Tugas Komunitas Kel 3
Tugas Komunitas Kel 3
Oleh Kelompok 3 :
1. Astri Syahwielni 181211380
2. Avelia Rachmadila 181211381
3. Bayu Wandira 181211383
4. Lara Amfionita 181211395
5. Mariya Fauzia Andrianti 181211397
6. Rahmi Syarmillah 181211405
7. Ria Bismilisandi 181211407
8. Widya Purnama Sari 181211418
9. Yosa Okjevi 181211422
DosenPengampu:
Bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Kelompok ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kelompok dapat menyelesaikan askep yang
berjudul “Askep Komunitas Untuk Masalah Menopause” ini dengan baik.Tidak lupa pula
kelompok sampaikan shalawat dan salam kepada pucuk pimpinan umat islam sedunia yaitu,
Nabi Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari alam kebodohan sampai alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Penyusunan askep ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas
Terlepas dari semua itu, kelompok menyadari sepenuhnya bahwa askepini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati kelompokmenerima
kritik dan saran dari pembaca agar kelompok dapat memperbaiki askep ini kedepannya agar
lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga askep ini dapat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
1. LATAR BELAKANG......................................................................................................
2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
3. TUJUAN...........................................................................................................................
1. AskepTeoritis....................................................................................................................
2. Pengkajian………………………………………………………………………………..
3. Analisa Data………………………………………………………………………………
4. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................
5. Intervensi...........................................................................................................................
...........................................................................................................................................
6. Evaluasi.............................................................................................................................
BAB IV.........................................................................................................................................
BAB V…………………………………………………………………………………………….
BAB VI PENUTUP……………….………………………………………………………………
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
2. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Dari hasil penelitian terlihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik,
lebih banyak bersikap positif dalam menghadapi masa menopause, sikap positif yang
memiliki pengetahuan pra menopause yang memiliki pengetahuan baik dapat
mengantarkan wanita untuk lebih siap dan menerima adanya perubahan fisik maupun
psikologis dan tidak menganggap bahwa proses penuaan merupakan hal yang harus
dihindari (Meilina, 2015). Setelah diberikan pendidikan kesehatan tingkat kecemasan
menurun (19,4%), hal ini dipengaruhi karena ada peningkatan pengetahuan tentang
menopause sehingga wanita mengetahui tentang perubahan fisiologis maupun psikologis
adalah hal yang wajar terjadi pada wanita menjelang menopause (Retno, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian studi kasus
dengan judul “Upaya meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan tentang
menopause pada asuhan keperawatan gerontik”
1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari mendula ?
1.3 Tujuan
1) Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi S1 keperawatan memperoleh informasi dan
gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Monopouse.
2) Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus monopouse
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lansia
a. Pengertian
Menua (menja ditua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Khalid, 2012). Usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Untari,
2018). Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat
promotif dan preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut
yang berguna dan bahagia (Maryam dkk, 2009).
b. Batasan lansiausia
1) Batasan umur lansia menurut WHO, lanjut usia meliputi:
2. Menopause
a) Pengertian
Menopause merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita. Pada masa
menopause kapasitas reproduksi wanita berhenti. Menopause adalah ketika wanita tidak lagi
menstruasi selama satu tahun dan secara umum terjadi pada usia 50-an tahun (Astuti dkk, 2010).
Lebih kurang 70% wanita pre menopause mengalami keluhan vaso motorik, depresi, keluhan
psikis, dan somatik lainnya (Kusmiran, 2012). Bagi wanita yang menganggap wanita sebagai
suatu ketentuan Allah yang dihadapi semua wanita, maka dia tidak akan mengalami stress atau
kemungkinan stress wanita tidak sebrat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause
sebagai “momok” atau “kiamat” (Khalid, 2012).
2. Hot flashes
Hot flashes merupakan kondisi di mana mengalami sensasi panas, baik di bagian atas tubuh
atau bahkan seluruhnya. Wajah dan leher mungkin dapat menjadi merah dan mungkin akan
menjadi berkeringat. Intensitas hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan
sampai mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit.
Sebagian besar wanita mengalami kondisi ini selama satu hingga dua tahun setelah menstruasi
terakhir mereka. Hot flash mungkin akan terus berlanjut setelah menopause, namun seiring
dengan berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin jarang dialami. Konsultasi kan kepada
dokter jika gejala yang alami sangat mengganggu aktivitas.
d. Komplikasi
Komplikasi yang menyertai menopause menurut Azizah dkk (2011) :
1) Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi
mengalami patah tulang.
2) Masalah urogenital merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan
buang air kecil (inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa peri
monopause, tetapi tidak seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi
masalah kesehatan jangka panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu
ditangani dengan baik.
3) Penyakit kardiovaskular merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem
pembuluh darah yang memasok darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk
permasalahan seperti vangina, serangan jantung, dan stroke. Dan kemungkinan bisa
juga mengalami peningkatan kadar kolesterol setelah menopause, dan penumpukan
kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol„jahat‟) yang dapat mempersempit dan
menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskuler.
4) Obesitas memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak.
Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul
dan paha, yang menyebabkan bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun
demikian, setelah menopause kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut,
yang menyebabkan bentuk tubuh seperti “buah apel”. Bentuk tubuh seperti “buah apel”
ini diikuti dengan peningkatan resiko terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan
kanker tertentu (misalnya kanker payudara).
5) Demensia hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas,
tetapi tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak
yang normal. Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai
mereka berada pada masa pasca menopause, munculnya menopause
bisajadimemilikiperandalamkemunduranmemori (Astuti dkk, 2010).
AsuhanKeperawatan Teoritis Komunitas
Pada Kelompok Monopouse
A. Pengkajian
1. Data Inti
a) Sejarah
Mengkaji tentang berapa lama lansia tinggal di wilayah tersebut, dan sejak
kapan lansia tinggal. Apakah lansia merupakan penduduk asli, musiman, atau pendatang.
Juga menjelaskan dengan siapa lansia tinggal dan menetap.
b) Demografi
Mengkaji karakteristik lansia seperti apa yang banyak ditemukan,
rentangusia lansia terbanyak, perbandingan jumlah antara lansia perempuan dan laki-laki.
Juga mengkaji tentang piramida penduduk di wilayah tersebut.
c) Vital statistic
Mengkaji tentang banyaknya mortalitas dan morbiditas pada lansia serta
penyebabnya, jenis penyakit yang sering diderita oleh para lansia.
d) Etnis
Mengkaji tentang berbagai macam suku dan etnis lansia yang dijumpai. Bagaimana
sikap lansia dengan adanya perbedaan etnis di kalangannya?
e) Nilai dan keyakinan
Pada masa lansia, sesorang sering kali berfikir tentang kematian. Maka dari itu lansia
biasanya lebih banyak beribadah dan mendekatkan diri ke sang penciptanya.
2. Data Subsistem
a. Lingkunganfisik
Mengkaji keadaan lingkungan atau kondisi geografis, batas wilayah, peta, iklim, dan
kondisi perumahan.
b. Pelayanankesehatan dan sosial
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah tersebut. Mengkaji
tentang pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi lansia ketika sakit atau pun bermasalah
dengan kesehatannya.
c. Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga lansia. Mengkaji apakah lansia
masih bergantung pada orang lain atau sudah mandiri dalam hal perekonomian.
d. Keamanan dan transportasi
Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh lansia
(pribadi/umum), keamanan lansia dalam berkendara, jenis kejahatan yang sering terjadi
pada lansia di wilayah tersebut.
e. Pemerintahan dan politik
Mengkaji tentang keaktifan lansia dalam organisasi wilayah setempat, misalnya:
karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji tentang kebijakan pemerintah/ program pemerintah
untuk lansia di wilayah tersebut.
f. Komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh lansia terhadap orang lain, baik
teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat yang digunakan oleh lansia dalam
penyampaian informasi.
g. Rekreasi
Mengkaji tentang dimana lansia bermain/berrekreasi? Apa bentuk umum dari
rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas rekreasi yang ditemukan?
3. Persepsi
a) Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai lansia yang ada diwilayah
tersebut.
b) Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai lansia yang ada di wilayah tersebut.
B. Analisa Data
b) Menetapkan kekuatan
C. Prioritas Masalah
D. Diagnosa Keperawatan
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari komunitas dan
mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan system penggabungan penarikan
kesimpulan. Pada system ini mereka menggunakan logika berfikir atau penarikan
kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan factor etiologi serta identifikasi
tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari diagnosis
keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang menjelaskan
durasi atau besarnya masalah. Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat
dapatlah dirumuskan diagnose keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan
fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada ado
lesens, yaitu :
a. Defisit kesehatan komunitas
E. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
F. ImplementasiKeperawatan
MONOPOUSE
Ilustrasi kasus
Dikelurahan cimahi terdapat 50 lansia, laki – laki berjumlah 20 orang dan lansia perempuan
berjumlah 30 orang. status lansia di kelurahan sidopoto rata- rata Menikah dan kebanyakan
penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia) karena kebanyakan pasangannya
meninggal. Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong
dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah. Mayoritas
beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani Keadaan udara di daerah tempat
tinggal lansia beriklim sejuk tapi kadang-kadang panas. Sumber air yang digunakan warga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu air sungai dan air PAM , Ada kendaraaan bermotor yang
menjadi kebisingan Antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, pembangunan gorong –
gorong di sungai, air dibendung dan tidak mengalir lancar, selokan didepan rumah warga banyak
yang tersumbat, jalan didepan rumah kotor, banyak kardus basah sisa sampah banjir yang
dibuang sembarangan. Keluarga mengatakan kalau mengantar lansia ke suatu
tempat dengan sepeda motor atau kalau dekat lansia secara mandiri berjalan kaki.fasilitas
pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas. Tingkat pendidikan lansia 20 orang
lulusan SD, 10 orang lulusan SMP dan selebihnya SMA/SMK. Terdapat 1 paud, 1 TK, 1 SDN
Sidotopo. Kelurahan cimahi, Surabaya merupakan RT 003 RW 009 di kelurahan cimahi, Kader
yang dimiliki sebanyak 5 orang. Komunikasi keluarga yang dilakukan pada lansia dengan
komunikasi verbal maupun non verbal. Informasi dari RT/RW setempat dilakukan dengan
menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid. Dari data yang didapatkan lansia sering
di ajak keluarga naik Biasanya para lansia akan berekreasi dengan keluarga pada hari sabtu atau
minggu atau membawa lansia jalan – jalan di pasar pagi dadakan yang ada di dekat pasar
Siditopo Gg VIII dekat masjid besar dan ada juga yang beraktivitas di rumah.
A. Pengkajian
1. Individu
laki-laki : 20 orang
Perempuan: 30 orang
2. Data statistic
a. Lansia yang hipertensi ada 10 orang
b. Lansia yang osteoporosis sebanyak 20 orang
B. Keluarga
d. Sosial budaya : sosial dan budaya dilingkungan keluarga baik antar anggota keluarga
sosialnya baik dan budayanya juga tidak ada masalah.
e. Riwayat kesehatan : didalam anggota keluarga serta dikelurahan sidotopo tidak memiliki
riwayat kesehatan namun, kurangnya perhatian kepada lansia tentang kebutuhan gizi, dan
makanan yang dikonsumsi kurang diperhatikan sehingga menyebabkan lansia ada yang
mengalami masalah terutama moskuloskeletal.
C. Komunitas
Suatu komunitas ini terjadi karena adanya sekumpulan masyarakat baik keadaan
sakit maupun sehat.
2) Perkembangan
Dikomunitas terdiri dari adanya laki – laki dan perempuan, adanya orang tua
baik kakek, nenek, ibu dan ayah serta anaknya.
4) Karakteristik
7) Tipe keluarga
Nuclear family
8) Status perkawinan
Pada sebagian masyarakat dikelurahan tersebut sudah menikah dan mempunyai
anak dan cucu
D. Lingkungan fisik
2. Lingkungan terbuka
4. Transportasi
4. Pelayanan sosial
5. Didalam pelayanan kesehatan ada yang konseling yang dilakukan seperti konseling tentang
penyakit.
F. Ekonomi
Berdasarkan data yang didapatkan penghasilan rata – rata kepala keluarga perbulan Rp :
900.000 sampai Rp : 1.500.000.
1. Kebakaran : Bila terjadi kebakaran mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk masuk
dipemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan dan gangnya sengat sempit.
2. Polusi :kadang – kadang terjadinya polusi baik dari tercemarnya sungai akibat banjir
dikarenakan aliran tidak lancar, serta polusi udara akbiat padatnya antar tempat tinggal.
3. Sanitasi limbah :selokan didepan rumah banyak yang tersumbat diakibatkan limbah
rumah tangga.
1. Pemerintahan
2. Politik
Pemerintahan sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk mengajarkan
kepada lansia, agar segera memperhatikan asupan nutrisi pada lansia yang
terkena masalah moskuluskeletal dan jika perlu langsung dibawake puskesmas untuk
tindakan lebih lanjut.
I. Komunikasi
J. Pendidikan
K. Rekreasi
B. ANALISA DATA
N DATA MASALAH ETIOLOGI
O
1 DS:- Defisit kesehatan Keterbatasan
komunitas sumber daya
DO:
Terjadinya masalah
kesehatan yang dialami
komunitas
Tidak tersedia program untuk
mencegah masalah kesehatan
komunitas
Tidak tersedia program untuk
mengurangi masalah kesehatan
komunitas
2 DS Manajemen Ketidakefektifan
Mengungkakan kesulitan dalam kesehatan tidak pola perawatan
menjalani perawatan/pengobatan: efektif kesehatan
keluarga
DO:
Gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor
resiko
Gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan
Aktivitas hidup sehari-hari
tidak efektif untuk memenuhi
tujuan kesehatan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik
Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkatkan
kesadaran
terhadap isu dan
masalah
kesehatan yang
dihadapi
Libatkan
masyarakaat
dalam
musyawarah
untuk
mengidentifikasii
su kesehatan dan
mengembangkan
rencana kerja
libatkan
masyarakat
dalam proses
perencanaan dan
implementasi
serta refisinya
bangun
komitmen antar
anggota
masyarakat
fasilitasi
mengklasifikasi
nilai dan harapan
yang membantu
membuat pilihan
motivasi
mengungkapkan
tujuan perawatan
yang diharapkan
fasilitasi
hubungan antar
pasien, keluarga,
dan tenaga
kesehatan
lainnya
edukasi
informasikan
alternatif solusi
secara jelas
berikan informasi
yang diminta
pasien
terapeutik
sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
berikan
kesempatan
bertanya
edukasi
jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
anjurkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
O:
Terjadinya masalah
kesehatan yang
dialami komunitas
sudah mulai
berkurang.
Sudah mulai tersedia
program untuk
mencegah masalah
kesehatan komunitas.
Sudah mulai tersedia
program untuk
mengurangi masalah
kesehatan komunitas.
A:
Masalaht eratasi sebagian.
P:
Intervensi dihentikan.
D:
Sudah mulai
melakukan tindakan
untuk mengurangi
faktor resiko.
Aktivitas hidup sehari-
hari sudah mulai
efektif untuk
memenuhi tujuan
kesehatan.
A:
Masalahteratasisebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dihentikan.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dihentikan.
BAB IV
1. Gejala menopause
Gejala atau tanda menopause yang dirasakan bergantung pada seberapa banyak
kadar estrogen dalam tubuh. Jika produksinya sedikit, gejala yang timbul akan lebih
banyak.
Berikut adalah tanda-tanda atau gejala menopause yang mungkin Anda rasakan,
seperti:
a. Siklus menstruasi berubah
Perubahan siklus menstruasi yang tidak normal, menjadi salah satu gejala atau tanda-
tanda menopause. Biasanya, juga akan merasakan hal-hal sebagai berikut.
o Masa menstruasi jadi lebih pendek atau lebih lama.
o Anda merasakan perdarahan lebih banyak atau lebih sedikit.
o Jeda menstruasi yang kadang lambat atau lebih cepat
Semua itu adalah perubahan yang normal pada wanita. Namun, untuk memastikan
tidak ada masalah, boleh melakukan konsultasi ke dokter. Perlu diingat bahwa
perubahan siklus ini lama lama akan berujung pada berhentinya menstruasi secara
total.
b. Hot flashes
Hot flashes adalah perasaan panas tiba-tiba di bagian atas atau seluruh tubuh yang
terjadi akibat perubahan kadar estrogen. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
berubahnya warna kulit leher dan wajah. Kemudian, muncul ruam kulit pada dada,
punggung, dan lengan. Gejala tersebut dapat ringan, maupun parah hingga
mengakibatkan Anda mengalami keringat malam dan tubuh terasa menggigil.
c. Insomnia
Orang tua memang rentan mengalami gangguan tidur, termasuk saat mengalami
gejala menopause yang mengakibatkan insomnia. Kondisi ini menyebabkan wanita
sulit untuk tidur, sering terbangun tengah malam, atau bangun terlalu pagi dan sulit
tidur kembali. Kemungkinan besar ini terjadi akibat hot flashes yang membuat tubuh
menggigil dan banyak mengeluarkan keringat.
d. Bentuk tubuh berubah
Kadar hormon yang tidak seimbang menjelang menopause menyebabkan berbagai
gejala atau tanda lainnya seperti perubahan pada bentuk tubuh, di antaranya sebagai
berikut.
Massa otot berkurang sehingga tubuh menjadi lebih gemuk.
Kulit jadi lebih tipis dan kering.
Sendi dan otot mudah pegal dan kadang terasa kaku.
Sakit kepala dan jantung berdebar.
e. Suasana hati tidak menentu
Selama fase gejala menopause, suasana hati mudah berubah sehingga wanita biasanya
jadi lebih mudah marah atau tersinggung. Ini semakin diperparah dengan stres serta
kelelahan karena fungsi tubuh menurun, kesepian, dan depresi akibat perubahan pada
tubuh.
f. Perubahan gairah seks
Ada sebagian wanita yang merasa lebih nyaman dengan seksualitasnya setelah
menopause. Namun, ada pula yang mengalami penurunan gairah seksual. Biasanya,
hal ini terjadi karena vagina menjadi lebih kering sehingga tidak nyaman saat
berhubungan intim. Selain yang sudah disebutkan, berikut gejala atau tanda-tanda
lainnya yang dapat dialami wanita saat menopause.
Bertambahnya berat badan.
Metabolisme saluran pencernaan melambat.
Rambut menipis dan kulit menjadi kering.
Sering buang air kecil.
2. Penyebab menopause
Penyebab utama menopause adalah karena penuaan. Selain itu, berikut berbagai
penyebab menopause lainnya.
a. Perubahan hormon seks secara alami
Salah satu penyebab menopause adalah penurunan alami hormon reproduksi. Saat
bertambah usia, terutama pada akhir 30 tahun, indung telur mulai menghasilkan lebih
sedikit hormon estrogen dan progesteron yang mengatur menstruasi. Akibatnya,
kesuburan pun menurun. Jika berusia sekitar 40 tahun, periode menstruasi mungkin
menjadi lebih berat atau ringan, dan lebih sering atau jarang. Ketika sudah mencapai usia
51 tahun atau lebih, ada kemungkinan tidak mengalami menstruasi lagi.
b. Histerektomi total
Histerektomi (pengangkatan rahim) juga bisa jadi penyebab menopause jika prosedur
dilakukan secara total. Saat prosedur dilakukan secara total, kedua indung telur sudah
tidak ada. Artinya, sel telur dan hormon seks tidak lagi diproduksi. Wanita dengan
kondisi ini tidak dapat hamil, menstruasi, dan mengalami menopause tanpa fase transisi.
c. Pengobatan kanker
Kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat menyebabkan siklus menstruasi berhenti. Anda
dapat mengalami menopause dan gejala lainnya seperti hot flashes saat atau setelah
rangkaian perawatan.
d. Primary ovarian insufficiency
Penyebab menopause lainnya adalah primary ovarian insufficiency. Ini terjadi karena
indung telur tidak dapat menghasilkan hormon reproduksi yang normal akibat faktor
genetik atau penyakit autoimun.
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan penyakit maupun
komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat
berupa kegiatan:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya kacamata, alat
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada tuhan yang Maha Esa.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut. Bertambahnya umur pada
lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun psikologis. Kegiatan dapat
berupa pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem
rujukan.
4. Upaya rehabilitas
Upaya rehabilitas yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. Kegiatan dapat berupa memberikan infromasi, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat pendengaran dan lain-lain agar usia
lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan, mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental
penderita, pembinaan usia dalan hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas
didalam maupun diluar rumah, nasihat cara hidup sesuai dengan penyakit yang
diderita , serta perawatan fisioterapi.
b. Puskesmas Lansia
1. Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program usia lanjut adalah:
a). Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan
sesuai kebutuhan melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut.
Usaha ini dilakukan terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut
sendiri, keluarga dan masyarakat dilingkungan usia lanjut.
b). Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala
usia lanjut dan memberikan petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan
psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
c). Melakukan diagnose dini, pengobatan , perawatan dan pelayanan
rehabilitative kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk
mengenai tindakan kuratif atau rehabilitative yang harus dijalani, baik
kepada usia lanjut maupun kelaurgamya.
d). Melakukan rujukan medis ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudah-kemudahannya.
2. kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
a. pemeriksaan tekanan darah
b. pengobatan secara umum
c. penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face).
d. mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun
e. senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medis ke
Rumah sakit.
c. Terapi Lansia
1. Terapi modalitas : untuk mengisi waktu luang bagi lansia
2. Terapi Aktivitas Kelompok : untuk meningkatkan kebersamaan, bertukar
pengalaman
3. Terapi Musik : untuk meningkatkan gairah hidup
4. Terapi berkebun : untuk melatih kesabaran
5. Terapi dengan binatang : untuk meningkatkan kasih sayang dan mengisi
waktu luang
6. Terapi kognitif : agar daya ingat tidak menurun
7. Life review terapi : meningkatkan gairah hidup dan harga diri
8. Terapi Keagamaan : meningkatkan rasa nyaman menjelang kematian
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menopause merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita. Pada
masa menopause kapasitas reproduksi wanita berhenti. Menopause adalah ketika wanita
tidak lagi menstruasi selama satu tahun dan secara umum terjadi pada usia 50-antahun
(Astuti dkk, 2010). Lebih kurang 70% wanita premenopause mengalami keluhan
vasomotorik, depresi, keluhanpsikis, dan somatiklainnya (Kusmiran, 2012). Komplikasi yang
mungkin akan terjadi yaitu osteoporosis, masalah urogenital, penyakit kardiovaskuler serta
obesitas.
B. Saran
Didalam makalah mungkin masih banyak materi yang kurang tetapi saya harap
pembaca bisa memahami materi masalah monopouse, faktor resiko masalah kesehatan, serta
program kesehatan dewasa/pria,lansia yang telah penulis buat. Dan semoga makalah ini
mudah dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999, Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia. Jakarta : Depkes RINugroho.W. ,2000. Kepe
rawatan Gerontik. Jakarta : Gramediawww.iinaza.wordpress.com : All About Posyanduwww.libr
ary.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatanwww.gizi.ned : Pedoman Umum Revitalisasi Posy
anduwww.puskesmas-oke.blogspot.com : Pengelolaan Posyandu Lansiawww.damandiri.or.id. /fi
le/ratnasuhartin