Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN MATERI TENTANG

“PROBLEMATIKA DWI KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA”


Dr. Andi Yusran, M. Si.

UNIVERSITAS NASIONAL
Kelompok 2 Kewarganegaran R 16
Disusun oleh :
Arisqi Bopa Arhat – 203516515337
Arub Shofura – 203516516107
Avista Wendi Tahtiar – 203402516342
Bagas Pandu Langlang – 203516516247
Bunga Margareth V.M.M – 207005516013
Daffa Buana Akbar Zars – 203516516095
Daffa Indrasta Muharram – 203516516176
Darin Salma Nugraha – 203516516224
Devina Indriyanti – 203516516400
Diana Agustia – 203402516182
Dian Lestari – 203516516108
Dinama Zed Vherryola – 203507516080
Dio Fahrel Dakar – 203516516158
Dita Purnama Sari – 203507516047
Erio Dika Alfiantri – 203507516102
Eva Zuhrotun – 203501516040
Fadia Chasanah – 203516516136

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT tuhan yang maha Esa dan maha agung berkat
rahmat-Nya kita semua diberikan nikmat iman dan nikmat sehat serta karunia-Nya yang tak
pernah putus, sehingga kami dapat mengerjakan tugas makalah yang berjudul „Problematika Dwi
Kewarganegaraan di Indonesia‟ dengan tepat pada waktunya.
Meski pandemi covid-19 belum berakhir, namun hal tersebut tak menyurutkan kami
untuk membuat tugas dan menimba ilmu. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak
Dr.Andi Yusran, M.Si.. Selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan. Kami menyadari jika makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik serta saran yang bersifat
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 3 Mei 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 4
Latar Belakang....................................................................................................................................... 4
Tujuan ................................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 4
BAB 2 ............................................................................................................................................................. 5
ISI............................................................................................................................................................... 5
Pengertian Dwi Kewarganegaraan ........................................................................................................ 5
Konsep dam perkembangan kewarganaan ganda di Indonesia ........................................................... 5
Siapa yang disebut warga Indonesia ? .................................................................................................. 6
Kasus Dwi Kewarganegaraan Orient Patriot Riwu Kore........................................................................ 9
BAB 3 ........................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................................. 11
Kesimpulan.......................................................................................................................................... 11
Saran ................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan membahas berbagai aspek dalam kehidupan, yaitu
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia, dan suku
bangsa.
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen dikti No.
267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan membahas tentang hubungan antara warga
negara dengan negara. Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan
warga negara dengan negara. Kalau kaitan Pendidikan Kewarganegaraan dalam lingkup
Filasafat Ilmu menjadi kajian dalam penerapan Pendidikan Kewarganegaraan sendiri dan
menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan.

Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk membahas tentang Problematika Dwi
Kewarganegaraan di Indonesia, serta untuk mendapatkan nilai dari tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah makalah ini yaitu membahas tentang Problematika Dwi
Kewarganegaraan di Indonesia.

4
BAB 2
ISI
Pengertian Dwi Kewarganegaraan
Dwi Kewarganegaraan adalah seseorang yang berhak mempunyai 2 kewarganegaraan,
satu dari tanah kelahirannya dan satulagi berdasarkan opsi atau pilihan sendiri. Dwi
Kewarganegaraan didapat dari metode seperti ini. Namun hal ini sering menjadi masalah di
negara kita karena Indonesia penganut asas kelahiran (Ius Sanguinis) dan asas kelahiran (Ius
Soli) hal ini menyebabkan benyaknya warganegara Indonesia yang memiliki kewarganegaraan
ganda sedangkan UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Pada
dasarnya UU No.12 Tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaran ganda dengan di anutnya asas
kewarganegaraan tunggal oleh undang – undang ini.

Konsep dam perkembangan kewarganaan ganda di Indonesia


Kewarganaan ganda secara konseptual dapat dimaknai secara sempit dam luas, dalam arti
sempit, kewarganaan ganda mengacu konsep “dwi kewarganaan” pada status seseorang yang
memiliki dua kewarganegaraan dari dua negara yang berbeda. Dalam arti luas, kewarganegaraan
ganda berarti tidak hanya sebatas dwi kewarganegaraan tapi lebih dari dua banyak
kewarganegaraan. Masalah kewarganegaraan ganda yang ada di Indonesia bukan dalam arti luas
namun dalam arti sempit, yaitu dwi kewarganegaraaan.
Dwi kewarganegaraan secara umum dapat muncul karena penerapan asas-asas
kewarganegaraan dari segi kelahiran secara timbal balik, antara asas ius sanguinis dan ius soli
atau naturalisasi seorang warga negara suatu negara ke negara lain. Namun masalah dwi
kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda pada umumnya menurut Spiro dalam makna
terbaiknya lebih dianggap sebagai anomali, dan paling buruk dianggap sebagai kekejian atau
bahkam ada yang menyebutnya sebagai the greatest evil. Menurutnya memiliki dua
kewarganegaraan dianggap sebuah ketidaksetiaan pada suatu negara. Namun dalam
perkembangannya banyak negara menerapkan dan mengakui kewarganegaraan ganda baik
emplisit maupun explisit.

5
Siapa yang disebut warga Indonesia ?
WNI adalah orang yang diakui oleh uu sebagai warga negara republic Indonesia.wni wajib
mempunyai kartu tanda penduduk berdasarkan kabupaten atau provinsi tempat is terdaftar
sebagai penduduk atau warga, dan diberikan nomer induk kependudukan apabila sudah berusia
17 tahun dan mencatatkan diri dikantor pemerintahan. Sebagai bukti identitas dalam tata hukum
internasional, negara memberikan paspor kepada WNI. Kewarganegaraan republic Indonesia
diatur dalam uu no,12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan republic Indonesia. Menurut uu no
12 tahun 2006 orang yang menjadi wni adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun
atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang

6
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:


1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin,
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai
berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia.
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia.

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula


perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara
asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut
dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang,
asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Kapan seseorang bisa kehilangan dan mendapatkan kewarganegaraan ? Persyaratan untuk

7
memperoleh kembali status WNI yang telah hilang sama saja dengan persyaratan bagi WNA
lainnya yang akan menjadi WNI, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU 12/2006, yakni:

1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18 tahun.


2. Pada saat mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturutturut
atau 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana / penjara karena terbukti melakukan tidak pidana /
kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
6. Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menyebabkan statusnya menjadi
berkewarganegaraan ganda, sebab hal itu tidak diakui dalam sistem hukum di Indonesia.
Dengan kata lain, status kewarganegaraan dari negara lain harus dilepaskan.
7. Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
8. Membayar uang / biaya pewarganegaraan ke Kas Negara.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai besarnya biaya ini silahkan hubungi Kantor
Imigrasi RI terdekat. Di samping 8 syarat tersebut di atas, secara logis seseorang yang akan
mengajukan permohonan untuk mendapatkan kembali status WNI tidak boleh berada dalam
kondisi yang tidak diperkenankan oleh UU 12/2006, seperti sedang dalam ikatan dinas militer
atau pegawai negeri di negara lain.
Bagaimana proses mendapatkan kembali kewarganegaraan ? Prosedur untuk
memperoleh kembali status WNI yang telah hilang juga sama dengan prosedur bagi WNA
lainnya yang akan menjadi WNI sebagaimana diatur dalam Pasal 10-18 UU 12/2006, yakni:
1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai RI,
ditujukan kepada Presiden RI melalui Menteri Hukum & HAM, dan disampaikan kepada
Pejabat Imigrasi terkait.
2. Jika permohonannya diajukan di Timor-Leste maka pengajuannya dapat dilakukan melalui
KBRI-Dili dan akan diterukan kepada Menteri Hukum & HAM.
3. Menteri Hukum & HAM akan meneruskan permohonan tersebut kepada Presiden RI paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan itu, disertai berbagai

8
pertimbangan.
4. Presiden RI dapat saja menerima atau menolak permohonan tersebut.
5. Jika diterima maka akan diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres) RI paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak diterimanya permohonan dan akan diserahkan kepada yang bersangkutan paling
lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal Keppres.
6. Apabila permohonannya ditolak maka Menteri Hukum & HAM akan memberitahukan
kepada yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan,
disertai alasan penolakannya.
7. KBRI-Dili akan memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia kepada NKRI selambatnya 3 (tiga) bulan sejak dikirimnya Keppres tersebut kepada
yang bersangkutan. Dalam hal ini, Keppres tersebut nanti akan berlaku efektif terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji.
8. Jika pada saat pengucapan sumpah atau pernyataan janji ternyata pemohon tidak hadir tanpa
alasan yang sah maka dengan sendirinya Keppres tersebut dianggap batal demi hukum.
9. Setelah pengucapan sumpah atau pernyataan janji, pemohon diwajibkan menyerahkan
dokumen / surat-surat keimigrasiannya ke KBRI-Dili dalam jangka waktu selambatnya 14
(empat belas) hari.

Salinan Keppres dan Berita Acara Pengucapan Sumpah / Pernyataan Janji adalah bukti
sah perolehan status WNI bagi yang bersangkutan. Dalam hal ini, Menteri Hukum & HAM akan
mengumumkan nama yang bersangkutan sebagai WNI secara sah melalui Berita Negara RI.

Kasus Dwi Kewarganegaraan Orient Patriot Riwu Kore


Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, dinyatakan bahwa Warga Negara Indonesia kehilangan
kewarganegaraannya jika yang bersangkutan (h) mempunyai paspor atau surat yang bersifat
paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang
masih berlaku dari negara lain atas namanya. Dari pasal tersebut, Orient yang diduga memiliki
paspor AS, tentu membuat banyak orang mempertanyakan status kewarganegaraannya dan
terpilihnya ia sebagai bupati.

9
Dari penelusuran data SIMDU diketahui bahwa Orient lahir di NTT. Orient
menyelesaikan pendidikan dari SD hingga PT di NTT. Selesai kuliah Orient pindah ke Jakarta
dan tercatat sebagai penduduk DKI, karena NIK-nya merupakan NIK DKI. Tahun 2018 Orient
melakukan perekaman KTP elektronik. Tahun berikutnya Orient pindah ke Jakarta Selatan.
Tahun 2020 Orient memiliki KTP Kota Kupang.

Adapun paspor yang diterima Orient bertanggal 1 April 2019 adalah pemberian dari
Amerika Serikat. Zudan mengungkapkan paspor itu sudah kedaluwarsa. Orient mendapatkan
paspor AS, karena ia bekerja di instalasi penting di AS, dan untuk masuk ke instalasi itu harus
memiliki paspor AS, maka ia diberi paspor itu. Zudan menegaskan bahwa pihaknya bersama
Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum sedang
melakukan pengkajian kasus ini.

kasus serupa pernah terjadi pada Archandra Tahar dan paskibraka Gloria Natapradja
Hamel. Banyaknya kasus dwikewarganegaraan yang mencuat, seharusnya menjadi patokan dan
pedoman baru untuk merevisi UU kewarganegaraan. Ia mengambil masalah terkait UU
Kewarganegaraan RI yang belum mengakomodir NIK warga negara secara penuh, ataupun
pembahasan dwiwarganegara dalam UU yang terbatas pada anak di bawah usia 18 tahun.

Dampak yang terjadi dari masalah itu, banyak orang Indonesia yang luar biasa di luar
negeri, ketika mereka mau pulang itu sulit, atau ketika misalnya orang Indonesia yang luar biasa
itu berhasil menciptakan kekayaan intelektual, yang seharusnya bisa terekam jadi kekayaan
intelektual Indonesia itu menjadi susah.

Jalan keluar dari masalah Orient ada pada revisi UU kewarganegaraan dan
mengupayakan mempertahankan nasionalisme orang Indonesia.

10
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip „‟ius sangius‟‟
mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarga negaraan melalui
prinsip kelahiran. Semua warga negara khususnya di indonesia memiliki hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang sama. Memperoleh suatu kewarganegaraan
merupakan Hak asasi dari umat manusia yang menjadi bagian dari suatu negara untuk
mempertahankan kedudukannya dimata hukum dan ikut berpartisipasi dalam hal
bernegara.
Kewarganegaraan ganda merupakan salah status bernegara yang dimiliki
seseorang akibat adanya perkawinan campuran dengan warga negara asing. Di indonesia
sendiri, mengenal adanya asas kewarganegaraan terbatas yang diciptakan untuk
melindungi anak dari hasil perkawinan campuran untuk melindungi anak tersebut dimata
hukum dan negara. Sehingga hak-hak anak tersebut khususnya dalam pemenuhan
kehidupan sehari-hari dan pendidikannya dapat terpenuhi dengan baik.
Namun, asas kewarganegaraan tersebut hanya dapat berlaku sebelum usia anak
tersebut 18 tahun. Setelah usianya 18 tahun, maka setidaknya 3 tahun setelah sang anak
berusia 18 tahun, ia harus memilih kewarganegaraan negara mana yang dia pilih, entah
mengikuti kewarganegaraan ayah atau ibunya, atau mungkin tidak keduanya. Di
Indonesia sendiri kewarganegaraan ganda belum diperbolehkan berlaku.
Saran
 Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat berperan serta
dalam pembangunan nasional tanpa membeda-bedakan sara, gender budaya dan lain
sebagainya.
 Hal ini juga mengingatkan kita sebagai warga negara yang menikah dengan warga
negara asing dan memiliki anak untuk segera mengurus status kewarganegaraan

11
anaknya dan warga Indonesia yang betempat tinggal di luar negeri setidaknya
melaporkan ke inginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia kepada duta
besar Indonesia di negara yang ditinggalinya minimal 1 kali dalam 5 tahun sehingga
dia tidak kehilangan status kewarganegaraan Indonesia nya.

DAFTAR PUSTAKA

 https://brainly.co.id/tugas/261109
 https://www.kemlu.go.id/dili/id/layanan_WNI_BHI/Pages/memperoleh_kembali_kewarg
aneg araan.aspx
 https://indonesianembassy.org.uk/consular/pelayanan-kekonsuleran-bagi-
wni/penyebabkehilangan-warga-negara
 https://www.academia.edu/28325278/Dwi_Kewarganegaraan_dan_Politik_Hukum_Kew
arga negaraan_Indonesia
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan_ganda
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
 http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/07/Tata-Cara-Memperoleh-
KembaliKewarganegaraan-Republik-Indonesia @ajici

12

Anda mungkin juga menyukai