Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN BST (BESIDE TEACHING)

FIELD LAB. BLOK ASUHAN BAYI, BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH
TEMA : Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
dan Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Pada Balita (SDIDTK)
DI PUSKESMAS SOMAGEDE

Dosen Pembimbing :
Purwati, M. PH

Disusun Oleh :
Anggun Putri Wijayanti

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Beside Teaching/ BST Asuhan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah ini telah
diperiksa dan mendapat persetujuan serta pengesahan sebagai Laporan Field Lab oleh
pembimbing selama praktik di Puskesmas Somagede, Banyumas.
Laporan ini disusun oleh
Nama : Anggun Putri Wijayanti
Nim : 1811060029
Judul : LAPORAN BST (BESIDE TEACHING) FIELD LAB. BLOK BAYI BALITA
dan ANAK PRA SEKOLAH, Tema : Pemantauan Pertumbuhan dan
Perkembangandan Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Pada Balita
(SDIDTK)DI PUSKESMAS SOMAGEDE
Mengetahui,

Pembimbing CI Pembimbing Akademik

Ary Puspitarini, Amd. Keb Purwati, M. PH

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan BST Field Lab Blok Asuhan Bayi, Balita
dan Anak Pra Sekolah. Sebagai salah satu bukti telah menyelesaikan tugas dalam Field Lab Blok
Asuhan Bayi, Balita, Dan Anak Pra Sekolah yang dilaksanan di Puskesmas Somagede.

Terimakasih saya ucapkan kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta dan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan.
2. Puskesmas Somagede yang telah memperkenankan saya praktek
3. Ibu Ary selaku Clinical Instruktur (CI), yang telah membimbing selama pelaksanaan
Field Lab di Puskesmas Somagede.
4. Ibu Purwati, M. PH selaku Dosen Pembimbing dalam Pelaksanaan Field Lab Asuhan
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah yang telah membimbing dari sebelum hingga selesai
pelaksanaan Field Lab sehingga pelaksanaan Field Lab dapat berjalan dengan lancar.
5. Teman-teman yang berkesempatan sama dalam mengikuti Field Lab yang selalu
memberikan semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

Penulis menyadari, bahwa laporan BST yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan BSTini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Banyumas, 9 Juli 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang ...................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................3
A. Konsep Dasar Teori...........................................................................................3
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................21
BAB V PENUTUP.....................................................................................................22
A. Kesimpulan.....................................................................................................22
B. Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) masalah tumbuh kembang anak


merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa
usia 18 tahun (Hidayat, 2009). Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan mulai pada “masa kritis”. Usia Balita
disebut sebagai “Masa kritis”, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini
perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada
masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar
potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi
masih dalam kandungan (Kania, 2010).
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan
periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini
merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh
negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar,
dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan
mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam
masyarakat. Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk

5
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak
anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin
berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi. Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga
lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan
sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan
memasuki jenjang pendidikan formal.

B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembanga dan Deteksi
Dini Penyimpangan Pertumbuhan Pada Balita saat pelaksanaan Field Lab

C. Manfaat

Mahasiswa memahami Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembanga dan Deteksi Dini


Penyimpangan Pertumbuhan Pada Balita saat pelaksanaan Field Lab

6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan,- perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan,- perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.

7
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori,
daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).

6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
2) Pola perkembangan dapat di ramalkan

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

1) Faktor internal

8
a. Ras/etnik atau bangsa
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Genetik

2) Faktor eksternal
A. Faktor Prenatal
a. Gizi
b. Mekanis
c. Toksin/zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi
g. Kelainan imonologi
h. Anoksia embiro
i. Psikologi ibu
B. Faktor persalinan
Komplokasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan keruskan jaringan otak
C. Faktor pasca persalinan
a. Gizi
b. Penyakit kronis/kelainan konginetal, Tuberkulosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
c. Lingkungan fisis dan kimia
d. Psikologis
e. Endokrin
f. Sosio-ekonomi
g. Lingkungan pengasuhan
h. Stimulasi
i. Obat-obatan

9
3) Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain}, berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, dan sebagainya.

4. Period tumbuh kembang anak


Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka
periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
1) Masa prenatal atau masa intrauterin (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
A. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
B. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dlbuahi dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
C. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

10
a. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester
kedua kehidupan intrauterin. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah
terbentuk serta mulai berfungsi.
b. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.
Terjadi transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi
aasam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6
(Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama
kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok,
minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor
psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk
bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk
selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka
selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik.
 Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
 Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
 Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
 Memberi stimulasi dini terhadap janin.
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

2) Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.

11
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2
periode:
a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat
adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana
kesehatan yang memadai.
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan
terlambat pergi kesarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk
melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat
menenangkan perasaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh
rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu
dan bayi yang dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap
diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian
ASI.
c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama
yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun,
bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan
pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,
diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan
imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga
dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

12
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar
yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan
terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-
hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak ditangani
dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4) Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan)


Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan
dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses
berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak
bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-
taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

13
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang
bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau
taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini
adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila
anak mengalami kelainan atau gangguan.
5. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur

a. Umur 0-3 bulan



Mengangkat kepala setinggi 45o

Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

Melihat dan menatap wajah anda.

Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

Suka tertawa keras.

Beraksi terkejut terhadap suara keras.

Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.

Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran, kontak.
b. Umur 3-6 bulan

Berbalik dari telungkup ke terlentang.

Mengangkat kepala setinggi 90o

Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

Menggenggam pensil.

Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

Memegang tangannya sendiri.

Berusaha memperluas pandangan.

Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.

Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain
sendiri

14
c. Umur 6-9 bulan
 Duduk (sikap tripoid - sendiri)
 Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
 Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
 Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
 Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat
yang
 bersamaan.
 Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup. * Bersuara
tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata. * Mencari mainan/benda
yang dijatuhkan.
 Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
 Bergembira dengan melempar benda.
 Makan kue sendiri.
d. Umur 9-12 bulan
 Mengangkat benda ke posisi berdiri.
 Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
 Dapat berjalan dengan dituntun.
 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan. *
Mengenggam erat pensil.
 Memasukkan benda ke mulut.
 Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
 Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
 Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.
 Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
 Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali
e. Umur 12-18 bulan
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
 Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.
 Berjalan mundur 5 langkah.

15
 Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata
“mama” * Menumpuk 2 kubus.
 Memasukkan kubus di kotak.
 Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
 mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.
 Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing
f. Umur 18-24 bulan
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.
 Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
 Bertepuk tangan, melambai-lambai.
 Menumpuk 4 buah kubus.
 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Menggelindingkan bola kearah sasaran.
 Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
 Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
 Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri
g. Umur 24-36 bulan
 Jalan naik tangga sendiri.
 Dapat bermain dengan sendal kecil.
 Mencoret-coret pensil pada kertas.
 Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
 Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
 Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau
lebih.
 Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat
piring jika diminta.
 Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
 Melepas pakiannya sendiri.
h. Umur 36-48 bulan
 Berdiri 1 kaki 2 detik.
 Melompat kedua kaki diangkat.

16
 Mengayuh sepeda roda tiga.
 Menggambar garis lurus.
 Menumpuk 8 buah kubus.
 Mengenal 2-4 warnah.
 Menyebut nama, umur, tempat.
 Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
 Mendengarkan cerita.
 Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
 Mengenakan celana panjang, kemeja baju.
i. Umur 48-60 bulan
 Berdiri 1 kaki 6 detik.
 Melompat-lompat 1 kaki.
 Menari.
 Menggambar tanda silang.
 Menggambarlingkaran.
 Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
 Mengancing baju atau pakian boneka.
 Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
 Senang menyebut kata-kata baru.
 Senang bertanya tentang sesuatu.
 Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
 Bicara mudah dimengerti.
 Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya.
 Menyebut angka, menghitung jari.
 Menyebut nama-nama hari.
 Berpakian sendiri tanpa di bantu.
 Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
j. Umur 60-72 bulan
 Berjalan lurus.
 Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

17
 Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
 Menggambar segi empat.
 Mengerti arti lawan kata.
 Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
 Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya.
 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
 Mengenal warna-warni
 Mengungkapkan simpati.
 Mengikuti aturan permainan.
 Berpakaian sendiri tanpa di bantu.

6. Gangguan Tumbuh Kembang yang Sering Ditemukan


1. Gangguan perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler. Anak dengan
serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat
spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang
seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik.
Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan
dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan
motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut.
Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan
dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk
belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami
keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Andriana: 2017).
2. Gangguan bicara dan bahasa
Telah disebutkan bahwa fungsi yang paling kompleks dalam perkembangan anak, dan
meupakan petunjuk yang paling akurat bagi perkembangan anak di kemudian hari.
Untuk dapat berbicara, anak harus dapat mendengar, dapat mengartikan apa yang

18
didengar, memerintahkan mulut untuk berbicara dan mampu menggerakkan alat
bicara dengan baik. Dengan demikian, gangguan bicara dapat disebabkan gangguan
pendengaran, gangguan mental, atau gangguan organ bicara misalnya mulut, lidah,
langit-langit.
3. Gangguan perkembangan mental
Terdapat bermacam-macam gangguan perkembangan mental, antara lain retardasi
mental, autis, hiperaktivitas, disleksia (kesulitan membaca dan menulis), dan lain-
lain.
4. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
5. Sindrom down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.Beberapa
faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik
dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
6. Perawakan pendek
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang
berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
7. Gangguan autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara
mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
8. Retardasi mental

19
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
9. Gangguan pemutusan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
7. Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang Aanak

Menurut Neherta & Nurdin tahun 2018 kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang
balita meliputi :
1) Kebutuhan Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis
Kebutuhan asuh meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti:
nutrisi,imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,
pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan
beristirahat.
a. Nutrisi
Nutrisi harus dipenuhi sejak anak masih di dalam rahim. Ibu perlu
memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan
menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling
lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI
Eksklusif) harus didapatkannya.
b. Imunisasi
Semua anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan
Kebersihan mutlak harus didapatkan anak, baik itu kebersihan makanan,
minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
Kalau udaranya tidak bersih akan membuat anak menderita suatu penyakit
yang akan mengganggu pada pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur
Setiap anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini
dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang

20
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot
dan tulang merangsang perkembangan.
e. Pelayanan Kesehatan
Setiap anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2
kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari
dan bulan Agustus.
Tujuan pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar selalu
optimal. Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda- beda. Pola
asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu:
1. Pola asuh Authoritarian
Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun
kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap
komando.
2. Pola asuh Permissive
Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk
mengatakan dorongan keinginannya.
3. Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang
Mengingat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap
kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau
pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang
baik atau buruk.
4. Pola asuh Dominan
Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang
menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari
5. Pola asuh Submission
Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta
anak berperilaku semaunya dirumah.

21
6. Pola asuh Overdisplin
Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan
kedisiplinan secara keras

2) Kebutuhan Asih (Kebutuhan Kasih Sayang dan Emosi)


Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini mungkin.
Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakankontak psikologis
antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak berbicara atau mengelusnya.
Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendekapkan bayi ke dada
ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/orang
tua dengan anak sangatlah penting karena berguna untuk menentukan perilaku
anak dikemudian hari, merangsang perkembangan otak anak serta merangsang
perhatian anak tehadap dunia luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :
a. Kasih sayang orang tua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan
penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah
memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat
dengan anak sehingga anak merasa aman dan senang.
b. Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan
rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehariharinya.
c. Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak
diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi pada anak.
d. Dukungan atau dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari
lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang dilakukan,
maka hal tersebut dapat menyebabkan anak merasa ragu-ragu dalam
melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan
dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.
e. Mandiri

22
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih
untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk
mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan
anak.
f. Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barangbarang
yang dimilikinya, sehingga anak tersebut mempunyai rasa tanggung jawab
untuk memelihara barang-barangnya.
g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orang tua
memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan
kemauan anak.

3) Kebutuhan Asah (Kebutuhan Stimulasi)


Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi
dini pada seorang anak adalah karena milyaran sel otak dibentuk sejak anak di
dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan
terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps). Semakin sering di rangsang akan
makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan
antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara
seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih
luas dan tinggi. Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan
mentalpsikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika,
kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst.

23
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
megevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa
menyertai diagnose. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan
kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.
3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila
mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.
4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien..
5. Perencanaan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi
dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
6. Pelaksanaan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya.
7. Evaluasi

24
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan
diagnose.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada An.K dengan Pantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Normal
di Posyandu Desa Plana Wilayah Kerja Puskesmas Somagede

Tanggal : Jumat, 9 Juli 2021


Jam : 11.00 WIB
Tempat : Posyandu Desa Plana, Somagede
Nama : Siti Khodijah, Amd.Keb.

1.1. Data Subjektif


A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama bayi : An.S
Umur bayi : 15bulan 9 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 24-3-2020
2. Identitas Penanggung jawab
Nama ibu : Ny.R
Usia : 23 th
Alamat : Plana RT 1 RW 1, Somagede
Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT

25
Nama ayah : Tn.S
Usia : 24 th
Alamat : Plana RT 1 RW 1, Somagede
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta

B. Alasan datang/kunjungan
Posyandu

C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit/peyulit saat hamil
Tidak ada
2. Riwayat kesehatan intranatal
Tanggal lahir : 24-03-2020
Tempat : Puskesmas Somagede
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : normal
Penyulit : Tidak ada
Keadaan bayi baru lahir: sehat
Berat lahir : 3300 gr
Panjang lahir : 49 cm
Lingkar kepala : 34,5 cm
Ikterus : tidak ada
3. Riwayat Imunisasi
Vitamin K1 : 24-03-2020
Imunisasi HB-0 : 24-03-2020
BCG : Saat usia 1 bulan
DPT 1 : Saat usia 2 bulan
DPT 2 : Saat usia 3 bulan
Polio : Saat usia 2 bulan

26
1.2. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital: Tidak dikaji
4. Antropometri
Berat badan : 9 kg
Panjang badan : 77 cm
Lingkar kepala : 44 cm
Lingkar lengan : 13 cm

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : rambut hitam
2. Muka : tidak ada oedem, simetris
3. Mata : seclera putih, konjungtiva merah
4. Hidung : simetris
5. Mulut : tidak ada kelainana labia palatozkisis
6. Telinga : tidak ada pengeluaran cairan
7. Leher : terlihat gerakan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : simetris, retraksi dada tidak ada
9. Abdomen: tidak kembung dan tidak ada tanda infeksi
10. Ekstermitas
a. Atas : normal
b. Bawah : normal
11. Refleks : tidak dikaji

C. BB/PB 15 Bulan
BB sekarang : 9 kg
PB sekarang : 77cm
Hal ini menunjukan bahwa standar berat badan menurut panjang badan An.S adalah
-2SD s/d <2SD yang berarti normal

27
D. Pemeriksaan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) 15 Bulan
Ya Tidak
Tanpa bantuan apakah anak dapat mempertemukan
1 dua buah kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan Gerak halus 
dan tutup panci tidak ikut dinilai
Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan
2 Gerak kasar 
berpegangan?
Tanpa bantuan apakah anak dapat bertepuk tangan Sosialisasi
3 atau melambai-lambai? Jawab tidak apabila ia dan 
butuh bantuan kemandirian
Apakah anak dapat mengatakana “papa” ketika ia
memanggil atau melihat papahnya dan mengatakan
Bicara dan
4 “mama” ketika ia memanggil atau melihat 
bahasa
mamahnya? Jawab ia jika anak melakukan salah
satunya.
Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa
5 Gerak kasar 
berpegangan kira-kira selama 5 detik?

Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpengangan


6 Gerak kasar 
kira-kira selama 30 detik atau lebih?

Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah


7 anak dapat membugkuk atau memungut mainan di Gerak kasar 
lantai dan kemudian berdiri kembali?
Apakah anak dapat menunjukan apa yang
Sosialisasi
diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
8 dan 
Jawab ia apabila ia menunjuk, menarik, atau
kemandirian
mengeluarkan suara yang menyenangkan
Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan
9 Gerak kasar 
tanpa terjatuh dan terhuyung-huyung?

28
10 Gerak halus 

Dari tabel di atas didapatkan hasil jawaban “Ya” = 9 dan “Tidak” = 1, maka perkembangan
An.S adalah normal.

1.3. Analisis
An.S, usia 15 bulan 9 hari dengan pertumbuhan dan perkembangan normal

1.4. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan pada anak didapat
bahwa anak mengalami pertumbuhan normal sesuai dengan usia pertumbuhannya
R//: ibu mengerti hasil pemeriksaan anaknya yaitu normal
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan KPSP skor anak yang berarti tumbuh
kembang anak sesuai dengan tahap perkembangan.
R//: ibu mengerti apa yang telah dijelaskan bidan
3. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan BB/TB skor anak normal
R//: ibu mengerti apa yang telah dijelaskan bidan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan kebutuhan nutrisi kepada anak dengan gizi
yang seimbang.
R//: Ibu mengerti dan akan memberikan nutrisi yang cukup untuk anak
5. Menjelaskan ibu untuk membawa balitanya ke posyandu dengan rutin untuk
mengetahui pertumbuhan anak
R:// Ibu mengerti dan akan selalu membawa anaknya ke posyandu secara rutin

Somagede, 9 Juli 2021


Bidan,
TTD
Siti Khodijah, Amd.keb.

29
BAB IV
PEMBAHASAN

Pelaksanaan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan pada An.S usia 15 bulan 9


hari di posyandu desa plana, Somagede pada hari jumat, 9 Juli 2021. Pada kegiatan psoyandu
dilakukan penimbangan berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar lengan dengan
hasil berat badan 9 kg, panjang badan 77 cm, lingkar kepala 44 cm, dan lingkar lengan 13 cm
dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Menurut teori pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah, atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu.. Bberdasarkan pelaksanaan di lahan, kunjungan bayi baru lahir yang didapatkan An.S
sudah sesuai dengan teori yang ada, ini berarti tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Dalam berat badan, An.S memiliki berat badan lahir 3700 gram dan saat pemeriksaan
posyandu 9 kg. Hal ini berarti dalam usia 15 bulan 9 hari An.S mengalami kenaikan berat badan
5,3 kg. Dalam buku KIA 2020 disebutkan bahwa bayi minimal mengalami kenaikan hingga
bulan ke-15 adalah 6,2kg. Sehingga berdasarkan hasil pemeriksaan dan teori yang ada An.S
mengalami berat badan yang tidak naik pada salah satu atau beberapa.
Kemudian untuk pemeriksaan perkembangan, bidan menyediakan KPSP (Kuesioner Pra
Skirining Perkembangan) 15 bulan. Setelah dilakukan pemeriksaan perkembangan pada
kuesioner KPSP 15 bulan didapatkan hasil jawaban “Ya” = 9 dan “Tidak” = 1, maka
perkembangan An.S sesuai dengan tahap perkembangan. Teori KPSP menurut Kemenkes RI,
2012 menyebutkan bila jawaban “Ya” = 7-8 maka perkembangan anak meragukan (M). Bila
jawaban “Ya” = 6 atau kurang maka kemungkinan ada penyimpangan. Hal ini menunjukkan
tidak ada kesenjangan teori dan praktik di lahan.

30
BAB V
PENUTUP
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan,- perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh.

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan teori dan praktik di
lahan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Dian. 2017. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika

Armini, Sriasih dan Marhaeni (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: ANDI

Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
(sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar), Jakarta

32

Anda mungkin juga menyukai