Anda di halaman 1dari 2

2.

5 Kentungan Bagi Manusia

Hermanto, et al. (2011) Mengungkap bahwa mikroalga merupakan tumbuhan air yang
berukuran mikroskopik, memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai sumber pakan,
pangan, dan telah dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan dari bidang perikanan sebagai
makanan larva ikan, organisme penyaring, industry farmasi, dan makanan suplemen dengan kandungan
protein, karbohidrat, lipid, dan berbagai mineral. Menurut Winahyu, et al. (2013) Berbagai jenis
mikroalga memiliki ciri dan keunikan masing-masing, dan sangat berharga sebagai sumber daya yang
dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti mikroalga yang dapat menangkap N2 dari udara
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dalam pertanian dan bioremediasi, mikroalga yang mengandung b-
karoten, DHA, vitamin, protein dll dimanfaatkan sebagai sumber makanan suplemen, dan mikroalga
yang mengandung bahan bioaktif seperti antibakteri, antikanker, toksin dimanfaatkan sebagai obat.
Serta mikroalga dengan kandungan hidrokarbon rantai panjang dan mengeluarkan elektron
dimanfaatkan sebagi sumber energi alternatif .

Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif pengganti bensin (bensin) yang berasal dari proses
(hidrolisis dan fermentasi) glukosa atau karbohidrat. Di Indonesia bioetanol masih menggunakan bahan
pangan seperti singkong dan tetes tebu sebagai bahan bakunya. Bahan baku nonpangan sangat
diperlukan untuk digunakan dalam produksi bioetanol. Salah satu bahan nonpangan yang dapat
digunakan sebagai bioetanol adalah mikroalga. Negara, et al. (2019) mengungkap bahwa mikroalga
mengandung komponen penting yang sangat bermanfaat seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam
nukleat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioenergi. Mikroalga memiliki prospek yang bagus
sebagai bahan baku produksi biofuel. Beberapa jenis biofuel yang dapat dihasilkan dari mikroalga antara
lain adalah biohidrogen, biodiesel, bioetanol, dan biogas. Tetraselmis chuii merupakan alga bersel
tunggal dengan empat flagela hijau (green flagella). Tetraselmis chuii digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bioetanol karena mudah berkembang biak, sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas
dan tidak bersentuhan dengan makanan.

Daftar Pustaka

Negara, B. F. SP, Nursalim, N., Herliany, N. E., Renta, P. P., Purnama, D., & Utami, M. A. F. (2019).
Peranan dan pemanfaatan mikroalga Tetraselmis chuii sebagai bioethanol. Jurnal Enggano.
4(2): 136-147.
Hermanto, M. B., Sumardi, Hawa, L. C., & Fiqtinovri, S. M. (2011). Perancangan Bioreaktor untuk
Pembudidayaan Mikroalga. Jurnal Teknologi Pertanian. 12(3): 153-162.

Winahyu, D. A., Anggraini, Y., Rustiati, E. L., Master, J., & Setiawan A. (2013). Studi Pendahuluan
Mengenai Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung. 93-98.

Anda mungkin juga menyukai