Pendahuluan
Interferometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu pola
interferensi. Interferometer dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interferometer pembagi muka
gelombang dan interferometer pembagi amplitudo. Interferometer Michelson termasuk
interferometer pembelah amplitudo di mana interferometer ini sangat berguna dalam
pengukuran indeks bias, pengukuran panjang, pengukuran getaran (vibrasi) dan dapat juga
digunakan untuk pengukuran simpangan permukaan (Fitriana, 2017).
Interferometer Michelson merupakan alat pendeteksi interferensi yang dibuat untuk
membuktikan keberadaan eter oleh A. Michelson dengan cara meletakan secara tegak lurus
pada posisi pergeseran cermin. Interferometer juga dapat digunakan untuk menentukan sifat-
sifat gelombang lebih lanjut, seperti panjang gelombang cahaya, penguatan interferensi dan
lain sebagainya (Daud, 2005).
Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan Interferometer Michelson ini adalah untuk memahami
cara kerja alat Interferometer Michelson dan mengukur panjang sinar Laser He-Ne.
Kajian Teori
Percobaan Interferensi Michelson merupakan percobaan yang dilakukan oleh seorang
fisikawan yang bernama Albert A. Michelson yang menghasilkan penemuan berupa
interferomoter optik. Interferometer optik merupakan suatu alat yang bekerja berdasarkan
prinsip interferensi cahaya dengan ketelitian yang sangat tinggi. Michelson melakukan
percobaan ini pada tahun 1881. Setelah itu, pada tahun 1887 Michelson bersama E. W. Morley
melakukan percobaan menggunakan alat ini untuk menguji keberadaan eter (Surya, 2009).
Interferensi cahaya merupakan perpaduan dua atau lebih sumber cahaya sehingga
menghasilkan keadaan yang lebih terang atau yang lebih gelap. Interferensi yang menghasilkan
keadaan yang lebih terang disebut dengan interferensi maksimum, sedangkan interferensi yang
menghasilkan keadaan yang lebih gelap disebut dengan interferensi minimum. Interferensi
cahaya dapat terjadi dengan syarat cahaya harus koheren. Koheren adalah keberadaan dua
sumber cahaya atau lebih yang memiliki frekuensi, amplitudo, dan beda fase yang tetap
(Halliday & Resnick, 2007).
Interferensi menghasilkan pola-pola interferensi yang memiliki peran penting dalam
penentuan indeks bias (Setyaningsih, 2007). Pola-pola tersebut dapat terbentuk dengan bantuan
alat interferometer. Terdapat banyak jenis inteferometer berdasarkan susunannya, yaitu:
Interferometer Michelson, Fabry Perot, dan Mach Zehnder (Falah, 2006).
Metode
Analisis Data
a) Metode Analis
Dalam percobaan ini, data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui
besarnya perubahan panjang lintasan cahaya (S) dan panjang gelombang laser HeNe (𝜆).
Kemudian, hubungan antara jumlah perubahan cincin gelap-terang-gelap (n) dan
perubahan panjang lintasan cahaya (S) dianalisis menggunakan metode kuadrat terkecil
(regresi linier) dengan mengolah data pengukuran ke dalam tabulasi data yang terdiri
atas kolom untuk pasangan data variabel bebas dan terikat (𝑥 dan 𝑦) serta beberapa
kolom untuk data terhitung seperti 𝑥 2 , 𝑦 2, dan 𝑥𝑦. Berikut adalah rumus yang digunakan
dalam analisis :
1) Menentukan S
𝑆 = 2|𝑀2 − 𝑀1 | dalam meter (m)
2) Menentukan 𝜆
2|𝑀2 −𝑀1 |
𝜆= dalam meter (m)
𝑛
3) Metode Kuadrat Terkecil
Nilai rerata dari tetapan grafik (a dan b) serta ralatnya (𝑆𝑎 dan 𝑆𝑏 ) dihitung
berdasarkan azas kuadrat terkecil sebagai berikut :
(∑𝑦)(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
∑𝑥 2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
𝑆𝑎
Ralat relatif a (𝑅𝑅𝑎) = × 100%
𝑎
𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
𝑆𝑏
Ralat relatif b (𝑅𝑅𝑏) = × 100%
𝑏
Dengan faktor 𝑆𝑦 sebagai berikut :
1. Menghitung Sy
1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 − 2∑𝑥∑(𝑥𝑦)∑𝑦 + 𝑛(∑𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ [∑𝑦 2 − ]
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
2. Menghitung nilai a
(∑𝑦)(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
(0,0001)(3895) − (101)(0,00332)
𝑎=
(4)(3895) − 10201
𝑎 = 1,01 × 10−5
∑𝑥 2
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )2
3895
𝑆𝑎 = (4,24 × 10−6 )√
(4)(3895) − 10201
𝑆𝑎 = 3,29 × 10−6 (3 𝐴𝑃)
3,29×10−6
Ralat relatif 𝑎 = 1,01×10−5 × 100% = 32% (2 𝐴𝑃)
Jadi, diperoleh nilai a sebesar (0,10 ± 3,29) × 10−6 dengan ralat relatif sebesar
32% (2 𝐴𝑃).
3. Menghitung nilai b
𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
(4)(0,00332) − (101)(0,0001)
𝑏=
(4)(12945) − 100489
𝑏 = 5,91 × 10−7
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
4
𝑆𝑏 = (3,87 × 10−6)√(4)(3895)−10201
𝑆𝑏 = 1,05 × 10−7 (3 𝐴𝑃)
1,05×10−7
Ralat relatif 𝑏 = 5,91×10−7 × 100% = 17 % (2 𝐴𝑃)
Jadi, diperoleh nilai b sebesar (5,91 ± 1,05) × 10−7 dengan ralat relatif sebesar
17 % (2 𝐴𝑃).
Berdasarkan analisis kuadrat terkecil di atas yang menggunakan pemodelan
persamaan linier 𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥. Jika 𝑦 = 𝑆 = 2|𝑀2 − 𝑀1 | , 𝑥 = 𝑛, dan 𝑎 = 0 maka
gradien garis (b) adalah 𝜆 sesuai dengan teori yaitu sebagai berikut.
2|𝑀2 −𝑀1 |
𝜆= 𝑛
2|𝑀2 − 𝑀1 | = 𝜆𝑛 ................(linier dengan 𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥).
Sehingga diperoleh nilai panjang gelombang sinar laser HeNe yaitu 𝜆 = (5,91 ±
1,05) × 10−7 meter dengan ralat relatif sebesar 17 % (2 𝐴𝑃).
0.00002
0.000015
0.00001
0.000005
0
0 10 20 30 40 50 60
x=n
Pembahasan
Percobaan Interferometer Michelson bertujuan untuk memahami prinsip kerja
Interferometer Michelson dan untuk mengukur panjang gelombang laser He-Ne. Pada
prinsipnya, alat ini bekerja dengan memanfaatkan pola interferensi yang terjadi pada 2 buah
gelombang cahaya yang berasal dari sumber cahaya monokromatik. Cahaya dari laser
dijatuhkan sehingga menembus M kemudian ditranmisikan ke M2 dan sebagian lainnya di
pantulkan ke M1. Nantinya cahaya akan di pantulkan kembali oleh cermin M1 dan M2 ke M
dan diteruskan ke layar sehingga tercipta pola interferensi terang-gelap.
Percobaan Interferensi Michelson yang kami lakukan mendapat hasil panjang
gelombang pada laser He-Ne, 𝜆 = (5,91 ± 1,05) × 10−7 meter denga ralat relatif sebesar
17%. Pada teori, panjang gelombang yang dihasilkan oleh laser He-Ne adalah 632,8 nm atau
632,8 × 10−9 m. Hasil dari percobaan yang kami lakukan sudah mendekati dengan teori yang
yang ada. Kesalahan dalam percobaan mungkin saja terjadi seperti kurang telitti dalam
pengamatan, dan kesalahan dalam perhitungan.
Penutup
Interferensi Michelson bekerja dengan cara cahaya yang berasal dari laser dijatuhkan
sehingga menembus M kemudian sebagian dari cahaya itu di tranmisikan ke M2 dan di
pantulkan ke M1. Kemudian cermin M1 dan M2 memantulkan kembali cahaya ke M dan
diteruskan ke layar. Nantinya akan tercipta pola interferensi terang-gelap.
Dari percobaan yang sudah dilakukan kami mendapat hasil panjang gelombang laser He-Ne
𝜆 = (5,91 ± 1,05) × 10−7 dengan ralat relatif sebesar 17%.
Daftar Rujukan
Daud, M.J. 2005. Pengantar Fisika Modern. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Falah, Masrofatul. 2006. Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk
Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya. Artikel. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Fitriana, N.H. dkk. 2017. Pengaruh Pola Interferensi Pada Fiber Optik. Jilid 1, no. 6. (Online).
(file:///C:/Users/1/Downloads/21899-Article%20Text-44494-1-10-
20180302%20(1).pdf) diakses 22 Februari 2021.
Halliday, David dan Robert Resnick. 2007. Fundamentals of Physics 10th Edition. United States
of America: Wiley.
Setyaningsih, Agustina. 2007. Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan
Interferometer Michelson. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika: Fisika Modern. Tangerang:
PT Kandel.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2016. Modul Praktikum Fisika Modern. Malang: Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Lampiran 1
Page 1
13% 88%
Plagiarised Unique Exclude URL None
Source
3% Plagiarized
Interferometer dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interferometer pembagi muka gelombang dan interferometer pembagi amplitudo. Pada pembagi muka gelombang, muka
gelombang pada berkas cahaya pertama dibagi menjadi dua, sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru yang koheren, dan ketika jatuh di layar akan
membentuk pola interferensi yang berwujud garis gelap terang berselang …
https://www.scribd.com/document/365953282/Laporan-Interferometer
3% Plagiarized
interferensi pada fiber optik dan menjelaskan aplikasi dari perubahan pola interferensi fiber optik akibat dari ... Michelson adalah termasuk interferometer pembelah
amplitudo ... dalam pengukuran indeks bias, pengukuran panjang, pengukuran getaran (vibrasi) dan dapat juga digunakan untuk pengukuran simpangan.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj/article/view/21899/10401
3% Plagiarized
Interferensi merupakan penggabungan antara dua gelombang atau lebih yang bertemu da;am satu ... Selanjutnya interferometer Michelson dapat digunakan untuk
menentukan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, seperti panjang gelombang cahaya, penguatan interferensi, dan lain sebagainya (Daud, 2005) Percobaan ...
http://www.academia.edu/35626975/MAKALAH_INTERFEROMETER_MICHELSON
Page
3% Plagiarized
Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan pola interferensi yang terjaid pada 2 buah gelombang cahaya yang berasal dari sumber cahaya monokromatik.
https://www.coursehero.com/file/55750512/UNIT-4-INTERFEROMETERdocx/