SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Sri Hastuti
NIM. 15.02.00.020
Jakarta, …………..2021
Yang mengesahkan,
Pembimbing
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, …………2021
Yang Menyatakan
Sri Hastuti
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana wata’ala yang
telah memberikan nikmat dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam yang telah membimbing
umatnya menuju jalan yang diridhai-Nya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana
pendidikan (S.Pd). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak
hambatan dalam penulisan. Namun, berkat usaha, do’a dan keyakinan akhirnya
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bukan
hanya atas kemampuan dan usaha penulis, tetapi juga adanya bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Mundzier Suparta, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan STAI AL HIkmah Jakarta beserta staff dan jajarannya.
2. Bapak Ahmad Zayadi, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini, yang telah tulus dan sabar memberikan pengarahan dan
bimbingannya.
3. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan selama perkuliahan.
4. Bapak Pimpinan Perpustakaan STAI AL Hikmah Jakarta beserta Staf
karyawan yang telah bersedia dengan rela hati melayani dan memberikan
pinjaman buku-buku dengan tema pembahasan skripsi ini.
5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah, H.Imam Badri, S.Pd dan segenap guru
MI Al Falah Tanjung Barat.
6. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Bapak Suhandi dan Ibu Nuryati
yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, dan mendukung penulis
selama menuntut ilmu.
7. Teman-teman PGMI 2015 yang sudah menemani selama perkuliahan.
v
vi
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
vii
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tepat dalam membina sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan
pendidikan khususnya.
belajar siswa. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk
2013, menuntut siswa untuk bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam
1
2
dianggap sebagai sumber utama belajar yang paling benar. Sehingga proses
belajar. Sikap pasif siswa dalam mengikuti pelajaran ternyata terjadi hampir
Oleh karena itu matematika perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan
bersifat kontinyu rajin latihan dan disiplin. Apabila sejak awal tidak senang
yang digunakan sehingga anak belum dapat mencerna isi dari pelajaran
tinggi. Matematika perlu diajarkan kepada siswa mulai dari Sekolah Dasar
(SD). Menurut Cockroft (Mulyono, 2012: 204) ada banyak alasan tentang
pembelajaran ini hanya terjadi komunikasi satu arah. Peserta didik jarang
2
Mulyana Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya.( Jakarta : Riena Cipta, 2012 ) h. 204.
5
mereka menggunakan konsep tersebut. Hal ini merupakan salah satu akibat
dari penanaman konsep yang kurang tepat, salah satunya disebabkan karena
abstrak, tak hanya itu, guru masih mendominasi proses belajar, ketika
peserta didik diberi soal yang berbeda-beda dari soal-soal yang pernah
Hal ini dikarenakan mereka tidak terampil dalam memahami soal akan
Selain itu, ketika peserta didik disuruh membuat model matematika dari soal
cerita kebanyakan dari mereka tidak bisa dan ketika diminta memberi alasan
oleh guru. Peserta didik lebih banyak pasif dan tidak terlibat secara aktif
jarang sekali peserta didik diminta gagasan ataupun idenya tentang konsep-
peraga, sehingga berimbas pada pemahaman dan daya serap siswa terhadap
menambahkan satu lagi gaya belajar siswa yaitu gaya belajar intelektual,
3
Ngalimun, Strategi dan model Pembelajaran, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2012), h.
166.
7
4
dan Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).
dari guru dan menyelesaikan soal, tetapi pada proses belajar siswa
proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh
motivasi belajar siswa, dan berusaha belajar secara aktif, pada akhirnya
4
Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung:
Kaifa, 2002), h. 91-92.
5
Ibid., 90-91.
8
peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi ada
teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif.. Oleh
matematika.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Jakarta Selatan.”
D. Rumusan Masalah
Selatan?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penellitian yang dilakukan ini
adalah :
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
b. Sekolah dapat dijadikan sekolah yang bermutu dari sekolah yang lain.
4. Bagi Peneliti
di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendekatan SAVI
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat
antara lain :
gerakan tubuh (hand on, aktivitas fisik) dimana cara belajar dengan
11
12
Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan
membuat orang tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu yang lama.
atau bahkan berhenti sama sekali. Mengajak orang untuk untuk bangkit
6
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 65
7
Hamruni, Konsep Edutainment Dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Bidang
Akademik, 2008), h. 167.
13
a. Somatic
b. Auditori
daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan
c. Visual
visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang
d. Intelektual
masalah.
mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus
tanya jawab)
psikomotor siswa.
16
suatu kelas atau kategori stimuli yang memeliki ciri-ciri umum. 11 Jadi
konsep.
10
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers. 2010. H.43
11
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara. 2008.h. 162.
12
Herman Hudojo. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:
IKIP. 2005.
18
mengabstrasikan sifat yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep
tersebut.
dalam kegiatan belajar. Jika siswa memiliki pemahaman yang baik, maka
lain:
maka setiap soal berdasarkan indicator tersebut diberi nilai atau skor.
13
Effendi Zakaria. Dkk. Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematika. Kuala
Lumpur: Utsman Publications and Distributors SDN BHD. 2007. H. 86
14
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Op.Cit.h. 59
19
berikut:
TABEL.I.I
PEMBERIAN SKOR PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Sko
r Pemahaman Soal Penyelesaian soal Menjawab soal
0 Tidak ada usaha Tidak ada usaha Tanpa jawab atau
memahami soal jawaban salah yang
diakibatkan
prosedur
penyelesaian tidak
tepat
1 Salah interprestasi perencanaan Salah komputasi,
soal secara penyelesaian yang tiada pernyataan
keseluruhan tidak sesuai jawab pelabelan
salah
konsep matematika siswa. Dari tabel dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga
20
kategori yang dinilai untuk setiap indikator soal yaitu pemahaman soal,
C. Pembelajaran Matematika
tindakan.
manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”,
15
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.
175.
16
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016),h. 185-186
17 42
Ibid., h. 184.
21
salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
18
M. Ali Hamzah, dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 48.
19
Susanto, op.cit., h. 185
20
Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 346.
22
pemecahan masalah.
kemampuan yang tampak pada tahap ini adalah kemampuan dalam proses
terkait pada objek yang bersifat konkret.21 Oleh karena itu dalam
baik yaitu bisa dengan alat bantu atau media pembelajaran, atau dengan
Pembelajaran tidak hanya menghafal atau mengingat fakta saja karena ini
D. Pembelajaran langsung
22
Ibid., h. 186.
23
Moch Ilham Sidik dan Hendri Winata, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui
Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,
Vol. 1, 2016, h. 50.
24
Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang
dan lebar, tidak mempunyai tinggi, dan tidak memiliki ruang hanya sebuah
bidang datar saja. Bangun ini memiliki sisi lurus ataupun lengkung, panjang
Ada berbagai bangun datar di antaranya yaitu persegi, persegi panjang, dan
segitiga. Persegi adalah bangun datar yang keempat sisinya sama panjang,
memliki dua pasang sisi sejajar, diagonalnya sama panjang, dan keempat
empat sisi, memiliki dua pasang sisi sejajar, sisi yang sejajar memiliki
panjang yang sama, diagonalnya sama panjang, dan keempat sudutnya siku-
siku. Segitiga adalah bangun datar yang terbentuk dari tiga sisi yang berupa
garis lurus dan tiga sudut. Seorang matematikawan yang bernama Euclid
yang hidup sekitar tahub 300 SM menemukan bahwa jumlah ketiga sudut
besarnya salah satu sudut bila dua sudut lainnya sudah diketahui. 26
Belajar Matematika SIswa Kelas III SD Negeri 003 Pulau Jambu”, Jurnal PAJAR (Pendidikan
dan Pengajaran), Vol. 1, 2017, h. 163.
25
Buyung Faisal, dkk, “Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-sifat Bangun Datar
melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Divizion (STAD)
Menggunakan Media Realita pada Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Didaktika Dwija Indria, 2017,
h.2.
26
A.Ismunanto, dkk, Ensiklopedia Matematika 2, (Jakarta: PT Lentera Abadi), 2011, h.
42-85.
25
Persegi, persegi panjang, dan segitiga adalah bangun datar yang tidak
memiliki volume, tetapi mempunyai keliling dan luas. Berikut ini tabel
Keterangan:
s = sisi
p = panjang
l = lebar
a = alas
t = tinggi
27
Ibid
26
hasil belajar peserta didik dalam materi sumber energy bunyi di kelas
IV B.
Peningkatan yang terjadi pada siklus III telah mencapai target yang
peserta didik. 29
Siswa” 30
ada diolah dalam pikiran dan setelah di pahami maka peserta didik akan
29
Nur Azizah, dkk. Penerapan Pendekatan SAVI pada materi Sumber Energi Bunyi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Jurnal (Sumedang : UPI,2016)
30
Hardita Citra Hutama, Pengaruh Pendekatan Problem Pasing Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa, (Jakarta: 2014), hal.12
28
konsep yang lebih mantap pada diri siswa terhadap materi yang telah
diberikan. Kegiatan itu akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif
matematika saja tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran lain, dalam
Tanjung Barat.
G. Kerangka Berpikir
matematis baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis. Dengan adanya
peserta didik mengalami kesulitan atau ada beberapa yang kurang dipahami
peserta didik bisa bertanya kepada teman sebayanya yang sudah memahami
datang dari orang tua maupun guru tentang pemahaman konsep matematika
yang rendah.
peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan soal. Dengan
H. Hipotesis Penelitian
2”
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan pada
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian quasi
penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
31
Sugiono. Metode Penelitian : Kuantitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2006), h. 86
31
32
perlakuan. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok ini dikenai pengukuran yang
Keterangan:
yang sama. Hasil tes kemudian di olah sehingga dapat diketahui apakah
matematika.
dalam penelitian ini adalah Teknik purposive sampling, yaitu cara mengambil
subyek bukan berdasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
populasi. Selain itu juga berdasarkan pertimbangan kepala sekolah dan guru
kelas IV MI Al Falah.
penelitian ini adalah tes. Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja
dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan
spesifik sehingga hasilnya relative ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang
33
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 80
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rinefa Cipta, 2013), h. 183
35
Slameto, Metode Penelitian & Inovasi Pendidikan. (Salatiga: Satya Wacana University
Press, 2015), h. 233-234
34
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
pemahaman konsep matematika siswa berupa tes tertulis. Tes tertulis ini
Instrumen tes di uji cobakan terlebih dahulu, untuk mengetahui persyaratan tas
yang baik. Soal yang diuji cobakan sebanyak 10 butir soal dalam bentuk uraian
hasil uji coba tersebut berupa uji validitas, realibitas, taraf kesukaran, dan daya
a. Validitas Instrumen
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
Jadi, dapat disimpulkan pada tabel 3.4 bahwa butir soal nomor 1 dan 3 adalah
37
Ibid, h. 211
38
Ibid, h. 211
37
tidak valid atau tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Sehingga jumlah
butir soal yang valid dapat digunakan pada penelitian sebanyak 8 butir soal.
b. Reabilitas
instrument tersebut cukup baik dalam mengungkap data yang bisa dipercaya.
Suatu hasil pengukuran yang bisa dipercaya apabila dalam bebeerapa kali
pengukuran yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek
sebagai berikut:
tetap/sangat baik.
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal adalah salah satu indikator yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang atau
dapat menjawab benar soal tersebut. Semakin banyak yang dapat menjawab
soal dengan benar maka soal tersebut semakin mudah. Sebaliknya semakin
banyak siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut maka semakin sukar
40
Drs. Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
h. 244
41
Ibid, h. 246
39
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji
terdapat 2 soal yang termasuk kategori mudah dan 8 soal yang termasuk kategori
sedang.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah butir soal yang dapat membedakan
kemampuan siswa. Butir soal yang memiliki kemampuan daya pembeda yang
baik akan mampu membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi atau
42
Ibid, h. 240
43
Ibid, h. 243
40
Nilai Dp Kategori
Dp ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < Dp ≤ 0,20 Jelek
0,20 < Dp ≤ 0,40 Cukup
0,40 < Dp ≤ 0,70 Baik
0,70 < Dp ≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan hasil tabel 3.10 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji
terhadap 1 soal termasuk kategori jelek. 2 soal termasuk kategori cukup, 3 soal
yang termasuk kategori baik, dan 4 soal yang termasuk kategori sangat baik.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari selutuh responden atau
sumber data lain terkumpul. Tekhnik Analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik.44
berikut :
persayarat statistik untuk menemukan rumus statistik yang digunakan dala, uji
hipotesis.
a. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak, Bila data berdistribusi normal maka dapat
Uji ini menggunakan IBM SPSS 24, dengan taraf signifikan yaitu 5% ( ∝ =
0,05). Jika Signifikan > 0,05 maka sampel berdistribusi normal, dan jika
44
Sugiono, op.cit, h. 164
45
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatigf, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h. 153
42
b. Uji Homogenitas
memiliki varian yang sama atau tidak. 46 Dalam penelitian ini, Uji homogenitas
One Way Anova. Jika Signifikansi yang di peroleh > 0,05 maka varian
homogen, sedangkan jika signifikasi < 0,05 maka varian tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
menggunakan uji T-Test. Apabila data berdistribusi normal dan tidak homogen
maka dilakukan uji hipotesis dengan uji non parametrik yaitu uji Mann-
diterima. Sedangkan, jika sigifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
G. Hipotesis Statistik
46
Ibid, h. 167
43
𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2
𝐻1 ∶ 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan :
eksperimen.
kontrol
BAB IV
A. Deskripsi data
siswa. Kedua kelas ini diberikan perlakuan berbeda yaitu kelas eksperimen
materi keliling dan luas bangun datar (persegi, persegi panjang, dan segitiga).
konsep matematika yang diberikan pada dua kelas yang diteliti setelah
pembelajaran selesai.
Dari data tes akhir pada kelas eksperimen dengan jumlah 32 siswa diperoleh
sebagai berikut :
44
45
mendapatkan nilai paling tinggi 100 dan paling rendah 41. Dari data yang
adalah 75,94. Nilai median pada kelas ini adalah 75, maka nilai yang
membatasi lima puluh persen frekuensi distribusi bagian atas adalah 75.
Modus pada data ini yaitu 66, maka nilai yang sering muncul pada
kelompok adalah 66. Dengan nilai ini kita dapat mengetahui bahwa
frekuensi terbesar pada kelas ini yaitu 66. Perbedaan nilai antara satu
varians pada kelas ini yaitu 311,802. Sedangkan jarak antara nilai data
t:
Frekuensi
Kelas Interval
Absolut Kumulatif Realtif (%) Kumulatif (%)
41 - 50 3 3 9,38 9,38
51 - 60 3 6 9,38 18,76
61 - 70 6 12 18,75 37,51
71 - 80 5 17 15,63 53,14
81 - 90 6 23 18,75 71,89
91 - 100 9 32 28,13 100%
Jumlah 32 100%
dengan panjang tiap kelas interval adalah 10. Pada interval 41-50 terdapat 3
siswa mendapatkan skor terendah atau sebesar 9,38 siswa atau 28,13 %.
Hasil data rata-rata atau mean yang diperoleh sebesar 75,94, dengan
presentase nilai diatas rata-rata yaitu 50%. Angka ini diperoleh dari banyak
siswa yang mendapatkan nilai diatas 75,94 yaitu sebanyak 16 siswa, kemudian
dibagi jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 32 dikalikan 100 %. Sedangkan
presentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata yaitu sebesar 50%.
Nilai didapatkan dari perhitungan 100% -50% =50%. Nilai KKM yang
ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 20 siswa atau 62,5 % sedangkan
siswa yang mendapatkan nilai di bawak KKM yaitu 12 siswa yaitu 37,5%.
47
siswa kelas eksperimen dapat digambarkan dalam grafik histogram dan poligon
berikut :
Dari data tes akhir pada kelas kontrol dengan jumlah 32 siswa
nilai paling tinggi 97 dan paling rendah 20. Dari data yang diperoleh dapat
diketahui rata-rata dari pengujian pada kelas control adalah 63,22. Nilai
medium pada kelas ini adalah 61,50. Modus pada data ini yaitu 47, maka
nilai yang sering pada kelompok ini adalah 47. Dengan nilai ini kita dapat
mengetahui bahwa frekuensi terbesar pada kelas ini adalah 47. Perbedaan
nilai antara satu dengan yang lainnya sebesar 375,209 .dibuktikan dengan
hasil pengukuran varians pada kelas ini 375,209. Sedangkan jarak antara
Adapun data posttest kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk distribusi
adalah 6 dengan panjang tiap kelas interal adalah 10. Pada interval 20 – 32
49
atau 31,25 %.
Hasil data rata-rata atau mean yang diperoleh sebesar 63,22, dengan
presentase nilai di atas rata-rata yaitu 43,75 %. Angka ini diperoleh dari
banyak siswa yang mendapatkan nilai di atas 63,22 yaitu sebanyak 14 siswa,
kemudian dibagi jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 32 dikalikan 100%.
56,25 %. Nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran
matematika adalah 70. Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 12
siswa atau 37,5%, sedangkan yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu
siswa kelas kontrol dapat digambarkan dalam grafik histogram dan poligon
berikut :
50
Matematika
nilai 100. Sedangkan nilai minimum antara kelas eksperimen dan kontrol
yaitu bernilai 20 yang berada di kelas kontrol. Modus dari kelas eksperimen
lebih tinggi yaitu 60. Jika di lihat dari hasil pengukuran variansi maka yang
lebih besar perbedaan nilai antara satu dengan yang lainnya adalah kelas
kontrol yaitu sebesar 375,209 maka nilai siswa pada kelas kontrol lebih
besar jarak antara nilai data dengan rata- rata kelas kontrol lebih tinggi
baku maka data tersebut semakin menyebar dan bervariasi. Dari hasil
beragam dan fluktuasi. Artinya, nilai pada kelas kontrol ada yang rendah,
nilai yang berdekatan antara satu siswa dengan yang lainnya sehingga hasil
persyaratan analisis ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas .
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Tahap selanjutnya
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka sampel tidak
0,086 > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol
0,05 maka data berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
2. Uji Homogenitas
mengetahui apakah sampel memiliki varian yang sama atau tidak. Jika
signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka variansi homogen, sedangkan jika
signifikansi yang diperoleh < 0,05 maka variansi tidak homogen. Hasil
Kelas Eksperimen
0,142 1 62 0,708
dan Kelas Kontrol
adalah sebesar 0,708. Maka dengan uji homogenitas yang sudah dilakukan
dapat dikatakan bahwa varian yang memiliki kelas eksperimen dan kontrol
lebih besar dari 0,05 atau 0,708 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan data
54
3. Pengujian Hipotesis
pottest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa data telah
dengan uji T-test menggunakan uji Independent Sample T-test karena data
hipotesis penelitian ini yaitu jika signifikansi <0,05 maka H 0 ditolak dan
Taraf
Kelas t hitung Sig. Kesukaran Kesimpulan
Eksperimen Ho di tolak dan
2,745 0,008 0,05 H1 di terima
Kontrol
55
menunjukkan bahwa hasil signifikansi 0,008 < 0,05 maka H 0 ditolak dan H1
konsep kontrol.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 63,608 15,602 4,077 ,000
Kelaseksperimen -,005 ,200 -,005 -,026 ,980
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil t-hitung 4,077. Hal ini
menunjukan bahwa hasil t-hitung > t-tabel, 4,077>,0,005 maka dinyatakan bahwa
Ibtidaiyah Al Falah
Jakarta Selatan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil rata-rata nilai
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan
yang berbeda. Rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 75,94 sedangkan rata-
rata kelas kontrol yaitu 63,22. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu,
signifikansi 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima dan jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
sebesar 0,008 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu,
konsep matematika siswa, khususnya pada materi keliling dan luas bangun
datar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
SAVI. Hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata hasil posttest kelas kontrol
sebesar 63,22.
konsep matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-
kemampuan siswa.
58
59
60
B. Saran
3. Bagi siswa, hendaknya selalu turut aktif secara mandiri dan berpartisipasi
pokok bahasan keliling dan luas bangun datar (persegi, persegi panjang,
2012)
Kaifa, 2002)
2009)
Akademik, 2008)
http://Herdy07,wordpress.com)
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
61
62
2014)
Moch Ilham Sidik dan Hendri Winata, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Matematika SIswa Kelas III SD Negeri 003 Pulau Jambu”,
2011
Nur Azizah, dkk. Penerapan Pendekatan SAVI pada materi Sumber Energi Bunyi
Alfabeta, 2011)
2014)
64