Anda di halaman 1dari 10

Dakwah Dalam Perspektif Ilmu Dakwah Kontemporer

Bagus Sadewo
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
bagusalghazali10@gmail.com

Abstract
In the science and technology currently, also the success development have
penetrated all aspects of the field of life, it is not only bringing the convenience and
happiness, but also to new behaviors and issues. There are many issues that long
time ago was never known, never imagined; now they are true. this reality is meant
by contemporary issues. During this time the theme and scope of da'wah only
revolves around the problems of hablum minallah (vertical relationship), or in
akhhrawi problem; Syahadat, prayer, fasting, hajj and other religious ritual
themes. While the theme of other Islamic da'wah, namely hablum minannas
(horizontal relationship) is not much touched on, when in fact the scope or theme
of da'wah is very broad. Issues of the ummah's interests are part of the themes of
Islamic da'wah, such as democracy, the problem of increasing the resources of the
ummah, the problem of economic improvement, work ethic and others. They are
rarely alluded in the subject of da'wah material so that da'wah seems not to stand
on the earth but in the air.
Kata kunci: Dakwah, Kontemporer

Pendahuluan
Kemajuan dalam bidang iptek dan keberhasilan pembangunan akhir-akhir ini
telah merambah seluruh aspek bidang kehidupan, tidak saja membawa kemudahan dan
kebahagiaan, juga menimbulkan sejumlah perilaku dan persoalan baru-persoalan baru.
Cukup banyak persoalan yang beberapa waktu lalu tidak pernah dikenal, bahkan tidak
pernah terbayangkan, kini hal itu menjadi kenyataan. kenyataan inilah yang
dimaksudkan dengan permasalahan-permasalahan kontemporer. Kiranya sudah
merupakan kewajaran dan keniscayaan setiap timbul persoalan baru maupun aktifitas
baru sebagai produk dari kemajuan, umat senantiasa bertanya, bagaimana kedudukan
hal tersebut dalam ajaran islam dan bagaimanakah pandangan islam terhadapnya.
Pandangan islam terhadapnya boleh jadi telah termuat dalam sumber ajaran islam, kitab
suci Alqur’an dan Sunnah Nabi, boleh jadi telah termuat dalam kazanah klasik karya
peninggalan ulama-ulama terdahulu atau bahkan belum tersentuh sama sekali. Untuk
menjawab keraguan dan kebingungan umat tentang masalah kontemporer ini, peran
dakwah dalam pengertian yang luas sangat memiliki peran yang amat strategis, sebab
bagimanapun hebatnya sebuah produk kalau tidak sampai ke konsumen maka produk
itu tidak akan bernilai. Dakwahlah yang menjembatani bagaimana kehebatan sumber
ajaran islam, atau produk ulama klasik atau bahkan produk pemikir Islam kontemporer
dapat dinikmati oleh ummat sebagai konsumen.Kemjuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemajuan pembangunan dewasa ini. Baikkiranya pemahaman tentang
dakwah diletakan pada proporsi yang sebenarnya, bahwa tugas dakwah bukanlah milik
kiai, ulama dan pimpinan informal lainnya. Biasanya pandangan ini dilandasi suatu
paham agama yang hanya melihat Nabi sebagai seorang pemimpin do’a dan imam
shalat tanpa memandang beliau sebagai social reformer, dan bangsawan pimpinan
Negara dan ummat yang flural dan masih banyak contoh yang lainnya.
2

Sehubungan dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah dapat diterapkan


sampai sekarang sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari sebegai berikut:
Rasulullah berkata kepada Mu’az bin Jabal sebelum beliau melepaspaskannya ke
Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi negeri yang penduduknya ahli kitab.
Jika engkau sampai ke sana, dakwahilah mereka untuk mengikrarkan dua kalimat
syahadat. Jika mereka merspon dakwahmu, maka sampaikanlah pada mereka bahwa
Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu sehari semalam, jika mereka menaati
perintah ini, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka zakat
yang diambil dari orang-orang kaya untuk didistribusikan kepada orang miskin diantara
mereka. Jika mereka menaati perintah ini, maka berhati-hatilah dengan harta berharga
mereka, dan berhati-hatilah dengan doa orang yang terzalimi, karena doa mereka lebih
berhijab untuk sampai kepada Allah (Hadis, RW Bukhari) Pesan hadis di atas
menunjukkan bahwa, pelaksanaan dakwah berdasarkan metode tertentu haruslah
melihat fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut. Dengan kata lain 111 JURNAL
AL-BAYAN VOL. 19, NO. 28, JULI – DESEMBER 2013 metode dakwah seharusnya
dengan sangat hati-hati disampaikan. Jika salah satu metode dakwah atau dakwah yang
dijalankan berjalan secara harmonis maka langkah selanjutnya harus dilakukan. Namun
jika strategi pertama tidak mendapat sambutan, maka jangan terlalu dipaksakan kepada
madu, atau sasaran dakwah. Artinya sasaran dakwah sangat kondisional. Metode dan
strategi dakwah yang dilakukan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Dan
juga dakwah sebagai strategi dan negosiasi ini sangat erat dengan budaya setempat.
Salah satu strategi dan metode dakwah yang dilancarkan oleh Rasulullah sebagai
berikut: Dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Raja Romawi
para sahahat berkata: “Sesunguhnya mereka (orang-orang Romawi), tidaka akan
menerima dan membaca surat kecuali surat yang berstempel. Anas berkata: Maka
Rasulullahpun membuat cincin dari perak, seolah-olah aku melihat putihnya perak
tersebut di tangan Rasulullah, stempel tersebut tertulis:Muhammad Rasulullah. (HR.
Muslim). Hadis di atas memberi pesan singkat kepada kita umat Islam untuk
melanjutkan risalah dakwah sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Muhammad
SAW. Rasulullah sangat menghargai informasi yang disampaikan oleh para sahabat,
sehingga informasi tersebut ditindaklanjuti demi kepentingan dakwah. Kita ketahui
bahwa bangsa Romawi merupakan bangsa yang besar dan termasyhur pada waktu itu,
sekaligus peradabannya tinggi. Karena peradabannya tinggi, maka segala sesuatu harus
terukur, teratur dan sangat rapi. Oleh karena itu boleh jadi sebelumnya Rasulullah
mengirim surat kepada orang lain tidak memakai stempel. Maka untuk kaum Romawi
surat tersebut harus mempunyai stempel. Dan Rasulullahpun memenuhi hal tersebut,
guna tercapainya tujuannya. Inila merupakan salah satu ontoh metode dakwah yang
diprakttekkan oleh Rasulullah tempo dulu.
Dalam pembahasan ini penekanannya adalah cara melaksanakan dakwah saat
ini. Melakukan dakwah yang sebenarnya adalah hal yang sangat mudah. Karena
melakukan dakwah dimana saja dan kapan saja. Menyampaikan dakwah kita pertama
harus merujuk kepada Al-Quran dan Hadis Nabi. Salah satu metode dakwah yang
sampai saat inimasih relevan dipraktekkan oleh para dai adalah dapat merujuk kepada
Hadis Nabi sebagai berikut: Permudahlah, jangan mempersulit, sampaikan kabar
gembira dan jangan membuat orang lari (HR. Bukhari). Mempermudah urusan bukanlah
mebolehkan segala sesuatu, hal yang dalam kehidupan ini. Misalnya, apabila seseorang
baru masuk Islam misalnya. Setelah ia mengucapkan dua Kalimah Syahadat. Maunya
jangan langsung dengan serta merta kita menyuruh membayar zakat, dan naik haji.
3

Akan tetapi jika ia baru saja masuk Islam maka kita memberikan kabar-gembira, kabar
yang menyenangkan serta menyejukkan. Misalnya kita memberikan penjelasan bahwa
Islam Agama yang menghormati sesama manusia misalanya.
Dalam kehidupan sehari-hari dakwah harus dilakukan oleh setiap orang. Apalagi
kita saat ini sebagai orang-orang yang dipersiapkan untuk mengembangkan dakwah,
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Saat ini dunia dihadapkan pada kondisi yang
sangat sempit. Misalnya dulu kita mengirim surat kepada seseorang, maka surat tersebut
akan sampai kepada tujuannya berhari-hari. Namun demikian surat melalui elektronik
saat ini sampai kepada tujuan hanya perhitungan detik. Begitulah sempitnya dunia ini.

Dakwah Kontemporer
Dakwah kontemporer adalah Dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan
teknologi modern yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer ini sangat cocok
apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar
belakang pendidikan menengah ke atas.
Teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah
kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakat setempat, tetapi
dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang
berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i kita
untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer.
Dakwah kontemporer yang dimaksud penulis adalah dakwah yang menggunakan
fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional, maka harus
segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu dengan cara modern dengan menggunakan
teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah saatnya harus
disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara
menggunakan fasilitas komputer.
Munculnya teknologi di bidang komputer ini sebenarnya sangat membantu bagi
para da’i dalam menyampaikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan metode tematik. Walaupun
kita sadari bahwa para da’i kita banyak yang tidak bisa meng-operasionalkan komputer
dengan baik, sehingga banyak para da’i kita yang tidak mampu untuk membuka Holy
Qur’an yang lagi berkembang dewasa ini.
Munculnya Holy Qur’an, Holy Hadits dan beberapa CD kitab kutubut-
turast  merupakan kemajuan yang luar biasa bagi umat Islam umumnya dan
para da’i pada khususnya untuk segera direalisasikan kepada pada umat yang selama ini
dalam menggali Al-Qur’an itu dengan metode tradisional. Dakwah yang menggunakan
fasilitas mimbar hanya akan didengar sebatas yang hadir pada acara tersebut. Lain
halnya dengan dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV,
internet dan teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.
Dari dua perbandingan di atas, maka dakwah kontemporer yang memanfaatkan
teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih harus
menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah.
Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi
kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara mengambil tema –
tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti nikah misyar, atau nikah yang
didalamnya terdapat persyaratan dari pihak zaujah untuk tidak dinafkahi. Sedangkan
fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Kenapa
4

demikian ? Karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan
lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.

Problematika Dakwah Masa Kini


Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah pada era kontemporer ini,
antara lain:
Pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih diartikan
sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tablih) sehingga aktifitas dakwah
lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan ceramah.
Kedua, problematika yang berasifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang bukan
hanya bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan dakwah membutuhkan para
dikma keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan
langkah srategis dan teknis dapat dicari runjukannya melalui teori-teori dakwah.
Ketiga, problem yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas dakwah masih
dilakukan sambil lalu atau menjadi pekerjaan sampingan. Imlikasinya banyak
bermunculan da’i yang kurang profesional, rendahnya penghargaan masyarakat
terhadap profesi da’i, dan lemahnya manajerial yang dilakukan oleh da’i dalam
mengemas kegiatan dakwah.
Metode dakwah Rasulullah SAW. pada awalnya dilakukan melalui pendekatan
individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa.
Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang dilakukan saat
berdakwah ke Thaif dan pada musim haji. Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu
hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami
para da’i dan muballigh. Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada yang melakukan
dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jika dalam satu
kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwah padahal mereka mampu, maka
seluruh penghuni kawasan itu berdosa dimata Allah.
Dengan demikian, sebenarnya dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap
individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di
lapangan. Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah,
karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT.
Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa. Para
rasul dan nabi adalah tokoh-tokoh dakwah yang paling terkemuka dalam sejarah umat
manusia, karena mereka dibekali wahyu dan tuntunan yang sempurna.
Dibanding mereka, kita memang belum apa-apa. Akan tetapi
sebagai da’i dan muballigh, kita wajib bersyukur karena telah memilih jalan yang benar,
yakni bergabung bersama barisan para rasul dan nabi dalam menjalankan misi risalah
Islamiyah. Konsekuensi dari pilihan itu kita harus senantiasa berusaha mengikuti jejak
para nabi dan rasul dalam menggerakkan dakwah amar ma‘ruf nahi munkar, dalam
kondisi dan situasi bagaimanapun.
Problem dakwah masa kini yang kita hadapi adalah tantangan dakwah yang
semakin hebat, baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Problem Eksternal
Problem eksternal dakwah untuk masyarakat modern seperti di kota kota yang maju
sangatlah banyak sekali. Diantaranya:
a. Maraknya kemaksiatan
5

Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti
perilaku masyarakat kota dalam mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan
dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-
kerawanan moral dan etika. Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan
dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi
mutakhir seperti siaran televisi, keeping-keeping VCD, jaringan Internet, dan
sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas,
seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta
menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan
penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu. Problem sepertiini lebih dulu
masuk pada masyarakat kota.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini,
kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga
mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai
kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak
generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu.
Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena
hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi
dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas. Ledakan – ledakan informasi dan
kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu
saja.
b. Kecerdasan masyarakat kota
Kecerdasan masyarakat kota juga sebuah problem bagi seorang dai. Karena Kecerdasan
masyarakat kota ini lebih mengedepankan aspek logika dari pada keimanan semata.
Disisi lain, dipungkiri atau tidak, tingkat pendidikan sekolah masyarakat modern rata-
rata pernah mengenyam bangku SMA bahkan lebih tinggi. Padahal pada taraf-taraf
tertentu agama tidaklah bisa ditimbang 100% dengan logika. Seperti konsep tasawuf
yang lebih sering jauh dengan akal. Oleh sebab itu, seorang dai harus lebih pintar
mengemas bahasa dalam menyampaikan materi-materi dakwah agar lebih masuk akal
dan mengena kapada Kecerdasan masyarakat kota.
c. Keanekaragaman faham agama masyarakat kota
Keanekaragaman masyarakat kota disebabkan sebagian besar  penduduknya dating dari
berbagi daerah. Halini mengakibatkan keanekaragaman faham agama masyarakat kota.
Seperti faham Nahdlotul Ulama', faham Ahmadiyah, LDII, Persis dan lain sebagainya.
Hal ini juga sangat menguras pikiran bagi seorang dai untuk mengemas dan
menyampaikan materi dakwahnya.
Problem Internal
Kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam meng-akses informasi dari waktu ke
waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin
tumpul  tak berdaya. Bertolak dari factor-factor tersebut, agar problematika dakwah
tidak semakin kusut dan berlarut-larut, perlu segera dicarikan jalan keluar dari kemelut
persoalan yang dihadapi itu.

Aplikasi Metode Dakwah Kontemporer


Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan
gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah teknis dakwah kontemporer ini lain
dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan
budaya masyarakat setempat, tetapi dakwah kontemporer dilakukan dengan cara
6

mengikuti teknologi yang sedang berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan


dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan
tantangan bagi para da’i kita untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke
dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud penulis adalah dakwah
yang menggunakan fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak
dewasa ini,
prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan ada tiga prinsip umum
metode dakwah yaitu; Metode hikmah, metode mau’izah khasanah, meode mujadalah
billati hia ahsan, banyak penafsiran para Ulama terhadap tiga Prinsip metode tersebut
antara lain:
1. Metode hikmah menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya mengatakan
bahwa hikmah yaitu; Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang
dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.
2. Metode mau’izah khasanah menurut Ibnu Syayyidiqi adalah memberi ingat
kepada orang lain dengan fahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.
3. Metode mujadalah dengan sebaik-baiknya berdakwah.
Menurut Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menegaskan agar orang –
orang yang melakukan tukar fikiran itu tidak beranggapan bahwa yang satu sebagai
lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus menganggap bahwa para peserta
mujadalah atau diskusi itu sebagai kawan yang saling tolong-menolong dalam mencapai
kebenaran. Demikianlah antara lain pendapat sebagian Mufassirin tentang tiga prinsip
metode tersebut. Selain metode tersebut Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapa di
antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu,
ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir
inilah selemah-lemah iman.” [ H.R. Muslim].
Dari hadis tersebut terdapat tiga tahapan metode yaitu;
1. Metode dengan tangan [bilyadi], tangan di sini bisa difahami secara tektual ini
terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapi, tetapi juga tangan bisa
difahami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan kekuasaan sangat
efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.
2. Metode dakwah dengan lisan [bil-lisan], maksudnya dengan kata – kata yang
lemah lembut, yang dapat difahami oleh mad’u, bukan dengan kata – kata yang
keras dan menyakitkan hati.
3. Metode dakwah dengan hati [bil-qolb], yang dimaksud dengan metode dakwah
dengan hati adalah dalam berdakwah hati tetap ikhlas, dan tetap
mencintai mad’u dengan tulus, apabila suatu saat mad’u atau objek dakwah
menolak pesan dakwah yang disampaikan, mencemooh, mengejek bahkan
mungkin memusuhi dan membenci da’i atau muballigh, maka hati da’i tetap
sabar, tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap
mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da’i hendaknya mendo’akan objek
supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Selain dari metode tersebut,
4. Metode bil uswatun hasanah, yaitu dengan memberi contoh prilaku yang baik
dalam segala hal. Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. Hanya
ditentukan oleh akhlaq belia yang sangat mulia yang dibuktikan dalam realitas
kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Seorang muballigh harus menjadi
teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat metode dakwah tersebut diaplikasikan dalam berbagai pendekatan, diantarnya
yaitu:
7

1. Pendekatan Personal; Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan cara individual.


Antara da’i dan mad’ulangsung bertatap muka sehingga materi yang
disampaikan langsung diterima.
2. Pendekatan Pendidikan; Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan
beriringan dengan masuknya Islam kepada kalangan sahabat. Begitu juga pada
masa sekarang ini,kita dapat melihat pendekatan pendidikan teraplikasi dalam
lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan yang bercorak Islam ataupun
perguruan tinggi yang didalamnya terdapat materi-materi keislaman.
3. Pendekatan Diskusi; Pendekatan diskusi pada era sekarang sering dilakukan
lewatberbagai diskusi keagamaan, da’i berperan sebagai nara sumber
sedang mad’u berperan sebagai undience.
4. Pendekatan Penawaran; Cara ini dilakukan Nabi dengan memakai metode yang
tepat tanpa paksaan sehingga mad’u ketika meresponinya tidak dalam keadaan
tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang timbul dari hati yang paling
dalam.
5. Pendekatan Misi; Maksud dari pendekatan ini adalah pengiriman para da’i ke
daerah-daerah di luar tempat domisili.
Hamzah Yaqub membagi sarana dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan,
audio, visual, dan, akhlak. Dari lima macam pembagi tersebu, secara umum dapat
dipersempit menjadi tiga macam,yaitu:
 Spoken words,  media dakwah berbentuk ucapan atau bunyi yang di tangkap
dengan indra telinga, seperti rasdio, telepon, dan lain-lain.
 Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat di
tangkap dengan mata.
 The Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat di dengar sekaligus
dilihat, seperti televisi, video, film dan sebagainya.
Sementara masyarakat sekarang ini adalah masyarakat plural yang berkembang
dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi tidak dapat
dibnafikan dapat membuka sekat yang menghasilkan batas ruang dan waktu. Memilih
dan menggunakan media yang tepat sudah menjadi keharusan dan tuntutan zaman
apabila menginginkan tujuan dakwah untuk memengaruhi bisa tercapai. Dengan
demikin, media sebagai sarana dakwah yang merupakan suatu wasilah dakwah haruslah
sesuai dengan situasi dan kondisi pada masyarakat kontemporer.
Adapun metode atau strategi dakwah kontemporer lainnya adalah :
1. Metode Ceramah
Yakni: Suatu cara lisan dalam rangka pengajian dakwah yang dilaksanakan oleh dai
kepada mad”u atau dapat dikatakan menyajikan keterangan kepada orang lain agar
dapat dimengerti apa yang disajikan, metode ini sebagaimana telah disinggung dalam Al
Quran surat An Nahl 125 dengan menggunakan (memberi nasehat yang baik).
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini biasanya digunakan bersamaan dengan metode lain yaitu metode ceramah
juga melengkapi metode di atas dalam rangka mencapai tujuan dakwah, tanya jawab
wajar pula digunakan menyelingi pembicaraan-pembicaraan (ceramah) untuk
menyemangatkan mad”u. Tanya jawab.
3. Metode Pendidikan dan Pengajaran Agama
Pengajaran adalah alat perantara bagi pencapaian tujuan pendidikan, sedang pendidikan
merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dakwah. Pendidikan agama
sebagai metode dakwah pada dasarnya membina (melestarikan) fitrah anak yang dibawa
8

sejak kecil atau sejak lahir, yaitu fitrah beragama (perasaan berTuhan). Karena
pendidikan. Islam merpakan proses pengarahan perkembangan kehidupan dan
keberagamaan peserta didik ke arah kehidpan Islami.
4. Metode Keteladanan
Metode keteladanan atau dikenal dengan istilah “demonstration method” atau “direct
method” yakni suatu cara memperlihatkan sikap gerak-gerik, kelakuan, perbuatan
dengan harapan orang dapat melihat, menerima, memperhatikan, dan mencontoh.
Sehingga dilihat dari sudut dakwah, metode demonstrasi itu sangat menimbulkan kesan
yang besar, karena panca inderaa dan bathin sekaligus dapat dipekerjakaan. 
5. Metode Bil Hal
Dakwah bil hal atau dakwatul hal, adalah cara untuk menanamkan, meresapkan dan
mengamalkan ajaran Islam dengan sebenarnya tanpa melalui banyak bicara, untuk
pemenuhan kebuutuhan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Karenanya tepat
apabila pada era pembangunan dewasa ini, ditetapkan program dakwah bil ha sebagai
prioritas dengan tujuan meningkatkan harkat dan martabat umat terutama dari golongan
berpenghasilan rendah.
Disamping lima metode di atas yang telah saya sebutkan ada cara2 lain atau
strategi berdakwah dikalangan remaja saat ini, dengan kita liat perkembangan zaman
pada saat ini kita bisa mengunakan strategi dakwah dikalangan remaja dengan
mengunakan media masa atau internet, tulisan-tulisan yang ilmiah yang ada di
duniaislam.org sesuai dengan perkembangan remaja masa kini, dakwah seperti inilah
yang sangat praktis, modern, cara penyampaiannya
Banyak anak muda masa kini yang setiap hari menggunakan gadget bisa dengan
mudah mengakses internet maka duniaislam.org hadir untuk memberikan artikel islam
maupun artikel hukum islam dan berita islami masa kini yang di kemas dengan simple
dan mudah di pahami
Dengan fasilitas yang sangat canggih inilah tidak membutuhkan waktu,tempat
tertentu, kita bisa melakukannya kapan pun kita mau, lain halnya dengan dakwah
langsung bil lisan yang sangat membutuh kan tempat, waktu, dan kondisi tertentu. Dari
cara inilah kita harapkan para remaja masa kini menyukai dan tersentuh hatinya dalam
membacanya, dan dapat berubah pergaulannya dengan apa yang kita inginkan, karna
seorang pemuda itu adalah cermin maju tidaknya Negara kita yang akan datang semua
itu dapat kita lihat dari para pemuda pemu di suatu Negara.

Strategi Dakwah Kontemporer

1. Dakwah  tidak mengenal ruang, waktu, dan tempat


2. Risalah Islam yaitu :
a. Aqidah Tauhid
b. Syariah ( Ibadah dan Muamalah)
c. Akhlak ( Etika dan Perilaku)
3. Dimensi Islam yaitu :
a. Syariah ( Ibadah dan Muamalah)
b. Akhlak ( Etika dan Prilaku)
4. Sumber hukum ( Ajaran) Islam adalah :
a. Al- Qur’an
b. Hadits / Sunnah
c. Ijma
9

d. Qiyas
5. Hadits dan sunnah dalam pengertiannya ada sedikit perbedaan yaitu :
a. Hadits suatu perkataan, perbuatan dan taqriri yang hanya di nisbatkan
kepada Nabi Muhammad. SAW.
b. Sunnah suatu perkataan, perbuatan dan taqriri yang  di nisbatkan kepada
Nabi Muhammad. SAW. Dan bisa kepada para sahabat.
c. Hadits itu matannya ( teks/ tulisan)
d. Sunnah ( lebih kepada perbuatan)

Kesimpulan
Metode dakwah Rasulullah SAW. pada awalnya dilakukan melalui pendekatan
individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa.
Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang dilakukan saat
berdakwah ke Thaif dan pada musim haji. Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu
hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami
para da’i dan muballigh. Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada yang melakukan
dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jika dalam satu
kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwah padahal mereka mampu, maka
seluruh penghuni kawasan itu berdosa di mata Allah.
Dengan demikian, sebenarnya dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap
individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di
lapangan. Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah,
karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT.
Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa. Para
rasul dan nabi adalah tokoh-tokoh dakwah yang paling terkemuka dalam sejarah umat
manusia, karena mereka dibekali wahyu dan tuntunan yang sempurna.
Melihat persoalan ummat Islam di atas, nampaknya dakwah Islam harus
dilakukan dengan upaya yang serius dan tidak hanya cukup dilakukan dengan
dakwah bil lisan, dakwah yang dibutuhkan adalah kerja nyata yang mampu
menimbulkan perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan dan mampu memberikan
solusi bagi permasalahan umat. Mudah-mudahan Allah SWT. senantiasa memberikan
kekuatan dan petunjuk agar kita tidak salah pilih dan tidak terlambat, insya Allah.
Teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah
kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakat setempat,tetapi
dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang
berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah, merupakan tantangan bagi para da’i kita
untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer.
Dakwah kontemporer yang dimaksud penulis adalah, dakwah yang menggunakan
fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghozali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. Ihya' Ulumuddin. Libanon: Dar


Al-Kutub Ilmiyah. 2006.
Fatah, Rohadi Abdul. Manajemen Dakwah Di Era Global. Jakarta: CV. Fauzan Inti
Kreasi. 2004.
10

Anas, Ahmad. Paradigma Dakwah Kontemporer. WaliSongo Press IAIN. Semarang.


2006.
Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2000.
Wahid, Fathul. e-Dakwah: Dakwah melalui Internet. Yogyakarta: Gava Media. 2004.
Basit, Abdul. Wacana Dakwah Kontemporer. Purwokerto: Stainpress. 2006.
Khasanah, Siti Uswatun. Berdakwah Dengan Jalan Debat: antara muslim dan non
muslim.Purwokerto: Stainpress. 2007.

Anda mungkin juga menyukai