Anda di halaman 1dari 8

LAHIRNYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DITINJAU DARI TEORI

KEDAULATAN NEGARA DAN TEORI KEDAULATAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kedaulatan merupakan terjemahan dari kata sovereignty (Bahasa Inggris) atau
souverinete (Bahasa Perancis) atau sovranus (Bahasa Italia). Jean Bodin menganggap
kedaulatan sebagai atribut negara, sebagai ciri khusus dari negara. Menurutnya,
kedaulatan merupakan hal pokok dari kesatuan politik yang disebut negara. Menurutnya,
kedaulatan merupakan hal pokok dari kesatuan politik yang disebut negara. Kedaulatan
mengandung satu-satunya kekuasaan yang: (1) Asli, yaitu tidak diturunkan dari suatu
kekuasaan lain; (2) Tertinggi, yaitu tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat
membatasi kekuasaannya; (3) Bersifat abadi atau kekal; (4) Tidak dapat dibagi-bagi
karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi; (5) Tidak dapat dipindahkan atau diserahkan
kepada badan lain.Jadi dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kedaulatan berarti
kekuasaan tertinggi pada suatu negara atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah
kekuasaan negara lain. Namun kedaulatan suatu negara tidak bersifat mutlak atau absolut,
tetapi pada batas-batas tertentu harus menghormati kedaulatan negara lain, yang diatur
melalui hukum internasional. Dalam konteks hukum internasional, negara yang berdaulat
pada hakikatnya harus tunduk dan menghormati hokum 1 internasional. Kedaulatan
negara merupakan karakter negara yang secara politik merdeka, baik secara de jure
maupun secara de facto.
Kedaulatan itu pada dasarnya mengandung dua aspek, yang pertama aspek
internal yaitu berupa kekuasaan tertinggi untuk mengatur segala sesuatu yang ada atau
yang terjadi di dalam batas-batas wilayahnya, kedua adalah aspek eksternal yaitu
kekuasaan tertinggi untuk mengadakan hubungan dengan anggota masyarakat
internasional maupun mengatur segala sesuatu yang berada atau yang terjadi di luar
wilayah negara itu sepanjang masih ada kaitannya dengan kepentingan negara itu.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki dari
suatu negara, dimana negara tersebut berdaulat dengan batas-batasnya, yaitu ruang
berlakunya kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh batas-batas wilayah negara itu, diluar
wilayahnya negara tersebut tidak lagi memiliki kekuasaan demikian. Istilah kedaulatan
sendiri seringkali dijumpai atau ditemukan dalam berbagai macam pengertian dan
masing-masing memiliki perbedaan yang prinsipil. Misalnya pengertian kedaulatan
apabila dimaknai dalam perspektif hukum Internasional yang sering dipandang dalam
hubungan ekstern atau hubungan antar negara, sedangkan dalam perspektif hukum tata
negara dipandang dalam hubungan intern yaitu hubungan negara ke dalam. Kedaulatan
dipandang juga sebagai konsep mengenai kekuasan tertinggi dalam penyelenggaraan
negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana lahirnya negara republic Indonesia ditinjau dari teori kedaulatan negara?
2. Bagaimana lahirnya negara republic Indonesia ditinjau dari teori kedaulatan rakyat?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui lahirnya negara republic Indonesia ditinjau dari teori kedaulatan
negara
2. Untuk mengetahui lahirnya negara republic Indonesia ditinjau dari teori kedaulatan
rakyat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lahirnya Indonesia Berdasarkan Teori Negara


Negara merupakan subjek hukum yang terpenting dibanding dengan subjek-
subjek hukum internasional lainnya. Pasal 1 konvensi Montevideo 27 December 1933
mengenai hak dan kewajiban Negara menyebutkan bahwa Negara sebagai subjek dalam
hukum internasional harus memiliki empat unsur yaitu : penduduk yang tetap, wilayah
tertentu, pemerintahan yang berdaulat dan kapasitas untuk berhubungan dengan Negara
lain (Jawahir thontowi,2006 : 105).
Negara merupakan subjek Hukum Internasional yang terpenting (par Excellence)
di banding dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya, sebagai subjek hukum
internasional Negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Menurut
R. Kranenburg Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok
manusia yang disebut bangsa sedangkan menurut Logeman Negara adalah organisasi
kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa. (Mochtar
Kusumaatmadja, 1981: 89).
Hendry C Black mendefinisikan Negara sebagai sekumpulan orang yang secara
permanen menempati suatu wilayah yang tetap diikat oleh ketentuan-ketentuan hukum
yang melalui pemerintahannya mampu menjalankan kedaulatannya yang merdeka dan
mengawasi masyarakatnya dan harta bendanya dalam wilayah perbatasannya, mampu
mengadakan perang dan damai serta mampu mengadakan hubungan internasional dengan
masyarakat internasional lainnya (Huala Adolf,1991:1-2).
Pengertian Negara sebagai subjek hukum internasional adalah organisasi
kekuasaan yang berdaulat, menguasai wilayah tertentu, penduduk tertentu dan kehidupan
didasarkan pada sistem hukum tertentu (Sugeng Istanto 1994: 20-21). Dalam pengertian
mengenai Negara tersebut walaupun memiliki banyak pendapat dan perbedaan dalam
memberikan pengertian tentang Negara tetapi baik menurut para ahli dan konvensi
Montevideo tetap memiliki persamaan bahwa suatu Negara akan berdaulat jika memiliki
kriteria-kriteria yang di terima oleh masyarakat internasional. Suatu Negara dapat saja
lahir dan hidup tetapi itu belum berarti bahwa Negara tersebut mempunyai kedaulatan,
kedaulatan ialah kekusaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu Negara untuk secara bebas
melakukan berbagai kegiatan sesuai kepentingannya asal saja kegiatan tersebut tidak
bertentangan dengan hukum internasional.
Dalam Negara kesatuan pemerintah pusat mempunyai kedaulatan baik ke dalam
maupun ke luar selain ciri-ciri semacam itu bentuk Negara kesatuan juga dicirikan oleh
adanya satu Undang-undang dasar yang berlaku di seluruh wilayah Negara. Contoh
Negara kesatuan adalah Republik Indonesia. Suatu Negara dikatakan berdaulat jika
Negara tersebut telah merdeka, sehingga dengan kemerdekaan tersebut Negara tersebut
harus mengadakan hubungan luar negeri. Sehubungan dengan perbatasan Timor Leste
dengan Republik Indonesia tersebut maka sebagai Negara merdeka yang berdaulat Timor
Leste telah memenuhi unsur-unsur sebagai Negara, Timor Leste sebagai Negara yang
berdaulat maka harus dapat melakukan kerja sama dengan Negara lain untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Persoalan perbatasan antara Timor Leste
dengan Republik Indonesia merupakan permasalahan pokok yang harus diselesaikan.

B. Lahirnya Indonesia Berdasarkan Teori Kedaulatan Rakyat


Indonesia sebagai salah satu negara yang berdaulat, pahak kedaulatan rakyat
merupakan pilihan yang telah dipikirkan jauh-jauh hari oleh the founding fathers negara.
Bung Karno dan Bung Hatta adalah di antara mereka yang telah mengemukakan gagasan
tersebut jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diperoleh. Pemikiran beliau pada dasarnya
merupakan kristalisasi dai nilai-nilai yang telah lama tumbuh dan berkembang di dalam
kehidupan masyarakat yang paling bawah.
Paham kedaulatan rakyat telah tumbuh dan terpelihara dalam kehidupan
masyarakat di pedesaan. Paham dimaksud terbatas pada hak tertinggi rakyat pedesaan
untuk menyelenggarakan urusan mereka sendiri, seperti menetapkan dan memilih kepala
desa, kepala kampung atau kepala persekutuan hukum lainnya seperti kepala marga,
keuchik, dan lainnya. Dengan kata lain kedaulatan rakyat yang dilaksanakan terbatas
dalam ruang lingkup territorial pedesaan. Di samping itu, prinsip tersebut juga dapat
dijumpai dalam sistem pengambilan keputusan yang senantiasa mengikutsertakan rakyat
di desa. Pengambilan keputusan ada pada tangan rakyat, seperti dalam setiap kegiatan
rembug desa. Selain itu, dalam pandangan Jawa setiap orang dibenarkan untuk memiliki
kebebasan bertindak dan berpikir berbeda dengan semua orang, asal masih dalam batas-
batas tertentu sehingga tidak mengakibatkan terganggunya hubungan yang bersifat
menyeluruh di dalam suatu kesatuan hidup.
Nilai-nilai tersebut kemudian oleh Hatta diangkat untuk dijadikan sandaran bagi
bangsanya dalam kehidupan bernegara setelah merdeka. Bung Hatta dan teman-teman
sangat mengimpikan agar Indonesia mendasarkan diri atas paham kedaulatan rakyat.
Prinsip lembaga permusyawaratan di desa-desa itulah yang kemudian dijadikan acuan
untuk merumuskan gagasan kedaulatan rakyat ke dalam UUD 1945.
Kedaulatan rakyat di dalam UUD 1945 dimuat baik dalam Pembukaan (alinea
keempat) dan juga di dalam Batang Tubuh, Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menetapkan
“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”, dengan demikian berdasarkan ketentuan tersebut maka
kedaulatan rakyat itu telah diwakilkan kepada MPR sebagai pemegang kekuasaan negara
tertinggi, sehingga kekuasaan negara yang tertinggi berada ditangan MPR.67 Adanya
Pasal tersebut memunculkan suatu tafsir bahwa MPR yang memegang kedaulatan rakyat.
Rakyat seolah-olah mengalihkan kedaulatan rakyat kepada MPR, sehingga rakyat pun
tergantung pada kemauan MPR. Akan tetapi, kemudian ketentuan tersebut dalam
amandemen ketiga pada tahun 2001 mengalami perubahan sehingga ketentuan dimaksud
berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang
Dasar”. Dengan adanya perubahan tersebut menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 sangat sentral.
Dengan demikian, kekuasaan tertinggi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) selalu berada di tangan rakyat.
Oleh karena itu, dengan bersandar pada pengalaman-pengalaman dalam
penyelenggaraan negara, maka penyesuaian terhadap organ-organ negara merupakan hal
yang biasa dalam praktik penyelenggaraan negara apabila hal tersebut dipandang sebagai
suatu kebutuhan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara merupakan subjek hukum internasional yang paling penting (par
excellence) dibandingkan dengan subjek-subjek hukum internasional lainnya. Sebagai
subjek hukum internasional, negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum
internasional. Menurut R. Kranenburg, negara adalah organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh kelompok manusia yang disebut bangsa. Suatu negara dapat dikatakan
sebagai subjek internasional harus memiliki beberapa unsur atau syarat. Unsur atau syarat
dari suatu negara antara lain, adanya penduduk yang tetap (a permanent population),
adanya wilayah tertentu (a defined territory), adanya kemampuan melakukan hubungan
dengan negara lain (a capacity to enter into relations with other states), dan adanya
pemerintahan yang berdaulat (a government).
Kedaulatan dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai wewenang tertinggi dari
suatu kesatuan politik. Kedaulatan dalam suatu negara diartikan sebagai kekuasaan
tertinggi dalam negara yang tidak berasal dari kekuasaan lainnya. Aspek utama
kedaulatan berdasarkan hukum internasional antara lain aspek ekstern, aspek intern
kedaulatan, dan aspek teritorial kedaulatan. Dalam hukum internasional, kedaulatan
negara (state sovereignty) dan kesederajatan (equality) antar negara merupakan konsep
yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem hukum internasional. Kedaulatan dan
kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut yang melekat pada Negara
merdeka sebagai subjek hukum internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional. Kontemporer. Bandung:


PT Refika Aditama.

Adolf, Huala. 1991. Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugeng Istanto. 1999. Hukum Internasional. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai