, Joseph E.1999,Analisa dan
pendukung utama berupa Desain Pondasi Jilid 2, Edisi
lempung. Keempat, Jakarta, Erlangga.
b. Berdasarkan hasil uji CPT di
lokasi penelitian, dari dua titik Firmansyah, Irawan.2011, Laterally
penyelidikan disimpulkan bahwa Loaded Piles: Efficiency
konsistensi tanah masuk dalam Factor vs Reduction Factor.
kategori lembek dengan kisaran
nilai tekanan konus pada 6,90 Gogot, S. 2011. Pondasi Dangkal.
kg/cm2 dan 5,97 kg/cm2. Andi. Yogyakarta.
c. Berdasarkan perhitungan analitis
daya dukung tiang tunggal hasil Habibah,Iim; Lukman,Hikmad;
tes laboratorium menggunakan Nugraha, Wirtana Tri. 2015,
parameter kuat geser sampel tanah Analisi Daya Dukung Pondasi
dan kriteria tiang didapat hasil Tiang Pancang Tunggal
84,792 kg. Hasil ini jauh lebih Akibat Gaya Lateral pada
besar dari kondisi di lapangan. Proyek Whiz Hotel Bogor,
Untuk hasil dari loading test yang Bogor, Universitas Pakuan.
menggunakan 3 metode berbeda
diperoleh hasil dari metode Hardiyatmo, Hary Cristady. 2011,
Elastis-Plastis memiliki rata-rata Teknik Pondasi I,
hasil yang lebih besar, selanjutnya Yogyakarta, Beta Offset.
secara berturut-turut yaitu metode
Mazuerkiewich dan metode Qomariyah, Isti. 2017, Analisis
Sharma. Peningkatan Tahanan Geser
d. Berdasarkan hasil loading test Tanah Lunak Akibat Adanya
kelompok tiang, kenaikan Cerucuk Berdasarkan
efisiensi dari kelompok tiang Permodelan di
dengan jarak 2,5D menuju 3D Laboratorium. Surabaya,
cenderung meningkat. Namun Institut Teknologi Sepuluh
pada jarak 3,5D terjadi penurunan Nopember.
nilai.
e. Jarak yang ada pada kelompok Sanglerat, guy; Olivari, Gilbert;Cambou,
tiang apat mempengaruhi efisiensi Bernars..1989,Mekanika
dari kelompok tiang itu sendiri, Tanah dan Teknik Pondasi,
dan kelompok tiang dengan jarak Jakarta, Erlangga.
3D lebih optimal mendukung
gaya lateral pada pondasi grup Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang
tiang di tanah lunak. Jilid 1 . Surabaya : Sinar
Wijaya.
13