Anda di halaman 1dari 4

Hakikat Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang
mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau
membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.Literatur para spesialis saling beradu
pandangan, membandingkan antara pendekatan Timur dan Barat dalam kepemimpinan, dan
juga (di Barat sendiri) antara pendekatan Amerika Serikat dengan Eropa. Civitas akademika
di A.S. mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di dalamnya
seseorang dapat melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu
tugas bersama.

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli


Menurut John Piffner, Kepemimpinan adalah seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24, Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu
Menurut Jacobs & Jacques, 1990, 281, Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi
arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan
Jadi definisi Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang
atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan
merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.

Tipe -Tipe Kepemimpinan


Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa
pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari
persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang
pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk :
1. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam
organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
martabat mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:


1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4. Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
 Tipe Kharismatik, Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang
yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
 Tipe Laissez Faire, Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang
yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
 Tipe Militeristis, Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan
seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
3. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Fungsi pemimpin
Dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting
bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan/
Pendekatan Kepemimpinan
1. Pendekatan Sifat
Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan
dibuat. Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan
dibuat,pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari
menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan
antar anggota keluarga. Kemudian timbul teori baru yaitu (Physical Characteristic Theory).
Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap
orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin.
Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat yang baik yang harus
dimiliki seorang pemimpin yaitu:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Cakap, cerdik dan jujur
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Tegas, berani, disiplin dan efisien
e. Bijaksana dan manusiawi
f. Berilmu
g. Bersemangat tinggi
h. Berjiwa matang dan berkemauan keras
i. mempunyai motivasi kerja tinggi
j. Mampu berbuat adil
k. Mampu membuat rencana dan keputusan
l. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar
m. Mendahulukan kepentingan orang lain.

2. Pendekatan Perilaku
Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara
berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara
menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan
cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung
dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter. Sebaliknya jika dalam
melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal
balik, menghargai pendapat dan lain-lalin.

3. Pendekatan Kontingensi
Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan (One Best Way) , artinya untuk mengurus suatu
organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda
harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda. Fromont E. Kast, mengatakan
bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan
supra system. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal.

4. Pendekatan Terpadu
Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan
situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori
tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:
a. Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan
dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
b. Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan
pendekatan situasional.
c. Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan situasional
d. Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan kematangan
situasional
e. Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
f. Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan
kepemimpinan situasional
g. Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
h. Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
i. Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional.
j. Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan
pendekatan kepemikmpinan situasional.
k. Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
l. Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan
situasional.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132049942/penelitian/KEPEMIMPINAN+AD
MINISTRATIF.pdf

Anda mungkin juga menyukai