Anda di halaman 1dari 11

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

Pemikiran Martin Luther di Era Reformasi

Mata Kuliah:

Filsafat Teologi & Sejarah Pemikiran Kristen

Dosen:

Togardo Siburian, D.Th

Oleh:

Nadya Adeline Kansil / 201810108

Desember 2020

II. Pendahuluan
2.1 Biografi Martin Luther

Martin Luther lahir pada 10 November 1483 di Lutherstadt Eisleben, Jerman. adalah
seorang professor teologi, komponis, imam, dan rahib berkebangsaan Jerman, serta seorang
tokoh berpengaruh dalam Reformasi Protestan. Luther menjadi penentang beberapa ajaran dan
praktik dalam Gereja Katolik Roma.1 Luther merupakan seorang professor di bidang teologi
sekaligus pastor Katolik yang berasal dari Jerman. Luther menjadi terkenal karena menggagas
Reformasi Protestan yang memberikan perubahan dalam sejarah Kekristenan dunia.
Keputusannya untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Jerman memberikan dampak tidak saja
bagi gereja maupun juga kebudayaan Jerman.2

2.2 Dimulainya Reformasi Protestan

Salah satu momen yang terpenting dalam hidup Luther saat ia menjadi seorang biarawan
meskipun sebelumnya ia tidak mendapat respon yang tidak baik dari keluarga maupun teman-
temannya. Luther mendedikasikan hidupnya bagi Ordo Augustine. Di antaranya berpuasa,
berdoa, berziarah, dan melaksanakan pengakuan dosa. Di umur 27 tahun, Luther berkesempatan
menjadi delegasi konferensi Gereja Katolik di Roma. Di sana, dia merasa sedih dengan korupsi
dan perbuatan amoral di antara imam. Di tengah studinya mengenai Kitab Suci, dia mengalami
pencerahan ketika membaca Mazmur 22, yang berisi tentang ratapan dan penderitaan Yesus
ketika menghadapi penyaliban. Sebuah ratapan yang mirip dengan kekecewaan Luther kepada
agama dan Tuhan.3

Luther mengalami perubahan hidupnya ketika ia membaca surat Rasul Paulus kepada
jemaat di Roma, dia membaca “orang benar akan hidup oleh iman”. Luther merenungkan
kalimat tersebut sebelum ia paham bahwa kunci keselamatan rohani bukan diperbudak dogma
agama, tetapi percaya bahwa iman itu sendiri yang membawa keselamatan. Pada periode inilah
ia mengalami perubahan dalam hidupnya dan sekaligus menandai terjadinya Reformasi
Protestan.4 Luther mengimani akan hal itu dan menjadikannya sebagai dasar perubahan
paradigma atau pandangan orang Kristen mengenai keselamatan.

1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther
2
https://amp.kompas.com/internasional/read/2018/11/07/21355921/biografi-tokoh-dunia-martin-luther-tokoh-
reformasi-protestan
3
Ibid 32 38 77 124 132 139 154 166 193
4
Ibid
III. Pergerakkan Reformasi Martin Luther

3.1. Gerakan Reformasi

Pada abad ke-15 atau 16 gerakan reformasi dimulai. Di dalam reformasi tersebut, Martin
Lutherlah yang paling kuat. Namun, sebelum Luther kira-kira tahun 1300-an, John Wycliff dan
pengikutnya John Huss telah membuat suatu pekerjaan reformasi. John Wycliff telah
menerjemahkan seluruh Alkitab Perjanjian Lama dan Baru ke dalam bahasa Inggris, agar dapat
dibaca oleh orang-orang awam; bahkan ia berusaha keras agar Alkitab dapat disebarluaskan,
karena dia percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya standar kepercayaan. Karena John Huss
menjunjung tinggi pegajarannya, meneruskan khotbahnya, akhirnya ia dihukum mati, menjadi
seorang martir.5 Dengan kata lain bahwa Wycliff sudah memulai reformasi sebelum Luther dan
ia juga lebih awal dalam menejemahkan Alkitab ke bahasa Inggris.

Setelah Wycliff meninggal, Martin Luther meneruskan jalan pemulihan. Yang dipulihkan
oleh Luther adalah pembenaran oleh iman, bahkan ia kembali pada seluruh kebenaran dalam
Alkitab.6 Yang menjadi perhatian Luther adalah penerjemahan Alkitab. Kebanyakan kitab dalam
Alkitab itu sudah terbit pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi terjemahan yang lengkap belum
pernah dikeluarkan. Beberapa kitab dari Perjanjian Lama memang menimbulkan kesukaran-
kesukaran besar sewaktu diterjemahkan.7

Luther meneruskan jalan pemulihan itu dengan penuh semangat yang membara-bara,
walaupun seringkali Luther tidak diakui dan bahwa mendapatkan respon yang tidak baik dari
orang sekitar ia tetap menjalankan apa yang dipercayai dan apa yang sudah dipegangnya. Bahkan
dapat dikatakan bahwa Luther adalah penggerak reformasi yang tidak pernah berputus asa demi
berjalannya misi dan keyakian bahwa pembenaran yang sejati adalah pembenaran oleh karena
iman.

3.2. Pemikiran Martin Luther

Luther menekankan bahwa orang-orang berdosa tidak mempunyai kebenaran di dalam


5
Lee Witness, Sejarah dan Wahyu. Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia (Yassperin, 2020)
6
Ibid
7
Kooiman, W.J. Martin Luther. (BPK Gunung Mulia, 2006) 193
diri mereka sendiri. Mereka tidak mempunyai apa pun di dalam diri mereka yang dianggap
sebagai dasar bagi keputusan yang mahamurah dari Allah untuk membenarkan mereka. Ajaran
Luther mengenai “kebenaran yang asing dari Kristus (iustitia Christi alinea)” membuat jelas
bahwa kebenaran yang membenarkan orang-orang berdosa adalah di luar mereka. Hal itu
dinyatakan, tidak ditanamkan; eksternal, bukan internal.8 Orang-orang berdosa tidak mengenal
kebenaran oleh sebab itu orang berdosa tidak memiliki kebenaran di dalam diri mereka. Luther
sangat menekankan bahwa orang berdosa hanya dapat memiliki pembenaran di luar diri mereka
sendiri yaitu di dalam Yesus Kristus itu sendiri. Dengan kata lain orang berdosa harus mencari
kebenaran bukan yang berasal dari pikiran ataupun dari hati mereka.

3.3. Tanggapan Gereja Katolik Mengenai Kritik Konsili Trente Tentang Pembenaran oleh
Martin Luther

Gereja Katolik membuat tanggapan yang resmi dan definitive terhadap Luther. Kira-kira
tahun 1540, Luther telah menjadi nama yang hampir dikenal di seluruh Eropa. Konsili Trente,
yang dipanggil dalam tahun 1545, komprehensif terhadap Luther. Yang teratas dari agenda
konsili itu adalah ajaran tentang pembenaran. Keputusan Trente tentang pembenaran, sebagai
produk yang paling pokok dalam sesi ini. Konsili ini tidak menyadari akan ancaman yang datang
dari Calvin dan mengarahkan sejumlah besar kritik terhadap pandangan-pandangan yang dikenal
dimiliki oleh Luther sendiri. Kritik Trente atas ajaran Luther tentang pembenaran dapat
dirincikan ke dalam empat bagian utama:9

a. Hakikat pembenaran
Luther memahami pembenaran sebagai suatu proses “menjadi” yang berarti orang
berdosa secara berangsur disesuaikan dengan keserupaan dengan Kristus melalui proses
pembaruan internal. Luther cenderung memperlakukan pembenaran sebagai perkara
dinyatakan menjadi benar daripada suatu proses menjadi benar. Pembenaran mengubah
status sebelah luar dari orang berdosa dalam pandangan Allah (coram Deo), sedangkan
kelahiran kembali mengubah sifat dasar bagian dalam dari orang berdosa itu. 10 Penulis
setuju dengan apa yang menjadi pemikiran dari Luther bahwa orang berdosa mendapat
pembaharuan dan kelahiran kembali dari Allah, oleh karena itu orang berdosa yang
8
McGrath, Allster E, Sejarah pemikiran reformasi. (BPK Gunung Mulia, 2006) 149
9
Ibid
10
Ibid
sebelumnya tidak memiliki pembenaran kini dibenarkan oleh Allah.
Akan tetapi Trente dengan kuat menentang pandangan ini dan dengan mati-matian
mempertahankan ide yang pada mulanya dihubungkan dengan Augustinus. Ide itu
adalah bahwa pembenaran merupakan proses kelahiran kembali dan pembaruan di
dalam hakikat manusia yang menghasilkan suatu perubahan baik dalam status luar
maupun juga hakikat batin orang berdosa itu. Secara singkat, Trente mempertahankan
tradisi Abad Pertengahan, merentang balik ke Augutinus, yang melihat pembenaran
sebagai sesuatu yang mencakup suatu peristiwa dan suatu proses – peristiwa dinyatakan
menjadi benar melalui karya Kristus dan proses dijadikan benar melalui karya internal
dari Rohkudus.11 Penulis setuju dengan Luther, bahwa pembenaran terjadi bukan dengan
proses melainkan penyataan Allah atas orang-orang berdosa.
b. Hakikat kebenaran yang membenarkan.
Luther menekankan bahwa orang-orang berdosa tidak mampunyai kebenaran di dalam
diri mereka sendiri. Ajaran Luther mengenai “kebenaran yang asing dari Kristus (iustitia
Christi alinea)” membuat jelas bahwa kebenaran yang membenarkan orang-orang
berdosa adalah di luar mereka. hal itu dinyatakan, tidak ditanamkan; eksternal, bukan
internal.12 Dengan kata lain bahwa pembenaran atas orang berdosa terjadi bukan dengan
proses melainkan dinyatakan oleh Allah melalui Yesus Kristus.
Trente dengan kuat tetap mempertahankan ide Augustinus bahwa orang-orang berdosa
dibenarkan atas dasar kebenaran internal yang berlimpah dimasukkan atau ditanamkan
Allah di dalam diri orang-orang berdosa.13
c. Iman yang membenarkan
Ajaran Luther mengenai pembenaran hanya oleh iman mendapat kritik yang keras.
Kanon 12 mengutuk aspek sentral dari paham Luther tentang iman yang membenarkan
jika kanon itu menolak ide bahwa “iman yang membenarkan tidak lain dari keyakinan
akan kemurahan Allah yang mengampuni dosa demi Kristus”. Luther mengemukakan
bahwa hanya dengan percaya kepada Allah (tanpa tuntunan agar orang berdosa itu
diubah dan diperbarui oleh Allah) adalah dasar dari keseluruhan kehidupan Kristen. 14

11
Ibid
12
Ibid
13
Ibid
14
Ibid
Allah adalah fokus utama orang Kristen dan iman menjadi dasar pembenaran bagi orang
Kristen. Untuk itu Luther menekankan bahwa hanya dengan memiliki keyakinan akan
Allah yang benar akan membawa orang percaya ke dalam pembaharuan hidup dan
memiliki iman yang teguh di dalam Kristus.
d. Kepastian keselamatan
Bagi Luther seseorang dapat benar-benar yakin akan keselamatannya. Keselamatan
adalah didasarkan dalam kesetiaan Allah pada janji-janji kemurahanNya. Iman tidak
sama dengan kepastian meskipun dsar teologis dari iman Kristen adalah kepastian atau
keterjaminan; persepsi manusia dan komitmennya terhadap landasan ini dapat melemah.
Konsili Trente memandang ajaran tentang kepastian dari para reformator itu dengan
skeptisisme yang benar. Pasal 9 dari “keputusan tentang Pembenaran” yang berjudul
“Melawan keyakian yang sisa-sia dari para bidat” mengkritik “ keyakinan yang
menyelewenang” dari para reformator.15 Dalam keyakinan akan keselamatan ini bahwa
keselamatan berasal dari Allah. Hanya kesetiaan Allah dan dengan kemurahannya
manusia beroleh keselamatan.

Konsili Trente menolak ajaran Reformasi dengan tidak menunjukkan pengertian


sedikitpun. Ajaran Luther tentang rahmat dan pembenaran ditolah di Trente, diterimalah
ajaran Abad pertengahan: manusia dibenarkan atas dasar perbuatan-perbuatan yang telah
dilakukannya dengan bantuan Anugerah Allah.16 Manusia tidak diselamatkan melalui
perbuatannya, melainkan iman percayanya kepada Allah Tritunggal dan manusia tidak
dapat menyelamatkan dirinya sendiri selain dari kasih Allah dan pemilihan Allah atas
orang-orang yang diselamatkan olehNya

3.3. Perkembangan dan Dampak Reformasi Martin Luther


a. Eropa Barat
Reformasi lahir dan berkembang di dalam lingkungan gereja dan masyarakat Eropa
Barat. Lingkungan itu sempat mempengaruhi reformasi dalam banyak hal. Akan tetapi
reformasi dicetuskan oleh hasil pergumulan yang berlangsung dalam kehidupan seorang

15
Ibid
16
End Van Den, Harta dalam bejana: sejarah gereja ringkas. (BPK Gunung Mulia, 2008) 198
rahib di Jerman, yaitu Martin Luther. Keadaan masyarakat Eropa Barat juga mempengaruhi
berlangsungnya reformasi dan bentuk organisasi gereja-gereja yang dilahirkan olehnya.
Secara singkat keadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut. Raja-raja masing-masing
mengatur urusan negaranya sendiri, termasuk urusan gereja di dalam wilayah Negara itu.
Eropa sedang mengalami perkembangan yang pesat. Akibatnya sesitem sosial yang lama
tidak cocok dengan kenyataan masyarakat. Hal itu menimbulkan sikap kritis terhadap
keadaan yang berlaku dalam masyarakat.17
Semua hal itu mempengaruhi jalannya reformasi, karena Eropa sudah tidak merupakan
kesatuan lagi, maka paus dan kaisar tidak dapat begitu saja menunggu gerakan yang tidak
mereka sukai. Akan tetapi semua hal yang muncul di sini tidaklah cukup untuk menjelaskan
mengapa reformasi terjadi. Reformasi lahir sebagai hasil pergumulan satu orang mengenai
ajaran gereja pada zamannya. Dalam pergumulan itu Luther mendapat amanat dari Alkitab.
Untuk itu dapat dikatakan bahwa injil bergumul di dalam jiwa Luther untuk melepaskan diri
dari bentu-bentuk yang telah dipakai oleh Gereja Barat dalam Abad Pertengahan untuk
mengungkapkan Injil itu.18 Luther sangat menyadari bahwa yang menggerakan hatinya
adalah Rohkudus. Luther mengerjakan sesuatu yang besar dan ia mau mereformasikan
setiap gereja yang masih memegang pemahaman-pemahaman yang telah lama untuk
berbalik dan memegang pandangan-pandangan yang baru sesuai dengan Kitab Suci.
Reformasi gereja Eropa memiliki dampak yang snagat besar di anatarnya: terbelahnya
agama Kristen menjadi beberapa aliran, timbulnya pembaharuan tatanan sosial ekonomi,
politik, dan budaya pada awal abad ke-16 Masehi, runtuhnya pengaruh kekuasaan Paus di
Negara-negara besar Eropa, dan munculnya gerakan misionaris untuk menyebarkan agama
Kristen ke seluruh penjuru dunia.19 Reformasi Luther sangat terlihat dengan jelas berdampak
sangat besar di Eropa bahkan sampai dengan sekarang hampir semua gereja maupun
masyarakat terpengaruh dengan adanya reformasi Luther ini.

b. Dampak Positif dan Negatif dari Refomasi


Reformasi gereja adalah upaya perbaikan dan kembali pada ajaran gereja yang lurus.
Gerekan reformasi berupa sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang

17
End Van Den, Harta dalam bejana: sejarah gereja ringkas. (BPK Gunung Mulia, 2008) 152
18
Ibid
19
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/141832296/reformasi-gereja-di-eropa
dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat
pengampunan dosa atau disebut surat aflat. Penjualan surat pengampunan dosa adalah suatu
kekejian dan gereja tidak mempunyai hak untuk menjualnya. Hal ini dikarenakan baginya
surat pengampunan dosa memberratkan keuangan para fakir miskin dan membodohi
masyarakat.20 Berikut adalah dampak positif dari reformasi gereja:
- Dibukanya kembali jalan yang murni atas gereja yang kembali ke jalannya untuk
memperhatikan kaum tertindas dan tidak memberatkan jemaatnya
- Memulai babak baru di dalam hak asasi manusia dan demokrasi
- Berkembangnya ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah, dan tidak berfokus pada
teologi
Dampak negatif:
- Peran gereja sebagai sentral keagamaan berkurang karena dendam yang sudah
dilakukan oleh gereja yang cenderung mengambil keuntungan kepada jemaat
- Berkurangnya pengaruh agama di Eropa
- Munculnya pahak sekularisme atau memisahkan antara urusan agama dan urusan
negera, dan lain sebagainya.21

IV. Penutup

4.1. Kesimpulan

Martin Luther memulai gerakan reformasi ketika ia membaca surat Paulus bahwa
manusia dibenarkan oleh karena Iman bukan dari perbuatan baik dari seseorang. Dari sinilah

20
https://brainly.co.id/tugas/7487296
21
Ibid
Luther memulai kegerakkan reformasi itu, walaupun pemikirannya selalu di tantang bahkan
mendapat respon yang tidak baik dari beberapa kalangan, seperti salah satu contoh dari Konsili
Trente. Konsili Trente tidak membenarkan hal-hal yang disampaikan oleh Luther mengenai
pembenaran oleh karena iman. Konsili Trente tetap berpegang erat pemikiran-pemikiran Abad
Pertengahan. Akan tetapi penulis melihat bahwa Luther mengreformasikan gereja dengan penuh
semangat yang membara-bara walaupun banyak yang menolak dia. Akan tetapi reformasi gereja
di Eropa Barat mengalami perubahan yang cukup besar setelah mereka menerima reformasi dari
Luther. Banyak yang berkembang diantaranya tatanan-tatanan yang berkaitan dengan sosial,
politik, budaya, maupun agama.

Sampai sekarangpun dampak reformasi dari Martin Luther masih terasa dan terus eksis di
dalam gereja maupun tatanan-tatanan di luar gereja. Reformasi Luther membawa orang percaya
ke dalam iman akan Yesus Kristus. Di gereja-gereja Indonesia sangat banyak memiliki
kepercayaan atau berpegang teguh pada iman di dalam diri jemaat dan hal itu menjadi fokus
gereja untuk pertumbuhan jemaat baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Akan tetapi adanya
pengaruh yang sangat kental dari Luther beberapa gereja juga tidak hanya mengalami dampak
positif melainkan ada beberapa hal yang berdampak negatif bagi gereja, salah satunya
berkurangnya pengaruh agama di Eropa barat dan hal itupun juga sering muncul di gereja-gereja
Indonesi, dimana hilangnya fungsi gereja bagi jemaat. Akan tetapi hal itu bukan seutuhnya dari
reformasi Luther melainkan pemimpin-pemimpin gereja yang kurang memperhatika kegerakkan
yang ada di dalam gerejanya.

4.2. Daftar Pustaka

Allster E McGrath, Sejarah pemikiran reformasi. (BPK Gunung Mulia, 2006)

Den Van Den, Harta dalam bejana: sejarah gereja ringkas. (BPK Gunung Mulia, 2008)
https://amp.kompas.com/internasional/read/2018/11/07/21355921/biografi-tokoh-dunia-martin-
luther-tokoh-reformasi-protestan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther

https://brainly.co.id/tugas/7487296

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/141832296/reformasi-gereja-di-eropa

W.J. Kooiman, Martin Luther. (BPK Gunung Mulia, 2006)

Witness lee, Sejarah dan Wahyu. Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia (Yassperin, 2020)

Anda mungkin juga menyukai