Anda di halaman 1dari 12

BERBAGAI PENGARUH PERLAKUAN PADA STEK BATANG

UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) TERHADAP PERTUMBUHAN UBI

The Effect Of Various Treatment On Cassava Stem Cuttings (Manihot


esculentaCrantz) On The Growth Of Tuber

Ayusastri Clarizky¹, Erwin Yuliadi2, Ardian2


1)
Sarjana Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung,
Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145.
(ayu_sastri@yahoo.com)
2)
Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung,
Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai Desember 2013
di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1) perlakuan fisik yang terbaik terhadap
pertumbuhan ubi, (2) jumlah tunas terbaik yang mempengaruhi pertumbuhan ubi
pada stek ubi kayu, (3)interaksi antara perlakuan fisik dengan jumlah tunas
terhadap pertumbuhan ubi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah empat
perlakuan pada stek yaitu pengeratan tegak lurus (P1), pengeratan spiral (P2),
pemberian zpt NAA dengan konsentrasi 2000 ppm yang digunakan sebagai
pembanding (P3), dan kontrol (P4). Faktor kedua adalah jumlah tunas pada stek
yaitu stek satu tunas (T1) dan stek dua tunas (T2). Masing- masing perlakuan
diulang sebanyak 10 kali. Perbedaan nilai tengah diuji dengan uji beda nyata
terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
perlakuan fisik dengan pengeratan spiral merupakan perlakuan terbaik yang
berpengaruh nyata terhadap jumlah akar, jumlah ubi, dan diameter ubi, (2) stek
dua tunas tidak mempengaruhi pertumbuhan ubi tetapi berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan akar, (3) interaksi antara perlakuan fisik dan jumlah tunas
tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan ubi tetapi
memberikan hasil yang baik terhadap jumlah akar.

Kata kunci : Ubikayu, pengeratan, NAA, tunas

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 96


ABSTRACT

This research wascarried out in September 2013 to December 2013at the


Integrated Field Faculty ofAgriculture, University Lampung. This study aimed to
determine (1) the best treatmenton the growth of tuber, (2) the best number of
shoots that affect tuber growth on cassava cuttings, (3) the interaction between
the physical treatment or the provision of NAA with the number of shoots on the
growth of tuber. This study used acompletely randomized design (CRD) factorial
arranged. The first factoris the four treatments in cuttings that perpendiculars lice
(P1), spiral slice (P2), NAA zpt with a concentration 2000 ppm (P3), and control
(P4). The second factoris the number of shoots on the cuttings there are one
shoots cuttings (T1) and two shoots cuttings (T2). Each treatment was repeated 10
times. Homogeneity of variance in this study were tested with the Bartlett test, the
additivity tested by Tukey's test, and differences in the value being tested with
least significant differencetest (LSD) at the 5% significance level. The results
showed that (1) physical treatment with spiral slice is the best treatment that
significantly affect the number of roots, number of tuber, and the number of
diameter tuber, (2) two shoot cuttings did not affect the growth of tuber but
significant effect on root growth, (3) the interaction between physical treatment
and the number of shoots not showed significant effect on the growth of tuber but
it gives good resultson the number of roots.

Keyword : cassava, slice cuttings, NAA, shoots

I. PENDAHULUAN didukung oleh adanya peningkatan


dan kontinuitas produksi. Produksi
Ubikayu berasal dari Amerika
ubi kayu di Indonesia dari tahun
Latin dan telah tersebar hampir di
2010- 2012 mengalami pasang surut.
seluruh dunia termasuk Afrika,
Di Pulau Sumatra, khususnya
Madagaskar, India, dan Cina (Nassar
Lampung, produksi ubi kayu tahun
et al., 2008). Di Indonesia, ubi kayu
2010 sebesar 8.637.594, tahun 2011
selain sebagai bahan makanan dapat
sebesar 9.193.676, dan tahun 2012
juga digunakan sebagai bahan baku
sebesar 8.370.479 (BPS, 2012).
industri dan bahan pakan ternak.
Oleh karena itu harga ubi kayu sangat Dalam upaya meningkatkan
fluktuatif tergantung dari permintaan. produksi dan produktivitas ubi kayu
Potensi ubi kayu sebagai bahan perlu adanya masukan teknologi
pangan dan bahan baku industri harus budidaya yang tepat sehingga dapat

97 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03


meningkatkan hasil per tanaman ubi menjadi lebih besar sehingga akar dan
kayu. Rendahnya produktivitas ubi yang tumbuh menjadi lebih
disebabkan oleh penerapan teknologi banyak.
budidaya yang tepat belum merata. Keberhasilan inisiasi akar juga
Teknologi yang memungkinkan untuk dipengaruhi oleh jumlah tunas pada
diintroduksi dalam rangka suatu stek. Menurut Edmond et al.
meningkatkan hasil adalah dengan (1983), kehadiran tunas sangat
menggunakan stek batang yang diberi
penting terhadap proses inisiasi akar.
perlakuan. Perlakuan yang dapat Pertumbuhan akar tidak akan terjadi
diintroduksi adalah perlakuan fisik apabila seluruh tunas dihilangkan atau
ataupun dengan penggunaan zat dalam keadaan istirahat, karena tunas
pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat berperan sebagai sumber auksin yang
meningkatkan pertumbuhan dan menstimulir pembentukan akar
perkembangan ubi. terutama pada saat tunas mulai
tumbuh (Rochiman dan Harjadi,
Salah satu perlakuan fisik yang 1983).
dapat dilakukan terhadap stek batang
Oleh karena itu dilakukan
ubi kayu adalah pengeratan.
penelitian yang bertujuan untuk
Perlakuan pengeratan adalah suatu
mengetahui 1) perlakuan fisik terbaik
cara pelukaan tanaman yang
terhadap pertumbuhan dan
menyebabkan jaringan transportasi
perkembangan perakarn ubikayu, 2)
(xilem dan floem) pada stek batang
perlakuan jumlah tunas terbaik yang
menjadi terpotong. Pergerakan zat-
mempengaruhi pertumbuhan ubi pada
zat makanan terhambat dan tertimbun
stek ubikayu, 3) interaksi antara
di sekitar daerah pelukaan, sehingga
perlakuan fisik dengan jumlah tunas
akan terjadi penumpukan auksin dan
terhadap pertumbuhan ubi dan
karbohidarat yang akan menstimulir
pertumbuhan tunas.
dan mempercepat timbulnya akar
pada daerah dekat pelukaan II. BAHAN DAN METODE
(Rochiman dan Harjadi, 1983).
Penelitian ini menggunakan
Dengan adanya pengeratan maka luas
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
permukaan tempat tumbuhnya akar
Perlakuan disusun secara faktorial.

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 98


Faktor pertama adalah empat diameter ubi, bobot basah daun, bobot
perlakuan pada stek yaitu pengeratan kering daun, bobot basah tunas dan
tegak lurus (P1), pengeratan spiral bobot kering tunas, tetapi tidak
(P2), pemberian zpt NAA dengan berpengaruh nyata pada variabel
konsentrasi 2000 ppm (P3) sebagai lainnya. Perlakuan jumlah tunas
pembanding, dan kontrol (P4). berpengaruh nyata terhadap jumlah
Faktor kedua adalah jumlah tunas akar, panjang akar, panjang ubi, bobot
pada stek yaitu stek satu tunas (T1) basah daun, bobot kering daun, bobot
dan stek dua tunas (T2). Masing- basah tunas, bobot kering tunas,
masing perlakuan diulang sebanyak bobot basah akar dan bobot kering
10 kali. akar, namun tidak berpengaruh nyata
pada variabel lainnya. Interaksi
Homogenitas ragam diuji
antara perlakuan fisik dan jumlah
dengan uji tukey dan kemenambahan
tunas berpengaruh nyata pada
data diuji dengan uji barlet. Dari data
variabel jumlah akar, tetapi tidak
yang diperoleh, dilakukan analisis
berpengaruh nyata pada variabel
ragam dan dilanjutkan dengan
lainnya (Tabel 1).
pemisahan nilai tengah menggunakan
uji beda nyata terkecil (BNT) pada Hasil pengamatan pada
taraf nyata 5%. Parameter yang jumlah akar menunjukkan bahwa
diamati adalah jumlah akar, panjang kombinasi perlakuan antara
akar, jumlah ubi, panjang ubi, dan pengeratan spiral dan stek dua tunas
diameter ubi. Semua pengamatan menghasilkan jumlah akar terbanyak,
dilakukan pada umur 12 minggu yaitu 32,80 akar (Tabel 2).
setelah tanam.
Dalam penelitian ini
III. HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan fisik yang diberikan
Hasil penelitian pada umur 12 terhadap stek ubikayu pada dasarnya
mst (minggu setelah tanam) adalah untuk mengetahui respon stek
menunjukkan bahwa perlakuan fisik dan dampaknya terhadap
dengan berbagai perlakuan pertumbuhan dan perkembangan akar
berpengaruh nyata pada variabel yang selanjutnya pada pertumbuhan
pengamatan jumlah akar, jumlah ubi, dan perkembangan ubi. Hal ini sesuai

99 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03


dengan pernyataan bahwa pelukaan tercover perakaran menjadi lebih luas
dapat mempercepat proses sehingga peluang untuk mendapatkan
pembentukan akar karena memotong suplai nutrisi lebih banyak
aliran zat- zat yang terlarut dibandingan pada perakaran dengan
diantaranya karbohidrat dan auksin perlakuan fisik lain (Farida dan
(Harjadi, 1989). Setiari, 2007).

Pengeratan spiral secara fisik Dengan semakin banyaknya


memotong jaringan transportasi nutrisi yang diserap akar maka nutrisi
vertikal yang mengakibatkan yang ditransfer dari akar ke seluruh
terjadinya penyumbatan jaringan di bagian tanaman akan menjadi lebih
ujung sayatan sepanjang spiral. banyak, sebelum cadangan makanan
Penyumbatan ini terjadi karena pada yang dimiliki habis untuk
luka sayatan sel- sel menjadi mati dan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan
transportasi cairan terhenti. Cairan sel bahwa peluang tumbuh dan
yang terkonsentrasi di sumbatan berkembangnya daun dan tunas lebih
jaringan- jaringan transportasi ini baik dari perlakuan fisik yang
mengandung nutrisi yang terlarut, menghasilkan jumlah akar lebih
termasuk hormon yang berperan sedikit. Selain menyerap nutrisi
dalam inisiasi akar. Inisiasi akar tanaman, akar berperan dalam
dipengaruhi oleh rasio tertentu antara menyimpan karbohidrat hasil
larutan sitokinin dan auksin. Auksin fotosintesa dan memproduksi
yang disintesa di pucuk tanaman dan hormon. Secara alami, sitokinin
mengalir ke bawah lalu terakumulasi dihasilkan pada jaringan yangtumbuh
di ujung sumbatan jaringan aktif terutama pada akar, embrio dan
transportasi, pada kondisi rasio auksin buah (Intan, 2008).
yang lebih tinggi daripada sitokinin
Sitokinin yang diproduksi di
maka organogenesis akan cenderung
akar selanjutnya diangkut oleh xilem
mengarah ke pembentukan akar
menuju sel-sel target untuk
(Davies, 1995).
pertumbuhan tunas. Dengan semakin

Jumlah akar yang banyak banyak akar maka sitokinin yang

menyebabkan area media tanam yang

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 100


dihasilkan untuk pertumbuhan tunas tanaman yang hanya memiliki satu
semakin meningkat. tunas dapat tetap tumbuh.

Penambahan auksin pada stek Pada pengeratan ini


batang cenderung menghambat pengeratan spiral menghasilkan
pertumbuhan. Terhambatnya jumlah ubi terbanyak dengan nilai
pertumbuhan disebabkan karena 8,45 buah yang berbeda nyata dengan
hormon auksin yang ada di dalam perlakuan lainnya (Tabel 4). Hal ini
tanaman sudah cukup untuk proses dapat dijelaskan berdasarkan
pertumbuhan tanaman, sehingga jika pernyataan Rofiq (2010) yang
diberi tambahan hormon lagi akan menyatakan bahwa banyaknya ubi
menyebabkan residu bagi tanaman itu yang terbentuk dibawah pelukaan
sendiri (Nababan, 2009). Hasilnya yang menyebabkan peningkatan
dapat dilihat pada stek yang diberi pertumbuhan akar yang
perlakuan NAA 2.000 ppm yang terdiferensiasi menjadi ubi.Dengan
menghasilkan jumlah akar dan jumlah demikian semakin banyak akar maka
ubi terendah dibandingkan perlakuan peluang akar menjadi ubi menjadi
fisik yang dilakukan. lebih besar.

Pada pengamatan panjang Tunas yang tumbuh sehat


akar menunjukan bahwa perlakuan akan memiliki ketahanan yang baik
stek dua tunas tidak berpengaruh terhadap lingkungan tumbuhnya
terhadap variabel pengamatan sehingga pertumbuhannya menjadi
tersebut, tetapi pada perlakuan stek lebih baik (Angga, 2011). Dalam
satu tunas memberikan pengaruh penelitian ini dilakukan pemilihan
yang nyata (Tabel 3). Hal ini tunas yang terbaik yaitu stek yang
dikarenakan pada stek dua tunas memiliki satu tunas dan stek yang
menghasilkan akar yang banyak memiliki dua tunas. Hasil penelitian
dibandingkan dengan stek satu tunas, menunjukkan bahwa stek yang
sehingga tanaman yang memiliki stek memiliki dua tunas mempengaruhi
satu tunas dalam mendapatkan unsur pertumbuhan akar yang menghasilkan
haranya dengan memanjangkan akar jumlah akar terbanyak dibandingkan
kedalam tanam dengan demikian dengan stek satu tunas (Tabel 1). Hal

101 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03


ini sesuai dengan pernyataan Erita et Hasil penelitian menunjukkan
al., (2012) bahwa perlakuan stek 3 jumlah tunas tidak berpengaruh nyata
buku/titik tunas memberikan terhadap jumlah ubi. Hal ini
pengaruh nyata terhadap jumlah tunas dikarenakan bahwa fotosintat yang
pada stek sehingga dengan dihasilkan daun akan digunakan
banyaknyajumlah tunas yang tumbuh untuk pertumbuhan dan
maka semakin banyak karbohidrat perkembangan tanaman. Pada proses
dan auksin yang disimpan untuk transportasi hasil fotosintesis,
pembentukan akar. Tunas yang tanaman yang memiliki banyak tunas
tumbuh sehat akan memiliki dalam pembagian hasil
ketahanan yang baik terhadap fotosintesisnya lebih banyak
lingkungan tumbuhnya sehingga ditranslokasikan untuk pertumbuhan
pertumbuhannya menjadi lebih baik serta pemeliharaan jaringan sel pada
(Angga, 2011). Dalam penelitian ini cabang dan daun. Hidayat (2004)
dilakukan pemilihan tunas yang menjelaskan bahwa tajuk yang
terbaik yaitu stek yang memiliki satu sedangberkembang merupakan sink
tunas dan stek yang memiliki dua yang lebih kuat, sedangkan akar
tunas. Hasil penelitian menunjukkan merupakan sink yanglebih lemah.
bahwa stek yang memiliki dua tunas Akan tetapi setelah daun menjadi
mempengaruhi pertumbuhan akar source terjadiperubahan pembagian
yang menghasilkan jumlah akar asimilat ke organ lain seperti ubi.
terbanyak dibandingkan dengan stek
Pada penelitian ini pengeratan
satu tunas (Tabel 1). Hal ini sesuai
spiral menghasilkan jumlah akar dan
dengan pernyataan Erita et al., (2012)
jumlah ubi terbanyak. Dengan
bahwa perlakuan stek 3 buku/titik
demikian jelas bahwa semakin
tunas memberikan pengaruh nyata
banyak akar maka peluang akar
terhadap jumlah tunas pada stek
menjadi ubi menjadi lebih besar. Hal
sehingga dengan banyaknyajumlah
ini sama dengan hasil penelitian yang
tunas yang tumbuh maka semakin
diperoleh Rofiq (2010) yang
banyak karbohidrat dan auksin yang
menyatakan bahwa banyaknya ubi
disimpan untuk pembentukan akar.
yang terbentuk dibawah pelukaan
yang menyebabkan peningkatan

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 102


pertumbuhan akar yang bahwa ubi yang panjang umumnya
terdiferensiasi menjadi ubi. tidak berdiameter besar sedangkan
ubi yang berdiameter besar tidak
Pembesaran akar menjadi ubi
memanjang. Panjang ubi dan
tidak terjadi pada seluruh akar yang
diameter ubi umumnya diakibatkan
ada, hanya berkisar antara 3-15 akar
oleh faktor genetik dari varietas ubi
yang akan menjadi ubi, tergantung
kayu yang digunakan, faktor
dari kondisi lingkungan dan jenis
lingkungan juga berpengaruh
kultivar tanaman tersebut. Tanaman
khususnya pada tingkat kegemburan
ubi kayu menghasilkan akar adventif
tanah.
yang berkembang menjadi akar
serabut. hanya beberapa akar serabut KESIMPULAN
yang menjadi ubi selebihnya tetap
Hasil penelitian dapat disimpulkan
menjadi akar serabut yang berfungsi
bahwa :
menyerap air dan zat hara. Menurut
Ekanayake et al., (1997) yang 1. Perlakuan fisik dengan

menyatakan bahwa sejak 28 hari pengeratan spiral adalah

setelah penanaman banyak butir pati perlakuan fisik yang memiliki

dapat ditemukan dalam parenkim nilai paling tinggi untuk

xylem pada akar serabut, namun pertumbuhan ubi diantara

secara anatomi pada tahapan perlakuan fisik lain yaitu sebesar

perubahan akar menjadi ubi tidak 8, 45 ubi per steknya, dengan

dapat dibedakan antara akar yang selisih sebesar 1,80 ubi dengan

tetap menjadi akar serabut dan akar perlakuan kontrol.

yang tumbuh membesar menjadi ubi. 2. Stek dua tunas menunjukkan


pertumbuhan akar yang lebih
Hubungan antara panjang dan
baik dibandingkan stek satu tunas
diameter ubi terkait erat dengan
dengan nilai sebesar 32,4 akar
bentuk ubi. Ubi yang berbentuk
per steknya.
memanjang biasanya tidak diikuti
3. Interaksi antara perlakuan fisik
oleh diameter yang besar. Hal
dan perlakuan jumlah tunas
tersebut sesuai dengan pendapat
hanya berpengaruh nyata
Widodo (1990) yang menyatakan
terhadap pertumbuhan akar.

103 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03


DAFTAR PUSTAKA d133153650.Diakses pada
tanggal 15 November 2013.

Angga, W. 2011. Pengaruh jumlah Erita, H., Sabarudin, and


Rachmawati. 2012. Pengaruh
mata tunas terhadap jumlah mata tunas dan
pertumbuhan empat varietas komposisi media tanam
ubi kayu. Jurnal Institut terhadap pertumbuahan stek
Pertanian Bogor. Vol 1 : 22- tanaman jarak pagar
26. (Jatropha curcas L.). Jurnal
Agrista Vol. 16 (3) :3- 4.
Badan Pusat Statistika Provinsi. 2012.
Farida, N.H dan N. Setiari. 2007.
Produksi Ubi Kayu Seluruh
Pembentukan akar pada stek
Provinsi Indonesia. BPS
batang nilam (Pogostemon
Provinsi
cablin Benth.) setelah
Davies, P. J. 1995. Plants Hornones: direndam Iba (Indol Butyric
Physiology, Biochemistry, and Acid) pada konsentrasi
Moleculer Biology. berbeda. Jurnal Anatomi dan
Diterjemahkan oleh Rohayati. Fisiologi Vol. XV No 2: 4-6.
Disertasi. Institut Pertanian
Harjadi. 1989. Dasar- Dasar
Bogor. Bogor. 72 hal.
Hortikultur. Fakultas
Edmond, J. B.,T. C. Senn, F.S. Pertanian. IPB. Bogor. 500
Andrew and R.G. Halfacre. hal.
1983. Fundamental of
Hidayat, R. 2004. Kajian Pola
Horticulture. 4th Ed.
Translokasi Asimiliat pada
Diterjemahan oleh Erita
Beberapa Umur Tanaman
Hayati dan Sabarudin.
Manggis (Garcinia
Disunting oleh Rahmawati.
Mangostana L) Muda. Jurnal
Jurnal Effect of Buds and
Agrosains Vol 6(1): 20-25.
Composition of Planting
Media to the Growth of Intan, R. D. A. 2008. Peranan dan
Jatropha Plants Cutting Fungsi Fitohormon Bagi
(Jatropha curcas L.). Aceh. 6 Pertumbuhan Tanaman. Jurnal
hal. Universitas Padjajaran 2(1) :
24-28
Ekanayake, I. J., D. S. O osiru,
M.C.M. Proto. 1997. Nababan, D. 2009. Penggunaan
Morfology off cassava. Hormon IBA terhadap
Terjemahan Euis dan Zainal. Pertumbuhan Stek Ekaliptus
http://ebookbrowser.net/bab- Klon IND 48. Disertasi.
11-ubi-kayu-euis-zainal-doc- Universitas Sumatera Utara.
Medan. 54 hal

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 104


Nassar N.M., D.Y. Hashimoto, Rofiq, M. 2011. Pengaruh Perlukaan
S.D.Fernandes. 2008. Wild Pada Batang Utama Ubi Kayu
Manihot species:Botanical Terhadap Pertumbuhan dan
Aspects, Geographic Produksi Umbi. Disertasi.
Distribution and Economic Institut Pertanian Bogor. 55
Value. Jurnal GenetMol Res 7 hal.
(1): 16-28.
Widodo, Y. 1990. Keeratan
Rochiman, K., dan S. S. Harjadi. Hubungan antara Sifat
1983. Pembiakan Vegetatif. Kuantitatif pada Ubi Jalar.
Jurnal Penelitian Tanaman
Departemen Agronomi
Pangan Malang : 215- 220.
Fakultas Pertanian IPB.
Bogor.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh perlakuan fisik (kerat tegak
lurus, kerat spiral, NAA 2.000 ppm, kontrol) dan jumlah tunas (satu
tunas dan dua tunas).

Variabel Perlakuan Fisik Jumlah Tunas Fi x Tu


(Fi) (Tu)
Jumlah Akar * * *
Panjang Akar tn * tn
Jumlah Ubi * tn tn
Panjang Ubi tn * tn
Diameter Ubi * tn tn
Bobot Basah Akar tn * tn
Bobot Kering Akar tn * tn
Bobot Basah Ubi tn tn tn
Bobot Kering Ubi tn tn tn
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%

105 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03


Tabel 2. Pengaruh berbagai perlakuan fisik dan jumlah tunas terhadap jumlah
akar pada stek ubikayu.

Jumlah Akar Pada Stek (helai/stek)


Perlakuan Fisik Jumlah Tunas
1 tunas 2 tunas
Kerat Tegak Lurus 24,20 cd 31,50 a
(B) (A)
Kerat Spiral 28,20 b 32,80 a
(B) (A)
NAA 2.000 ppm 22,80 d 26,20 bc
(B) (A)
Kontrol 24,80 cd 24,80 cd
(A) (A)
BNT 0,05 = 3,10

Keterangan : Angka- angka yang diikuti oleh huruf yang sama dan pada kolom
yang sama (huruf kecil) dan (huruf kapital) pada baris yang sama
tidak menunjukkan perbedaaan yang nyata menurut BNT 5%

Tabel 3. Pengaruh jumlah tunas terhadap panjang akar pada stek ubikayu.

Jumlah Tunas Panjang Akar (cm) Panjang ubi (cm)


1 tunas 19,88 a 16,00 a
2 tunas 17,08 b 14,46 b
BNT 0,05 0,79 1,54
Keterangan : Angka- angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda,
berbeda nyata pada taraf 0,05

Tabel 4. Pengaruh perlakuan fisik terhadap jumlah ubipada stek ubikayu.

PerlakuanFisik Jumlah ubi (buah/stek)


Kerat Tegak Lurus 7,85 ab
Kerat Spiral 8,45 a
NAA 2.000 ppm 7,05 b
Kontrol 6,65 b
BNT 0,05 1,30
Keterangan : Angka- angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda,
berbeda nyata pada taraf 0,05

INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03 106


Tabel 5. Pengaruh berbagai perlakuan fisik terhadap diameter ubi pada stek ubi
kayu

PerlakuanFisik Diameter ubi (cm)

Kerat Tegak Lurus 2,20 a


Kerat Spiral 2,16 a
NAA 2.000 ppm 2,02 ab
Kontrol 1,70 b
BNT 0,05 0,36

Keterangan : Angka- angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda,
berbeda nyata pada taraf 0,05

107 INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03

Anda mungkin juga menyukai