Anda di halaman 1dari 17

Modul Ekonomi Syariah

PERTEMUAN 11:
KEBIJAKAN FISKAL ISLAM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Kebijakan Fiskal dalam ekonomi
syariah dan pandangan para tokoh ekonomi syariah tentang Kebijakan dalam
Islam. Melalui Risetasi, Anda harus mampu :
1.1 Menjelaskan Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Islam.
1.2 Menilai secara kritis Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Islam dan
Ekonomi Konvensional

B. URAIAN MATERI
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran
dan pajak.
Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia
yaitu sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga
sistem tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem
campuran adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah
yang ikut serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama sekali
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut
prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam
perekonomian pasar.
Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah antara lain :

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 240


Modul Ekonomi Syariah

1. Membuat peraturan-peraturan, dengan maksud untuk menghindari


praktek sehat dalam perekonomian pasar.
2. Secara langsung ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Ikut serta
pemerintah dilakukan dengan mendirikan perusahaan-perusahaan yang
menyediakan barang atau jasa jasa dalam kehidupan masyarakat.
Contoh: Perusahaan Air Minum
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan didalam
bidang perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, Kedua kebijakan ini
merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang ekonomi. Pada
dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi berfokus pada
pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka
mencapai keseimbangan neraca anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya mobilisasi
sumber daya untuk membiayai pembangunan publik yang penting hendaknya
tidak hanya difokuskan pada sisi pengeluaran saja, tetapi juga pada sisi
penerimaan pemerintah. Pinjaman dalam dan luar negeri dapat digunakan untuk
menutupi kesenjangan tabungan. Dalam jangka panjang, salah satu potensi
pendapatan yang tersedia bagi pemerintahan untuk membiayai segala usaha
pembangunan adalah penggalakan pajak. Selain itu, sebagai akibat ketiadaan
pasar-pasar uang domestik yang terorganisir dan terkontrol dengan baik, sebagian
besar pemerintahan Negara- Negara Dunia Ketiga memang harus mengandalkan
langkah-langkah fiskal dalam rangka mengupayakan stabilisasi perekonomian
nasional dan memobilisasikan sumber-sumber daya ( keuangan) domestic.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution
dari berbagai sistem ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara
empiris, terbukti sistem ekonomi Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam penerapannya
pada saat zaman Rasullah Muhammad SAW dan pada masa Khalifah Islamiyah
karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai
keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal antara
manusia dengan Allah SWT.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 241


Modul Ekonomi Syariah

1.1 Pengertian kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh
pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan
pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiscal adalah kebjakan
pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan
pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah.Kebijakan Fiskal berbeda dengan kebijaka moneter, yang
bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar.Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran
dan pajak.
Kebijakan Fiskal yang sering disebut “politik fiskal” atau “fiscal policy”
biasa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja Negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomia. Anggran belanja Negara terdiri dari penerimaan berupa haasil
pungutan pajak dan pengeluaran yang dapat berupa “government expenditure”
dan “government transfer’’, maka sering pula dikatakan bahwa kebijakan fiskal
meliputi semua tindakan pemerintah yang berupa tindakan memperbesar atau
memperkecil jumlah pungutan pajak memperbesar atau memperkecil
“government expenditure” dan atau memperbesar atau memperkecil “government
transfer” yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
Sadono Sukirno, 2003 Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah
pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam
perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 242


Modul Ekonomi Syariah

Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang


pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara
(APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila
penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah
mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ;
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
Sedangkaan menurut Nopirin, Ph. D. 1987, kebijakan fiskal terdiri dari
perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk
mempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat. Indicator yang biasa
dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan
juga pembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat
kita simpulkan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara untuk
mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum
dalam APBN.

1.2. Peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian


Peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian dalam kenyataannya
menunjukkan bahwa volume transaksi yang diadakan oleh pemerintah di
kebanyakan Negara dari tahun ke tahun bertendensi untuk meningkat lebih cepat
daripada meningkatnya pendapatan Nasional. ini berarti bahwa peranan dari
tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan nasional
lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, peranan
tindakan fiskal pemerintah semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat
pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih
mampu dalam mempengaruhi jalannya perekonomian. Dengan demikian

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 243


Modul Ekonomi Syariah

diharapkan bahwa dengan adanya kebijakan fiskal, pemerintah dapat


mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak
diinginkan seperti misalnya keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca
pembayaran internasional yang terus menerus deficit, dan sebagainya.
Bagi Negara-negara yamg sedang berkembang, pemerintah pada umumnya
menyadari akan rendahnya investasi yang timbul atas inisiatif dari masyarakat
sendiri. Dari bagian 1 kita telah mengetahui bahwa untuk meningkatnya tingkat
hidup suatu masyarakat, kapasitas produksi nasional perlu ditingkatkan. Untuk
memperbesar kapasitas produksi nasional dibutuhkan adanya capital formation.
Dengan demikian berarti masyarakat perlu mengadakan investasi yang cukup
besar untuk terwujudnya capital formation yang dibutuhkan tersebut.

1.3. Bentuk-bentuk kebijakan fiskal


Kebijakan fiskal dapat dibedakan kepada dua golongan : penstabil
otomatik (bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku yang secara otomatik
cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam kegiatan ekonomi) dan kebijakan
fiskal diskresioner (langkah-langkah dalam bidang pengeluaran pemerintah dan
perpajakan yang secara khusus membuat perubahan ke atas sistem yang ada, yang
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi).
Penstabil otomatik adalah sistem perpajakan yang progresif dan
proporsional, kebijakan harga minimum, dan sistem asuransi pengangguran. Pajak
progresif dan pajak proporsional, pajak ini biasanya digunakan dalam memungut
pajak pendapatan individu dan praktekkan hampir disemua negara. Pada
pendapatan yang sangat rendah pendapatan seseorang tidak perlu membayar
pajak. Akan tetapi semakin tinggi pendapatan, semakin besar pajak dikenakan ke
atas tambahan pendapatan yang diperoleh. Dibeberapa negara sistem pajak
proporsional biasanya digunakan untuk memungut pajak ke atas keuntungan
perusahaan-perusahaan korporat, yaitu pajak yang harus dibayar adalah
proporsional dengan keuntungan yang diperoleh.
Jika ditinjau dari sisi teori, ada tiga macam kebijakan anggaran yaitu:

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 244


Modul Ekonomi Syariah

a) Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional (functional finance)


kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat
berbagai akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional dan
bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja.
b) Kebijakan pengelolaan anggaran (the finance budget approach)
kebijakan untuk mengatur pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan
pinjaman untuk mencapai ekonomi yang mantap.
c) Kebijakan stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)
kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat
besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program.
Jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah
pengeluaran, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a. Kebijakan Anggaran Seimbang
Kebijakan anggaran seimbang, adalah kebijakan anggaran yang
menyusun pengeluaran sama besar dengan penerimaan.
b. Kebijakan Anggaran Defisit
Kebijakan anggaran defisit yaitu kebijakan anggaran dengan cara
menyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
c. Kebijakan Anggaran Surplus
Kebijakan anggaran surplus, yaitu kebijakan anggaran dengan cara
menyusun pengeluaran lebih kecil dari penerimaan.
d. Kebijakan Anggaran Dinamis
Kebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran dengan cara
terus menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran sehingga
semakin lama semakin besar (tidak statis).

1.4. Dampak kebijakan fiskal terhadap keseimbangan pasar barang-jasa


Kebijakan fiscal dapat menggerakkan perekonomian, karena peningkatan
pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak mempunyai efek multiplier
dengan cara menstimulasi tambahan permintaan untuk barang konsumsi rumah
tangga. Begitu pula halnya apabila pemerintah melakukan pemotongan pajak

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 245


Modul Ekonomi Syariah

sebagai stimulus perekonomian. Pemotongan pajak akan meningkatkan disposable


income dan akhirnya mempengaruhi permintaan..

1.5. Tujuan kebijakan fiskal


Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalannya memperkecil pengeluaran
konsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx)
yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan
pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan
semakin kompleknya struktur ekonomi perdagangan dan keungan. Maka semakin
rumit pula cara penanggulangan infalsi. Kombinasi beragam harus digunakan
secara tepat seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, perdagangan dan
penentuan harga.
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan
ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan laju investasi.
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi
disektor swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat
dipergunakan untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu.
Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan kebijaan investasi berencana di
sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan
tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela,
tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari
masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing
yang cukup, baik swasta maupun pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal
memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan
inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong
dan menghambat laju investasi. Menurut Dr. R. N. Tripathy terdapaat 6 metode

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 246


Modul Ekonomi Syariah

yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menaikkan rasio tabungan


incremental bagi mobilisasi volume keuangan pembangunan yang diperlukan
diantaranya; control fisik langsung, peningkatan tariff pajak yang ada,penerapan
pajak baru, surplus dari perusahaan Negara, pinjaman pemerintah yang tidak
bersifat inflationer dan keuangan deficit.
2. Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara
sosial, dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang
menjadi tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju pembentukkan
modal. Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaat dalam pembentukkan
pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya produksi.
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal
pengelolan pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk
mendirikan perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui
pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan
langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga
diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan
internasional
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan
stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam
rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus
diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok
yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada
impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat
penggunaan daya beli tambahan.
5. Untuk menanggulangi inflasi.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya
adalah dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 247


Modul Ekonomi Syariah

pajak komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar
tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan
nasional terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan
mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila
adanya investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan
regional yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.

1.6. Pengaruh kebijakan Fiskal terhadap Perekonomian


Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa
dalam dua tahap yang berurutan, yaitu :
a) Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan menjadi suatu
APBN
b) Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.
APBN mempunyai dua kategori, kategori yang pertama yaitu, mencatat
pengeluaran dan penerimaan yang terdiri dari beberapa pos utama diantaranya :
PENERIMAAN
o Pajak (berbagai macam)
o Pinjaman dari Bank Sentral
o pinjaman dari masyarakat dalam negeri
o Pinjaman dari luar negeri
PENGELUARAN
o Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang/jasa
o Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai
o Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment

Kebijakan anggaran pemerintah dahulu selalu mengharuskan kebijakan


anggaran berimbang. Kebijakan anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Namun pada saat ini

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 248


Modul Ekonomi Syariah

kebijakan anggran dapat menjadi kebijakan anggaran defisit (defisit budget),


anggaran surplus (surplus budget).
Kebijakan anggaran emplisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada
perekonomian. Dalam hal ini, peningkatan pengeluaran yaitu pembelian
pemerintah atas barang dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemeritah
berdampak terhadap peningkatan pendapatan nasional. Contohnya pemerintah
mengadakan proyek membangun jalan raya. dalam proyek ini pemerintah
membutuhkan buruh dan pekerja lain untuk menyelesaikannya. dengan kata lain
proyek ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja. hal ini membuat pendapatan
orang yang bekerja di situ bertambah. Anggaran defisit memiliki keunggulan
maupun kelemahan, salah satu keunggulannya adalah terdapat penertiban pada
angka defisit dan nilai tambahan utang yang jelas dan lebih transparan serta bisa
diawasi masyarakat. Menurut Menkeu Agus DW Martowardojo penerapan
kebijakan anggaran defisit tujuannya untuk menciptakan ekspansi fiskal dan
menguatkan pertumbuhan ekonomi agar tetap terjaga pada level yang tinggi.
Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif. .
Anggaran defisit salah satunya dengan melakukan peminjaman/hutang, dahulu
pemerintahan Bung Karno pernah menerapkannya dengan cara memperbanyak
utang dengan meminjam dari Bank Indonesia, yang terjadi kemudian adalah
inflasi besar-besaran (hyper inflation) karena uang yang beredar di masyarakat
sangat banyak. Untuk menutup anggaran yang defisit dipinjamlah uang dari
rakyat, sayangnya rakyat tidak mempunyai cukup uang untuk memberi pinjaman
pada pemerintah. akhirnya, pemerintah terpaksa meminjam uang dari luar negeri.
Ini merupakan salah satu kasus yang menggambarkan kelemahan dari anggaran
defisit.
Sedangkan, anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran
surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 249


Modul Ekonomi Syariah

Anggaran surplus (Surplus Budget)/ Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah


kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada
pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating)
untuk menurunkan tekanan permintaan. Cara kerja anggara surplus adalah
kebalikan dari anggaran defisit, uang yang didapat pemerintah dari pendapatan
pajak lebih banyak dari yang dibelanjakan, pemerintah memenfaatkan selisihnya
untuk melunasi beberapa hutang pemerintah yang masih ada. Surplus anggaran
akan menaikkan dana pinjaman, mengurangi suku bunga dan meningkatkan
investasi. Investasi yang lebih tinggi seterusnya dapat meningkatkan akumulasi
modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

1.7 Kebijakan Fiskal Dalam Islam


Kebijakan fiskal dalam Islam bertujuan untuk menciptakan masyarakat
yang didasarkan pada keseimbangan distribusi kekayaan dengan menempatkan
nilai-nilai material dan spiritual secara seimbang. Kebijakan fiskal lebih banyak
peranannya dalam ekonomi Islam dibanding dengan ekonomi konvensional. Hal
ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
a. Peranan moneter relatif lebih terbatas dalam ekonomi Islam dibanding
dalam ekonomi konvensioanal yang tidak bebas bunga.
b. Dalam ekonomi Islam, pemerintah harus memungut zakat dari setiap
muslim yang memiliki kekayaan melebihi jumlah tertentu (nisab) dan
digunakan untuk tujuan-tujuan sebagaimana tercantum dalam QS Al-
Taubah: 60.
c. Ada perbedaaan substansial antara ekonomi Islam dan non-Islam dalam
peranan pengelolaan utang publik. Hal ini karena utang dalam Islam
adalah bebas bunga, sebagian besar pengeluaran pemerintah dibiayai
dari pajak atau berdasarkan atas bagi hasil. Dengan demikian, ukuran
utang publik jauh lebih sedikit dalam ekonomi Islam dibanding
ekonomi konvensioanal (Istanto, 2013: 1).

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 250


Modul Ekonomi Syariah

Menurut Metwally, setidaknya ada 3 tujuan yang hendak dicapai kebijakan


fiskal dalam ekonomi islam.
a. Islam mendirikan tingkat kesetaraan ekonomi dan demokrasi yang lebih
tinggi, ada prinsip bahwa “ kekayaan seharusnya tidak boleh hanya
beredar di antara orang-orang kaya saja. “ Prinsip ini menegaskan
bahwa setiap anggota masyarakat seharusnya dapat memperoleh akses
yang sama terhadap kekayaan melalui kerja keras dan usaha yang jujur.
b. Islam melarang pembayaran bunga dalam berbagai bentuk pinjaman.
Hal ini berarti bahwa ekonomi Islam tidak dapat memanipulasi tingkat
suku bunga untuk mencapai keseimbangan (equiblirium) dalam pasar
uang (yaitu anatara penawaran dan permintaan terhadap uang). Dengan
demikian, pemerintahan harus menemukan alat alternatif untuk
mencapai equilibrium ini.
c. Ekonomi Islam mempunyai komitmen untuk membantu ekonomi
masyarakat yang kurang berkembang dan untuk menyebarkan pesan
dan ajaran Islam seluas mungkin. Oleh karena itu, sebagaian dari
pengeluaran pemerintah seharusnya digunakan untuk berbagai aktivitas
yang mempromosikan Islam dan meningkatkan kesejahtaraan muslim
di negara-negara yang kurang berkembang (Istanto, 2013: 1).
Jika melihat praktek kebijakan fiskal yang pernah diterapakn oleh
Rasulullahndan Khulafaurrasyidin, maka kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam
dapat dibagi dalam 3 hal, yaitu:
a. Kebijakan pemasukan dari kaum Muslimin, yaitu:
1) Zakat, yaitu salah satu dari dasar ketetapan Islam yang menjadi sumber
utama pendapatan di dalam suatu pemerintahan Islam pada periode klasik.
2) Ushr, yaitu bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang dimana
pembayarannya hanya sekali dalam satu tahun dan hanya berlaku terhadap
barang yang nilainya lebih dari 200 dirham. Yang menarik dari kebijakan
Rasulullah adalah dengan menghapuskan semua bea impor dengan tujuan
agar perdagangan lancar dan arus ekonomi dalam perdangan cepat mengalir
sehingga perekonomian di negara yang beliau pimpin menjadi lancar. Beliau

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 251


Modul Ekonomi Syariah

mengatakan bahwa barang-barang milik utusan dibebaskan dari bea impor


di wilayah muslim, bila sebelumya telah terjadi tukar menukar barang.
3) Wakaf adalah harta benda yang didedikasikan kepada umat Islam yang
disebabkan karena Allah SWT dan pendapatannya akan didepositokan di
baitul maal.
4) Amwal Fadhla berasal dari harta benda kaum muslimin yang meninggal
tanpa ahli waris, atau berasal dari barang-barang seorang muslim yang
meninggalkan negerinya.
5) Nawaib yaitu pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan kepada
kaum muslimin yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negara
selama masa darurat dan ini pernah terjadi pada masa perang tabuk.
6) Khumus adalah harta karun/temuan. Khumus sudah berlaku pada periode
sebelum Islam.
7) Kafarat adalah denda atas kesalahan yang dilakukan seorang muslim pada
acara keagamaan seperti berburu di musim haji. Kafarat juga biasa terjadi
pada orang-orang muslim yang tidak sanggup melaksanakan kewajiban
seperti seorang yang sedang hamil dan tidak memungkin jika melaksanakan
puasa maka dikenai kafarat sebagai penggantinya (Sirojuddin, 2013: 1).

b. Kebijakan pemasukan dari kaum non muslim, yaitu:


1) Jizyah (tribute capitis/ pajak kekayaan) adalah pajak yang dibayarkan oleh
orang non muslim khususnya ahli kitab sebagai jaminan perlindungan
jiwa, properti, ibadah, bebas dari nilai-nilai dan tidak wajib militer.
2) Kharaj (tribute soil/pajak, upeti atas tanah) adalah pajak tanah yang
dipungut dari kaum nonmuslim ketika khaibar ditaklukkan. Tanahnya
diambil alih oleh orang muslim dan pemilik lamanya menawarkan untuk
mengolah tanah tersebut sebagai pengganti sewa tanah dan bersedia
memberikan sebagian hasil produksi kepada negara. Prosedur yang sama
juga diterapkan di daerah lain. Kharaj ini menjadi sumber pendapatan yang
penting.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 252


Modul Ekonomi Syariah

3) ‘Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar
hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku terhadap barang yang
nilainya lebih dari 200 dirham (Sirojuddin, 2013: 1).

c. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan Pengeluaran pendapatan negara didistrubusikan langsung
kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Di antara golongan yang berhak
menerima pendapatan (distribusi pendapatan) adalah berdasarkan atas kreteria
langsung dari Allah S.W.T yang tergambar di dalam al-Qur’an QS. At-Taubah
Ayat 90:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para Mu'allaf yang dibujuk
hatinya,untuk (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu
ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Biajaksana. (QS. 9:60)
Orang-orang yang berhak menerima harta zakat ini terkenal dengan
sebutan delapan ashnaf. Delapan asnab ini langsung mendapat
rekomendasi dari Allah S.W.T sehingga tidak ada yang bisa
membatahnya. Ini artinya kreteria dalam al-Qur;an terhadap orang-orang
yang berhak mendapatkan atas kekayaan negara lebih rinci dibandingkan
dengan kreteria yang tetapkan oleh pemerintah kita yang secara umum di-
inklud-kan kepada orang-orang miskin saja (Sirojuddin, 2013: 1).

Kesimpulan
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah.Kebijakan fiskal dapat dibedakan kepada dua golongan :
penstabil otomatik dan kebijakan fiskal diskresioner. Jika dilihat dari
perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah pengeluaran, kebijakan fiskal
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :Kebijakan Anggaran Seimbang,

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 253


Modul Ekonomi Syariah

Kebijakan Anggaran Defisit, Kebijakan Anggaran Surplus, Kebijakan Anggaran


Dinamis.
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan
pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa
dalam dua tahap yang berurutan, yaitu : bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal
diterjemahkan menjadi suatu APBN dan bagaimana APBN tersebut
mempengaruhi perekonomian. Kebijakan fiskal dalam Islam bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang didasarkan pada keseimbangan distribusi kekayaan
dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual secara seimbang. Kebijakan
fiskal lebih banyak peranannya dalam ekonomi Islam dibanding dengan ekonomi
konvensional

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 254


Modul Ekonomi Syariah

C. LATIHAN SOAL

1. Jelaskan Pengertian Kebijakan Fiskal dan manfaatnya dalam


pembangunan ekonomi suatu negara !
2. Jelaskan Sumber-sumber pendapatan negara dalam sistem ekonomi
syariah !
3. Jelaskan Pandangan para tokoh ekonomi Islam mengenai model kebijakan
fiskal yang tepat pada zaman sekarang !
4. Apabila zakat diwajibkan bagi seluruh raakyat Indonesia yang beragama
Islam, apakah fungsi distribusi kekayaan dan pendapatan di Indonesia
akan tercapai sehingga terwujud masyarakat yang adil makmur dan
sejahtera? Berikan pandangan anda

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 255


Modul Ekonomi Syariah

D. DAFTAR PUSTAKA
Soediyono Reksoprayitno, “Pengantar Ekonomi Makro edisi 6”, BPFE-
Yogyakarta.2000
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-kebijakan-fiskal.html
Prathama rahardja dan Mandala manurung, “Teori Ekonomi Makro dan
Suatu Pengantar edisi 3”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.2005
Boediono, “Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro
edisi 4”BPFE-Yogyakarta.1982.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 256

Anda mungkin juga menyukai