Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 02320190111
A. PROSEDUR AUDIT
prosedur audit adalah metode dan teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Berikut ini adalah
sepuluh jenis prosedur audit yang digunakan:
Prosedur ini terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data. Prosedur ini meliputi
perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan persentase,
perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model
matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
2. Inspeksi (inspecting)
Prosedur ini meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan
sumberdaya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing terutama dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan ketetapatan persyaratan dalam faktur
atau kontrak yang memerlukan pengujian.
3. Konfirmasi (confirming)
Prosedur ini adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.
Prosedur ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan
keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan
keterangan yang berkaitan dengan keuangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih.
5. Penghitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumberdaya berwujud
seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan yang kedua yaitu akuntansi seluruh dokumen
dengan nomor urut yang telah dicetak.
6. Penelusuran (tracing)
Pada prosedur ini auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksananakan, dan
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar
dalam catatan akuntansi.
Prosedur ini meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan mendapatkan serta
memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan
validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
8. Pengamatan (observing)
Prosedur ini berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan
atau proses yang dapat berupa pemrosesan rutin jenis transasksi tertentu seperti penerimaan kas,
untuk melihat penerapan kebijakan dan prosedur perusahaan.
Prosedur ini adalah perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang
total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas
dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan serta total pada skedul pendukung dan
rekonsiliasi.
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat
menggunakan teknik audit berbantuan computer untuk membantu melaksanakan beberapa
prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer
berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:
Sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih
dahulu. Audit planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit,
kewenangan auditor, adanya persetujuan managemen tinggi, dan metode audit. Metodologi audit:
Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas:
B. PROGRAM AUDIT
Tak ada standar program audit untuk IT ataupun prosedur audit umum yang diterapkan
pada hardware dan software klien, arsitek dan tipologi jaringan, dan juga host lingkungan dan
industry dengan tujuan spesifik.
Program Audit yang kita sajikan di bab ini adalah program audit yang umum, dan untuk
detailnya disesuaikan dengan kebutuhan auditor.
1. Lingkup Audit
2. Tujuan Audit
3. Prosedur Audit
4. Detail Administratif seperti perencanaan dan pelaporan
Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara lain:
Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semua tim audit.
Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor dan
supervisornya.
Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui
dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.
Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang
lingkup, tujuan, serta langkah-langkah kegiatan audit.
Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya.
Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.
Program kerja audit disusun untuk setiap tahap audit yang dilakukan. Program kerja audit
pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum tentang objek yang diaudit, cara pelaksanaan
prosedur, serta system operasional yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.
tahap audit ini, auditor harus melakukan pengujian pendahuluan (preliminary test) atas informasi
yang diperoleh untuk mengidentifikasi aktivitas yang masih memerlukan perbaikan. Identifikasi ini
disebut possible audit objective . Hasil identifikasi ini kemudian di analisis untuk menentukan informasi
yang dapat berkembang menjadi tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dari bukti-bukti
sasaran sementara ini auditor kemudian menetapkan langkah-langkah kerja spesifik yang diperlukan
untuk tahap audit berikutnya.
Menyiapkan program audit pendahuluan merupakan wilayah yang penting dalam proses
perencanaan dalam rangka menyusun program audit. Program ini merupakan daftar detail dari langkah
analitis yang dilaksanakan selama proses audit. Persiapan dalam hal ini merupakan hal penting dalam
memanajemen waktu untuk audit secara keseluruhan. Produktifitas auditor akan sangat tergantung
pada kemampuan dan pengetahuan auditor individual atas area yang di review.
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan dalam menyiapkan program audit pendahuluan
adalah daftar pertanyaan yang akan ditanyakan. Contoh program audit yang jelek adalah langkah dalam
menentukan apakah semua order pembelian sudah jelas di tandatangani?. Langkah yang lebih baik
adalah: membuat statistic yang signifikan atas contoh dari order pembelian dan membandingkan
tandatangan dengan daftar tandatangan pemilik otoritas dalam rangka untuk menentukan apakah
semua order pembelian telah pasti ditandatangani oleh yang berhak.
Pada tahap audit pengujian dan review atas pengendalian manajemen, program kerja audit biasanya
memuat langkah-langkah audit yang bertujuan untuk menemukan bagian-bagian yang mengandung
kelemahan pada System Pengendalian Manajemen yang diterapkan objek audit. Langkah-langkah kerja
pada tahap audit ini harus mengarahkan auditor tidak hanya memperoleh informasi tentang keandalan
system pengendalian manajemen tetapi juga memperoleh bukti-bukti yang diperlukan untuk
merumuskan secara tepat tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya(definitive
audit objective).
Sedangkan program kerja audit untuk tahap audit lanjutan, memuat langkah-langkah rinci untuk
mendapatkan bukti yang cukup, material dan relevan dalam mendukung temuan-temuan yang menjadi
dasar rekomendasi (perbaikan). Program kerja audit pada tahap audit ini, harus memberikan panduan
kepada auditor dalam pengembangan temuan yang dilakukannya.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu:
1. Informasi Pendahuluan
Informasi latar belakang mengenai program/ aktivitas yang diaudit yang berguna bagi
para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya. Bagian ini
harus disajikan seringkas mungkin.
Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit , termasuk
komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:
Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan perbaikan
yang diharapkan dapat tercapai.
Cara pendekatan audit yang dipilih
Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Penggunaan perangkat lunak audit memungkinkan auditor mengerjakan data dalam jumlah
yang besar dengan efektif. Hal tersebut juga mengurangi ketergantungan auditor kepada
personel teknologi informasi klien. Beberapa contoh aplikasi pengujian substantive akan
dijelaskan dalam bagian berikut.
computer dapat diprogram untuk memilih sampel audit sesuai criteria yang dispesifikasikan
oleh auditor. Sampel-sampel tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Piutang
usaha pelanggan secara individual mungkin dipilih untuk konfirmasi, atau auditor mungkin
tertarik dalam memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal
tertentu. Sampel-sampel tersebut dipilih berdasarkan berbagai criteria. Dalam kasus
permintaan konfirmasi tersebut, komputer juga dapat digunakan untuk mencetak surat dam
amplop permintaan konfrmasi. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak audit
untuk item-item sampel yang mungkin berisi beberapa kesalahan.
Auditor biasanya menginginkan data klien disusun kembali dalam cara yang akan sesuai
dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh, auditor ingin menentukan pos-pos persediaan yang
bergerak lambat, saldo debet hutang usaha, atau piutang usaha yang telah jatuh tempo.
Demikian juga, dalam melakukan prosedur analitis, auditor dapat menggunakan computer
untuk menghitung rasio yang diinginkan dan data komparatif lainnya.
Data audit yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh auditor dapat dibandingkan
dengan informasi dalam catatan computer. Tentu saja, pertama-tama data audit harus
dikonversi ke dalam bentuk yang dapat dibaca mesin. Uji hitung yang dibuat oleh auditor
atas kuantitas persediaan di tangan dapat dibandingkan dengan kuantitas yang ditunjukkan
pada catatan persediaan perpetual atau kuantitas yang ditentukan oleh perusahaan sebagai
hasil dari perhitungan fisik persediaan.