Bagus Sadewo
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
bagusalghazali10@gmail.com
Abstract
In the science and technology currently, also the success development have
penetrated all aspects of the field of life, it is not only bringing the convenience and
happiness, but also to new behaviors and issues. There are many issues that long
time ago was never known, never imagined; now they are true. this reality is meant
by contemporary issues. During this time the theme and scope of da'wah only
revolves around the problems of hablum minallah (vertical relationship), or in
akhhrawi problem; Syahadat, prayer, fasting, hajj and other religious ritual
themes. While the theme of other Islamic da'wah, namely hablum minannas
(horizontal relationship) is not much touched on, when in fact the scope or theme
of da'wah is very broad. Issues of the ummah's interests are part of the themes of
Islamic da'wah, such as democracy, the problem of increasing the resources of the
ummah, the problem of economic improvement, work ethic and others. They are
rarely alluded in the subject of da'wah material so that da'wah seems not to stand
on the earth but in the air.
Kata kunci: Dakwah, Kontemporer
Pendahuluan
Kemajuan dalam bidang iptek dan keberhasilan pembangunan akhir-akhir ini
telah merambah seluruh aspek bidang kehidupan, tidak saja membawa kemudahan dan
kebahagiaan, juga menimbulkan sejumlah perilaku dan persoalan baru-persoalan baru.
Cukup banyak persoalan yang beberapa waktu lalu tidak pernah dikenal, bahkan tidak
pernah terbayangkan, kini hal itu menjadi kenyataan. kenyataan inilah yang
dimaksudkan dengan permasalahan-permasalahan kontemporer. Kiranya sudah
merupakan kewajaran dan keniscayaan setiap timbul persoalan baru maupun aktifitas
baru sebagai produk dari kemajuan, umat senantiasa bertanya, bagaimana kedudukan
hal tersebut dalam ajaran islam dan bagaimanakah pandangan islam terhadapnya.
Pandangan islam terhadapnya boleh jadi telah termuat dalam sumber ajaran islam, kitab
suci Alqur’an dan Sunnah Nabi, boleh jadi telah termuat dalam kazanah klasik karya
peninggalan ulama-ulama terdahulu atau bahkan belum tersentuh sama sekali. Untuk
menjawab keraguan dan kebingungan umat tentang masalah kontemporer ini, peran
dakwah dalam pengertian yang luas sangat memiliki peran yang amat strategis, sebab
bagimanapun hebatnya sebuah produk kalau tidak sampai ke konsumen maka produk
itu tidak akan bernilai. Dakwahlah yang menjembatani bagaimana kehebatan sumber
ajaran islam, atau produk ulama klasik atau bahkan produk pemikir Islam kontemporer
dapat dinikmati oleh ummat sebagai konsumen.Kemjuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemajuan pembangunan dewasa ini. Baikkiranya pemahaman tentang
dakwah diletakan pada proporsi yang sebenarnya, bahwa tugas dakwah bukanlah milik
kiai, ulama dan pimpinan informal lainnya. Biasanya pandangan ini dilandasi suatu
paham agama yang hanya melihat Nabi sebagai seorang pemimpin do’a dan imam
shalat tanpa memandang beliau sebagai social reformer, dan bangsawan pimpinan
Negara dan ummat yang flural dan masih banyak contoh yang lainnya.
2
Akan tetapi jika ia baru saja masuk Islam maka kita memberikan kabar-gembira, kabar
yang menyenangkan serta menyejukkan. Misalnya kita memberikan penjelasan bahwa
Islam Agama yang menghormati sesama manusia misalanya.
Dalam kehidupan sehari-hari dakwah harus dilakukan oleh setiap orang. Apalagi
kita saat ini sebagai orang-orang yang dipersiapkan untuk mengembangkan dakwah,
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Saat ini dunia dihadapkan pada kondisi yang
sangat sempit. Misalnya dulu kita mengirim surat kepada seseorang, maka surat tersebut
akan sampai kepada tujuannya berhari-hari. Namun demikian surat melalui elektronik
saat ini sampai kepada tujuan hanya perhitungan detik. Begitulah sempitnya dunia ini.
Dakwah Kontemporer
Dakwah kontemporer adalah Dakwah yang dilakukan dengan cara menggunakan
teknologi modern yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer ini sangat cocok
apabila dilakukan di lingkungan masyarakat kota atau masyarakat yang memiliki latar
belakang pendidikan menengah ke atas.
Teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah
kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakat setempat, tetapi
dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang
berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan bagi para da’i kita
untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer.
Dakwah kontemporer yang dimaksud penulis adalah dakwah yang menggunakan
fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.
Al-Qur’an yang selama ini banyak disampaikan dengan cara tradisional, maka harus
segera dirubah cara penyampaiannya, yaitu dengan cara modern dengan menggunakan
teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Al-Qur’an sudah saatnya harus
disampaikan dengan menggunakan metode cepat dan tepat, yaitu dengan cara
menggunakan fasilitas komputer.
Munculnya teknologi di bidang komputer ini sebenarnya sangat membantu bagi
para da’i dalam menyampaikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan metode tematik. Walaupun
kita sadari bahwa para da’i kita banyak yang tidak bisa meng-operasionalkan komputer
dengan baik, sehingga banyak para da’i kita yang tidak mampu untuk membuka Holy
Qur’an yang lagi berkembang dewasa ini.
Munculnya Holy Qur’an, Holy Hadits dan beberapa CD kitab kutubut-
turast merupakan kemajuan yang luar biasa bagi umat Islam umumnya dan
para da’i pada khususnya untuk segera direalisasikan kepada pada umat yang selama ini
dalam menggali Al-Qur’an itu dengan metode tradisional. Dakwah yang menggunakan
fasilitas mimbar hanya akan didengar sebatas yang hadir pada acara tersebut. Lain
halnya dengan dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi elektronik seperti TV,
internet dan teknologi modern lainnya, pasti akan lebih banyak manfaatnya.
Dari dua perbandingan di atas, maka dakwah kontemporer yang memanfaatkan
teknologi modern lebih banyak manfaatnya dari pada dakwah kultural yang masih harus
menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah.
Materi dakwah yang tepat untuk menghadapi masyarakat modern ini adalah materi
kajian yang bersifat tematik. Artinya Islam harus di kaji dengan cara mengambil tema –
tema tertentu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti nikah misyar, atau nikah yang
didalamnya terdapat persyaratan dari pihak zaujah untuk tidak dinafkahi. Sedangkan
fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Kenapa
4
demikian ? Karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan
lebih banyak serta jangkauannya lebih luas.
Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti
perilaku masyarakat kota dalam mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan
dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-
kerawanan moral dan etika. Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan
dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi
mutakhir seperti siaran televisi, keeping-keeping VCD, jaringan Internet, dan
sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas,
seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta
menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan
penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu. Problem sepertiini lebih dulu
masuk pada masyarakat kota.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini,
kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga
mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai
kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak
generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu.
Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena
hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi
dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas. Ledakan – ledakan informasi dan
kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu
saja.
b. Kecerdasan masyarakat kota
Kecerdasan masyarakat kota juga sebuah problem bagi seorang dai. Karena Kecerdasan
masyarakat kota ini lebih mengedepankan aspek logika dari pada keimanan semata.
Disisi lain, dipungkiri atau tidak, tingkat pendidikan sekolah masyarakat modern rata-
rata pernah mengenyam bangku SMA bahkan lebih tinggi. Padahal pada taraf-taraf
tertentu agama tidaklah bisa ditimbang 100% dengan logika. Seperti konsep tasawuf
yang lebih sering jauh dengan akal. Oleh sebab itu, seorang dai harus lebih pintar
mengemas bahasa dalam menyampaikan materi-materi dakwah agar lebih masuk akal
dan mengena kapada Kecerdasan masyarakat kota.
c. Keanekaragaman faham agama masyarakat kota
Keanekaragaman masyarakat kota disebabkan sebagian besar penduduknya dating dari
berbagi daerah. Halini mengakibatkan keanekaragaman faham agama masyarakat kota.
Seperti faham Nahdlotul Ulama', faham Ahmadiyah, LDII, Persis dan lain sebagainya.
Hal ini juga sangat menguras pikiran bagi seorang dai untuk mengemas dan
menyampaikan materi dakwahnya.
Problem Internal
Kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam meng-akses informasi dari waktu ke
waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin
tumpul tak berdaya. Bertolak dari factor-factor tersebut, agar problematika dakwah
tidak semakin kusut dan berlarut-larut, perlu segera dicarikan jalan keluar dari kemelut
persoalan yang dihadapi itu.
sejak kecil atau sejak lahir, yaitu fitrah beragama (perasaan berTuhan). Karena
pendidikan. Islam merpakan proses pengarahan perkembangan kehidupan dan
keberagamaan peserta didik ke arah kehidpan Islami.
4. Metode Keteladanan
Metode keteladanan atau dikenal dengan istilah “demonstration method” atau “direct
method” yakni suatu cara memperlihatkan sikap gerak-gerik, kelakuan, perbuatan
dengan harapan orang dapat melihat, menerima, memperhatikan, dan mencontoh.
Sehingga dilihat dari sudut dakwah, metode demonstrasi itu sangat menimbulkan kesan
yang besar, karena panca inderaa dan bathin sekaligus dapat dipekerjakaan.
5. Metode Bil Hal
Dakwah bil hal atau dakwatul hal, adalah cara untuk menanamkan, meresapkan dan
mengamalkan ajaran Islam dengan sebenarnya tanpa melalui banyak bicara, untuk
pemenuhan kebuutuhan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Karenanya tepat
apabila pada era pembangunan dewasa ini, ditetapkan program dakwah bil ha sebagai
prioritas dengan tujuan meningkatkan harkat dan martabat umat terutama dari golongan
berpenghasilan rendah.
Disamping lima metode di atas yang telah saya sebutkan ada cara2 lain atau
strategi berdakwah dikalangan remaja saat ini, dengan kita liat perkembangan zaman
pada saat ini kita bisa mengunakan strategi dakwah dikalangan remaja dengan
mengunakan media masa atau internet, tulisan-tulisan yang ilmiah yang ada di
duniaislam.org sesuai dengan perkembangan remaja masa kini, dakwah seperti inilah
yang sangat praktis, modern, cara penyampaiannya
Banyak anak muda masa kini yang setiap hari menggunakan gadget bisa dengan
mudah mengakses internet maka duniaislam.org hadir untuk memberikan artikel islam
maupun artikel hukum islam dan berita islami masa kini yang di kemas dengan simple
dan mudah di pahami
Dengan fasilitas yang sangat canggih inilah tidak membutuhkan waktu,tempat
tertentu, kita bisa melakukannya kapan pun kita mau, lain halnya dengan dakwah
langsung bil lisan yang sangat membutuh kan tempat, waktu, dan kondisi tertentu. Dari
cara inilah kita harapkan para remaja masa kini menyukai dan tersentuh hatinya dalam
membacanya, dan dapat berubah pergaulannya dengan apa yang kita inginkan, karna
seorang pemuda itu adalah cermin maju tidaknya Negara kita yang akan datang semua
itu dapat kita lihat dari para pemuda pemu di suatu Negara.
d. Qiyas
5. Hadits dan sunnah dalam pengertiannya ada sedikit perbedaan yaitu :
a. Hadits suatu perkataan, perbuatan dan taqriri yang hanya di nisbatkan
kepada Nabi Muhammad. SAW.
b. Sunnah suatu perkataan, perbuatan dan taqriri yang di nisbatkan kepada
Nabi Muhammad. SAW. Dan bisa kepada para sahabat.
c. Hadits itu matannya ( teks/ tulisan)
d. Sunnah ( lebih kepada perbuatan)
Kesimpulan
Metode dakwah Rasulullah SAW. pada awalnya dilakukan melalui pendekatan
individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa.
Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang dilakukan saat
berdakwah ke Thaif dan pada musim haji. Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu
hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami
para da’i dan muballigh. Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada yang melakukan
dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jika dalam satu
kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwah padahal mereka mampu, maka
seluruh penghuni kawasan itu berdosa di mata Allah.
Dengan demikian, sebenarnya dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap
individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di
lapangan. Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah,
karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT.
Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa. Para
rasul dan nabi adalah tokoh-tokoh dakwah yang paling terkemuka dalam sejarah umat
manusia, karena mereka dibekali wahyu dan tuntunan yang sempurna.
Melihat persoalan ummat Islam di atas, nampaknya dakwah Islam harus
dilakukan dengan upaya yang serius dan tidak hanya cukup dilakukan dengan
dakwah bil lisan, dakwah yang dibutuhkan adalah kerja nyata yang mampu
menimbulkan perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan dan mampu memberikan
solusi bagi permasalahan umat. Mudah-mudahan Allah SWT. senantiasa memberikan
kekuatan dan petunjuk agar kita tidak salah pilih dan tidak terlambat, insya Allah.
Teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah
kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakat setempat,tetapi
dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang
berkembang. Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
khususnya dalam bidang periklanan adalah, merupakan tantangan bagi para da’i kita
untuk segera berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer.
Dakwah kontemporer yang dimaksud penulis adalah, dakwah yang menggunakan
fasilitas teknologi modern sebagaimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.
DAFTAR PUSTAKA