Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Adli Hariz

1807113105
BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN

PROSES NITRIFIKASI

Pengertian Nitrifikasi
Proses nitrifikasi adalah proses perubahan senyawa amonia (NH4+)
menjadi senyawa nitrit (NO2-). Selanjutnya nitrit yang terbentuk dioksidasi
menjadi nitrat (NO3-). Proses ini berlangsung dalam suasana aerobik. Agar reaksi
dapat berjalan dengan sempurna, maka diperlukan tambahan udara dari luar,
misalnya disuplai dengan blower. Sedangkan bakteri nitrifikasi (nitrifying
bacteria) yang bekerja disini adalah jenis bakteri autotrop yang memerlukan
karbon anorganik untuk aktifitasnya serta pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan
tambahan karbon anorganik dari luar. Secara sederhana reaksi nitrifikasi adalah
sebagai berikut:

Tahap Proses Nitrifikasi


Proses nitrifikasi melalui beberapa tahap yakni :
a. Tahap nitritasi
Tahap ini merupakan tahap oksidasi ion ammonium (NH4+) menjadi ion
nitrit (NO2-) yang dilaksanakan oleh bakteri nitrosomonas menurut reaksi berikut
:

Reaksi ini memerlukan 3,43 gram O2 untuk mengoksidasi 1 gram nitrogen


b. Tahap Nitrasi
Tahap ini merupakan tahap oksidasi ion nitrit menjadi ion nitrat (NO3-)
yang dilaksanakan oleh bakteri nitrobacter menurut reaksi berikut :
Reaksi ini memerlukan 1,14 gr O2 untuk mengoksidasi 1 gr nitrogen
menjadi nitrat. Secara keseluruhan proses nitrifikasi dapat dilihat dari persamaan
berikut :

Kedua reaksi diatas berlangsung secara reaksi eksotermik (reaksi yang


menghasilkan energi). Jika kedua jenis bakteri tersebut ada, baik di tanah maupun
di perairan, maka konsentrasi nitrit akan menjadi berkurang karena nitrit yang
dibentuk oleh bakteri nitrosomonas akan dioksidasi oleh bakteri nitrobacter
menjadi nitrat.menjadi nitrit.
Kedua bakteri ini dikenal sebagai bakteri autotropik yaitu bakteri yang
dapat mensuplai karbon dan nitrogen dari bahan bahan anorganik dengan
sendirinya. Bakteri ini menggunakan energi dari proses nitrifikasi untuk
membentuk sel sintesa yang baru. Sedangkan bakteri heterotropik merupakan
bakteri yang membutuhkan bahan bahan organik untuk membangun protoplasma.
Walaupun bakteri nitrifikasi autotropik keberadaannya di alam lebih banyak,
proses nitrifikasi dapat juga dilakukan oleh bakteri jenis heterotropik
(Arthobacter) dan jamur
Disamping itu dengan oksigen yang ada, maka senyawa N-NH4 yang ada
diperairan akan dioksidasi menjadi nitrat. Tetapi mengingat kebutuhan O2 yang
cukup besar, maka akan terjadi penurunan oksigen di dalam perairan tersebut
sehingga akan terjadi kondisi anaerobik. Pada proses pengolahan senyawa N-NH4
secara biologis kebutuhan O2 cukup.
Faktor Pengontrol Proses Nitrifikasi
Beberapa faktor pengontrol dari proses nitrifikasi dalam proses
pengolahan air antara lain adalah :
 Konsentrasi Oksigen Terlarut (Dissolved Oksigen)
Proses nitrifikasi merupakan proses aerob, maka keberadaan oksigen
sangat penting dalam proses ini. Dengan demikian dibutuhkan batasan DO yang
memungkinkan proses ini dapat berjalan dengan baik. Proses nitrifikasi akan
berjalan dengan baik jika DO minimum > 1 mg/l.
 Temperatur
Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi dipengaruhi oleh temperatur
antara 8 – 30°C, sedangkan temperatur optimumnya sekitar 30°C.

 pH
Pada proses biologi, nitrifikasi dipengaruhi oleh pH. pH optimum untuk
bakteri nitrosomonas dan nitrobacter antara 7,5 – 8,5 (U.S. EPA, 1975). Proses ini
akan terhenti pada pH dibawah 6,0.

PROSES DENITRIFIKASI
Pengertian Proses Denitrifikasi
NO3 lebih aktif bergerak dibandingkan NH4- didalam larutan. Jika NO3-
mengalami asimilasi oleh tanaman, mikroba atau mengalir menuju air tanah
dengan pergerakan yang cepat, tetapi NO3 - mengalami proses denitrifikasi (Lee
dan Lin,1999). Denitrifikasi adalah proses reduksi dari NO3- secara biologi
menjadi bentuk gas seperti molekul N2, NO, NO2, dan N2O (Novonty dan Olem,
1994). Proses dissimilatori denitrifikasi terjadi selama proses respirasi dari bakteri
heterotroph. Pada kondisi an-aerobik (bebas oksigen) serta adanya substrat
organik (karbon), organisme denitrifikasi seperti bacillus, micrococcus,
alcaligenes dan spirillum dapat menggunakan nitrat sebagai elektron akseptor
selama proses respirasi. Organisme ini mengoksidasi bahan karbohidrat dengan
dikonversi oleh NO3- menjadi karbondioksida (CO2), air (H2O), dan N dalam
bentuk gas dan bahan oksida gas lainnya yang dihasilkan dalam proses
denitrifikasi.
5CH2O + 4NO3 + 4H- 5CO2 + 2N2 + 7H2O
Denitrifikasi merupakan proses yang merugikan. Contoh dalam lahan agrikultur
yang diberikan pupuk nitrat bila tergenang oleh air, maka akan terjadi kondisi
anoksigenik dan denitrifikasi dapat terjadi sehingga akan melepaskan unsur
nitrogen ke udara. Produksi gas N2O dan NO oleh denitrifikasi dapat
menyebabkan konsekuensi pada lingkungan.
Bakteri denitrifikasi mampu memanfaatkan nitrat sebagai penerima
elektron terakhir untuk memperoleh energi pada kondisi oksigen terbatas atau
anaerob. Secara taksonomi dan ekologi, bakteri denitrifikasi tersebar dalam
kelompok bakteri anaerob fakultatif dan anaerob obligat. Bakteri yang berperan
dalam proses denitrifikasi termasuk dalam bakteri yang heterotrofik. Bakteri yang
hidup dalam lingkungan estuari antara lain Alteromonas, Pseudomonas,
Eryhrobacter, Alcaligenes, dan Aquaspirillum.
Bakteri denitrifikasi lebih kompetitif apabila hidup dalam lingkungan
dengan kadar oksigen yang rendah, tetapi terdapat juga beberapa proses
denitrifikasi yang berlangsung secara aerobik. Hal ini berkaitan dengan adanya
sistem regulator sensor mikroorganisme anaerob fakultatif. Bakteri memiliki
kemampuan beradaptasi dari aerob ke kondisi anaerob, demikian pula sebaliknya.
Serratia liquifaciens merupakan salah satu bakteri sedimen estuari yang termasuk
dalam bakteri denitrifikasi fakultatif, bersifat kompetitif pada suhu rendah (5-
10)oC, dan produksi gas N2O lebih rendah dari suhu 20Oc.
Berdasarkan sumber karbonnya, bakteri denitrifikasi bersifat heterotrof
yang memerlukan karbon organik seperti asam asetat, gliserol, dan glukosa untuk
pertumbuhannya. Karbon dibutuhkan sebagai donor elektron dalam kondisi yang
rendah oksigen atau anaerob. Perbandingan antara sumber karbon sebagai donor
elektron dan nitrat sebagai aseptor elektron sangat penting. Keberadaan sumber
karbon sangat mempengaruhi bakteri-bakteri dalam melakukan proses nitrifikasi
dan denitrifikasi. Ketika kondisi perairan atau sedimen tambak kaya nitrat, namun
miskin sumber karbon, maka dominasi aktivitas kelompok bakteri denitrifikasi
akan terlihat. Sebaliknya, jika pada perairan dan sedimen sumber karbon tinggi
maka bakteri fermentatif akan lebih dominan. Kemampuan bakteri dalam
memanfaatkan berbagaisumber karbon yang tersedia sangat berpengaruh terhadap
kemampuan bakteri tersebut bertahan hidup dalam lingkungannya. menyatakan
bahwa senyawa nitrit dapat terakumulasi sebagai hasil proses denitrifikasi sebagai
akibat reduksi nitrat menjadi nitrit.

Anda mungkin juga menyukai