Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010

ISBN No. 979-545-0270-1

Analisis Dan Evaluasi Program Pemeliharaan


Jalan Tol Menggunakan Model HDM III
(Studi Kasus : Jalan Tol Jagorawi)

Atmy Verani Rouly Sihombing, ST., MT1*, Prof. DR. Ir. Bambang Sugeng. S, DEA2, dan
Ir. Rudy Hermawan Karsaman, MSc., PhD3

1*
Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia, atmyvera@yahoo.com
2
Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia
Sistem dan Teknik Jalan Raya, ITB, Bandung, Indonesia3

Abstrak

Untuk menjamin kualitas perkerasan jalan tol dibutuhkan perbaikan dan pemeliharaan yang
tergantung dari bugdet constraint, untuk itu perlu dilakukan penelitian efisiensi dan optimasi
dalam alokasi pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan tol. Analisis kondisi
fungsional perkerasan lentur jalan eksisting dilakukan dengan menggunakan model HDM III
untuk mengetahui prediksi kondisi fungsional jalan dan kebutuhan biaya selama 10 tahun ke
depan dengan menggunakan beberapa skenario pemeliharaan. Sebagai studi kasus
ditentukan Jalan Tol Jagorawi dengan panjang jalan 47 km yang terdiri dari 11 segmen arah
Jakarta – Ciawi (Arah B) dan 12 segmen arah Ciawi – Jakarta (arah B). Hasil penggunaan
model HDM III menunjukkan bahwa berdasarkan analisis road deterioration, pemeliharaan
dengan skenario 2 menghasilkan kondisi fungsional jalan yang lebih baik dibandingkan
dengan skenario lainnya. Sementara hasil analisis manfaat ekonomi menunjukkan bahwa
skenario 5 merupakan skenario yang lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan
skenaro lainnya, dengan biaya pemeliharaan yang minimum dan manfaat berupa benefit
bok dan nilai waktu yang maksimum, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai NPV, BCR, dan
EIRR.

Kata kunci : HDM III, Jalan Tol, Road Deterioration, NPV, BCR, dan EIRR

1. Pendahuluan 1. Pengumpulan data yang meliputi data volume


Keterbatasan dana (Budget constraint) seringkali lalu lintas, biaya pemeliharaan jalan, kondisi
menjadi kendala dalam memaksimalkan upaya jalan, dan biaya operasi kendaraan;
perbaikan dan pemeliharaan jalan tol oleh 2. Melakukan analisis model kerusakan jalan
operator, sehingga dibutuhkan efisiensi dan (road deterioration), biaya operasi kendaraan
optimasi dalam alokasi pembiayaan untuk (BOK) dan biaya pengguna jalan tol (road user
perbaikan dan pemeliharaan jalan tol, prediksi cost) menggunakan model HDM III dengan
tingkat kualitas pelayanan jalan tol akan beberapa skenario pemeliharaan;
mempengaruhi alokasi biaya perbaikan dan 3. Melakukan analisis prediksi pembiayaan jalan
pemeliharaan jalan tol yang efisien. Penelitian ini berdasarkan pada kondisi fungsional jalan
dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis dengan beberapa skenario pemeliharaan.
kondisi fungsional pada perkerasan lentur pada 4. Skenario penanganan jalan tol yang dilakukan
ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor – Ciawi. Evaluasi adalah :
dilakukan dengan melihat kondisi fungsional a. Tidak melakukan penanganan (do
permukaan jalan tol berdasarkan data yang nothing/skenario 1);
didapatkan saat ini. Sedangkan analisis b. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan
dilakukan untuk mendapatkan prediksi rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan
pengalokasian dana pemeliharaan jalan tol penambalan (patching) yang dilakukan
berdasarkan kondisi jalan yang dilihat dari tingkat setiap tahun dan pemeliharaan berkala
ketidakrataan permukaan jalan dengan bantuan (overlay) setiap 3 tahun sekali (skenario 2);
model HDM III, prediksi tersebut dilakukan untuk c. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan
sepuluh tahun ke depan. Penelitian ini rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan
diharapkan dapat membantu efisiensi dan penambalan (patching) yang dilakukan
optimasi alokasi biaya pemeliharaan jalan tol setiap 2 tahun dan pemeliharaan berkala
yang ditinjau dari segi ekonomi. (overlay) setiap 5 tahun sekali. (skenario 3);
Penelitian dilakukan di Ruas Jalan Tol Jakarta – d. Penanganan jalan tol berupa pemeliharaan
Bogor – Ciawi dengan batasan lingkup penelitian rutin yaitu penutupan lubang (resealing), dan
sebagai berikut : penambalan (patching) yang dilakukan

1
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

setiap tahun dan pemeliharaan berkala kerusakan jalan (road deterioration) dengan
(overlay) setiap 4 tahun sekali (skenario 4); biaya pemeliharaan jalan.
e. Penanganan jalan tol berupa peningkatan
jalan dengan cara overlay yang dilakukan
pada saat ketidakrataan permukaan jalan
(IRI) mencapai angka 4 m/km (skenario 5).
5. Evaluasi kelayakan ekonomi penanganan jalan
tol untuk setiap skenario penanganan jalan tol
yang dilakukan.
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat
kondisi dimana pembiayaan pemeliharaan jalan
tol akan memberikan kualitas fungsional jalan
yang optimal untuk melayani volume lalu lintas
tertentu. Semakin tinggi pembiayaan
pemeliharaan jalan tol akan menghasilkan
kualitas fungsional jalan tol yang maksimal, biaya
operasi kendaraan yang minimal serta manfaat
ekonomi yang tinggi.

2. Metodologi Penelitian
2.1 Umum
Garis besar rancangan penelitian yang
dilaksanakan dibagi menjadi 4 tahapan
diantaranya adalah :
1. Tahap persiapan;
2. Tahap pengumpulan data dan kajian awal;
3. Tahap analisis;
4. Tahap penyempurnaan (penarikan kesimpulan
dan rekomendasi).
Dengan memperhatikan kondisi yang
mempengaruhi ruang lingkup studi yang akan
dilakukan, maka disusunlah sebuah alur kerja
dan metodologi seperti yang disajikan dalam
bentuk diagram pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

2.2 Tahap Persiapan 2.3.2 Kajian Awal


Tahap persiapan dimulai dengan penentuan Pada tahap kajian awal ini dilakukan untuk
lokasi penelitian, dalam hal ini lokasi penelitian mengumpulkan berbagai studi literatur terkait
yang dipilih yaitu Ruas Jalan Tol Jakarta – Bogor dengan ruang lingkup penelitian. Pelaksanaan
– Ciawi. Selanjutnya dilakukan penajaman studi literatur dilakukan untuk mencari referensi
tujuan, ruang lingkup dan metodologi penelitian kegiatan sejenis yang pernah dilakukan
yang akan dilakukan. Rencana kegiatan sebelumnya.
penelitian disusun agar alokasi waktu sesuai
dengan kebutuhannya. Dalam tahap persiapan 2.4 Tahap Analisis
ini juga dilakukan identifikasi kebutuhan dana Analisis yang dilakukan berupa analisis kondisi
selama melakukan penelitian. fungsional jalan tol jagorawi, berdasarkan data
roughness yang didapat berdasarkan survey
2.3 Tahap Pengumpulan Data dan Kajian Awal sekunder berupa nilai IRI (m/km), dari nilai IRI
2.3.1 Pengumpulan Data kemudian dihitung nilai RCI dan PSI yang
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dalam merupakan gambaran kinerja fungsional
rangka pengadaan data yang diperlukan dalam perkerasan jalan dalam melayani pengguna jalan
penelitian ini. Hampir sebagian besar data yang baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun
dibutuhkan adalah data yang didapatkan dari kecepatan perjalanan. Selanjutnya analisis yang
survey sekunder dan untuk penyempurnaan data dilakukan adalah analisis biaya operasi
sekunder, dilakukan survey primer. kendaraan berdasarkan simulasi analisis BOK
Kebutuhan data Jalan Tol Jagorawi yang pada model HDM III.
diperlukan dalam penelitian ini merupakan data Analisis prediksi kondisi fungsional jalan
selama lima tahun terakhir, antara lain: dilakukan untuk 10 tahun yang akan datang yang
1. Gambaran Umum mengenai Ruas Jalan Tol; terkait dengan penghematan biaya operasi
2. Anggaran pemeliharaan jalan; kendaraan (VOC saving) dan biaya penanganan
3. Harga satuan pemeliharaan jalan; jalan. analisis tahap ini terdiri dari :
4. Volume lalu lintas; 1. Prediksi nilai IRI tiap tahun selama 10 tahun;
5. Kondisi Struktural dan Fungsional; 2. Biaya pengguna jalan tiap tahun;
6. Biaya Operasi Kendaraan. 3. Analisis manfaat ekonomi berdasarkan
Data tersebut selanjutnya dikompilasi untuk beberapa skenario.
melakukan kajian hubungan penambahan

2
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

2.5 Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi 6. Heavy truck


Dari hasil analisis di depan maka ditarik 7. Articulated truck
kesimpulan studi dan dibuat saran dan Untuk itu dilakukan penyesuaian volume
rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya yang kendaraan berdasarkan pengelompokan jenis
akan mengkaji hal yang masih diperlukan untuk kendaraan pada model HDM III dengan mengacu
mendapatkan hasil yang lebih baik. pada volume kendaraan hasil survey PT. Jasa
Marga (Persero) untuk 5 jenis kelompok
3. Penyajian Data kendaraan.
3.1 Gambaran Jalan Tol Jagorawi
Jalan Tol Jagorawi ini dioperasikan sejak tahun 3.2 Analisa Harga Satuan
1982 dan pada saat dibuka jalan tol ini terdiri dari Harga satuan pembangunan dan pemeliharaan
2 lajur lalu lintas untuk masing – masing jalan didapat dari analisis harga satuan rata-rata
arah.Dengan panjang 47 km, jalan tol yang pekerjaan Jalan Tol Jagorawi yang dikeluarkan
menghubungkan Jakarta – Bogor hingga Ciawi oleh PT. Jasa Marga (Persero). Adapun harga
ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia. satuan tersebut dinyatakan dalam rupiah dan
Terdiri atas 8 simpang susun, jembatan layang dikonversikan ke dolar dengan nilai tukar
perlintasan kendaraan dan 11 jembatan Rp.10.000,- untuk setiap dolarnya dan Tabel 1
penyeberangan orang, 15 gerbang tol dan 127 memperlihatkan harga satuan pekerjaan
gardu tol yang dioperasikan dengan mekanisme tersebut.
Sistem Transaksi Terbuka untuk Gerbang Ramp
Taman Mini, Dukuh I, Dukuh II, dan Cibubur serta Tabel 1. Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Jalan
Sistem Transaksi Tertutup untuk gerbang lainnya Tol Jagorawi
(Taman Mini, Cibubur, Gunung Putri, Cimanggis,
Karanggan, Sentul Utara, Sentul Selatan, Bogor
dan Ciawi). Penambahan lajur lalu lintas
kendaraan atau pelebaran secara bertahap dan
pelaksanaan penambahan lajur dimulai dari Rm
TMII/Cawang sampai Cibubur menjadi 3 lajur lalu
lintas kendaraan untuk setiap arahnya,
pelaksanaan penambahan lajur dilaksanakan
sekitar tahun 1999.
Ketidakrataan yang diijinkan sesuai ketentuan
SPM adalah 4 m/km, maka permukaan
perkerasan jalan utama Tol Jagorawi memiliki
ketidakrataan rata-rata dibawah 4 m/km (3,06
m/km untuk Jalur A dan 3,09 m/km untuk Jalur
B). Pada ruas jalan tol Jagorawi, kecepatan
tempuh rata-rata mencapai 60 Km/jam, dengan
volume lalu lintas pada tahun 2009 mencapai
59.223.010 kendaraaan, sedangkan untuk
persegmen jalan Tol Jagorawi gambarkan pada
Gambar 2.

Sumber : PT Jasa Marga (Persero), 2009

3.3 Data Perhitungan Biaya Operasi


Kendaraan
Untuk mendapatkan biaya pengguna jalan (road
user cost), perlu dilakukan perhitungan biaya
operasi kendaraan dan nilai waktu, model
perhitungan yang digunakan dalam menentukan
besarnya biaya operasi kendaraan sesuai
dengan model HDM III. Total BOK dihitung
Gambar 2. Volume Kendaraan per segmen Jalan Tol dengan menggunakan sofware HDM III dengan
Jagorawi, 2009 kebutuhan data yang sebelumnya telah diinput ke
dalam database program.
Berdasarkan model HDM III, jenis kendaraan Pada Tabel – tabel berikut dijabarkan data yang
dibagi menjadi 7 jenis kendaraan yang berbeda, dibutuhkan untuk menghitung biaya operasi
diantaranya adalah : kendaraan.
1. Car
2. Pickup Tabel 2. Daftar Harga Ekonomi Kendaraan Baru
3. Bus Mata Uang
Jenis Kendaraan
4. Light truck Rupiah US Dolar
5. Medium truck
Car 145.450.000 14.545

3
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

Pickup 96.800.000 9.680 Mata Uang


Jenis Kendaraan
Bus 170.000.000 17.000 Rupiah US Dolar
Light truck 198.800.000 19.880 Articulated truck 0 0
Medium truck 350.000.000 35.000 Sumber : Asumsi
Heavy truck 405.000.000 40.500
Tabel 7. Nilai Waktu Barang (Ekonomi)
Articulated truck 700.000.000 70.000
Mata Uang
Sumber : auto2000, 2009 Jenis Kendaraan
Rupiah US Dolar
Tabel 3. Daftar Harga Ekonomi Ban Car 0 0
Mata Uang
Jenis Kendaraan Pickup 0 0
Rupiah US Dolar
Bus 0 0
Car 972.900 97,29
Pickup 552.600 55,26 Light truck 50000 5
Bus 687.600 68,76 Medium truck 75000 7.5
Light truck 687.600 68,76 Heavy truck 150000 15
Medium truck 687.600 68,76
Articulated truck 200000 20
Heavy truck 1.014.300 101,43 Sumber : Asumsi
Articulated truck 1.014.300 101,43
Sumber : auto2000, 2009 Tabel 8. Nilai Ekonomi Komponen Bahan Bakar
Mata Uang
Tabel 4. Biaya Ekonomi Pemeliharaan Kendaraan Jenis Bahan Bakar
Rupiah US Dolar
Mata Uang
Jenis Kendaraan Gas/Petrol price 5000 0.5
Rupiah US Dolar
Car Diesel price 4800 0.48
2.844 0,28
Pickup 2.484 0,25 Lubricants price 1900 0.19
Bus 2.484 0,25 Sumber : Internet, 2009
Light truck 2.664 0,27 Selain ketujuh tabel di atas dibutuhkan data
Medium truck 2.664 0,27 karakteristik kendaraan berdasarkan asumsi
Heavy truck 2.964 0,30 yang diberikan oleh manual HDM III. Nilai
Articulated truck depresiasi yang digunakan pada analisis bok
2.964 0,30
untuk studi ini adalah 5 % per tahun dan nilai
Sumber : Dealer Mobil, 2009
discount rate 13,5 %.
Tabel 5. Biaya Ekonomi Upah Kru
Mata Uang
4. Pembahasan Hasil
Jenis Kendaraan 4.1 Analisis Volume Lalu Lintas
Rupiah US Dolar Volume lalu lintas yang melintasi suatu ruas jalan
Car 8300 0,83 merupakan salah satu indikator penting yang
menyebabkan terjadinya kerusakan jalan,
Pickup 8300 0,83 sehingga untuk memprediksi kerusakan di Jalan
Bus 8300 0,83 Tol Jagorawi, dilakukan analisis prediksi volume
lalu lintas dalam kendaraan per hari setiap
Light truck 12500 1,25 tahunnya selama waktu peninjauan.
Medium truck 12500 1,25 Nilai pertumbuhan lalu lintas yang digunakan
sebagai dasar dalam menganalisis prediksi
Heavy truck 26953 2,70 volume lalu lintas untuk sepuluh tahun
Articulated truck 26953 2,70 mendatang adalah 6 %, angka pertumbuhan
Sumber : Perusahaan Angkutan Umum, 2009
tersebut didapatkan berdasarkan kecenderungan
meningkatnya volume lalu lintas di Jalan Tol
Jagorawi selama 10 tahun terakhir.
Tabel 6. Nilai Waktu Penumpang (Ekonomi)
Mata Uang Pada Tabel 9, diketahui prediksi volume lalu
Jenis Kendaraan lintas Jalan Tol Jagorawi untuk 10 tahun
Rupiah US Dolar
mendatang.
Car 8000 0,8
Tabel 9. Prediksi Volume Lalu Lintas
Pickup 8000 0,8
Rata – rata Volume Lalu Lintas
Bus 4000 0,4 Tahun
Arah A Arah B
Light truck 0 0
2010 68.393 60.919
Medium truck 0 0
2011 72.497 64.574
Heavy truck 0 0

4
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

2012 76.846 68.448 umumnya rata


Sangat baik
2013 81.457 72.555 2014 3,78 7,76 2,00
umumnya rata
2014 86.345 76.909 Sangat baik
2015 4,09 7,56 1,84
umumnya rata
2015 91.525 81.523 Sangat baik
2016 4,65 7,21 1,58
umumnya rata
2016 97.017 86.415
2017 6,10 6,40 1,12 Baik
2017 102.838 91.599 Cukup, sedikit
2018 109.008 97.095 atau tidak ada
lubang – lubang
2018 7,93 5,44 0,61
2019 115.548 102.921 tetapi
permukaan jalan
tidak rata
4.2 Analisis Kondisi Fungsional Jalan Jelek, kadang –
Kondisi kerusakan jalan yang dijabarkan sebagai kadang ada
hasil progam HDM III merupakan nilai rata – rata 2019 9,69 4,55 0,16 lubang,
dari masing – masing segmen jalan untuk setiap permukaan tidak
arah, berdasarkan berbagai skenario rata
penanganan.
Tabel 10 dan Tabel 11 di bawah ini Sedangkan untuk skenario lainnya, perkiraan
memperlihatkan kondisi do nothing perkerasan kondisi perkerasan jalan di akhir tahun
jalan tol Jagorawi rata-rata yang dianalisis peninjauan (2019) dijabarkan pada Tabel 12.
selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai akhir
tahun 2019. Tabel 12 Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol
pada Akhir Tahun Peninjauan (2019) Jalan Tol
Tabel 10. Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol Jagorawi
Jagorawi Arah A (ke Ciawi) 10 Tahun Mendatang Tahun 2019
Berdasarkan HDM III (skenario 1) Arah
Skena Kondisi
Arus
IRI rio IRI RCI PSI Visual
Tahun RCI PSI Kondisi Visual Lalin
(m/km)
Sangat rata dan Sangat rata
2010 3,06 8,22 2,41 2 1,70 9,09 3,36
teratur dan teratur
Sangat rata dan Sangat rata
2011 3,16 8,16 2,36 3 2,36 8,66 2,87
teratur dan teratur
A
Sangat rata dan Sangat rata
2012 3,34 8,04 2,24 4 1,80 9,02 3,28
teratur dan teratur
Sangat baik Sangat rata
2013 3,50 7,94 2,14 5 2,77 8,40 2,61
umumnya rata dan teratur
Sangat baik Sangat rata
2014 3,72 7,80 2,02 2 1,70 9,09 3,36
umumnya rata dan teratur
Sangat baik Sangat rata
2015 4,01 7,61 1,85 3 2,46 8,61 2,87
umumnya rata dan teratur
B
Sangat baik Sangat rata
2016 4,66 7,22 1,58 4 1,80 8,97 3,22
umumnya rata dan teratur
Sangat rata
2017 6,03 6,46 1,16 Baik 5 2,76 8,39 2,60
dan teratur
Cukup, sedikit atau
tidak ada lubang –
4.3 Analisis Biaya Pengguna Jalan
2018 7,95 5,47 0,66 lubang tetapi
permukaan jalan Program HDM III dapat memprediksi kondisi
tidak rata fungsional jalan untuk tahun yang akan datang,
Jelek, kadang – sehingga biaya pengguna jalan (user impact)
kadang ada lubang, dapat pula diprediksi. Adapun prediksi biaya
2019 9,26 4,80 0,33
permukaan tidak pengguna jalan untuk 10 tahun mendatang untuk
rata kendaraan jenis mobil penumpang (car) di jalan
tol Jagorawi dijabarkan pada Tabel 13 dan
Tabel 14.

Tabel 11 Perkiraan Kondisi Perkerasan Jalan Tol Tabel 13 Prediksi Biaya Pengguna Jalan (User Impact)
Jagorawi Arah B (Ke Jakarta) 10 Tahun Tol Jagorawi Arah A Harga Konstan, (Rp./kend-km)
Mendatang Berdasarkan HDM III (skenario 1) Skenario
Tahun
IRI 1 2 3 4 5
Tahun RCI PSI Kondisi Visual
(m/km) 2010 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800
Sangat rata dan 2011 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800
2010 3,09 8,20 2,39
teratur
Sangat rata dan 2012 2.800 2.700 2.800 2.800 2.800
2011 3,19 8,14 2,32
teratur 2013 2.800 2.700 2.800 2.700 2.800
Sangat rata dan 2014 2.800 2.700 2.700 2.700 2.800
2012 3,39 8,01 2,22
teratur
2015 2.864 2.700 2.700 2.714 2.800
2013 3,54 7,91 2,13 Sangat baik

5
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

2016 2.889 2.700 2.724 2.764 2.800


2017 2.976 2.700 2.778 2.700 2.800
2018 3.185 2.700 2.800 2.700 2.800
2019 3.396 2.700 2.800 2.700 2.800

Tabel 14 Prediksi Biaya Pengguna Jalan (User Impact)


Tol Jagorawi Arah B Harga Konstan, (Rp./kend-km)
Skenario
Tahun
1 2 3 4 5 Gambar 5 Hubungan IRI dan Biaya Pengguna Jalan
2010 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800 Tol Jagorawi (Arah A)
2011 2.800 2.800 2.800 2.800 2.800
2012 2.800 2.700 2.800 2.800 2.800
2013 2.800 2.700 2.800 2.700 2.800
2014 2.800 2.700 2.700 2.700 2.800
2015 2.868 2.700 2.700 2.721 2.800
2016 2.900 2.700 2.736 2.771 2.800
2017 2.979 2.700 2.800 2.700 2.800
2018 3.151 2.700 2.800 2.700 2.800
2019 3.414 2.700 2.800 2.700 2.800

Gambar 6 Hubungan IRI dan Biaya Pengguna Jalan


Gambaran mengenai perbedaan biaya pengguna Tol Jagorawi (Arah B)
jalan tiap tahunnya untuk masing – masing
skenario digambarkan pada Gambar 3 dan Berdasarkan gambar di atas hubungan IRI dan
Gambar 4. biaya pengguna jalan, dapat diketahui bahwa
dengan meningkatnya tingkat ketidakrataan
permukaan jalan maka biaya pengguna jalan ikut
meningkat, namun pada kondisi tertentu, dimana
nilai IRI kurang dari 4 m/km biaya pengguna jalan
stabil tanpa ada peningkatan ataupun penurunan
biaya pengguna jalan.

4.4 Analisis Manfaat Ekonomi Penanganan


Jalan Tol Jagorawi
4.4.1 Biaya Ekonomi Penanganan Jalan Tol
Biaya penanganan jalan tol merupakan biaya
secara ekonomi yang dikeluarkan untuk
Gambar 3. Prediksi Biaya Pengguna Jalan Tol
Jagorawi (Arah A)
melakukan penanganan jalan tol, berupa
pemeliharaan dan peningkatan jalan tol untuk
mencapai kondisi perkerasan jalan tol yang
diinginkan dan sesuai dengan spesifikasi yang
ada.

Tabel 15 Biaya Penanganan Jalan (Juta Rp.)


Tahun Biaya Skenario
2 3 4 5
2010 6.980 6.980 6.980 0
2011 6.980 0 6.980 0
2012 192.170 6.980 6.980 0
2013 6.980 0 192.170 0
2014 6.980 192.170 6.980 0
Gambar 4. Prediksi Biaya Pengguna Jalan Tol 2015 192.170 0 6.980 192.170
Jagorawi (Arah B) 2016 6.980 6.980 6.980 0
2017 6.980 0 192.170 0
Gambaran mengenai hubungan kondisi 2018 192.170 6.980 6.980 0,
fungsional jalan yang diukur dengan nilai IRI dan 2019 6.980 0 6.980 0
biaya pengguna jalan untuk kondisi do nothing Jumlah 625.370 220.090 440.180 192.170
digambarkan pada Gambar 5 dan Gambar 6.
4.4.2 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan
Manfaat penghematan biaya operasi kendaraan
yang dimaksud pada analisis ini adalah selisih
nilai biaya operasi kendaraan berdasarkan
penanganan yang dilakukan dengan beberapa
skenario penanganan terhadap biaya operasi
kendaraan jika tidak dilakukan penanganan jalan

6
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

tol (do nothing). Sehingga terlihat perubahan Jika dilihat dari dua indikator kelayakan
benefit untuk biaya operasi kendaraan di setiap pemeliharaan jalan, yaitu kondisi fungsional jalan
tahunnya. dan manfaat ekonomi, skenario 5 merupakan
skenario optimal yang dapat digunakan sebagai
Tabel 16 Penghematan Biaya Operasi Kendaraan skenario pemeliharaan jalan tol, karena dengan
Jalan (juta Rp.) budget pemeliharaan berupa overlay pada saat
Benefit Skenario IRI mencapai 4 m/km sebesar Rp. 192,2 Milyar
Tahun
2 3 4 5 untuk masa pelayanan 10 tahun, kondisi
2010 0 0 0 0
perkerasan jalan mampu menjamin laju
2011 20 20 20 0
kendaraan tetap baik (80 km/jam).
2012 330 330 330 0
2013 55.230 1.060 10.180 0
Secara ideal, pemeliharaan rutin perlu dilakukan
2014 63.830 2.720 41.420 0 sebelum dilakukannya pemeliharaan berkala,
2015 75.220 44.450 52.860 0 berdasarkan hal tersebut dapat diambil
2016 97.110 60.150 68.300 59.920 kesimpulan bahwa skenario yang paling optimal
2017 118.120 80.580 88.750 80.400 dengan dilakukannya pemeliharaan rutin adalah
2018 154.290 116.140 132.830 115.990 skenario 3. Dilihat dari perkiraan ketersediaan
2019 235.870 192.970 210.480 192.880 dana pemeliharaan jalan Tol Jagorawi oleh PT
Jumlah 800.020 498.420 605.170 449.190 Jasa Marga sebesar Rp. 25 Milyar per tahunnya,
pemeliharaan rutin (Rp. 6,98 Milyar pertahun)
4.4.3 Penghematan Nilai Waktu dan pemeliharaan berkala (Rp.192,2 Milyar)
Nilai manfaat penghematan waktu tersebut akan dapat dilakukan dengan menggunakan
semakin besar apabila pada prasarana jalan tol skenario 3.
terjadi hambatan perjalanan akibat kondisi Berdasarkan pada analisis kondisi fungsional
fungsional jalan yang tidak baik. Manfaat yang jalan dan manfaat ekonomi, dapat diketahui
akan diperolah adalah selisih waktu perjalanan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, jika
pada saat kondisi jalan tol tidak dilakukan tanpa pemeliharaan, perkerasan jalan akan
penanganan (do nothing) dengan kondisi jalan tol mengalami kerusakan dan bila tidak ditangani
yang dilakukan penanganan (do something) sedini mungkin, biaya penanganan jalan yang
selama waktu peninjauan. perlu dikeluarkan akan semakin besar. Pada
Gambar 7, digambarkan hubungan mutu jalan
Tabel 17 Penghematan Nilai Waktu Jalan (Juta Rp.) (selisih nilai IRI) dengan biaya penanganan jalan,
Benefit Skenario dengan nilai IRI sebelum penanganan sebesar
Tahun
2 3 4 5 9,0 m/km.
2010 0 0 0 0
2011 0 0 0 0
2012 10 10 10 0
2013 1.460 30 30 0
2014 1.730 80 2.770 0
2015 2.100 2.180 3.140 0
2016 3.000 2.700 3.660 2.710
2017 3.790 3.450 4.400 3.460
2018 5.270 4.880 6.360 4.890
2019 9.310 8.640 10.190 8.650
Jumlah 26.670 21.970 30.560 19.710

Gambar 7 Hubungan Mutu Jalan dengan Biaya


4.4.4 Manfaat Ekonomi Penanganan Jalan Tol Pemeliharaan Jalan Tol Jagorawi
Indikator penilaian yang digunakan untuk
menentukan strategi optimal tersebut terdiri dari 3 Sedangkan hubungan biaya pengguna jalan
indikator penilaian, diantaranya adalah: dengan tingkat kualitas jalan yang ditunjukan
1. Net Present Value – NPV (Juta. Rp); dengan nilai RCI, digambarkan pada Gambar 8,
2. Benefit Cost Rasio – BCR; dan dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa
3. Economic Internal Rate Of Return – EIRR (%). makin meningkatnya kualitas mutu jalan, biaya
pengguna jalan makin kecil, begitu pula
Tabel 17 Analisis Manfaat Ekonomi sebaliknya.
NPV (Juta Rp.)
Skenario
10 % 12,5 % 15 %
2 28.687 8.140 -7.379
3 91.828 66.332 46.727
4 35.016 16.372 2.420
5 92.049 69.542 52.265

Tabel 18 Analisis Manfaat Ekonomi (Lanjutan)


BCR EIRR
Skenario
10 % 12,5 % 15 % (%)
2 1,08 1,03 0,97 13,72
3 1,67 1,54 1,42 27,02 Gambar 8 Hubungan Mutu Jalan dengan Biaya
4 1,14 1,07 1,01 15,52 Pengguna Jalan
5 1,85 1,73 1,63 37,77

7
Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010
ISBN No. 979-545-0270-1

5. Kesimpulan dan Saran pengukuran lendutan memakai alat FWD


Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil (Falling Weight Deflectometer), karena pada
kesimpulan sebagai berikut: dasarnya mutu perkerasan jalan perlu ditinjau
1. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh dari 2 aspek, yaitu kondisi fungsional dan
PT. Jasa Marga (Persero) cabang Jagorawi kondisi struktural. Sehingga secara ideal,
pada tahun 2009 diperoleh bahwa nilai IRI 3,08 pemeliharaan rutin perlu dilakukan sebelum
m/km; all crack dan wide crack 0 %; rut depth dilakukannya pemeliharaan berkala,
5,2 mm; dan potholes 0 %. Nilai – nilai tersebut berdasarkan hal tersebut dapat diambil
menunjukan bahwa kondisi perkerasan jalan kesimpulan bahwa skenario yang paling
Tol Jagorawi pada tahun 2009 adalah relatif optimal dengan dilakukannya pemeliharaan
baik. Hal ini ditunjukan pula oleh nilai dan nilai rutin adalah skenario 3.
RCI 8,2 yang berarti kondisi permukaan jalan
aspal adalah sangat rata dan teratur. Dalam hasil yang lebih baik di masa yang akan
2. Hasil penggunaan model HDM III pada studi datang, ada beberapa aspek yang dapat penulis
kasus jalan Tol Jagorawi, sepanjang 47 km sarankan, yaitu:
menggunakan 5 (lima) macam skenario, 1. Selain kajian kondisi fungsional jalan, perlu
diperoleh bahwa: juga dilakukan kajian kondisi struktural jalan
a. Skenario 1 yaitu do nothing: memberikan sesuai kaidah ideal, sehingga hasil analisis
hasil bahwa pada akhir tahun peninjauan dengan beberapa skenario dapat lebih
(2019), nilai IRI rata – rata sangat besar (9,5 sempurna.
m/km), all crack dan wide crack yang juga 2. Penggunaan model BOK pada HDM III perlu
sangat besar (80, 53 % dan 70 %), demikian penyesuaian untuk kondisi jalan tol di
pula rut depth (12,5 mm), dan potholes (14 Indonesia.
%), sehingga berdasarkan skenario 1 ini,
kondisi permukaan jalan aspal sangat jelek 6. Daftar Pustaka
dan tidak rata. 1. Callao, Rodrigo Archondo, 1995, HDM
b. Bila dilakukan penanganan dengan berbagai Manager Version 3, User Friendly Shell
macam alternatif (skenario 2 sampai dengan Environment For The Highway Design And
skenario 5) hasilnya mampu mengurangi Maintenance Standars Model (HDM), The
kerusakan perkerasan jalan secara World Bank.
signifikan. Contohnya pada skenario 2, di 2. National Cooperative Highway Research
akhir tahun peninjauan (2019) nilai IRI rata – Program (NCHRP), 2001
rata adalah 1,7 m/km; all crack 0 %; wide 3. Paterson, W. D. (1987), The Highway Design
crack 0 %; rut depth 0,1 mm; dan potholes 0 and Maintenance Standard Series - Road
%, berdasarkan berbagai parameter Deterioration and Maintenance Effects. A
tersebut, kondisi permukaan jalan aspal World Bank Publication - The John Hopkins
adalah sangat rata dan teratur. University Press – Baltimore, Maryland.
3. Analisis ekonomi yang dilakukan terhadap 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
jalan Tol Jagorawi, memberikan hasil, biaya 392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan
pemeliharaan rutin Rp. 6,98 Milyar per tahun Minimal (SPM) Jalan Tol.
dan biaya pemeliharaan berkala (overlay) 5. Sayer, M.W., Gillespie T.D dan Queisoz
adalah Rp. 192,2 Milyar untuk setiap satu kali C.A.V.,1986, The International Road Riding
pelaksanaan pemeliharaan berkala. Quality Experiment: Establising Correlative
Sedangkan nilai EIRR (Economic Internal Rate and Calibration Standard for Measurement,
of Return) untuk skenario 2 hingga 5 berturut – 6. Watananda, T., Harral, C., Paterson, W.D.O.,
turut adalah 13,72 % ; 27,02 %; 15,52 %; dan Dhareshwar, A.M., Bhandari, A., Tsunokawa,
37,77 %, sehingga skenario dengan nilai K., 1987, The Highway Design And
keuntungan tertinggi adalah skenario 5. Jika Maintenance Standars Model, Volume 1
berdasarkan perkiraan ketersediaan dana Description Of The HDM III Model, A World
pemeliharaan jalan Tol Jagorawi sebesar Rp. Bank Publication.
25 Milyar per tahun, maka skenario yang paling
optimal adalah skenario 3.
4. Jika ditinjau dari dua indikator kelayakan
pemeliharaan jalan, yaitu kondisi fungsional
jalan dan nilai manfaat ekonomi, maka
skenario 5 merupakan skenario optimal yang
dapat ditentukan sebagai skenario
pemeliharaan jalan tol. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa skenario 5 adalah skenario
tanpa pemeliharaan rutin tahunan, sedangkan
biaya pemeliharaan sebesar Rp. 192,2 Milyar
yang dibutuhkan pada tahun 2015 tersebut
adalah biaya untuk pemeliharaan berkala,
berupa pemberian overlay setebal 5 cm,
sebaiknya pemberian tebal overlay tersebut
dilengkapi dengan pemeriksaan kondisi
struktural perkerasan, misalnya melakukan

Anda mungkin juga menyukai