Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN

Dosen Pengampu : Sirajudin Al-Aksari, M.E

KELOMPOK : II
APRINA
DEVI FITRIANI
MITA ARIYANI
RIA RAHMANI
SELIS SAPUTRI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF
SAROLANGUN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadiran Allah yang  maha esa,


karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai Peranan Uang Dalam Perekonomian. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas silabus mata kuliah EKONOMI MONETER .
Terima kasih kepada para orang tua kami yang telah mendidik kami dari
kecil hingga sekarang, dan terima kasih pula untuk para guru yang telah
mendidik kami juga, sehingga mengganggap kami sebagai anak sendiri dan untuk
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. kami
berharap makalah ini akan bermanfaat bagi teman-teman dan kami menerima
kritik dan saran apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PEDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Perputaran uang dan barang.................................................................... 3
B. Uang dan suku bunga.............................................................................. 6
C. Uang dan kegiatan ekonomi sektor Riil Uang dan harga........................ 12
D. Pengendalian jumlah uang beredar......................................................... 16

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 25


A. KESIMPULAN....................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26

iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar belakang
Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang
dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan
perkembangan perekonomian atau dalam perekonomian modern, uang
memiliki fungsi yang beragam tidak hanya sebatas sebagai alat tukar lagi,
namun juga sebagai alat satuan hitung, alat penyimpanan nilai, sebagai
ukuran pembayaran yang tertunda, dan mata uang komoditi (Commodity
Currency). Jenis dan bentuk uang pun tidak lagi hanya pada uang kertas dan
logam atau biasa disebut dengan uang kartal, tetapi ada juga berbagai jenis
dan bentuk uang lainnya, seperti kartu kredit, rekening atau simpanan uang
masyarakat di bank dan sebagainya. Semakin berkembangnya perekonomian
semakin luas pula peranan uang.
Uang yang beredar dibedakan menjadi uang kartal, uang giral dan uang
kuasi. Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang giral
(demand deposit) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum,
contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi tabungan,
deposito berjangka, dan rekening valuta asing (Subagyo, 1997). Peranan uang
menjadikan kegiatan perekonomian semakin terintegrasi, khususnya bagi
produsen dan konsumen. Di Indonesia perkembangan jumlah uang beredar di
masyarakat mengalami kenaikan dan penurunan.
Dalam perekonomian suatu negara mempunyai lembaga yang
bertugas mengeluarkan dan mengedarkan uang yang disebut dengan Otoritas
Moneter atau Bank Sentral. Di Indonesia sendiri Bank Indonesia yang
menjalankan tugas tersebut. Seperti diketahui bahwa bank sentral melakukan
tugasnya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan atau yang dikenal
dengan kebijakan moneter. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999,

1
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2004, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perputaran uang di indonesia ?
2. Apa pengertian uang dan suku bunga ?
3. Apa pengertian, fungsi, dan tujuan menggunakan uang ?
4. Bagaimana pengendalian uang yang beredar ?

C. Tujuan
1. Mengetahui perputaran uang dan barang
2. Memahami uang dan suku bunga
3. Mengetahui pengendalian uang beredar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perputaran uang dan barang


Secara umum, tingkat penggunaan uang (tingkat monetisasi) dalam
suatu masyarakat menunjukkan berapa banyak uang yang digunakan untuk
setiap volume transaksi ekonomi yang dilakukan, seperti perdagangan dan
perindustrian. Tingkat penggunaan uang tersebut biasanya diukur dari
perbandingan (rasio) uang beredar terhadap pendapatan nasional. Dengan
demikian, tingkat penggunaan uang sangat terkait dengan kemajuan faktor
kelembagaan dan tingginya tingkat pendapatan suatu masyarakat. Dalam hal
ini, untuk setiap volume transaksi ekonomi, masyarakat industri/perdagangan
menggunakan jumlah uang yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat
agraris/tradisional.
Contoh sederhananya ialah perbandingan pembayaran uang sekolah di
daerah-daerah pedesaan yang masih tradisional dengan daerah perkotaan
yang sudah maju. Di desa-desa tersebut masih banyak dijumpai siswa yang
membayar biaya sekolah dengan menggunakan hasil-hasil bumi, misalnya
kelapa dan beras atau pun hasil ternak, seperti telor. Sementara itu, di
perkotaan hal tersebut sangatlah jarang ditemukan. Mereka pada umumnya
sudah mampu untuk membayar biaya sekolahnya dengan menggunakan uang.
Biasanya velocity of money adalah proses yang penting untuk
mengukur tingkat di mana uang yang beredar digunakan untuk membeli
barang dan jasa,Ini digunakan untuk membantu para ekonomi dan investor
mengukur kesehatan dan vitalitas ekonomi.
Ekonomi yang di tunjukkan perputaran uang atau velocity of money
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain cenderung dianggap lebih
berkembang. Perputaran uang juga mengindikasikan fluktuasi dalam siklus
bisnis. Ketika ekonomi berada dalam ekspansi, konsumen dan bisnis
cenderung lebih siap mengeluarkan uang sehingga perputaran uang
meningkat. Saat ekonomi sedang berkontraksi, konsumen dan bisnis biasanya

3
lebih enggan untuk berbelanja dengan perputaran uang rendah. Karena
perputaran uang atau velocity of money adalah proses yang berkorelasi
dengan siklus bisnis, ia kerap dipandang sebagai indikator kunci. Oleh
karenanya, perputaran uang biasanya diprediksikan akan naik ketika terjadi
PDB dan inflasi. Atau, diprediksikan turun ketika indikator ekonomi utama
seperti PDB dan inflasi turun dalam ekonomi yang berkontraksi.
Perputaran uang yang tinggi biasanya berkaitan dengan ekonomi yang
sehat dan berkembang. Jika terjadi sebaliknya, maka biasanya dikaitkan
dengan resesi dan kontraksi. Dalam proses ekonomi, velocity of money adalah
metrik yang dihitung oleh para ekonom. Umumnya untuk menunjukkan
tingkat di mana uang ditransaksikan untuk barang dan jasa. Meski belum tentu
merupakan indikator ekonomi utama, ini dapat diikuti bersama dengan
indikator utama lainnya yang membantu menentukan kesehatan ekonomi.
Seperti halnya PDB, tingkat pengangguran, maupun inflasi. GDP dan jumlah
uang beredar adalah dua komponen rumus perputaran uang
Perputaran uang atau velocity of money yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain cenderung dianggap lebih berkembang.
Perputaran uang juga mengindikasikan fluktuasi dalam siklus bisnis. Ketika
ekonomi berada dalam ekspansi, konsumen dan bisnis cenderung lebih siap
mengeluarkan uang sehingga perputaran uang meningkat. Saat ekonomi
sedang berkontraksi, konsumen dan bisnis biasanya lebih enggan untuk
berbelanja dengan perputaran uang rendah. Karena perputaran uang atau
velocity of money adalah proses yang berkorelasi dengan siklus bisnis, ia
kerap dipandang sebagai indikator kunci. Oleh karenanya, perputaran uang
biasanya diprediksikan akan naik ketika terjadi PDB dan inflasi. Atau,
diprediksikan turun ketika indikator ekonomi utama seperti PDB
dan inflasi turun dalam ekonomi yang berkontraksi.
Kecepatan Perputaran Uang adalah velocity of money yaitu besarnya
kecepatan perputaran uang dalam perekonomian; hal itu merupakan cara
untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku
pembelian dengan menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang,

4
dan jasa; hal tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara
pendapatan nasional bruto terhadap uang yang tesedia untuk pembelian
(persediaan uang); peningkatan kecepatan berarti secara rata-rata uang
dikuasai dalam waktu yang singkat yang menunjukkan
pertumbuhan permintaan uang dan ekspansi ekonomi secara umum;
penurunan berarti penggunaan tidak begitu cepat dan konsumen lebih suka
menyimpan uangnya daripada membelanjakannya; tingginya perputaran uang
dapat juga berarti tingginya transaksi konsumen.
Sementara itu, tingkat perputaran uang mencerminkan tingkat rata-
rata perputaran atau perpindahan uang dari satu tangan ke tangan lainnya.
Agak berbeda dengan tingkat penggunaan uang, tingkat perputaran uang
mempunyai ukuran yang bervariasi mengingat banyaknya faktor yang
mempengaruhi perubahannya. Namun, ukuran yang umum digunakan adalah
perbandingan (rasio) pendapatan nasional terhadap uang. Kebalikan dengan
tingkat penggunaan uang, dengan semakin majunya suatu masyarakat, tingkat
perputaran uang menjadi semakin rendah. Hal ini mengingat masyarakat yang
sudah maju tidak banyak menggunakan uang kertas dan logam. Selain itu,
mereka lebih banyak menggunakan uang jenis lainnya serta sekaligus
menanamkan uangnya untuk keperluan lain yang lebih menguntungkan. Hal
tersebut relatif mudah dengan semakin majunya sistem keuangan
Ilustrasi sederhana mengenai aliran atau arus perputaran barang dan
uang terjadi dalam suatu perekonomian dapat dijelaskan sebagai berikut.
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membutuhkan uang untuk
memperlancar kegiatan ekonominya baik berupa kegiatan produksi, investasi,
maupun konsumsi. Sebagaimana diketahui, dalam setiap kegiatan ekonomi
tersebut selalu terdapat dua macam aliran, yaitu aliran barang dan aliran uang
atau dana. Sebagai contoh, dalam suatu kegiatan produksi, untuk
menghasilkan suatu produk perusahaan membutuhkan input, misalnya berupa
bahan baku dan tenaga kerja. Dalam proses tersebut perusahaan akan
membeli bahan baku dan menyewa tenaga (keahlian) dari masyarakat
sehingga akan terjadi aliran barang dan jasa berupa bahan baku dan tenaga

5
kerja dari masyarakat. Pada saat yang sama juga terjadi aliran uang dari
perusahaan untuk pembayaran bahan baku yang dibeli.
Apabila terjadi peningkatan pada pengeluaran pemerintah baik rutin
maupun untuk pembangunan akan mendorong jumlah uang beredar akan
meningkat pula. Pengeluaran rutin pemerintah untuk gaji pegawai akan
meningkatkan pendapatan pegawai (masyarakat) yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk konsumsi atau yang lainnya.
Pengeluaran untuk pembangunan yang tinggi menyebabkan terpenuhi fasilitas
umum dan infrastruktur yang memudahkan masyarakat untuk melakukan
aktifitasnya, dengan terpenuhinya infrastruktur tidak menutup kemungkinan
perputaran uang di masyarakat akan menjadi lebih cepat.

B. Uang dan suku bunga


Uang sebagai alat tukar Dapat dibayangkan betapa sulitnya hidup
dalam perekonomian moderen ini tanpa adanya benda yang dapat digunakan
sebagai alat penukar. Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam
barang dan jasa yang diperjual belikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan
harga barang dan jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran barang.. Apabila tidak ada uang maka transaksi
hanya dilakukan dengan cara tukar-menukar antara barang yang satu dengan
barang yang lain. Uang sebagai alat penyimpan nilai, Sesuai dengan sifatnya
manusia adalah mahluk yang gemar mengumpulkan dan menyimpan
kekayaan dalam bentuk barang-barang yang berharga untuk dipergunakan di
masa yang akan datang. Barang-barang berharga tersebut pada umumnya
berupa tanah, rumah, dan benda berharga lain.
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
sejumlah barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga
macam.
1. Nilai Nominal

6
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap
mata uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000,00 tertera
angka lima puluh ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah
lima puluh ribu rupiah. Terdapat dua istilah menyangkut nilai nominal
pada uang yaitu full bodied money dan fiducier money. Full bodied money
yaitu uang yang memiliki nilai nominal sama dengan nilai intrinsiknya.
Contoh: semua jenis uang logam. Fiducier money yaitu uang yang
memiliki nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya. Contoh:
semua uang kertas.
2. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk
membuat uang. Contoh: untuk membuat uang kertas Rp50.000,00
diperlukan kertas dan bahan lainnya yang harganya Rp3.000,00 maka nilai
intrinsik uang tersebut adalah Rp3.000,00.
3. Nilai Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah
barang dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rp1.000,00
dapat ditukar dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan
bahwa nilai riil uang Rp1.000,00 adalah segelas minuman teh.
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai
internal uang dan nilai eksternal uang. Nilai internal uang adalah daya beli
uang terhadap barang dan jasa. Contoh: dengan uang Rp5.000,00 kalian
dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai internal uang Rp5.000,00
tersebut adalah sebuah buku tulis. Nilai eksternal uang adalah nilai uang
dalam negeri, jika dibandingkan dengan mata uang asing, yang lebih
dikenal dengan kurs.
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban
manusia, dengan kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang diungkapkan oleh kidwell yang menyatakan bahwa
orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang mereka
telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan imbalan itu disebut sewa

7
yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan siller
menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang yang
diterima si pemberi pinjaman kreditur, sedangkan suku bunga adalah rasio
dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Jadi dapat di definisi suku bunga dari para ahli. Pertama, suku
bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang
diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Kedua, suku bunga
adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayar atas penyewaan dana.
Sedangkan kalau dilihat dari segi perbankan, suku bunga bank
diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang
membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai
harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan
harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (jika nasabah yang
memperoleh pinjaman).
Di dalam industri perbankan, terdapat 5 (lima) jenis suku bunga,
yaitu:
1. suku bunga tetap (fixed)
Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap dan
tidak berubah sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh
tempo (selama jangka waktu kredit). Contohnya adalah bunga KPR
Rumah Murah atau Rumah Bersubsidi yang menerapkan suku bunga
tetap. Selain itu, suku bunga tetap juga dapat digunakan dalam kredit
kendaraan bermotor juga.
2. Suku bunga mengambang (floating)
Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah
mengikuti suku bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik,
maka suku bunganya juga ikut naik, begitupun sebaliknya. Contohnya
adalah suku bunga KPR untuk periode tertentu. Misalnya untuk dua
tahun pertama diberlakukan suku bunga tetap, namun periode
selanjutnya menggunakan suku bunga mengambang. 

8
3.    Suku bunga flat
Suku bunga flat adalah suku bunga yang penghitungannya
mengacu pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode
cicilan. Penghitungannya sangat sederhana dibandingkan dengan suku
bunga lainnya, sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka
pendek untuk barang-barang konsumsi seperti handphone, peralatan
rumah tangga, motor atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). Misalkan,
Bank memberikan kredit dengan jangka waktu 10 bulan sebesar Rp
15.000.000,00 dengan bunga 10% per tahun (flat). Asumsi bahwa
suku bunga kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit.
4. Suku bunga efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa
jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya
utang yang sudah dibayarkan. Artinya semakin sedikit pokok
pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan.
Suku bunga efektif dianggap lebih adil bagi nasabah dibandingkan
dengan menggunakan suku bunga flat. Pasalnya suku bunga flat hanya
berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman saja.
5. Suku bunga anuitas
Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok ditambah angsuran
bunga yang dibayar agar sama setiap bulan. Dalam perhitungan
anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi
angsuran pokok sangat kecil. Mendekati berakhirnya masa kredit,
keadaan akan menjadi berbalik. porsi angsuran pokok akan sangat
besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih kecil. Sistem bunga
anuitas ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang
semisal KPR atau kredit investasi.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya
dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang
dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang.

9
Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas, bunga
mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat dan
mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian muli
dari segi konsumsi, kredit, obligasi serta tabungan.
Sesuai dengan hukum permintaan pasar, apabila jumlah uang yang
disediakan melebihi jumlah uang yang diminta maka akan terjadi
kelebihan penyediaan uang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
penurunan harga uang atau suku bunga. Sebaliknya, apabila jumlah
uang yang di minta melebihi jumlah uang yang disediakan maka akan
dapat mengakibatkan kenaikan harga uang atau suku bunga. Perlu
dikemukakan bahwa suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga
keseimbangan pasar, yiatu suku bunga yang mencerminkan
kesesuaian antara suku bunga simpanan (sisi penawaran uang) dan
suku bunga pinjaman (sisi permintaan uang).
Dari hubungan di atas dapat dipahami bahwa perubahan suku
bunga dapat terjadi sebagai akibat adanya perubahan jumlah uang beredar
yang mencerminkan interaksi antara sisi permintaan dan sisi penawaran.
Bagaimana hubungan antara uang dan suku bunga yang terjadi pada
perekonomian Indonesia, Hubungan tersebut dapat dilihat pada grafik
pertumbuhan tahunan uang beredar dan suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Dalam hal ini diasumsikan bahwa perkembangan suku
bunga SBI menjadi acuan bagi perkembangan suku-suku bunga lainnya,
baik suku bunga simpanan, suku pinjaman, maupun suku bunga untuk
transaksi di pasar uang (dengan tenggang waktu atau time lag tertentu).
1. Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
a. kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank
agar kebutuhan dana tersebut.

10
b. Persaingan, dalam memperebutkan dana simpanan, maka disampin
g faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus
memperhatikan pesaing
c. kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan 
maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah
d. jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko di masa mendatang Serta faktor-faktor
yang lain
e. Target keuntungan yang diharapkan
f. Reputasi perusahaan
g. kualitas jaminan
h. daya saing produk
2. Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat suku bunga tidak mempengaruhi peranan dalam
menentukan jumlah uang yang ditawarkan pada waktu tertentu.
Sendangkan permintaan uang adalah permintaan agregat, yaitu
keseluruhan permintaan uang dalam perekonomian yang merupakan
permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi,
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis ini. Investasi yang akan
memberi keuntungan kepda para pengusaha. Para pengusaha akan
melaksanakan investasi yang mereka peroleh melebihi tingkat nunga
demikian besarnya. Investasi dalam jangka waktu  tertentu 
adalah sama dengan nilai investasi dalam jngk waktu tertentu adalah
sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pemngembalian
nya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha 
yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi dari
pada tingkat suku bunga semakin rendah tingkat bunga yang harus di

11
bayar para pengusaha, semakin tingkat bunga semakin banyak investasi
yang dilakukan para pengusaha.
Uang beredar sering dikaitkan dengan suku bunga, pertumbuhan
Gross Domestic Product tingkat inflasi. Jumlah uang beredar yang
terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara
umum akan menimbulkan inflasi. Apabila jumlah uang beredar terlalu
sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi lebih lambat. Berdasarkan
hal tersebut maka jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai
kapasitas ekonomi..

C. Uang dan kegiatan ekonomi sektor Riil Uang dan harga


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, masyarakat pada umumnya
membutuhkan uang atau dana untuk membiayai kegiatan ekonominya di
sektor riil, seperti produksi, investasi, dan konsumsi. Pada dasarnya bahwa
terdapat keterkaitan yang erat antara uang dan kegiatan ekonomi di sektor riil,
Pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi di sektor riil pada dasarnya dapat
bersifat langsung atau tidak langsung. Pengaruh tidak langsung uang dapat
dijelaskan melalui pengaruhnya terhadap perkembangan suku bunga seperti
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dalam hal ini, apabila terjadi
penambahan jumlah uang beredar (misalnya sebagai akibat kebijakan bank
sentral) maka suku bunga akan cenderung turun. Penurunan suku bunga
tersebut akan menurunkan biaya pendanaan kegiatan investasi, yang
selanjutnya mendorong kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi pada
umumya.
Sektor Moneter Variabel cadangan devisa mempunyai hubungan
positif dalam jangka panjang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
dengan tingkat probabiliti yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
apabila cadangan devisa mengalami kenaikan maka akan direspon oleh
jumlah uang beredar yang ikut mengalami kenaikan pula. Dengan tingkat
cadangan devisa yang terus meningkat yang dipergunakan untuk membiayai
defisit anggaran pada neraca pembayaran guna salah satunya untuk
mencukupi kebutuhan impor negara baik untuk konsumsi publik maupun

12
konsumsi pemerintah. Pengelolaan cadangan devisa oleh bank Indonesia
disamping bertujuan untuk mendukung kebijakan moneter dan menjaga nilai
tukar juga untuk membiayai kegiatan impor dalam rangka menunjang
kegiatan ekonomi di dalam negeri.
Perkembangan perekonomian dapat diketahui melalui indikator-
indikator sektor nilai Riil yang mencakup barang dan jasa,serta indikator-
indiktor sektor moneter. Sektor riil dan sektor moneter saling berkaitan satu
sama lain, secara teoritis sektor riil merupakan cermin dari sektor moneter dn
sebaliknya . dalam sebuah transaksi jual beli, minsalnya akan selalu terdapat
penjual yang memiliki barang dan pembeli yang memiliki uang, apabila
transaksi jual beli terjadi maka kedua belah pihak melakukan pemenuhan atas
kebutuhan masing-masing dengan nilai transaksi jual beli barang dan jasa
yang sama dengan nilai uang yng diserah terima.
Pada dasarnya, peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan
kegiatan suatu perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat
alami karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi,
investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam
perkembangannya uang tidak hanya digunakan untuk mempermudah
transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga menjadi
suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uang. Dengan kondisi
tersebut, sangatlah sulit dibayangkan apabila tidak ada benda yang namanya
uang.
Perkembangan kegiatan suatu perekonomian pada dasarnya dapat
diamati dari dua sektor yang saling berkaitan, yaitu sektor riil (barang dan
jasa) dan sektor moneter (uang). Sektor riil dan sektor moneter tidak hanya
berkaitan erat, kedua sektor tersebut bahkan seperti dua sisi dari satu mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Secara teoritis, sektor yang satu merupakan
cerminan dari sektor lainnya. Sebagai contoh, dalam suatu transaksi jual-beli
akan terdapat penjual yang memiliki barang dan pembeli yang memiliki uang.
Pembeli memiliki uang tetapi membutuhkan barang, sementara penjual
memiliki barang tetapi membutuhkan uang. Dengan demikian, apabila

13
transaksi tersebut dilakukan maka nilai transaksi jual-beli barang dan jasa
harus sama dengan nilai uang yang diserah terimakan
Uang telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan
salah satu penemuan manusia yang paling menakjubkan. Uang juga
mempunyai sejarah yang sangat panjang dan telah mengalami perubahan
yang sangat besar sejak dikenal manusia. Dengan kondisi tersebut, memang
tidak mudah untuk menjelaskan atau mendefinisikan uang secara singkat,
jelas, dan tepat. Namun, anehnya, dalam masyarakat moderen saat ini tidak
ada orang yang tidak mengenal uang. Besar atau kecil, tua atau muda, dan
kaya atau miskin, sejak bangun tidur sampai kembali tidur, semuanya tidak
dapat melepaskan diri dari benda yang satu ini uang.
Uang sebagai satuan hitung Apabila tidak ada satuan hitung yang
diperankan oleh uang, dapat dibayangkan kesulitan dalam melakukan
penilaian terhadap suatu barang. Uang juga sebagai ukuran pembayaran yang
tertunda. Fungsi uang ini terkait dengan transaksi pinjam-meminjam uang
merupakan salah satu cara untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman
tersebut.
Menurut pandangan Klasik dalam teori kuantitas uang, dijelaskan
bahwa uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor tetapi perubahan
pada jumlah uang beredar akan menyebabkan perubahan tingkat harga saja.
Sedangkan menurut pandangan Keynes, dijelaskan bahwa uang tidak netral,
dalam artian uang mempunyai peranan dalam mempengaruhi sektor riil.
Konsep inilah yang menjadi dasar penggunaan jumlah uang beredar sebagai
variabel antara dalam sebuah mekanisme transmisi kebijakan moneter. Dalam
pelaksanaannya, efektivitas kebijakan moneter tersebut tergantung pada
hubungan antara uang beredar dengan variabel ekonomi utama seperti inflasi
dan pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini, menggunakan vector error
correction model (VECM) sebagai alat analisis pada data kuartalan
perekonomian Indonesia selama periode 1993.1-2006.3. Variabel yang diteliti
adalah jumlah uang beredar (M1 dan M2), inflasi (indeks harga konsumen)
serta pertumbuhan ekonomi (riil gross domestic product).

14
Menurut Keynes, ada tiga tujuan masyarakat memegang uang, yaitu:
1. Tujuan transaksi
Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang
memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi
yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan
ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga.
Demikian pula Keynes berpendapat bahwa permintaan akan uang untuk
tujuan transaksi inipun tidak merupakan sutu proporsi yang konstan, tetapi
dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga.
2. Tujuan berjaga-jaga
Keynes juga membedakan permintaan akan uang untuk tujuan
melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar
rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan
darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran yang tak terduga lain.
3. Tujuan spekulasi
Motif dari pemegangan uang untuk tujuan spekulasi adalah terutama
bertujuan untuk memperoleh “keuntungan” yang bisa diperoleh dari
seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi
dengan betul. Motif dari pemegangan uang untuk tujuan spekulasi adalah
terutama bertujuan untuk memperoleh “keuntungan” yang bisa diperoleh
dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi
dengan betul.
Dalam sejarah awal penggunaan uang sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, secara tersirat terlihat bahwa penguasa daerah atau negara yang
bersangkutanlah yang mempunyai wewenang untuk menciptakan dan
mengedarkan uang. Salah satu contohnya adalah penciptaan uang kertas
pertama kali pada awal abad ke-9 yang dilakukan oleh kaisar Cina.
Dalam perekonomian moderen, dalam suatu pemerintahan yang
struktur kelembagaannya sudah tertata dengan baik, penguasa negara
menetap-kan lembaga yang mempunyai wewenang dan memegang peranan

15
utama dalam penciptaan uang, yang meliputi kegiatan pengeluaran dan
pengedaran uang.
Hal ini terjadi tidak lain karena keberadaan uang dianggap mewakili
keberadaan negara yang bersangkutan. Sangatlah wajar apabila ditetapkan
lembaga yang atas nama negara atau pemerintahan yang berwenang untuk
menciptakan uang. Pada umumnya, lembaga ini dikenal sebagai otoritas
moneter atau bank sentral. Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya
suatu pemerintahan, terutama dengan semakin meningkatnya kegiatan
perekonomian suatu negara, keberadaan lembaga yang mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan masalah uang tersebut semakin dibutuhkan.
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat.
Di mana untuk memperoleh barang dan jasa. Dengan kegiatan ekonomi
tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam kegiatan ekonomi
terdiri dari kegiatan produksi dan konsumsi.
Sementara konsumsi adalah pemakaian barang hasil produksi (bahan
pakaian, makanan, dan sebagainya). Menurut businees dictionary, kegiatan
ekonomi adalah tindakan yang melibatkan produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa di semua tingkatan dalam masyarakat.

D. Pengendalian jumlah uang beredar


Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan uang dirasakan sangat
penting dan tidak ada bagian kehidupan manusia yang tidak terkait dengan
uang. Namun demikian, jumlah uang yang beredar di luar kendali dapat
menimbulkan pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara keseluruhan.
Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong
kenaikan harga, dan dalam jangka panjang dapat mengganggu pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat
rendah, maka kelesuan ekonomi akan terjadi, yang pada akhirnya akan
berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut
yang melatarbelakangi otoritas moneter dalam membuat kebijakan
pengendalian jumlah uang beredar yang dikenal dengan kebijakan moneter.

16
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3
tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan
kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga
barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.Dalam pelaksanaannya, Bank
Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter
melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku
bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas
moneter (bank sentral) dalam rangka mengendalikan variabel-variabel
moneter (uang beredar, uang primer, kredit dan suku bunga) untuk
mencapai tujuan ekonomi tertentu yang telah ditetapkan. Atau secara
sederhana, kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan yang
diambil oleh bank sentral untuk menambah dan mengurangi jumlah uang
yang beredar.
Secara umum, instrumen yang biasa digunakan oleh bank sentral
dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter adalah sebagai
berikut :
a. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka adalah kegiatan bank sentral dalam
melakukan jual beli surat-surat berharga jangka pendek. Jika Bank
Sentral menginginkan adanya penambahan jumlah uang beredar di
masyarakat, maka Bank Sentral akan membeli surat-surat berharga dari
bank-bank umum berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan dari
Pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN) dan Surat Utang
Negara/SUN). Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin mengurangi jumlah
uang beredar yang ada di masyarakat, maka akan menjual surat-surat
berharga kepada bank umum dan masyarakat.
b. Giro Wajib Minimum (GWM)

17
Giro wajib minimum (GWM) adalah ketentuan bank sentral yang
mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid
(reserve) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin
kecil persentase tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan
likuiditasnya (reserve-nya) untuk memberikan pinjaman dalam jumlah
yang lebih besar. Sebaliknya, semakin besar persentasenya, maka
semakin berkurang kemampuan bank untukmemberikan pinjaman.
Jika bank sentral menurunkan GWM, maka daya ekspansi kredit
bank umum akan meningkat, sehingga jumlah uang beredar bertambah.
Sebaliknya, jika persentasenya dinaikkan, maka daya ekspansi kredit
bank umum menurun dan jumlah uang beredar berkurang.
c. Fasilitas Diskonto
Fasilitas diskonto adalah kredit yang diberikan oleh bank sentral
kepada suatu bank dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas yang
disebabkan oleh ketidaksesuaian (mismatch) pengelolaan dana yang
bersifat sementara (discountwindow). Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin
mengurangi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, maka Bank
Sentral akan menaikkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang
diberikan kepada bank-bank umum. Sehingga biaya atau bunga yang
harus dibayar oleh bank-bank umum menjadi lebih mahal.
d. Himbauan Moral
Bank Sentral dapat melakukan himbauan moral terhadap
perbankan. Biasanya himbauan moral merupakan pernyataan bank
sentral (misalnya oleh Gubernur Bank Indonesia) yang bersifat
mengarahkan atau memberi informasi yang lebih bersifat makro.
Informasi tersebut untuk dijadikan masukan bagi bank-bank umum
dalam pengelolaan aset dan kewajibannya. Instrumen ini digunakan
untuk mendukung efektifitas kebijakan moneter lainnya yang dilakukan
bank sentral.
Tidak dapat dipungkiri peranan uang dirasakan sangat penting
dan tidak ada bagian kehidupan manusia yang tidak terkait dengan uang.

18
Namun demikian, jumlah uang yang beredar di luar kendali dapat
menimbulkan pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara
keseluruhan. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat
mendorong kenaikan harga, dan dalam jangka panjang dapat
mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat
rendah, maka kelesuan ekonomi akan terjadi, yang pada akhirnya akan
berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat.
Tujuannya adalah untuk mensejahterah kan rakyat dengan cara
menaikan perekonomian Indonesia, meminimalisirkan pengangguran serta
mengatur mata uang dalam satu negara. Tetapi tidak selalu terpaku dengan
satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat
dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu
negara.
Jumlah uang beredar yang tercipta tersebut merupakan jumlah uang
yang ditinjau dari penyediaannya atau sisi penawaran. Sementara itu, dari
sisi permintaan, masyarakat membutuhkan uang, baik uang kartal, uang
giral, maupun uang kuasi, untuk membiayai semua kegiatan ekonominya.
Idealnya, jumlah uang yang tercipta atau tersedia harus seimbang jumlah
uang yang dibutuhkan atau diminta oleh masyarakat sehingga tidak terdapat
kelebihan atau kekurangan jumlah uang yang beredar. Dalam praktik,
permintaan masyarakat akan uang sulit diperhitungkan mengingat
kebutuhan masyarakat akan uang tersebut tidak hanya dilandasi oleh motif
untuk melakukan transaksi saja namun juga motif lainnya, yaitu untuk
berjaga-jaga atau bahkan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya
spekulatif.
Pengendalian jumlah uang beredar pada hakikatnya merupakan salah
satu bagian dari kerangka kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh
otoritas moneter. Dalam hal ini, sesuai dengan tujuan kebijakan moneter,
pengendalian jumlah uang beredar pada umumnya ditujukan untuk menjaga
kestabilan nilai uang dan mendorong kegiatan ekonomi. Yang dimaksud

19
dengan pengendalian di sini adalah upaya otoritas moneter baik untuk
menambah jumlah uang yang beredar (kebijakan ekspansi moneter) maupun
mengurangi jumlah uang yang beredar (kebijakan kontraksi moneter).
Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang
ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain
dilakukan melalui penurunan jumlah uang beredar.
Pengendalian jumlah uang beredar mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam kerangka kebijakan ekonomi makro. Hal ini disebabkan oleh
keterkaitan yang erat antara uang dengan variabelvariable ekonomi lainnya,
seperti suku bunga, output, dan harga. Dengan mengendalikan jumlah uang
beredar tersebut, otoritas moneter akan dapat mempengaruhi nilai uang
sedemikian rupa sehingga perkembangannya akan mampu mendorong
perekonomian ke arah yang diinginkan sesuai dengan sasaran akhir yang
ditetapkan, seperti inflasi yang rendah dan/ atau pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.
Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank
Indonesia merupakan otoritas moneter yang mempunyai tugas menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter, antara lain dengan mengendalikan
jumlah uang beredar. Dalam pada itu, pengendalian jumlah uang beredar
dianggap cukup relevan, khususnya apabila dikaitkan dengan arah baru
penerapan kebijakan moneter di Indonesia yang menekankan pada
pencapaian sasaran tunggal, yaitu kestabilan nilai rupiah (harga).
Sesuai dengan salah satu aspek dalam paradigma kebijakan moneter
yang dianut saat ini, yaitu pencapaian target kuantitas, melalui pengendalian
jumlah uang beredar kebijakan moneter oleh Bank Indonesia diarahkan
untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian agar sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan, yaitu tercapainya kestabilan harga. Dalam pelaksanaannya,
pengendalian tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung mengingat
perkembangan uang beredar sangat terkait dengan perilaku pelaku ekonomi
lainnya, yaitu perbankan dan masyarakat. Dalam hal ini, yang dapat
dilakukan oleh Bank Indonesia ialah pengendalian jumlah uang primer.

20
Pengendalian jumlah uang primer tersebut dilakukan dengan
mengasumsikan bahwa perilaku an ngka pelipat ganda uang (money
multiplier) cukup stabil.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan
jumlah uang primer, Bank Indonesia mengendalikan jumlah uang beredar
sehingga kegiatan ekonomi dapat diarahkan untuk mencapai perkembangan
harga yang cukup stabil (inflasi yang rendah). Namun, dalam praktiknya,
pengendalian jumlah uang beredar yang optimal sangatlah sulit dilakukan.
Paling tidak, terdapat tiga faktor yang menyebabkan sulitnya pengendalian
jumlah uang beradar tersebut.
a. Faktor pertama adalah adanya unsur-unsur yang bersifat kontradiktif
pada pencapaian sasaran kebijakan. Misalnya, Bank Indonesia
melakukan kebijakan ekspansi moneter untuk mendorong kegiatan
ekonomi yang sedang lesu. Tindakan ini biasanya mempunyai dampak
pada meningkatnya inflasi. Sebaliknya, apabila diambil kebijakan
kontraksi moneter untuk meredam laju inflasi tersebut, perkembangan
kegiatan ekonomi diperkirakan akan terhambat.
b. Faktor kedua adalah sulitnya memprediksi dan mengendalikan
permintaan uang masyarakat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
perilaku permintaan uang masyarakat tergantung pada beberapa motif
yang beragam. Sejalan dengan pesatnya perkembangan dan inovasi
sektor keuangan dan keterbukaan perekonomian Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir, perilaku tersebut cenderung tidak stabil
sehingga sulit untuk diprediksi dan dikendalikan.
c. Faktor ketiga adalah sulitnya memprediksi perilaku angka pelipat ganda
uang. Sebagaimana perkembangan permintaan uang, perilaku angka
pelipat ganda uang juga cenderung tidak stabil sehingga sulit untuk
diprediksi. Kesulitan dan tantangan yang dihadapi Bank Indonesia
dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar di masa mendatang
diperkirakan akan semakin berat dan kompleks. Untuk itu, Bank
Indonesia senantiasa berupaya untuk menjajagi dan mengkaji beberapa

21
kemungkinan penerapan kerangka kerja kebijakan moneter lain yang
lebih optimal dalam rangka pencapaian sasaran akhir kebijakan
moneter, yaitu stabilitas nilai rupiah.
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jumlah uang
beredardapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka pelipat ganda uang
Faktor-faktor ini tidak lain adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
determinan uang primer itu sendiri (c, t, dan r), yaitu antara lain biaya
penggunaan uang giral, kenyaman dan keamanan, biaya relatif
(opportunity cost) yaitu suku bunga, pendapatan masyarakat,
kemajuan layanan sektor perbankan, ketentuan otoritas moneter, dan
keperluan bank akan likuditas jangka pendek. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan uang primer.
2. Faktor-faktor ini terkait dengan perubahan transaksi keuangan oleh
masyarakat yang tercermin pada pos-pos Neraca Otoritas Moneter,
baik dari sisi penggunaan uang primer (uang kartal dan saldo giro/
cadangan bank umum di bank sentral) maupun faktor yang
mempengaruhi uang primer (aktiva luar negeri bersih, aktiva dalam
negeri bersih, dan aktiva lainnya bersih)
Sementara itu, dari faktor-faktor yang mempengaruhi, perubahan
uang primer sangat terkait dengan beberapa faktor utama, antara lain pola
transaksi masyarakat dengan luar negeri (misalnya ekspor-impor dan aliran
modal), perkembangan dan mekanisme di bidang perkreditan, serta
manajemen keuangan pemerintah yang tercermin pada stuktur anggaran
belanja pemerintah. Faktor-faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh
kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi suatu negara.
Dengan demikian, secara garis besar dapat disimpulkan beberapa
faktor yang mempengaruhi perubahan uang beredar, antara lain: tingkat
pendapatan masyarakat, suku bunga, kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan otoritas moneter, dan faktor-faktor lain yang

22
mencerminkan kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi suatu
negara.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat dapat diatur
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran
dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada
saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut
juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian
mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Statement kebijaksanaan moneter ini merupakan pernyataan
otoritas moneter tentang kebijaksanaan mempengaruhi jumlah uang
yang beredar yang telah dijalankan dalam rangka mempengaruhi
kegiatan ekonomi guna mencapai sasaran pembangunan ekonomi.
Proses perubahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi dapat melalui beberapa jalur, yaitu: jalur biaya
modal, jalur kekayaan, jalur harga relative, dan jalur langsung yang
dikenal dengan nama jalur teori moneter. Sementara mekanisme
transmisi kebijaksanaan moneter mengilustrasikan tindakan Bank
Indonesia melalui perubahan instrument moneter dan target operasional
mempengaruhi beberapa variabel ekonomi dan keuangan yang akhirnya
ke tujuan mengendalikan inflasi. Bank Indonesia rate mempengaruhi
inflasi melalui jalur suku bunga, kredit, nilai tukar, harga asset, dan
ekspektasi. Bekerjanya mekanisme transmisi kebijaksanaan moneter
dalam melewati berbagai macam jalur mempunyai kecepatan pengaruh

23
yang tidak sama (time lag yang berbeda).Misalnya perubahan suku
bunga terhadap nilai tukar sangat cepat. Turunnya suku bunga belum
tentu direspon secara positif oleh peningkatan permintaan kredit.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang
dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia untuk dapat
mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada,
dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.
a. Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat
inflasi yang rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah
negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter
diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
b. Nilai tukar mata uang
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur
nilai tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh,
bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan
mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu,
mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan
dengan mata uang negara lain.
c. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat
Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang
masuk ke dalam negeri atau sebaliknya. Dengan cara ini maka
persaingan produk dalam negeri akan bersaing dan pastinya akan
mempunyai kualitas sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.
Sementara itu, dari faktor-faktor yang mempengaruhi, perubahan
uang primer sangat terkait dengan beberapa faktor utama, antara
lain pola transaksi masyarakat dengan luar negeri (misalnya
ekspor-impor dan aliran modal), perkembangan dan mekanisme di
bidang perkreditan, serta manajemen keuangan pemerintah yang
tercermin pada stuktur anggaran belanja pemerintah.

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi di atas yang membahas tentang peranan uang
dalam perekonomian, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Peranan uang dalam perekonomian sangatlah penting untuk
perkembangan perekonomian Indonesia, yang dapat dilihat melalui
indikator-indikator sektor riil, yang mencangkup barang dan jasa, serta
indikator-indikator sektor moneter. Selain itu juga dilihat dari hubungan
uang dengan suku bunga, pengaruh uang terhadap harga barang dan jasa dan
bagaimana pengendalian jumlah uang yang beredar untuk menjaga
kestabilan tingkat pendapatan masyarakat. Suku bunga kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan otoritas moneter, dan faktor-faktor lain
yang mencerminkan kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi suatu
negara.
Dapat disimpulkan juga bahwa Uang dapat dipakai untuk
menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjua lbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya
pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang atau jasa.
Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran
barang.

25
DAFTAR PUSTAKA

A winarto, Pengertian Tingkat Suku Bunga. http://e-


journal.uajy.ac.id/2761/3/2EP14206.pdf. (28 september 2021).
ALDILA KURNIANINGSIH, (2007) HUBUNGAN ANTARA JUMLAH UANG
BEREDAR, INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA PERIODE 1993.1 - 2006.3. (27 september 2021)

Ani pinayani. Ekonomi moneter.http://file.upi.edu › FPEB ›


Buku_Modul_Makalah. (25 september 2021)
Dewi charisma.
Rumus Velocity of Money & Putaran Uang. https://blog.
pluang.com/cerdascuan/velocy-of-money-adalah/. (25 september
2021)

Fajri Arif Wibawa . Makalah ”Peranan Uang Dalam Perekonomian”


http://fajriarifwibawa.blogspot.com/2015/04/makalah-peranan-uang-
dalam-perekonomian.html. (25 september 2021)

http://www.mediabpr.com/kamusbisnisbank/kecepatan_perputaran_uang.aspx
https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2018-09-10/apa-saja-
kebijakan-moneter-bi-dalam-menstabilkan-kurs-rupiah-simak-ulasan-ini
mi%20Kebijakan%20Moneter-BB/index.html. (28 september 2021).

Keyra Decequeen. Makalah Uang. https://doc.lalacomputer.com/makalah-


uang/. (28 september 2021).
Mulhkan Abdullah. Makalah jumlah uang beredar
https://www.academia.edu/19823551/makalah _tingkat _suku
_bunga_dan_gdb. (23 september 2021).
Rusdi rustandi https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Ekono.
(23 september 2021).
Teguh sihono.
Statement Kebijaksanaan Moneter. https://media.neliti.
https://media.neliti.com/media/publications/17200-ID-statement-
kebijaksanaan-moneter.pdf

Uji Agung Santosa.


suku Bunga Bank, Pengertian, Jenis, dan Cara Perhitungannya.
https://review.bukalapak. com/finance/arti-suku-bunga-bank- jenis-
suku-bunga- dan-cara-penentuannya-110648. (22 september 2021)

26

Anda mungkin juga menyukai