Geologi Dasar 1
Geologi Dasar 1
Republik Indonesia
2015
Geologi Dasar 1
HALAMAN JUDUL
SMK / MAK
Kelas X Semester I
Geologi Dasar 1 - i
DISKLAIMER (DISCLAIMER)
Penulis :
Editor Materi :
Editor Bahasa :
Ilustrasi Sampul :
Desain & Ilustrasi Buku :
Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah tulisan
dalam bentuk modul dengan judul “GEOLOGI DASAR”.
Modul ini kami susun dengan sumber dari beberapa literatur yang relevan, dengan
harapan agar para peserta didik dapat lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran di kelas
maupun secara mandiri.
Dengan selesainya penyusunan modul ini tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu kami baik material maupun spiritual sehingga modul ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan modul ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya modul ini, sehingga menjadi lebih baik. Harapan kami
semoga modul ini dapat bermanfaat.
Penyusun,
Geologi Dasar 1 - v
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2. 1 Kala rotasi dan kala revolusi matahari dan planet planetnya ................................ 15
Tabel 2. 2 Gas pada Lapisan Atmosfera Menurut Ramsay.................................................... 16
Tabel 2. 3 Jumlah Air pada Hidrosfera .................................................................................. 18
Tabel 2. 4 Pembagian Lithosfer secara Mutlak ...................................................................... 23
Tabel 2. 5 Skala pembagian umur yang didasarkan pada fosil fosil ...................................... 25
Tabel 3. 1 Ukuran Partikela skala went word ........................................................................ 74
Tabel 3. 2 Ciri Umum Jenis Batuan ....................................................................................... 92
Tabel 4. 1 Sistem Sumbu Kristalografi ................................................................................ 104
a) Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mineral sebagai bahan
utama yang membentuk kerak bumi.
Mineral sudah ada dan dipakai sejak manusia itu lahir. Pada zaman dahulu dahulu
senjata manusia biasanya terbuat dari “agat” yang cukup keras. Agat bahkan
digunakan juga untuk kampak penebang. Peninggalan peninggalan semacam ini
sampai saat ini masih bisa dilihat dimusium geologi seperti yang terdapat di P 3 G
Bandung. Dengan kemajuan peradapan manusia, mineral akhirnya menjadi bahan
diperdagangkan sebagai barang permata, seperti intan, perak, zamrud, dan
sebagainya. Mineral juga dipakai dalam industri baik sebagai bahan baku
pembuatan barang industri atau sebagai penunjang. Sebagai contoh mineral kwarsa
merupakan bahan baku pembuatan kaca, intan dapat digunakan untuk mata bor,
agar mampu digunakan untuk memechkan pada batuan yang sangat keras. Dengan
keterlibatan banyak mineral dalam kehidupan manusia sehari hari maka
pengetahuan tentang mineral banyak dikembangkan. Berbagai cara dipergunakan
orang untuk dapat mengidentifikasi dari pada mineral tersebut. Mineral dipelajari
mulai dari sifat sifat fisik, sifat kimia, sifat optik dan cara terjadinya. Berbagai mineral
ditambang dan diolah untuk diambil salah satu unsur pembentuknya, seperti
bauxite, magnetik, kuarsa dan sebagainya. Beberapa unsur sering dijumpai dalam
keadaan murni seperti emas, perak, dan sebagainya.
Geologi Dasar 1 - 1
b) Petrologi
adalah suatu cabang ilmu geologi yang membahas tentang batuan pembentuk
kerak bumi. Hal hal yang dipelajari adalah kejadiannya, komposisi, klasifikasi, asal
batuan dan hubungannya dengan proses proses geologi dan sejarah geologi. Oleh
karena itu maka petrologi merupakan dasar pokok daripada pengetahuan geologi.
Batuan adalah kumpulan daripada mineral mineral baik yang sejenis ataupun tak
sejenis, susunan kimia dan fisika tidak tetap dan biasanya tak homogen. Didalam
pengertian secara umum, suatu batuan adalah benda keras yang merupakan bahan
bahan yang padat. Tetapi didalam petrologi, pengertian batuan tidak berdasarkan
kekerasan dan kompaknya daripada material. Pasir lepas, lempung lunak dan abu
gunung api adalah termasuk bahan bahan pembentuk kerak bumi sebagai batuan.
Untuk mempelajari batuan maka harus diketahui komposisi mineralnya terutama
sifat sifat fisiknya seperti warna, kilap, bentuk, kekerasan, sistem sumbu kristal dan
lain lainnya. (secara megaskospis). Selain itu bentuk pengamatan lebih detai perlua
dianalisa sifat sifat optiknya (secara mikrokopis) maupun analisa laboratorium.
Batuan yang dipelajari dalam petrologi dapat berupa contoh contoh dari permukaan
maupun dari bawah permukaan. Ini semua tergantung kepada maksud dan tujuan
penyelidikan. Secara garis besar berdasarkan cara terjadinya batuan pembentuk
kerak bumi dapat dibagi menjadi 3(tiga) macam yaitu :
Batuan Beku (Igneous Rocks)
Igneous berasal dari bahasa latin Ignis berarti api. Jadi batuan beku adalah
berasal dari masa cairan panas yang dinamakan magma atau lava,
mengalami pendinginan dan kristalisasi membentuk ikatan kumpulan mineral
silikat. Aliran lava yang mengalir dipermukaan akan menghasilkan batuan
beku luar sedangkan batuan yang terbentuk oleh kristalisasi magma didalam
bumi menghasilkan batuan beku dalam (intrusive rocks)
Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
Sedimentary berasal dari kata latin sedimentum artinya pengendapan.
Batuan sedimen dibentuk oleh akumulasi sedimen dan dapat berupa
fragmen fragmen batuan dengan ukuran bervariasi, mineral mineral resisten,
sisa sisa organisme, dan hasil dari proses proses kimia atau penguapan
ataupun merupakan campuran diatas.
Batuan Ubahan (Methamorphic Rocks)
Metamorphe berasal dari bahasa Yunani Meta dan Morphe yang artinya
perubahan bentuk. Jadi batuan methamorp adalah batuan yang telah
mengalami perubahan dari batuan asalnya sesuai dengan kondisi fisika atau
c) Paleontologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan organisme (baik hewan maupun
tumbuh-tumbuhan) yang sacara alam terawetkan didalam batuan. Organisme yang
telah terawetkan tersebut umumnya disebut sebagai fossil.
Adapun kegunaan fossil meliputi :
Untuk menentukan umur relatip batuan
Untuk menentukan lingkungan pengendapan
Untuk korelasi dan sebagainya
Paleontologi merupakan cabang dari ilmu geologi, oleh karena itu ilmu ini sangat
erat sekali hubunganya satu terhadap yang lain. Paleontologi merupakan bagian
penunjang dalam permasalahan geologi yang komplek dan luas. Didalam industri
minyak orang belajar geologi, selalu menekankan pada masalah stratigrafi batuan
sedimen. Adanya fossil pada batuan sedimen penting sekali sehubungan dengan
kegunaan fossil tersebut diatas.
d) Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani, (geo berarti bumi, morfo berarti bentuk,
logos berarti ilmu) yang berarti ilmu yang mempelajari bentuk bumi atau roman
muka bumi, dalam istilah asing sering disebut sebagai landscape (Thornbury, 1954)
Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang proses bagaimana terjadinya,
pemerian dan penggolognan penggolongan roman muka bumi. Yang dimaksud
dengan roman muka bumi adalah bentuk ketidakteraturan permukaan litosfir, baik
pada skala vertikal maupun horisontal, yang disebabkan oleh gaya gaya baik yang
berasal dari dalam atau gaya gaya dari luar bumi. Bentuk roman muka bumi
ditentukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap lansekap lapangan yang
Geologi Dasar 1 - 3
meliputi relief, kemiringan lereng, ketingian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai,
litologi dan struktur geologi yang berkembang. Data tersebut ditunjang oleh analisis
terhadap peta topografi, foto udara, data satelit dan lain sebagainya. Bentuk
bentang alam yang terdapat dipemukaan bumi diantaranya adalah lembah,
pegunungan, pedataran perbukitan dan lain lainnya.
e) Geofisika
adalah ilmu yang mempelajari sifat sifat fisika dari pada batuan pembentuk kerak
bumi seperti :
- Sifat kecepatan rambat gelombang getar (seismik).
- Sifat listrik (tahanan jenis/resistivity)
- Sifat radio aktif, sifat kemagnetan.
Dengan menggunakan metoda survey tertentu, salah satu sifat di atas dapat
diketahui, dan kemudian dipelajari serta ditafsirkan ke dalam bentuk geologi,
misalnya bentuk perlapisan, tebal lapisan, struktur geologi dan sebagainya. Metoda
metoda yang sering dilakukan dalam kegiatan eksplorasi diantaranya adalah
- Metoda Seismik.
Suatu sumber getaran dibuat dan diletakkan dekat permukaan (tanah atau
air), kemudian gelombang akan menjalar ke dalam bumi sesuai dengan
prinsip “Snellius”, apabila getaran gelombang ini dengan bidang batas
lapisan (lapisan yang satu berbeda density-nya dengan lapisan yang
lainnya), maka gelombang tersebut sebagian akan dipantulkan kembali ke
atas, dan sebagian dibiaskan ke bawah. Gelombang pantul akan mengikuti
hukum-hukum sudut datang akan sama dengan sudut pantul.
Keterangan :
F : Gaya
m : Massa benda
r : Jarak antara 2 titik pusat massa benda.
G : Konstanta gaya berat = 6.67 x 10–11 m3/kg.sec2
Metode survey ini berdasarkan pengukuran kepada adanya perbedaan kecil
dari medan gaya berat. Perbedaan ini disebabkan karena adanya distribusi
massa yang tidak merata dikerak bumi dan menyebabkan tidak meratanya
distribusi massa jenis (density) batuan.
Adanya perbedaan massa jenis batuan dari satu tempat dengan tempat lain,
menimbulkan medan gaya berat yang merata pula, dan perbedaan inilah
yang terukur oleh instrumen dipermukaan bumi.
Hasil survey yang berupa angka-angka hasil pengukuran, kemudian diolah
dengan prosedur nilai yang disebut Anomali Bouger. Dari peta Anomali
Bouger dapat ditafsirkan bentuk geologi bawah permukaan seperti
konfigurasi batuan dasar dan struktur geologi secara umum.
Hasil penafsiran ini dapat kita bandingkan dengan hasil pemetaan geologi
permukaan, untuk melihat letak prospek minyak lebih lanjut.
Dari segi instrumen, pengukur yang disebut alat gravity meter, karena yang
diukur adalah perbedaan yang sangat kecil dari medan gaya berat, maka
alat tersebut harus sangat peka untuk dapat mengukur perbedaan tersebut
Metoda lainnya yang juga sering digunakan sebelum pemboran dilakukan adalah
metoda magnet. Prinsip metoda ini adalah mengukur medan magnet bumi yang
ditimbulkan oleh anomali magnet lokal atau oleh adanya batuan dasar (batuan
beku/metamorphic yang memiliki intensitas magnet yang besar) yang mendekati
permukaan.
Dengan melakukan survey magnetik, kita mempunyai gambaran tentang konfigurasi
batuan dasar. Aplikasinya secara sederhana, letak batuan dasar yang dalam akan
menunjukan intensitas yang kecil, sedang batuan dasar yang dekat permukaan
Geologi Dasar 1 - 5
intensitasnya besar. Jadi dengan membuat peta anomali magnet, kita dapat
menentukan daerah-daerah yang memiliki batuan sedimen yang tebal yang
ditunjukkan oleh intensitas magnetik yang kecil (konturnya jarang) dan berarti posisi
batuan dasar yang dalam.
Motoda listrik dan radioaktif digunakan setelah sumur di-bor. Alat detektor
diturunkan lewat lubang bor sampai dasar sumur, kemudian dinaikkan perlahan-
lahan. Sambil naik dilakukan pengukuran-pengukuran sesuai yang diinginkan
misalnya resistivity, sinar gamma, neutron, sonic dsb.
Hasil pengukuran direkam dan dimunculkan dalam bentuk penampang (log listrik,
gamma dsb.)
Dari sini dapat dilihat jenis perlapisan, batas-batas dan tebal lapisan, dapat dihitung
sifat-sifat lain seperti porositas dsb.
Pekerjaan survey logging ini biasanya dilakukan oleh kontraktor khusus seperti :
Schlumberger, x-log dll.
f) Geologi Ekonomi
Adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang endapan endapan
serta mineral mineral baik yang bersifat logam maupun non logam serta batuan
yang mempunyai arti ekonomi penting dalam kehidupan kita sehari hari seperti
emas, perak, intan, batubara, minyak bumi dan sebagainya.
g) Geologi Teknik
Adalah aplikasi atau penggunaan ilmu geologi dalam lapangan teknik, yang
umumnya pada kegiatan teknik sipil. Misalnya dalam pembuatan waduk, jalan jalan,
jembatan, pondasi bangunan dan sebagainya. Bangunan bangunan yang akan
didirikan disatu tempat tidak akan menjadi baik, jikalau kita tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang tanah dasar atau batuan dari suatu daerah. Gerak
tanah yang terjadi pada tanah longsor, runtuhan, rayapan dan sebagainya juga
merupakan bagian dari ilmu geologi teknik.
Aplikasi dari ilmu geologi yang akhir akhir ini memberikan manfaat bagi kesejahteraan
umat manusia sebagai contoh adalah aplikasi geologi dalam eksplorasi jebakan jebakan
ekonomis seperti tambang emas, perak, besi, tembaga, dan lain lainnya. Kemudian
aplikasi dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi dll. Kegiatan
eksplorasi tersebut sangat memerlukan pengetahuan geologi karena semua jebakan
ekonomis berada didalam perut bumi.
Geologi Dasar 1 - 7
Kerjakan dibuku tugasmu
Coba kamu cari artikel yang terkait dengan ilmu geologi baik dari majalah
ilmiah, surat kabar atau internet. Kemudian simpulkan apa sebenarnya manfaat
dari ilmu geologi bagi kehidupan kita.
RANGKUMAN :
1. Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, ini mempunyai
ruang lingkup yang sangat luas, sehingga ilmu ini mempunyai
cabang cabang yang banyak sekali seperti petrologi, paleontologi,
mineralogi, geologi ekonomi, geologi minyak bumi, geofisika dan
sebagainya.
2. Di dalam aplikasinya ilmu geologi ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita sehari hari sebagai contoh seperti :
a. Ilmu geologi teknik bermanfaat untuk menentukan daerah
yang cocok sebagai tempat pemukiman, pembuatan jalan,
jembatan, bendungan atau waduk, bangunan dan sebagainya.
b. Aplikasi geologi minyak bumi bermanfaat untuk kegiatan
eksplorasi atau mencari cadangan minyak dan gas bumi, di
mana migas ini adalah merupakan komoditi yang sangat
penting dalam kehidupan kita sehari hari dan merupakan
salah satu untuk membantu kesetabilan perekonomian dalam
suatu negara.
c. Geologi ekonomi bermanfaat untuk mencari jebakan jabakan
atau perangkap perangkap atau endapan endapan mineral
pada batuan yang mempunyai nilai ekonomis dalam
kehidupan kita sehari hari seperti tambang batubara, emas,
perak, besi, dan sebagainya.
3. Minyak dan gas bumi adalah merupakan energi habis pakai, atau tidak
dapat diperbaharui kembali. Oleh karena pnggunaan energi ini secara
nasional harus betul betul diatur sebaik baiknya. Baik cara
memproduksinya, konsumsinya, ekplorasinya dan lain sebagainya.
Sehigga diperlukan program terpadu dengan penggunaan energi lainnya,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Geologi Dasar 1 - 9
7) Apa yang dimaksud dengan magma
a. Cairan yang berada di dalam perut bumi
b. Cairan silikat panas yang berada di permukaan bumi
c. Cairan silikat panas yang keluar dari perut bumi
d. Cairan silikat panas yang berada didalam perut bumi
8) Penerobosan magma dalam perut bumi disebut
a. Ekstrusi.
b. Erupsi.
c. Intrusi.
d. Indogen
9) Magma yang keluar dari perut bumi dinamakan
a. Lahar
b. Lava
c. Magma asam
d. Magma basa
10) Batuan yang pada umumnya banyak tersingkap dipermukaan adalah
a. Batuan sedimen
b. Batuan ubahan
c. Batuan beku
d. Batuan volkanik.
Geologi Dasar 1 - 11
- Pendinginan dari gumpalan gas besar dan kecil menjadi terjadinya planet
planet.
Geologi Dasar 1 - 13
sebagai berikut : Mercury, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptune
adapun urutan dari planet planet tersebut dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini.
Planet secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok planet dalam
dan kelompok planet luar. Kelompok Planet Dalam adalah planet planet kecil yang letaknya
lebih dekat dengan Matahari yang sering disebut dengan “ Terrestrial Planet “ yang terdiri
dari Planet Mercury, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan Kelompok Planet Luar yang
disebut dengan The Mayor Planets yang terdiri dari Yupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptune. Diantara Kelompok Planet Dalam dengan Kelompok Planet Luar terdapat Sabuk
Asteroid (The Asteroid Belt) sedangkan Kelompok Planet Luar dibatasi Oleh Sabuk Kuiper
(The Kuiper Belt) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini :
Geologi Dasar 1 - 15
2.3 Susunan Bumi
Secara garis besar bahwa bagian bagian utama daripada bumi kita ini terdiri dari
beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut :
2.1.5. Atmosfera
Lapisan udara atau gas yang menyelubungi bumi dinamakan atsmosfera.
Lapisan ini dahulu ditaksir mempunyai ketinggian kira kira 800 Km. Tetapi
setelah para ahli dari Uni Soviet melakukan penyelidikan penyelidikan satelit,
akhir akhir ini beranggapan bahwa tinggi atmosfera kira kira adalah 3.000 Km.
Menurut analisis Ramsay lapisan atmosfera terdiri dari gas gas atau unsur unsur
sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Gas pada Lapisan Atmosfera Menurut Ramsay
Disamping gas utama tersebut diatas, atmosfera mengandung pula gas gas
neon, helium, hidrogenium, kripton dan xenon. Disamping itu terdapat pula
persenyawaan persenyawaan seperti uap air, gas carbon dioksida dan
sebagainya.
Atmosfera dapat pula dibagi dalam beberapa bagian diantaranya adalah
a. Troposfera
Pada lapisan ketinggian ini sering disebut sebagai lapisan sfera awan atau
sfera udara. Didalamnya terdapat perubahan perubahan hawa, angin, hujan,
salju dan sebagainya. Diatas sfera tidak ada gejala gejala yang disebutkan
tadi. Tinggi troposfera di Kutub Utara kira kira 9 Km. Sedangkan
dikatulistiwa kira kira 15 Km. Dapatlah dikatakan bahwa tinggi rata rata dari
troposfera ini adalah kira kira 12 Km. Didalam troposfera gas gas tidak
tersusun menurut berat jenis karena daerah ini merupakan bagian yang
terus bergejolak disebabkan arus angin dan kekuatan kekuatan lainnya.
b. Stratosfera
Pada lapisan ketinggian ini dapat dibedakan menjadi beberapa lapisan
diantaranya adalah sebagai berikut :
c. Ionosfera
Pada Ionosfera tebagi menjadi empat lapisan. Lapisan terbawah ionosfera
terletak kira kira 50 sampai 60 Km diatas permukaan bumi dan hingga kini
belum banyak diketahui mengenai lapisan itu. Lapisan ini hanya terbentuk
diwaktu siang hari, diatas lapisan ini terletak suatu lapisan yang tingginya
kira kira 100 Km diatas permukaan bumi. Lapisan ini lebih banyak di
ionisasikan dari lapisan yang terletak dibawahnya, dan tergolong lapisan
yang paling stabil dari semua lapisan lapisan ionosfera. Menyusul kemudian
suatu lapisan pada tinggi kira kira 180 Km diatas permukaan bumi. Diwaktu
malam pada waktu musim panas dan musim dingin lapisan itu bercampur
Geologi Dasar 1 - 17
dengan lapisan diatasnya. Akhirnya pada tinggi 235 hingga 375 Km terdapat
terdapat lapisan yang paling tidak stabil.
d. Dissipasisfera
Pada lapisan ini merupakan ruangan antara bintang (Stellair) tampa batas
yang nyata. Didalam sfera ini bagian bagian kecil dari benda benda angkasa
dapat lolos kedalam ruang antar stellair. Karena bagian bagian dalam
ruangan ruangan ini menggambarkan lintasan lintasan yang besar. Lagi pula
disini pengaruh gaya gravitasi sangat kecil. Ruangan ini dahulunya dianggap
kosong, akan tetapi setelah dilakukan penyelidikan dinyatakan bahwa
diruangan ini terdapat gas gas dalam jumlah kira kira 100 atm per cm 3.
Bagian bagian yang di ionisir dan elektron elektron dapat ditahan oleh
lapangan magnit dari bumi.
2.1.6. Hidrosfera
Semua air yang ada didalam dan diatas bumi digolongkan dalam lapisan air atau
hidrosfera. Misalnya air dalam samudera, danau danau, sungai sungai, serta air
dalam tanah. Pembagian jumlah air yang terdapat pada hidrosfera dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :
Tabel 2. 3 Jumlah Air pada Hidrosfera
Istilah air asin dan air tawar hanya menggambarkan perbedaan kadar garam
saja. Oleh karena kedua air tersebut mengandung garam, hanya yang satu lebih
daripada yang lain. Ada beberapa cabang cabang ilmmu pengetahuan yang
berhubungan dengan hidrosfera adalah
a) Oceanografi adalah pengetahuan yang mempelajari air dalam samudera
samudera.
b) Glaciologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang es-es atau
sungai es di daerah kutub dan sebagainya
2.1.7. Litosfera
Semua keterangan perihal susunan bagian dalam bumi diperoleh secara tidak
langsung dari data Geofisika, terutama dari kecepatan rambat getaran gempa bumi
atau gelombang seismik, magnetisme, dan gaya berat serta data panas bumi.
Dengan menggunakan berbagai macam data dan informasi tersebut yang
dikumpulkan oleh ahli ahli pada abad ke 20 ini, kemudian dilakukan evaluasi dan
interpretasi, maka salah seorang ahli bernama Bullen, 1963 memberikan gambaran
lengkap tentang susunan bumi sebagai berikut :
Geologi Dasar 1 - 19
Mantel atau selubung bumi, adalah bagian bumi yang letaknya dibawah
kerak bumi dan dipisahkan dari kerak bumi oleh Bidang Diskontinue
Mohorovisic. Mantel terdiri atas masa cair liat pijar yang disebut magma.
Secara umum unsur unsur kimia yang membentuk mantel ini terdiri atas
unsur unsur kimia mulai dari ringan hingga berat. Misalnya unsur unsur K,
Na, Ca, Al, dll. Ini untuk unsur unsur ringan, serta unsur unsur Fe, Mg, Ni, dll
merupakan unsur unsur berat.
3) Inti Bumi
Inti bumi (core) adalah merupakan bagian bumi yang paling dalam dari
urutan susunan bumi.
Bahan yang membentuk inti bumi, juga masa cair liat yang pijar, tetapi
komposisi unsur unsur berat sangat menonjol. Seperti adanya kandungan
Fe, Mg, Ni dan sebagainya.
Letak inti bumi pada bagian yang paling dalam terhadap selubung bumi yang
ada diatasnya dibatasi oleh Bidang Diskontinue Guttenberg.
Geologi Dasar 1 - 21
Gambar 2. 5 Bentuk bentuk penerobosan magma (Intrusi)
2.5 Penentuan Umur Bumi
Penentuan umur bumi dapat dilakukan dengan dua cara :
a) Secara Mutlak atau Absolut
Semenjak ditemukannya unsur unsur radioaktif pada akhir abad yang lalu, yaitu dari
hasil kerja Becquerel (1896) dan Joliot Curie, maka kita telah mendapatkan alat
yang tak ternilai untuk mengukur umur bumi dengan teliti. Adapun alat yang
dimaksud diatas adalah berupa asas keradioaktifan.
Asas keradioaktifan adalah beberapa unsur tertentu pada pemisahan elektron-
elektron (sinar β), inti helium (sinar α) dan pemancaran sinar yang bergelombang
lewat pendek (bergelombang ultra-pendek = sinar у) menunjukkan sifat sifat tersebut
untuk beralih ke unsur unsur yang berangka atom lebih rendah dan akhirnya
menjadi unsur yang mantap yaitu timbal. Timbal ini bergantung kepada unsur
asalnya yang dapat dibedakan menjadi 3 macam keluarga yaitu :
a. Keluarga Uranium
b. Keluarga Aktinium
c. Keluarga Thorium.
Waktu yang diperlukan bagi suatu unsur radioaktif tertentu, yang banyaknya
tertentu pula, untuk susut hingga setengahnya, waktu ini dinamakan masa paruh.
Masa paruh dari setiap unsur radioaktif selalu mempunyai angka tetap dan tidak
dapat diubah oleh sesuatu pengaruh dari luar. Dengan demikian didapatkan suatu
cara untuk menyelidiki, bilamana suatu zat radioaktif tertentu menghablur dalam
suatu batuan, dengan kata lain kapan hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena suatu zat
radioaktif memberikan 2(dua) buah hasil, dan kita dapat membuat perhitungan itu
Dari tabel diatas kita lihat bahwa pembagian dalam masa tidak mencukupi, akan
tetapi harus dibagi lagi dalam jaman. Sebagai contohnya adalah pada masa atau
era paleozoikum dibagi dalam beberapa jaman atau pereode diantaranya adalah
- Perm nama yang berasal dari Rusia, adalah merupakan tempat lapisan lapisan
yang berumur demikian pada saat ditemukan.
- Karbon berarti sat arang dan nama ini dipakai untuk jaman tersebut karena pada
saat itu terdapat pembentukan batu bara secara besar besaran di benua Eropa,
Amerika dan ditempat lain lain benua.
- Devon berasal dari Devonshire, Inggris dimana lapisan lapisan tersebut sangat
baik untuk dipelajari.
- Silur berasal dari Inggris, nama suku bangsa Slires pada jaman Romawi.
- Ordovisium adalah nama daerah Wales, nama tersebut dari jaman Romawi juga.
- Kambrium berasal dari Cambrian sebuah nama lama dari daerah Wales dan
jaman Romawi.
Geologi Dasar 1 - 23
Mezosoikum dapat dibagi menjadi tiga jaman seperti tersebut dibawah ini :
- Kretasius atau Kapur adalah merupakan nama dari batuan kapur (Chalk)
yang terbentuk pada saat itu banyak sekali.
- Jura nama ini berasal dari pegunungan Jura di Alpina, dimana didaerah
tersebut ditemukan endapan endapan yang berumur Jura.
- Trias artinya tiga, karena pada pereode ini dapat dibagi lagi dalam satuan
waktu yang lebih kecil menjadi tiga bagian yaitu antara lain Bunsandstein,
Muschelkalk, dan Keuper.
Selanjutnya pada awal abad XX Rutheford & Holmes (Inggris) dan Belwood
(Amerika) menyimpulkan bahwa sesungguhnya perhitungan peluruhan unsur unsur
radioaktif dapat digunakan menentukan umur bumi secara lebih tepat dan pasti. Hal
ini umumnya disebut “Radiomatric Dating”. Mencapai puncak ketenarannya pada
awal 1950 setelah ditemukannya sebuah alat yang dinamakan Mass Spectrometer
yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk memisahkan unsur unsur radioaktif.
Peluruhan radioaktif (Radioactive decay) adalah suatu first order reactions dimana
jumlah atom yang terurai dalam suatu waktu (t) adalah selaras (proportional) dengan
jumlah atom yang ada.
dN/dt = - ʎ.N
dimana :
N = jumlah atom yang tidak berubah pada waktu t
ʎ = decay constant
Dengan Radiomatric Dating maka diketahui bahwa umur bumi kita itu sekitar 4,5
x 109 th.
Geologi Dasar 1 - 25
2) Masa Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal
Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer.
Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal
menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini
organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur,
cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama.
“ Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai
masa pra-kambrium”
Geologi Dasar 1 - 27
9) Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi
umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama
kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang
disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat
ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-
kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua
Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan
mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
Geologi Dasar 1 - 29
Dari ketiga jenis gempa bumi tersebut, yang berperan dalam membuka tabir struktur
interior bumi adalah gempa tektonik.
Tempat atau Daerah didalam bumi dimana suatu gempa bumi berasal disebut fokus
gempa atau Hypocenter. Titik dipermukaan bumi yang posisinya tepat diatas pusat
gempa disebut Epicenter.
Oleh karena itu berdasarkan kedalam fokus, dapat dibedakan :
- Gempa bumi dangkal kedalaman fokus kurang lebih 70 Km.
- Gempa bumi intermidiet kedalaman fokus antara 70–300 Km
- Gempa bmi dalam dengan kedalaman fokus lebih besar dari 300 Km.
Tumbukan antara lempeng samudera dan lempeng benua membentuk zona tunjaman
dan palung laut dalam (oceanic trench) serta struktur-struktur lain seperti terlihat
dibawah ini
Geologi Dasar 1 - 31
Dari arah bergeraknya lempeng samudera, didalam sistem tumbukan dua lempeng,
terdapat lima struktur besar dengan urutan sebagai berikut :
Zona tumbukan (subduction zone) dan palung laut dalam (oceanic trench)
Busur punggungan luar (outer arc ridges) berupa deretan pulau dibelakang
palung,
Cekungan depan busur (outer arc basins atau fore arc basins),
Busur gunung berapi (volcanic arc), dan
Cekungan belakang busur (back arc basins atau fore land basins).
Zona subduksi memperlihatkan lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng
benua sepanjang bidang yang disebut sebagai Benioff zone. Bidang ini mempunyai
kemiringan antara 30O – 70O dan dapat ditelusuri sedalam 700 km.
Diatas zona subduksi terdapat palung laut dalam, dengan kedalaman dapat mencapai
10.000 m, atau lebih dalam 5000 m dari dasar samudera didekatnya.
Zona subduksi dan palung laut dalam mempunyai tingkat kegempaan paling tinggi
dibandingkan dengan tempat-tempat lain di muka bumi ini. Palung laut dalam sampai
– 200 mgal, nilai heat flow-nya juga rendah sekitar 1,1 micro cal/cm 2 detik.
Struktur non-cekungan berikutnya adalah busur gunung berapi (volcanic/magmatic
arc). Busur ini disusun oleh rangkaian gunung berapi aktif yang menghasilkan
berbagai macam batu beku seperti basalt, andesit, dasit, riolit dan produk piroklastik-
nya. Batuan-batuan tersebut muncul dari Benioff Zone dengan kedalaman sekitar
100-200 km.
Seperti diketahui salah satu hukum yang terkenal didalam geologi adalah evolusi.
Evolusi tidak saja hanya berlaku bagi perubahan dan perkembangan organisme
dimuka bumi ini, tetapi berlaku pula untuk produk dari sistem tektonik lempeng.
Coba kamu cari atau buat artikel artikel yang terkait dengan proses proses
terjadinya bumi, penentuan umur bumi, dan sebab sebab terjadinya gempa bumi
maupun kerusakan kerusakan alam yang disebabkan oleh karena adanya gempa
bumi baik itu gempa bumi tektonik, volkanik maupun runtuhan.
Geologi Dasar 1 - 33
b. Konkordan apabila intrusi sejajar dengan lapisan pada country
rock.
5. Penentuan umur bumi dapat dilakukan dengan 2 metoda yaitu
a. Secara relatif didasarkan posisi stratigrafi dan kandungan fosil.
b. Secara absolut pada umumnya didasarkan dengan waktu paruh
unsur radioaktif.
6. Ditinjau dari penyebabnya gempa bumi dapat digolongkan kedalam
a. Gempa bumi tektonik
b. Gempa bumi volkanik
c. Gempa bumi runtuhan.
Dari ketiga jenis gempa tersebut diatas yang berperan dalam membuka
takbir struktur interior bumi adalah gempa bumi tektonik
Geologi Dasar 1 - 35
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan apa yang membedakan antara teori planetisemal dengan teori kabut
kosmis.
2. Jelaskan apa perbedaan penentuan umur bumi secara relatif dengan absolut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fosil dan untuk apa kegunaannya.
4. Apa yang dimaksud dengan “ peluruhan radioaktif ”.
5. Apa yang dimaksud dengan “ Radiometric dating ”
6. Jelaskan apa yang membedakan antara selubung bumi dengan inti bumi
7. Berdasarkan teori tektonik lempeng, apa penyebab terjadinya gempa tektonik
jelaskan.
8. Jelaskan akibat apa yang ditimbulkan oleh adanya gempa bumi.
9. Apa yang dimaksud dengan tsunami
10. Jelaskan mengapa terjadi tsunami ?
Berdasarkan cara terjadinya batuan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan ubahan. Batuan beku terjadi karena magma yang membeku.
Pengertian magma akan dibahas lebih jelas pada berikutnya dibawah ini.
Batuan sedimen terjadi karena batuan yang telah ada sebelumnya mengalami
pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi. Diantara sumber batuan sedimen adalah
batuan beku. Jadi kalau ditelusuri secara jauh pada hakekatnya batuan sedimen berasal
dari abtuan beku juga. Demikian juga dapat dibuktikan bahwa asal muasal dari batuan
ubahan adalah batuan beku. Batuan ubahan berasal dari batuan yang telah ada
sebelumnya yang mengalami proses diagenesa.
Kulit bumi pada hakekatnya dibangun oleh lempeng lempeng tektonik yang kaku dan
tegar. Lempeng tersebut ada yang merupakan kerak samudera dan ada yang merupakan
kerak benua. Kerak samudera dibangun oleh batuan beku yang basa, sedangkan kerak
kontinen dibangun oleh batuan beku asam. Dari penjelasan ini dapat dimengerti bahwa
kerak bumi hampir seluruhnya dibangun oleh batuan beku, yang meliputi hampir 95 % dari
kulit bumi. Namun demikian apa yang dapat diamati dipermukaan tanah, hampir seluruh
muka bumi tertutup oleh batuan sedimen. Dengan demikian pada hakekatnya batuan
sedimen hanya terdapat didekat permukaan saja. Tebal batuan sedimen dapat mencapai
antara 6 – 7 Km. Prosentase batuan sedimen sebagai pembentuk kerak bumi hanya
berkisan 5 % batuan lainnya yaitu batuan ubahan mempunyai penyebaran yang sangat
terbatas. Batuan ini hanya terdapat pada didasar dasar cekungan, disekitar tubuh intrusi
dan sesar. Penyebarannya sangat terbatas.
3.1 Batuan Beku (Igneous Rocks)
Batuan beku (igneus rocks) adalah batuan yang terjadi akibat pembekuan langsung dari
magma. Berdasarkan tekstur dan tempat terbentuknya, Rosenbusch (1877 – 1907 )
membagi batuan beku menjadi batuan beku luar (plutonik), batuan beku gang (dike),
batuan beku luar (effusive), sedangkan Troger menamakan kelompok batuan dike dengan
hypabyssal, yang dicirikan pembentukannya didekat permukaan, berupa bentuk intrusi kecil
seperti dike, sill dengan tekstur porpiritik. Perbedaan antara ketiganya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
terbentuk sempurna dengan tekstur Paneritik. Contoh batuan beku plutonik ini seperti
granit, granodiorit, siyenit, diorit, gabro, diorite, dan peridotit. Batuan beku dike/gang
umumnya terbentuk hampir dipermukaan bumi dengan komposisi mineral mineral yang
Geologi Dasar 1 - 37
berukuran butiran antara kasar dan halus yang hampir sama dengan tekstur porpiritik.
Contoh batuan beku ini diantaranya granitporpir, granodioritporpir, siyenitporpir, dioritporpir
dan gabroporpir. Sedangkan untuk batuan beku luar (effusive) umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat sehingga mineral penyusunnya umumnya adalah
berbutir halus dengan tekstur afanitik. Contoh batuan diantaranya riolit, dasit, trakhit,
andesit, dan basalt.
Batuan beku yang terjadi, dibangun oleh mineral mineral penyusun batuan beku yang akan
mempunyai ukuran yang berbeda beda tergentung kepada kecepatan pembekuan magma
itu sendiri. Masing masing jenis mineral mengalami kristalisasi pada temperature yang
berbeda beda.
a) Pengertian Magma
Orang awam menganggab bahwa magma adalah cairan panas yang keluar pada
saat terjadi letusan gunung berapi. Pengertian tersebut menjadi rancu dengan lava.
Magma pada hakekatnya merupakan cairan silikat yang sangat panas, yang berada
didalam kulit bumi. Suhu dari pada magma mencapai ribuan derajat celcius. Magma
merupakan cairan aktif dan cenderung untuk naik keatas permukaan tanah. Didalam
gerakannya naik kepermukaan tanah, magma dapat mencapai permukaan tanah
atau membeku di tengah perjalanan. Magma yang dapat mencapai permukaan
tanah disebut sebagai lava. Temperatur pada saat mencapai permukaan tanah
masih sangat tinggi, sekitar 1100 derajat celcius.
b) Klasifikasi Magma
Klasifikasi magma dapat dilakukan dengan berdasar pada komposisi batuan beku
yang terbentuk dari magma tersebut. pada hakekatnya magma hanya terdiri dari
dua jenis, yaitu magma asam atau magma granit-granodiorit dan magma basa atau
magma gabro-basalt.
Magma granit-granodiorit ini sering dijumpai sebagai batholit terbesar pada kulit
bumi. Dari magma tersebut akan terjadi batuan batuan granit, grano diorit, siyenit
dan sebagainya. Menurut daly (1914) granit dan grano diorit didapat secara luas di
Amerika Utara. Batuan ini menghasilkan batuan volkanik jenis riolit, dasit, trakhit dan
andesit. Magma tersebut merupakan pembentuk utama kerak kontinen (sial).
Magma gabro-basalt akan menghasilkan batuan gabro, basalt, diabas dan peredotit.
Magma ini merupakan magma basa yang merupakan komponen utama pembentuk
kerak samudera. Batuan ini dikenal sebagai lapisan Sima.
Geologi Dasar 1 - 39
Kristalisasi magma diawali oleh mineral besi magnesium dan diakhiri oleh mineral
kalium, natrium dan aluminium. Urutan kristalisasi tersebut dapat dilihat sebagai,
serie reaksi bowen. Dibagian kiri dari diagram tersebut dapat dilihat urutan
kristalisasi dari mineral olivin sampai biotit. Pada urutan ini reaksi berlangsung tak
menerus. Tiap mineral akan bertahan sampai temperatur tertentu, sebelum berubah
menjadi mineral lain. Sebagai contoh, mineral olivin yang terbentuk pada awal
kristalisasi, akan tetap sebagai olivin. Mineral tersebut kemudian dapat berubah
menjadi piroksin Mg pada temperatur tertentu. Perubahan satu mineral ke mineral
lain tidak berlangsung tidak secara cepat. Pada kenyataannya mineral piroksin
masih dapat dijumpai bersama dengan mineral olivin. Dibagian kanan diagram
terdapat serie mineral plagioklas dari anortit sampai albit. Mineral anortit terbentuk
pertama kali dalam serie reaksi ini. Mineral ini secara otomatis akan berubah
menjadi mineral bintownit, bila temperatur turun pada reaksi ini berjalan menerus.
Demikian juga mineral bintownit akan berubah menjadi labradorit pada penurunan
temperatur lebih lanjut. Dengan proses reaksi menerus, akibatnya pada batuan
hanya akan dijumpai satu mineral plagioklas. Dari reaksi bowen tersebut dapat
dilihat bahwa pada awal kristalisasi magma, akan terbentuk mineral mineral kaya
akan besi magnesium. Sebaliknya pada akhir kristalisasi akan terbentuk mineral
kaya aluminium, kalium dan natrium. Dengan demikian batuan yang dihasilkan,
pada mulanya batuan beku basa, sedang pada akhir pembekuan dihasilkan batuan
beku asam.
Batuan beku mempunyai variasi yang banyak sekali. Padahal bahan asalnya hanya
dua macam magma, yaitu magma asam dan magma basa. Dua macam magma
tersebut dapat berubah menjadi berbagai macam magma, karena adanya proses
diferensiasi dan asimilasi. Diferensiasi merupakan proses yang menyebabkan
magma homogen berubah menjadi heterogen, tanpa adanya tambahan bahan dari
luar tubuh magma. Sebaliknya bila ada tambahan bahan dari luar tubuh magma,
proses tersebut dinamakan asimilasi.
e) Tekstur dan Struktur Batuan Beku
Untuk penamaan batuan selain mengetahui komposisi mineral, juga harus diketahui
pula tekstur dan struktur batuan tersebut. Tekstur batuan dapat dibagi berdasarkan
keseragaman butir mineral dan hubungannya satu sama lain. Tekstur batuan beku
dapat dibagi atas tekstur paneritik, porpiritik dan afanitik. Struktur batuan
dipengaruhi oleh orientasi dari butir mineral, proses pembekuan dan proses
pelapukan batuan. Adapun struktur batuan beku diantaranya adalah lava blok, lava
ropi, lava bantal, flow banding, diaklas kolumnar, diaklas berlapis, diaklas berlapis
tipis, xenolit, orbikuler, seferulitik, vescular dan amigdoloidal.
Geologi Dasar 1 - 41
1. Tekstur
Tekstur batuan beku dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu holokristalin,
merokristalin dan holohialin. Apabila pada batuan beku yang seluruh komponennya
terdiri dari mineral dinamakan tekstur holokristalin. Batuan semacam ini pada
umumnya mengkristal dibagian dalam dari kulit bumi. Bila pengkristalan terjadi dekat
permukaan bumi, sebagian batuan akan dibangun oleh mineral dan sebagian yang
lain terdiri dari masa silikat yang tak diketahui jenisnya, batuan demikian dikatakan
mempunyai tekstur merokristalin batuan beku juga dapat dibangun eloh seluruhnya
mineral halus, batuan ini berasal dari proses pembekuan yang magma yang sngat
cepat sehingga mineral tak sempat tumbuh. Batuan tersebut dikatakan mempunyai
tekstur holohialin. Tekstur batuan beku dapat pula dibagi atas paneritik, porpiritik,
apanitik, aplitik, maupun diabasik. Penjelasan dari tiap tekstur diberikan sebagai
berikut :
Tekstur Paneritik
Tekstur batuan beku yang hampir seluruhnya batuan dibangun oleh mineral
dengan ukuran kristal besar dan beragam. Sebagai contoh pada batuan granit,
granodiorit, siyenit dll.
Tekstur Apanitik
Tekstur pada batuan beku yang ditandai oleh pertumbuhan mineral yang
umumnya halus, diantara masa silikat yang tak dikenal komposisinya. Sebagai
contoh pada batuan riolit, andesit, trakhit, basalt dll.
Geologi Dasar 1 - 43
Gambar 3. 5 Tekstur Diabasik
Di bawah ini contoh batuan yang mempunyai tekstur paneritik, porpiritik, apanitik
dan amorf/glass pada batuan.
Geologi Dasar 1 - 45
Struktur ini mempunyai silinder silinder bantal. Struktur terjadi
karena pertemuan aliran lava dengan genangan air laut. Pada saat
aliran lava bertemu air laut, lava mendadak membeku disusul oleh
pembekuan aliran lava berikutnya, sehingga menimbulkan
tumpukan lava yang menyerupai bantal.
Struktur Mikro
Struktur mikro dapat diamati pada contoh batuan dilaboratorium. Struktur
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Struktur Xenolit
Struktur ini terbentuk oleh adanya masa asing yang masuk kedalam
batuan beku. Masa tersebut biasanya terdiri dari batuan yang
bersumber dari tempat lain.
Struktur Orbikular
Struktur ini terbentuk karena adanya orientasi mineral secara radial
menyerupai kipas, mengelilingi xenolit. Mineral radial umumnya
terdiri dari mineral bitownit, hornblende, atau piroksin.
Geologi Dasar 1 - 47
Struktur seferulitik
Struktur ini mempunyai bentuk menyerupai kipas, yang berawal dari
satu titik. Komponen ini umumnya merupakan mineral plagioklas.
Struktur Vescular
Strukur ini sering dijumpai pada batuan beku luar. Lava yang
mengalir dipermukaan tanah, mengeluarkan gas dan meninggalkan
lobang bekas gas tersebut. Lava yang berlobang lobang dikatakan
mempunyai struktur veskular.
Geologi Dasar 1 - 49
Gambar 3. 15 Mineral Olivine
Piroksin
Piroksin dapat dijumpai dalam batuan beku asam sampai ultra basa. Pada
potongan batuan, mineral piroksin nampak secara tak utuh tergantung pada
arah potongan tersebut, apakah searah dengan arah memanjang mineral
atau memotong mineral. Mineral tersebut sering nampak segi empat pendek,
bidang belahan terlihat sebagai garis garis yang sejajar dengan arah
memanjang mineral. Dalam batuan mineral tersebut berwarna hijau hitam.
Mineral piroksin merupakan nama kelompok mineral. Diantara anggota
kelompok dapat didapat mineral enstatit, hiperstin, diopsit dan augit. Mineral
enstatit dan hiperstin berkembang pada batuan metamorf, sedangkan
mineral diopsit dan augit terdapat pada batuan beku.
Geologi Dasar 1 - 51
Gambar 3. 18 Mineral Ortoklas
Kuarsa
Mineral kuarsa dijumpai dalam batuan beku asam sampai intermidiate. Pada
batuan nampak berwarna putih bening, berbentuk granular, tidak terdapat
belahan, keras.
Geologi Dasar 1 - 53
Gambar 3. 21 Batuan Beku Grano-Diorit beserta sayatan tipis
Siyenit / Siyenit porpir
Siyenit mempunyai warna yang terang, mirip dengan granit. Batuan ini
mempunyai tekstur paneritik. Komposisi mineral terdiri dari ortoklas dan
plagioklas dengan prosentase ortoklas lebih besar dari plagioklas. Batuan ini
dibedakan dengan granit , oleh kahadiran mineral kuarsa yang kurang dari
10 %. Mineral berwarna gelap yang bisa hadir dalam jumlah sedikit antara
lain biotit, hornblende dan piroksin. Siyenit dengan tekstur porpiritik disebut
siyenit porpir.
Nepelin Siyenit
Nepelin siyenit mempunyai warna yang terang. Felspart dalam batuan ini
sering tidak berkembang dan sebagai gantinya tumbuh mineral nepelin.
Batuan siyenit dengan asosiasi mineral nepelin, disebut nepelin siyenit. Batuan
ini mempunyai tekstur paneritik. Komponen pembentuk utama terdiri dari
ortoklas dan nepelin.
Geologi Dasar 1 - 55
Gambar 3. 24 Sayatan tipis batuan beku nepelin siyenit
Riyolit
Batuan beku luar dari granit, disebut riolit. Riolit mempunyai warna terang,
dengan tekstur apanitik. Mineral mikroklin sering berkembang sebagai
fenokirs.
Dasit
Batuan beku luar dari granodiorit adalah dasit. Batuan ini berwarna terang,
abu-abu dengan tekstur apanitik. Plagioklas sering berkambang sebagai
fenokris.
Trakhit
Trakhit merupakan batuan beku luar dari siyenit. Batuan ini berwarna terang,
dengan tekstur apanitik. Mineral sanidin sering berkembang sebagai fenokris
pada batuan ini.
Andesit
Andesit adalah batuan beku luar dari diorit. Batuan ini berwarna antara terang
sampai dengan terang, dengan tekstur apanitik. Fenokris pada batuan ini
umumnya berukuran halus, terutama terdiri dari mineral hornblende dan sedikit
piroksin.
Geologi Dasar 1 - 57
Gambar 3. 28 Batuan Andesit dan sayatan tipis
Basalt
Basalt adalah batuan beku luar dari gabro. Batuannya berwarna gelap, dengan
tekstur apanitik. Pada batuan ini sering berkembang mineral olivin, dengan
ukuran yang halus. Selain olivin dijumpai pula mineral piroksin.
Obsidian/pitston
Batuan ini mempunyai tekstur amorf dengan pecahan konkoidal. Warna
batuan umumnya hitam kehijauan. Apabila batuannya berwarna putih bening
maka disebut pitston.
Geologi Dasar 1 - 59
Contoh nama nama batuan beku diantaranya :
Geologi Dasar 1 - 61
b. Ca. Piroksin
c. Amphibol
d. Kuarsa
8) Dibawah ini salah satu contoh nama batuan beku gang adalah
a. Diorit
b. Granit porpir
c. Andesit
d. Siyenit
9) Dibawah ini salah satu contoh batuan beku luar adalah
a. Gabbro
b. Diorit
c. Dasit
d. Siyenit
10) Salah satu ciri utama dari pada batuan beku granit adalah
a. Terdapat mineral plagioklas
b. Terdapat mineral kuarsa
c. Terdapat mineral olivin
d. Terdapat mineral ortoklas
Geologi Dasar 1 - 63
- Oksidasi
Adalah suatu proses pelapukan yang dipengaruhi adanya penambahan oleh
oksigen terhadap suatu material. Disini oksigen merupakan unsur kimia aktif
yang banyak terdapat dalam atmosfir maupun air. Sehingga batuan yang
berhubungan dengan udara atau air akan mengalami pelapukan secara
intensip.
Sebagai contoh pelapukan oksidasi adalah :
Ferro menjadi ferri ( 2Fe + 3O2 → Fe2O3 (Hematit))
Pada proses ini akan mengalami penambahan volume sebesar kurang lebih
22 %.
Sulfida menjadi solfat dalam hal ini, terjadi penambahan volume sebesar
kurang lebih 15 % sampai dengan 25 %.
- Karbonasi
Adalah suatu proses pelapukan dimana faktor yang memegang peranan
utamanya adalah CO2 , CO3 atau HCO3. Selain itu dapat pula diakibatkan
oleh aktifitas biologi. Sebagai contoh :
Batuan yang kaya akan kalsium dan magnesium, pada umumnya akan lapuk
oleh proses karbonasi. Air dengan CO2 akan membentuk asam carbonat,
reaksinya adalah
2H2O + 2CO2 → H2CO3 + 2H+ + CO3-
apabila air karbonat kontak dengan dolomit akan terjadi reaksi :
CaMg (CO3)2 + 2CO2 + 2H2O → Ca(HCO3)2 + Mg(HCO3)2.
- Hidrasi
Adalah suatu proses penambahan air didalam suatu mineral atau material.
Hidrasi biasanya terjadi selama proses hidrolisa, oksidasi, karbonasi
berlangsung. Kandungan air didalam mineral ditunjukkan oleh rumus kimia
dengan OH seperti mineral lempung dan dengan nH2O seperti Opal dan
Gypsum. Sebagai contoh mineral anhidrit karena oleh pengaruh air akan
menjadi gypsum
(CaSO4) + H2O → CaSO4H2O)
- Hidrolisa
Proses ini sebetulnya hampir sama dengan proses hidrasi dimana kedua
proses tersebut dipengaruhi oleh adanya air. Disini air (H2O) akan terurai
menjadi unsur unsur hidrogen dan asam hidrogen unsur unsur tersebut
terutama akan merubah mineral mineral yang tidak setabil golongan
aluminium, silikat menjadi mineral lempung dengan jalan menikat unsur
Geologi Dasar 1 - 65
Dalam kondisi normal, kecepatan erosi pada umumnya melebihi kecepatan
pelapukan. Sumber sedimentasi adalah material material hasil pelapukan.
Hukum hukum aliran aliran fluida mendasari pemahaman tingkah laku
partikel dalam fluida, kecepatan sedimentasi dan gerakan aliran. Kecepatan
pengendapan tergantung dari kekuatan aliran, serta besar, tingkat
kebundaran dan berat jenis partikel. Aliran fluida terdiri dari 2 macam yaitu :
aliran laminer dan aliran turbulen. Aliran laminer umumnya berkecepatan
rendah dan bila terdapat ketidakteraturan (misal batu) aliran akan membelok
secara halus. Aliran turbulen mengalir lebih cepat, tidak teratur, cenderung
membentuk pusaran bila menjumpai hadangan benda atau batas yang besar
tidak teratur.
2. Transportasi (pengangkutan)
Butiran butiran sedimen sebagai hasil daripada pelapukan batuan asal akan
mengalami pengangkutan oleh suatu media dan akan diendapkan pada suatu tempat
tertentu. Jarak transportasi sedimen dari batuan asal dapat jauh ataupun dekat. Oleh
karenanya sisa sisa tumbuhan dapat diendapkan pada rawa rawa dimana mereka
hidup dan kemudian mati, sedangkan abu vulkanik hasil letusan gunung api dapat
diangkut jauh sekali dari tempat asalnya. Kebanyakan sedimen akan bergerak atau
diangkut secara tidak teratur dan melalui bermacam macam cara sebelum terjadi akhir
pengendapan. Adapun media transportasi ini dibedakan menjadi 4(empat) macam
yaitu :
- Media air
Air adalah merupakan media transportasi yang paling penting, dimana dapat
berupa aliran, gelombang laut ataupun air tanah. Sedimen yang dibawa oleh
aliran air dapat berupa partikel padat atau berupa suspensi (larutan).
Berdasarkan kecepatan arus, maka transportasi yang berupa partikel padat dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu
Kecepatan rendah disini pergerakan partikel mengelinding dan terseret
sepanjang dasar aliran. Butiran pasir yang berukuran lebih besar akan lebih
mudah bergerak daripada yang halus, karena mempunyai permukaan yang lebih
luas terhadap tekanan aliran.
Kecepatan lebih tinggi (sedang), pada kecepatan ini, partikel partikel mempunyai
2 (dua) fase bergerak dan fase terhenti, sehingga akan terjadi bentuk bentuk
gelembur gelombang.
Kecepatan tinggi, pada kecepatan ini semua partikel akan bercampur dengan air
dan dalam keadaan bergerak. Dan akan terendapkan pada suatu cekungan
Geologi Dasar 1 - 67
Skema Proses terbentuknya batuan Sedimen
Transportasi
(air, angin, es mencair, gravity, gelombang, organisme)
ENDAPAN
Struktur sedimen
Ialah kelainan kelainan dari perlapisan normal atau sering disebut struktur batuan.
Hal ini merupakan bagian kriteria kriteria yang dapat menunjukkan keadaan
lingkungan dimana batuan tersebut diendapkan. Struktur batuan sedimen pada
hakekatnya dibagi menjadi dua golongan besar yaitu struktur unorganik dan struktur
organik. Struktur unorganik terjadi oleh proses mekanik dan kimia, sedangkan
struktur organik terjadi akibat aktivitas organisme. Struktur unorganik dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer
terjadi pada saat sedimentasi berlangsung, sedangkan struktur sekunder terjadi
pada saat setelah proses sedimentasi.
Macam macam struktur sedimen :
- Graded Bedding
adalah lapisan batuan klastik kasar yang mempunyai susunan batiran yang
menghalus keatas. Susunan butir demikian dapat terjadi bila transportasi cukup
pekat, sehingga butiran kasar akan mengendap lebih awal dibanding butiran
yang berukuran halus. Media demikian sering dijumpai pada endapan turbidit.
Struktur ini dapat dipakai sebagai alat indikator untuk menentukan top dan
bottom dari lapisan batuan.
- Cross bedding (Silang siur)
Adalah lapisan batuan saling memotong, cross bedding terjadi oleh karena
arus. Besar kecilnya cross bedding ditentukan oleh besar kecilnya arus,
sedangkan orientasinya dipengaruhi oleh arah arus. Berdasarkan pada
ketebalan lapisan cross bedding dapat dibagi atas cross bedding dan cross
lamination. Cross bedding mempunyai ketebalan unit lapisan yang lebih tebal
dari 1 Cm. Cross bedding memiliki susunan lapisan yang berbeda beda.
Berdasarkan pada susunan unit lapisannya, cross bedding dapat dibagi atas
planar cross bedding dan trough cross bedding. Planar cross beddng
mempunyai tiga komponen perlapisan yaitu top set bedding, fore bedding dan
Geologi Dasar 1 - 69
bottom set bedding. Planar cross bedding hanya teramati dalam bentuk
singkapan. Trough cross bedding mempunyai bidang perlapisan yang saling
memotong satu sama lainnya. Trough cross bedding dapat dipakai untuk
menentukan arah arus purba. Arah trough cross bedding pada suatu daerah
diukur dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Laminasi
Adalah lapisan batuan yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 Cm. Laminasi
terjadi pada sedimen berbutir halus seperti lempung atau lanau. Laminasi terjadi
karena adanya perbedaan kecepatan pasokan sedimen pada daerah
pengendapan. Variasi sedimentasi terjadi akibat perubahan kandungan lanau
pada batuan atau kandungan lempungnya.
- Mud Crack
Adalah merupakan struktur yang terjadi pada daerah berlumpur. Pada saat
musim kering, permukaan tanah retak retak . retakan tersebut terawetkan
menjadi struktur mud crack. Struktur ini sering dipakai sebagai bukti adanya
ketidakselarasan antara dua formasi batuan.
Struktur organik adalah struktur pada batuan sedimen yang disebabkan oleh adanya
aktivitas organisme. Organisme dasar laut banyak yang membuat rumahnya dengan
membuat galian. Disamping membuat rumah, aktivitas menggali juga dilakukan
dalam usah mencari makanan. Struktur yang terbentuk akibat aktivitas organisme
antara lain
- Burrow (borring)
Adalah bekas galian binatang, galian tersebut bisa sejajar dengan perlapisan
attau tegak lurus terhadap perlapsan. Galian yang tegak lurus terhadap
perlapisan dilakukan binatang dalam usaha mengimbangi cepatna penurunan
dasar cekungan atau menyelamatkan diri dari energi gelombang yang tinggi.
Animal burrow dapat dipakai sebaga parameter untuk menetapkan lingkungan
pengendapan. Jenis organisme tertentu mempunyai bentuk burrow yang
berbeda satu sama lainnya.
- Animal track
Adalah merupakan jejak organisme yang acak. Banyakmstruktur laminasi yang
tidak terawetkan karena teracak oleh aktifitas organisme. Pada lingkungan
lower shore face. Perlapisan batuan tidak terbentuk, karena teracak oleh
organisme air laut.
Fosil
Adalah sisa sisa dari pada jasad renik baik tumbuhan maupun hewan yang telah
terawetkan dan membatu. Dari fosil ini banyak sekali kegunaannya diantaranya adalah
untuk menentukan umur batuan, maupun menentukan lingkungan pengedapan sebagai
contoh adalah foraminifera, koral, sisa sisa daun dan sebagainya.
Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen secara garis besar dibagi menjadi :
- Batuan sedimen klastis
Batuan yang dibentuk oleh proses sedimentasi partikel partikel batuan/mineral
sebagai akibat adanya pelapukan mekanis/pisis.
contoh batuan konglomerat, breksi, batu pasir, lempung dll
- Batuan sedimen non klastis
Batuan ini terbentuk karena adanya konsentrasi daripada zat dalam larutan, lalu
terjadi penguapan, kemudian terkonsentrasi atau batuan yang terbentuk oleh
adanya kegiatan kegiatan organisme.
Contoh batu gamping terumbu, dolomit, endapan pospat, endapan silika, endapan
evaporit, batubara dll
- Batuan sedimen piroklastis
suatu batuan yang terbentuk dari hasil kegiatan gunung api, yang kemudian
mengalami proses seimentasi.
Contoh, Breksi volkanik, Agglomerat, lapili tuff, tuff kasar & tuff halus.
Klasifikasi Batuan Sedimen menurut Koesoemadinata adalah sbb:
Golongan detritus kasar : breksi, konglomerat, batu pasir.
Golongan detritus halus : batu lanau, serpih, batu lempung dan batu napal.
Golongan karbonat ; batu gamping dan dolomit
Golongan evaporit : gips, batu garam.
Golongan batuan sedimen lainnya : batu bara, fosforit, rijang dsb.
Geologi Dasar 1 - 71
Beberapa batasan jenis batuan sedimen :
a. Konglomerat, adalah batuan sedimen klastis kasar yang terdiri atas fragmen-fragmen
berukuran lebih besar 2 mm, membundar-membundar tanggung pada umumnya
mempunyai pemilihan buruk. Fragmen-fragmen konglomerat biasanya terdiri atas
partikel-partikel yang tahan pelapukan seperti : kwarsit, granit, kadang-kadang batu
gamping dsb-nya.
c. Batu pasir (sand stone), adalah batuan sedimen klastik kasar dan kompak yang disusun
oleh partikel-partikel berukuran pasir (1/16 – 2 mm), baik menyudut maupun
membundar. Apabila batuan tersebut tidak kompak maka disebut pasir.
d. Serpih (shale), adalah batuan sedimen klastik halus terdiri atas batuan butiran lanau
dan lempung (1/16 – 1/256 mm dan lebih kecil 1/256 mm), laminasi dan berlapis tipis.
e. Batu lempung, adalah batuan sedimen klastik halus yang terdiri atas partikel-partikel
berukuran lebih kecil 1/256 mm kompak.
f. Napal, (“marl”), adalah batuan sedimen klastik halus yang disusun oleh campuran
gamping ( 65%) dan lempung ( 35%).
g. Batu gamping (“Limestone”), adalah batuan sedimen yang hampir seluruhnya disusun
oleh mineral kalsit. Sedangkan mineral lainnya dapat berupa kwarsa, feldspar, mineral
lempung ataupun sisa-sisa organisme. Batu gamping sendiri bisa bersifat klastik
maupun non klastik, tergantung bagaimana batu gamping itu terbentuk.
Semen adalah merupakan zat perekat yang berfungsi merekatkan antara butiran dengan
butiran, maupun butiran dengan matrik
Unsur unsur tekstur dari batuan sedimen klastik meliputi
Geologi Dasar 1 - 73
Ukuran butir, yang umum dipakai adalah ukuran butir skala went word yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Ukuran Partikela skala went word
64 – 256 mm Couble
4 – 64 mm Peble
2 – 4 mm Granule
½ - 1 mm Coarse sand
¼ - ½ mm Medium sand
Geologi Dasar 1 - 75
Gambar 3. 32 Struktur Graded Bedding
- Graded Bedding ; orientasi butiran makin keatas makin halus.
Geologi Dasar 1 - 77
Sebagai salah satu contoh diskripsi batuan sedimen misal batu pasir :
Batu Pasir, abu abu, medium, sortasi bagu, subrounded-rounded, semen karbonat, keras,
struktur laminasi, mineral kwarsa, porositas medium. Dibawah ini contoh contoh batuan
sedimen.
1) Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi oleh karena hasil dari
proses pengendapan. Sebagai contoh adalah batu lempung, batu
gamping, batu napal, batu pasir batu breksi dan sebagainya.
2) Batuan sedimen secara garis besar digolongkan menjadi beberapa
golongan yaitu
- Batuan sedimen gologan detritus kasar contoh batu breksi,
batu konglomerat, dan batu pasir
- Batuan sedimen golongan detritus halus contoh batu napal,
batu lempung, dan shale/serpih.
- Batuan sedimen golongan evaporit adalah batuan yang
terjadi disebabkan adanya penguapan yang tinggi contoh
batu garam, gypsum
- Batuan sedimen golongan karbonat contoh batu gamping,
dolomit
- Batuan sedimen golongan lainnya contoh batubara.
3) Ciri umum yang dimiliki batuan sedimen adalah
- Sifat batuannya pada umumnya antara sangat keras, keras,
lunak, lepas (loose/friable),
- Umumnya batuan terdapat fosil,
- Batuannya berlapis lapis,
- Terdapat mineral batuan sedimen seperti pirit, kalsit.
4) Batuan sedimen pada umumnya kaya akan pori pori dan kaya akan
organisme sehingga batuan ini sangat potensial sebagai batuan
induk (souce rock) dari minyak dan gas bumi maupun sebagai
batuan reservoir.
Geologi Dasar 1 - 79
LATIHAN SOAL
I. Pilihlah jawaban dibawah ini paling tepat
1) Dibawah ini adalah tergolong dari pada batuan sedimen klastik kasar adalah
a. Batu lempung, batu pasir, batu gamping
b. Batu pasir, batu konglomerat, dan batu breksi
c. Batu napal, batu konglomerat dan batu breksi
d. Batu gamping, batu lempung dan batu pasir
2) Yang dimaksud dengan batuan sedimen golongan klastik kasar adalah
a. Batuan dengan fragmen lebih besar dari 1/8 mm
b. Batuan dengan fragmen kurang dari 1/8 mm
c. Batuan dengan fragmen lebih besar dari 1/250 mm
d. Batuan dengan fragmen kurang dari 1/250 mm
3) Dibawah ini adalah merupakan jenis batu sedimen adalah
a. Batu pasir kuarsa, batu granit, batu lempung
b. Batu andesit, batu pasir, batu napal
c. Batu lempung, batu gamping, batu breksi
d. Batu kuarsit, batu gamping, batu lempung
4) Salah satu ciri yang dimiliki oleh batuan sedimen adalah
a. Terdapat pelapisan, dan ada fosil
b. Batuannya sangat keras.
c. Tidak terdapat fosil
d. Terbentuk oleh karena ada tekanan dan panas
5) Dibawah ini adalah salah satu contoh batuan sedimen non kalstik adalah
a. Batu pasir
b. Batu konglomerat
c. Batu breksi
d. Batu gamping terumbu
6) Batuan dibawah ini adalah merupakan batuan sedimen golongan evaporit
adalah
a. Halit
b. Lempung
c. Napal
d. Gamping terumbu
7) Salah satu struktur sedimen yang termasuk struktur primer adalah
a. Gradded bedding
b. Gelembur gelombang
Geologi Dasar 1 - 81
3.3 Batuan Ubahan (Metamorphic Rocks)
Metamorfosa berasal dari kata meta dan morpih (meta = berubah; morph = bentuk). Jadi
metamorfosa berarti perubahan bentuk. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh
Lyell, pada tahun 1832 yang pada dewasa ini diartikan suatu proses yang menyebabkan
berubahnya susunan mineral dan struktur dari pada batuan sesuai dengan keadaan fisik
dan kimia yang mempengaruhinya. Pada umumnya metamorfosa terjadi pada kedalaman
lebih dari 20 Km. Yang keseluruhan atau sebagian besar terjadi pada keadaan padat tanpa
melalui fase cair atau transportasi. Karenanya terjadilah rekonstruksi baru, dan terbentuklah
batuan baru pula, baik struktur maupun mineralnya yang disesuaikan dengan kondisi yang
baru pula.
Berbeda dengan anateksis adalah proses yang melalui “total Melting” disini terjadi
peleburan dimana batuan semula padat melebur menjadi semacam magma dan ini
bukanlah termasuk dalam proses metamorfosa, jadi metamorfosa adalah perubahan tanpa
revolusi fase (fase padat dalam jangka panjang). khususnya dalam batuan metamorfosa
regional, dimana yang memegang peranan penting adalah P (tekanan) dan T (temperatur)
misalnya batuan berbagai jenis meniraloginya dipengaruhi oleh keadaan fisik, tekanan dan
temperatur. Batuan ubahan adalah hasil suatu proses pada kedalaman yang cukup dalam.
Oleh karena itu kita tidak mungkin akan menemukan batuan ubahan dipermukaan bumi.
Perubahan atau proses metamorfosa bisa terjadi karena pengaruh temperatur yang tinggi,
tekanan yang besar, cairan kimia aktif atau gas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfosa adalah :
1. Panas :
a. Geothermal gradien : yaitu kenaikan temperatur oleh semakin dalamnya bila
turun jauh kedalam bumi (rata-rata tiap 100 m, temperatur naik 3 OC).
b. Adanya gesekan antara masa batuan yang satu dengan yang lain.
c. Adanya intrusi magma.
2. Tekanan
Ada berbagai jenis atau macam tekanan
a. Tekanan searah (“Shearing Stress / Directed Pressure) :
Dengan arah P (tekanan) tertentu atau terarah, merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kemas batuan ubahan. Pengaruhnya adalah
perubahan bentuk, orientasi mineral, fracture, lipatan liatan kecil yang
kompleks. Tekanan juga akan menurunkan titik didih mineral dan
meninggikan daya solubilitas, karenanya ini penting didalamnya
rekristalisasi. Prinsip Rieke, menjelaskan bahwa larutan akan terjadi pada
titik titik yang mendapat tekanan paling besar didalam kristal, dan kemudian
1. Type Metamorfose :
Berdasarkan pada cara terjadinya metamorfose dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu
metamorfose regional, metamorfose kontak dan metamorfose kataklastik. Metamorfose
regional adalah metamorfose yang terjadi karena pengaruh tekanan dan temperatur,
yang bersifat regional. Metamorfose ini berlangsung akibat tekanan deep burial dan
pemanasan karena gradien geothermal. Metamorfose kontak dapat terjadi bila ada
kontak langsung antara batuan asal dan intrusi. Pada proses tersebut temperatur
mempunyai peran yang sangat penting. Sebaliknya metamorfose kataklastik terjadi
karena kontrol tekanan bersifat dominan.
Geologi Dasar 1 - 83
a) Metamorfose regional
Metamorfose regional terjadi karena kombinasi berbagai penyebab, Turner (1960).
Diantaranya yaitu :
Invasi Magma Granitis
Magma granitis berkembang pada kerak kontinen. Magma tersebut
memberikan panas kepada batuan diatasnya. Sebagai akibatnya makin
dalam kulit bumi ditembus, semakin panas temperaturnya. Fenomena ini
dinyatakan dalam gradien geothermal, yaitu pertambahan temperatur tiap
100 m masuk kedalam kulit bumi, gradien geotermal umumnya berkisar 3-
6 derajat celcius.
Deformasi Regional
Deformasi regional menyebabkan terjadinya tekanan berarah. Tekanan
semacam ini terjadi dibagian atas dari kulit bumi, pada saat suatu daerah
mengalami proses tektonik.
Deep Burial
Deep burial pada hakekatnya merupakan tekanan beban. Tekanan
tersebut berasal dari beban batuan sedimen yang menumpang diatasnya.
Tekanan mempunyai arah vertikal.
Statik Rekristalisasi
Proses rekristalisasi terjadi dibagian dalam dari cekungan. Gradien
geothermal telah menyebabkan temperatus naik terus kearah bagian
dalam cekungan. Pada temperatur tertentu mineral batuan tidak stabil, dan
mengalami perubahan mineralisasi. Mineral baru tumbuh tanpa adanya
unsur baru, yang masuk kedalam sistem.
b) Metamorfose dinamik/kataklastik
Metamorfose kataklastik terjadi oleh deformasi bari batuan, karena adanya
orogenesa atau tektonik. Kehadiran tektonik pada suatu cekungan menyebabkan
terjadinya perlipatan, pensesaran, longsoran dan penghancuran. Batuan yang
dihasilkan lebih memperlihatkan hubungan tekstural dibandingkan dengan
hubungan mineralogi. Proses rekristalisasi sangat minim, didalam batuan yang
mengalami deformasi kataklastik. Batuan yang dihasilkan oleh deformasi tersebut
dapat dikelompokan atas :
Breksi Sesar
Breksi sesar ditandai oleh hadirnya fragmen fragmen tajam dari berbagai
ukuran yang tersusun dalam matrik batuan serupa. Matrik terebut memiliki
butiran yang lebih halus. Fragmen breksi memperlihatkan retakan retakan.
Geologi Dasar 1 - 85
Gambar 3. 37 Tekstur Granoblastik
Tekstur Idioblastik
Tekstur pada batuan metamorf di mana bentuk mineral-mineral
penyusunnya berbentuk euhedral
Tekstur Xenoblastik
Tekstur batuan metamorf yang dibangun oleh mineral yang tidak memiliki
bentuknya anhedral
Tekstur Porpiroblastik
Tekstur pada batuan metamorf dimana suatau kristal besar (fenokris)
tertanam pada massa dasar yang relatif halus.
- Fabrik Hornfelsik
Fabrik hornfelsik terdapat pada batuan metamorf dengan butir mineral
yang relatif sama besar dan tidak memiliki orientasi terentu.
Geologi Dasar 1 - 87
- Fabrik Granulose
Fabrik granulose dibangun oleh mineral granular seperti kuarsa, felpart
piroksin, garnet, kalsit, dolomt dan lain lain. Mineral dengan bentuk
pipih atau linier sangat jarang dijumpai. Contoh batuan dengan fabrik
tersebut adalah marmer, granulit dan lain lainnya.
1) Gneis
Batuan ini mempunyai fabrik gneisose. Komposisi utama mineral mempunyai
bentuk granular. Diantara butir mineral granular, terdapat mineral yang
mempunyai bentuk lamelar, diantaranya mika, batuan gneis dapat dibedakan
secara detail atas nama nama komponen utamanya. Diantara batuan gneis
adalah Augen gneis, gneis kuarsa felspatik, dan gneis hornblende. Batuan
gneis ada yang berasal dari batuan sedimen maupun dari batuan beku. Gneis
yang berasal dari batuan sedimen disebut paragneis, sedang yang berasal
dari batuan beku dinamakan ortogneis.
Geologi Dasar 1 - 89
2) Skiss
Batuan ini mempunyai fabrik skistose atau foliasi. Komposisi utama mineral
terdiri dari muskovit dan klorit. Penamaan batu skiss ditentukan oleh komposisi
mineral lainnya.
- Skiss klorit adalah skiss komponen utamanya mineral klorit
- Skiss pelitik mika adalah batuan skiss yang masih nampak seperti batu
lempung, tetapi telah memperlihatkan pertumbuhan mineral muskovit,
klorit dan kuarsa.
- Skiss marmer adalah batuan skiss dengan komposisi mineral
utamanya terdiri dari kalsit dan mika.
3) Filit
Filit mempunyai fabrik antara slaty dan skistose. Komposisi utama dari filit
terdiri dari mika dan klorit. Mineral lainnya magnetit, hematit, turmalin. Pada
batuan ini masih nampak batuan asal yang bersifat lempungan.
4) Sabak
Batu sabak mempunyai fabrik slaty. Batuan ini berbutir halus, memperlihatkan
skistose yang sejajar. Mineral pembentuk sangat sulit dikenal secara
megaskopis. Terbentuk secara metamorfosa regional berderajat rendah
batuan asal dari batu serpih, batu lempung.
5) Granulit
Batuan ini mempunyai fabrik granulose. Komponen utama pembentuk batuan
terdiri dari felspar dan piroksin. Mineral lainnya yang dapat dijumpai dalam
jumlah sedikit antara lain garnet, kianit dan lain lainnya.
6) Kuarsit
Kuarsit mempunyai fabrik granulose. Komposisi utama mineralnya terdiri dari
kuarsa. Mineral lainnya yang dapat tumbuh antara lain garnet, muscovit,
silimanit dan lain lainnya.
7) Marmer
Marmer mempunyai fabrik granulose, komposisi utama mineral terdiri dari
kalsit. Mineral lainnya, yang dapat dijumpai antara lain diopsit, tremolit. batuan
ubahan ini bersal dari batu gamping berbutir halus-kasar, akibat metamorfosa
kontak atau regional.
8) Milonit
adalah batuan ubahan berbutir halus-gelas, akibat adanya pengaruh tekanan
searah yang kuat. Batuan ini sering dijumpai pada sesar/patahan
Geologi Dasar 1 - 91
Ciri-ciri umum untuk membedakan jenis-jenis batuan :
Tabel 3. 2 Ciri Umum Jenis Batuan
Ciri Tekstur :
Gelas, vesikuler porfiritik, Fragmental, porus Kristaloblastik
diabitik phaneritik. menyudut-membundar milonitsasi
mempunyai butiran masa granoblastik
dasar, semen
Kenampakan lain:
Tidak mengandung fosil Lepas, terdiri atas kerakal, Jarang/hampir tidak
friable, biasanya ada fosil perubahan
mengandung fosil bentuk struktur sisa.
Coba perhatikan amati batuan disekitar rumahmu, dan bandingkan dengan batuan
yang ada disekeliling rumah teman temanmu, kemudian lakukan
sebandingan/korelasi apakah batuan tersebut sama, atau berbeda dilihat dari jenis
litologi, warna, fragmen pembentuknya, dan kekerasan batuan.
6. Salah satu jenis batuan yang terbentuk oleh karena adanya tekanan dan
temperatur yang tinggi adalah
a. Batu pasir
b. Batu sedimen
c. Batu ubahan
d. Batu granit
Geologi Dasar 1 - 93
7. Batu marmer adalah batuan yang berasal dari
a. Batu gamping
b. Batu pasir
c. Batu granit
d. Batu sabak
10. Batuan beku dengan batuan ubahan dapat dibedakan dengan cara :
a. Dilihat kekerasannya
b. Komposisi mineralnya
c. Kandungan fosilnya
d. Warna batuannya
Geologi Dasar 1 - 95
Sistem Sumbu Kristal atau mineral :
Dengan kemajuan ilmu dalam bidang mineral ternyata bentuk mineral yang berbagai
ragam itu dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) sistem sumbu. Sistem sumbu ini sangat
menolong untuk mempelajari bentuk bentuk dari mineral itu. Adapun sistem sumbu
kristalografi tersebut terdiri dari :
- Sistem sumbu reguler
- Sistem sumbu tetragonal
- Sistem sumbu orthorombis
- Sistem sumbu hexagonal
- Sistem sumbu trigonal
- Sistem sumbu monoklin dan
- Sistem sumbu triklin
Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
- Jumlah sumbu kristal,
- Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain dan
- Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ke tujuh sistem sumbu kristal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut dibawah
ini :
4.1 Sistem Reguler (isometrik)
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3(tiga), semuanya sama panjang dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu dapat dibolak balik karena masing
masing mempunyai panjang dan kedudukan yang sama satu dengan lainnya.
(a) (b)
Gambar 4. 1 Sistem kubik: (a) asli, (b) modifikasi
Bentuk kristal yang termasuk kedalam sistem sumbu ini dibagi dalam beberapa kelas
yaitu
- Kelas hexaoktahedron
Bentuk dasar yg paling sederhana adalah bentuk kubus. Seluruh bidangnya
memotong tegak lurus, satu sumbu dan sejajar dengan sumbu yang lain.
Geologi Dasar 1 - 97
4.2 Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-
masing saling tegak lurus terhadap satu sama yang lain. Sumbu a dan b mempunyai
satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek akan tetapi pada umumnya lebih panjang (sumbu a = b ≠ c).
(a) (b)
Gambar 4. 3 Sistem tetragonal: (a)asli, (b) modifikasi
Pada sistem ini terdapat beberapa bentuk dasar yaitu pyramid, prisma, sphene,
pinakoid. Pyramid merupakan dua limas yang bertemu pada satu titik. Lima yang garis
potong bidang bidangnya memotong salah satu sumbu disebut sphene. Selanjutnya
dua bidang sejajar yang tegak lurus, salah satu sumbu disebut pinakoid. Kalau
beberapa bidang sejajar salah satu sumbu disebut prisma.
Bentuk yang termasuk dalam system sumbu ini dibagi menjadi beberapa kelas
diantaranya sebagai berikut :
- Kelas ditetragonal dipyramidal
Kelas ini meliputi bentuk ditetragonal dipyramid dan ditetragonal prisma.
- Kelas tetragonal scalenohedral
Kelas ini mempunyai dua bentuk dasar yaitu tetragonal disphenoid dan
tetragonal scalenohedron.
- Kelas tetragonal dipyramidal
Kelas ini dibangun oleh bentuk prisma, pyramid atau kombinasi antara prisma
dan pyramid.
Penamaan dalam sisem ini selalu dengan menyebut sistemnya. Bentuk bentuknya
banyak yang mirip dengan system reguler. Perbedaannya hanya terletak pada arah
memanjang sumbu c.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral tetragonal
(a) (b)
Gambar 4. 5 Sistem ortorombik: (a) asli, (b) modifikasi
Pada sistem ini dicirikan tidak mempunyai sumbu ganda 4. Bentukbentuk dasar yang
terdapat pada sistem ini adalah pyramid, prisma dan pinakoid. Dibawah ini salah satu
contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral ortorombik adalah
Geologi Dasar 1 - 99
Gambar 4. 6 Mineral Belerang dengan sistem sumbu mineral ortorombik
(a) (b)
Gambar 4. 7 Sistem heksagonal: (a) asli, (b) modifikasi,
(a) (b)
Gambar 4. 9 Sistem trigonal: (a) asli, (b) modifikasi.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu mineral trigonal
adalah
(a) (b)
Gambar 4. 11 Sistem monoklin: (a) asli, (b) modifikasi
(a) (b)
Gambar 4. 13 Sistem triklin: (a) asli, (b) modifikasi,
Di bawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu triklin adalah
Dari penjelasan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan pada tabel berikut di bawah
ini :
Tabel 4. 1 Sistem Sumbu Kristalografi
└ a & b = 120°
Hexagonal /
4 4 a=b=d≠c └ b & d = 120°
Trigonal
c ┴ abd
a┴b
5 Monoklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°
└ ab > 90°
6 Triklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°
Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan
tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang
lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada
garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap
Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah merupakan sumbu putar, dimana setelah melalui putaran tertentu
dijumpai figurasi atau bentuk yang sama. Sumbu simetri ada 4 buah masing masing sumbu
simetri ganda 2, ganda 3, ganda 4 dan ganda 6.
- Sumbu simetri ganda 2
Merupakan suatu sumbu putar yang setelah melalui putaran 180 0 dijumpai bentuk
yang sama. Sumbu putar ini terdapat pada seluruh sistem kecuali triklin.
- Sumbu simetri ganda 3
Merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 120 0 , akan didapat atau
dijumpai bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 3 dijumpai pasa system reguler
dan trigonal saja.
- Sumbu simetri ganda 4
Sumbu ini merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 90 0 , dijumpai
bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 4 dijumpai pada sistem reguler dan
tetragonal.
- Sumbu simetri ganda 6
Merupakan sumbu putar yang setelah melalui putaran 60 0 , dijumpai bentuk yang
sama. Sumbu simetri ganda 6 hanya dijumpai pada sistem hexagonal.
Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian
yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang
simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri
menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama
(sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri
vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui
satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang simetri diagonal.
Berdasarkan klasifikasi kristal dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang
dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal
LATIHAN :
4. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a sama
dengan sumbu b dan c adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
5. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a tidak
sama dengan sumbu b dan c dimana posisi sumbu a, b dan c tegak lurus adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
9. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system reguler kecuali
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal
10. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system tetragonal adalah
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal
11. Pinakoid adalah merupakan salah satu bentuk mineral yang termasuk didalam
system sumbu kristalografi
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Hexagonal
12. Dibawah ini adalah merupakan unsur unsur simetri daripada mineral kecuali
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
14. Suatu bidang yang membagi suatu bentuk atas dua bagian yang sama dan
merupakan bidang cermin disebut
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
15. Suatu titik pada suatu bentuk kristal dimana titik tersebut dapat ditarik garis
sedimikian, sehingga disebelah garis tersebut pada jarak yang sama ditemukan
suatu bentuk sudut atau bidang yang sama adalah
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
16. Suatu sumbu putar apabila diputar melalui putaran 120 0, maka akan dijumpai bentuk
yang sama adalah
a) Sumbu simetri ganda 2
b) Sumbu simetri ganda 3
c) Sumbu simetri ganda 4
d) Sumbu simetri ganda 6
17. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4/m apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri
18. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4 apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri
20. Sifat sifat fisik mineral banyak sekali salah satunya adalah kilap apa maksudnya :
a) Kecenderungan mineral untuk menyerap cahaya
b) Kenampakan permukaan mineral terhadap pantulan sinar
c) Kenampakan mineral yang mempunyai permukaan kasar
d) Semua jawaban salah
21. Dibawah ini menurut skala mohs mineral flourit mempunyai kekerasan
a) 4
b) 5,5
c) 6
d) 5
22. Mineral pembentuk batuan beku menerut skala mohs yang mempunyai kekerasan 6
adalah
a) Mg Piroksin, Amphibol, Plagioklas dan Ortoklas
b) Mg Piroksin, Ampibhol, Kuarsa dan Ortoklas
c) Amphibol, Plagioklas, Ortoklas dan Kuarsa
d) Plagioklas, Ortoklas, Mg Piroksin dan Kuarsa
23. Dibawah ini adalah merupakan klasifikasi minaral golongan oksida adalah
a) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Corundum
b) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Pyrit
c) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Argentit
d) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Dolomit
Gaya gaya yang bekerja pada bumi kita dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
5.1 Gaya Endogen
Gaya yang berasal dari dalam bumi yang meliputi gaya gravitasi, adanya gerak gerak
magma (vulkanisme), gerak gerak Lempeng Benua dan Samudera dan lain lainnya.
Pengaruh atau akibat dari gaya endogen ini misalnya adanya pembentukan pegunungan,
aktivitas magma, vulkanisme, kegiatan gunung api, gempa bumi pembentukan struktur
geologi (lipatan & patahan), pengangkatan, adanya ketidakselarasan, susut laut atau
regresi, genang laut atau trangressi.
Gaya endogen ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Orogenesa adalah suatu proses perubahan atau deformasi yang terjadi pada kerak
bumi atau sebagian kerak bumi yang meliputi daerah yang relatif sempit dan berjalan
cepat pada suatu selang waktu tertentu. Orogenesa dicirikan oleh adanya
pengangkatan atau pembentukan pegunungan, perlipatan, pensesaran dan
ketidakselarasan.
Epirogenesa adalah suatu proses perubahan atau deformasi yang terjadi pada kerak
bumi yang meliputi daerah yang luas, terjadi secara perlahan lahan dan terus
menerus. Epirogenesa ini dicirikan oleh adanya penurunan dasar suatu cekungan
sedimentasi, pengangkatan pada batuan sumber serta yang Sangat penting adalah
adanya genang laut dan susut laut.
Gaya endogen ini banyak disebabkan oleh karena adanya pergerakan pergerakan lempeng
samudera maupun lempeng benua. Adapun pergerakan lempeng dapat dibebdakan
menjadi beberapa 3 macam yaitu :
a. Disvergensi
Adalah pergerakan lempeng yang terjadi oleh karena salah satu lempeng saling
menjauhi sehingga akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak bumi dan
akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik
atau gunung api. Contoh pembentukan gunung api di pematang tengah samudera di
Lautan Pasific dan Benua Afrika
b. Konvergensi
Adalah pergerakan lempeng saling mendekati sehingga akan menyebabkan
tumbukan dimana salah salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah. Daerah
penunjaman tersebut akan membentuk suatu palung yang dalam yang biasanya
merupakan jalur gempa bumi yang kuat.
Tektonik Lempeng di Indonesia dapat dijelaskan seperti pada gambar 5.3 dibawah
ini. Negara Indonesia terletak pada posisi 3 lempeng yaitu lempeng India Australia
yang menumbuk dari arah selatan, lempeng Laut Samudera Pasific menumbuk dari
arah timur, sedangkan Indonesia sendiri terletak pada Lempeng Benua Asia,
dimana lempeng Benua Asia ini relatif tenang, dibandingkan kedua lempeng
tersebut, sehingga adanya pergerakan kedua lempeng tersebut akan membentuk
struktur geologi di Indonesia, untuk Indonesia Timur akan membentuk struktur
geologi yang lebih kommplek dibandingkan dengan Indonesia Barat. Dikarenakan
Indonesia Timur di Tumbuk oleh dua lempeng dari arah yang berbeda.
Cari beberapa contoh gambar pada buku majalah, internet atau artikel artikel
yang memperlihat adanya kegiatan proses proses geologi, atau mungkin
disekeliling rumah, sekolahan atau lainnya. Dan berikan penjelasnnya.
1. Dibawah ini adalah merupakan gaya yang berasal dari dalam bumi
a. Erosi
b. Abrasi
c. Pelapukan
d. Gravitasi
4. Suatu proses perubahan atau deformasi yang terjadi, dalam lingkup sempit dan
berjalan sangat cepat dalam waktu tertentu disebut
a. Endogen
b. Eksogen
c. Orogenesa
d. Epirogenesa
6. Pergerakan lempeng yang terjadi oleh karena salah satu dari lempeng saling
menjauhi disebut
a. Disvergensi
b. Konvergensi
c. Papasan
d. Subduction zone
7. Pergerakan lempeng yang terjadi oleh karena salah satu lempeng saling
mendekat sehingga menimbulkan tumbukan disebut
a. Disvergensi
b. Konvergensi
c. Papasan
d. Subduction zone
12. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh karena adanya pelapukan adalah
a. Struktur batuan
b. Proses perubahan suhu
c. Batuan yang keras menjadi retak atau pecah
d. Topografi yang curam
13. Pelapukan adalah salah astu contoh yang sebabkan oleh gaya
a. Endogen
b. Eksogen
c. Vulkanisme
d. Pergerakan magma
14. Proses pelapukan yang disebabkan oleh karena adanya pelarutan salah satu
mineral dan terbentuk mineral yang baru disebut
a. Disintegrasi
b. Pelapukan fisik
c. Pelapukan kimia
d. Pelapukan organik
15. Pelapukan yang disebabkan oleh karena perubahan temperatur yang ekstrim
disebut
a. Pelapukan organik
b. Pelapukan fisik
c. Pelapukan kimia
d. Disintegrasi
16. Stalagtit dan stalagmit yang terbentuk pada gua gua disebabkan
a. Pelarutan
b. Karbonasi
c. Hidrasi
d. Oksidasi
20. Salah satu contoh dari proses pelapukan yang disebabkan oleh karbonasi
adalah
a. Terbentuknya pori pori pada batu gamping
b. perubahan mineral olivine menjadi limonit
c. Perubahan mineral olivine menjadi klorit
d. Perubahan mineral plagioklas menjadi karbonat
Berdasarkan gambar tersebut diatas maka urutan umur batuan dari umur paling tua ke
muda adalah A, B, C, D, E, E, dan G jadi Lapisan batuan A umurnya paling tua, sedangkan
lapisan batuan yang umurnya paling muda adalah Lapisan batuan G.
Di bawah ini adalah merupakan salah satu contoh lapisan lapisan batuan dilapangan yang
masih pada posisi horisontal atau belum mengalami perubahan yang diakibatkan oleh
adanya gangguan dari kegiatan gempa tektonik
6.5 Hukum penerobosan (The law of cross cutting intrusion), Jemes Huton, 1795.
Batuan intrusi (magmatic) selalu mengintrusi lapisan yang lebih muda.
Menurut gambar tersebut diatas bahwa urutan lapisan batuan dari umur paling tua ke muda
adalah sebagai berikut Lapisan G, S, H, L dan B. Jadi lapisan batuan G adalah diendapkan
paling awal baru disusul lapisan S, lapisan H, dan lapisan L, kemudian disusul adanya
intrusi lapisan batuan beku yaitu B, jadi lapisan G paling tua dan bentuk intrusi B adalah
paling muda.
3) Berdasarkan gambar berikut dibawah ini manakah lapisan batuan yang mempunyai
umur paling muda dan paling tua, mengapa dan jelaskan.
Billing M.P, 1972 Structural Geology, Prenice Hull Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Krumbein W,C and Sloss L.L, 1965, Stratigraphy and Sedimentations, chapter 4 properties
in sedimentary Rocks p.93-131 W.H Freeman and Co Sanfrancisco.
Pettijohn F.L. 1957. Sedimentary Rock, Chapiter 2, Texture p. 13-51, Harper and Bross,
New York.
Sitter De, L.U. 1956, Structural geology ; Mc. Graw Hill Book Company Inc – Kagokuska
Company Ltd. Tokyo.
Berry L.G. And Mason Brian. 1961, Mineralogy, Modern Asia Editions, W.H Freeman and
Co, San Francisco, Charles E Tuttle Co Tokyo
Walter, T. Huang, 1962, Petrology, Mc. Graw-Hill Book Company, New York.
Sukendar Asikin, 1978, Dasar dasar geologi struktur, Departemen Teknik Geologi ITB –
Bandung
Namida S. 2001, Geologi Dasar, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
Nahrowi T.Y. 2002, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak
dan Gas Bumi.
Suratman, 2002, Sedimentologi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi