Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FITOKIMIA

BAB II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI EUGENOL

Dosen pengampu :

Apt. Atalia Tamo Ina Bulu, M.Farm


Ayu Ina S., S.Farm

Kelompok II : MARIA AGNES 1191032


MARIA WIDYA RISKA W 1191033
NURUL TRI BUDIARTI 1191039
PUTRI WULANDARI 1191040
RIKO ANDIKA 1191043

DISUSUN : NURUL TRI BUDIARTI 1191039


3 KARYAWAN B

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA

2020/2021
I. TUJUAN

Mahasiswa dapat melakukan isolasi dan identifikasi eugenol dalam minyak cengkeh.

II. DAFTAR PUSTAKA

Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut dan dapat
digolongkan menjadi isolasi caa fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Bahan
alam diisolasi melalui reaksi kimia dan dipisahkan dari senyawa lain yang tidak bereaksi.
(Vogel, 1989)

Minyak cengkeh mengandung beberapa komponen, tetapi yang paling penting adalah
eugenol. Eugenol inilah yang memberikan aroma khas yang banyak dibutuhkan oleh berbagi
industry, antara lain industry kosmetika, farmasi dan peptisida nabati. Salah satu komponen
kimia dalam minyak cengkeh adalah cairan seperti minyak berwarna kuning pucatyang
disebut dengan eugenol. Eugenol merupakan suatu alcohol siklis monohidroksi atau fenol
sehingga dapat beraksi dengan basa kuat. Eugenol bersifat mudah menguap, tidak berwarna
atau berwarna agak kuning dan mempunyai rasa getir. Eugenol digunaka sebagai bahan baku
parfum, pemberi flavor dan digunakan sebagai antiseptic dan anastesi dalam pengobatan.
Eugenol mempunyai unsure C10H12O2 , larut dalam alcohol, eter dan kloroform. Eugenol akan
bereaksi dengan alkali hidroksida membentuk senyawa fenolat yang meingkat kelarutannya
dalam air untukmengisolasi eugenol, digunakan KOH karena eugenol dan KOH akan
membentuk natrium eugenolat yang dapat larut dalam air. Bagian non eugenol di ekstrak
dengan eter dan penambahan asam organic dan menghasilkan natriun eugenol bebas.
(Guenther, 1990)

Minyak daun cengkeh merupakan komoditi ekspor Indonesia yang memegang peranan
penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat produsen minyak daun cengkeh.
Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun (1-4%), batang (5-10%), maupun bunga (10-20%)
(Kardinan, 2005).
Minyak daun cengkeh yang dimurnikan dilakukan dengan cara ekstraksi. Penggunaan
ekstraksi cair-cair kontinyu dapat meminimalisir masalah yang timbul seperti pengocokan
berulang-ulang, terjadi kenaikan tekanan internal, dan emulsi dalam corong pemisah serta
kandungan pelarut yang lebih besar. Masalah tersebut muncul sebagai akibat penggunaan
ekstraksi cair-cair tak kontinyu (Nurhasnah, 2001).

Minyak dari cengkeh ini harganya akan mahal bila randemennya tinggi dalam artian
eugenol yang ada 80-90%. Kelimpahan komponen-komponen dalam minyak cengkeh
bergantung dari jenis, asal tanaman, metode isolasi dan metode analisa yang digunakan.
Minyak cengkeh diproses saat keadaan kering untuk teknik pengawetan setelah panen (Putri,
R, 2014).

Minyak atsiri yang diperoleh dari dari distilasi daun cengkeh tua atau guguran daun
cengkeh disebut minyak cengkeh (clove leaf oil). Kadar minyak cengkeh tergantung pada
jenis, umur dan tempat tumbuh tanaman cengkeh. Memiliki sifat sebagai stimulant, anestetik
lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan antispasmodik (Somaatmadja, 2001).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Corong pisah
2. Bakerglass
3. Erlenmeyer
4. Neraca analitik
5. Oven
6. Gelas ukur
7. Chamber dan tutup kaca
8. Pipa kapiler
9. Cawan porselen
10. Batang pengaduk
11. Plat KLT
12. Klem dan statif
13. Kertas penjenuh
14. pH universal

B. Bahan
1. Minyak cengkeh
2. Aquadest
3. Anisaldehyde
4. H2SO4
5. Methanol
6. Asam asetat glasial
7. Petroleum eter
8. N-heksan
9. Etil asetat
10. Silica gel GF 254
11. KOH
12. Toluen
IV. SKEMA KERJA
a. Isolasi dan identifikasi eugenol minyak cengkeh

Ambil 5 ml minyak atsiri, masukan dalam erlenmeyer. Tambahkan


KOH (  2 ml) sampai basa (dicek dengan pH universal), kocok
selama 5 menit.

Panaskan di atas penangas air selama 10 menit dan kocok kembali


selama 5 menit. Cek pH larutan jika sudah basa dinetralkan dengan
asam sulfat 1 N.

Dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambah toluene 5 ml. ambil


fase toluene.Ulangi sampai 3 kali. Uapkan sampai kering, lalu
timbang rendemen.

b. Identifikasi KLT

Siapkan chamber dan tutup kaca, kalibrasi terlebih dahulu


menggunakan aquadest. Diisi fase gerak n-heksan:etil asetat (7:3),
campuran n-heksan 7 ml dan etil asetat 3 ml

Sisipkan kertas penjenuh sebelum ditutup tunggu hingga fase gerak


terserap pada kerta spen jenuh (menjadi basah) hingga batas dekat
tutup chamber. Tujuannya untuk menghilangkan uap air atau gas lain
yang dapat menghalangi laju eluen
Siapkan plat alumunium silica gel GF 254 (fase diam), yang dibatasi
masing-masing 1 cm pada bagian atas dan bawah.

Totolkan hasil isolate eugenol dengan menggunakan pipa kapiler


pada bagian kiri plat dengan jarak dari tepi kiri 0,5 cm. Totolkan
baku pembanding (eugenol) pada bagian kanan plat menggunakan
pipa kapiler dengan jarak 0,5 cm dari tepi kanan . Amati dibawah
sinar UV pada Panjang gelombang 254 nm untuk mengetahui
totolan tampak atau tidak, jika belum tampak dapat diulang
penotolan pada bagian yang sama penotolan).

Plat lempeng KLT yang sudah ditotol dimasukan kedalam chamber


yang sudah jenuh dengan posisi tegak lurus. Dan biarkan fase gerak
terserap naik hingga batas atas pada plat yang telah ditandai

Ambil plat KLT yang sudah terbasahi dengan fase gerak, diamkan
sampai kering. Setelah kering, amati bawah sinar UV pada Panjang
gelombang 254 nm dan 366 nm, tandai dengan menggunakan pensil
pada bercak noda yang muncul.

Semprotkan pada plat KLT penampak bercak anisaldehyde-asam


sulfat. Panaskan pada oven dengan suhu 1000 C selama kurang
lebih 5 menit
V. RANGKAIAN ALAT

VI. DATA HASIL


a. Organoleptis
Bentuk = Cairan berwarna kuning
Rasa = pedas pekat
Warna = Kuning cerah
Bau = Memiliki bau khas wangi cengkeh

b. Isolasi dan identifikasi daun kemangi


bobotakhir
Randemen = x 100%
bobotawal
0,1408 gr
= x 100%
4,6944 gr
= 2,9%
c. Identifikasi KLT
a. Noda 1 : 2 cm
Jarakyangdigerakkanolehsenyawadarititikawal
Rf =
Jarakyangdigerakkanolehpelarut darititikawal
4
=
8
= 0,25

hRf = 100 x Rf
= 100 x 0,25
= 25

b. Noda 2 : 3,5 cm
Jarakyangdigerakkanolehsenyawadarititikawal
Rf =
Jarakyangdigerakkanolehpelarut darititikawal
3,5
=
8
= 0,44

hRf = 100 x Rf
= 100 x 0,44
= 44

c. Baku pembanding : 5 cm
Jarakyangdigerakkanolehsenyawadarititikawal
Rf =
Jarakyangdigerakkanolehpelarut darititikawal
5
=
8
= 0,63
hRf = 100 x Rf
= 100 x 0,63

= 63
VII. PEMBAHASAN

Praktikum isolasi eugenol dari minyak cengkeh ini bertujuan untuk mengisolasi
eugenol dalam minyak cengkeh. Eugenol pada praktikum ini didapat menggunakan metode
ekstrasi yaitu kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut menggunakan pelarut cair.

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengambil 5 mk minyak cengkeh


kemudian ditambahkan dengan KOH yang berguna untuk mengubah eugenol menjadi kalium
eugenolat. Reaksi antara minyak cengkeh dengan KOH adalah bersifat eksoterm karena pada
saat terjadi reaksi penggantian gugus H+ dengan K+ ada panas yang dilepaskan dari system
lingkungan. Hal itu ditunjukan dengan erlenmayer terasa hangat. Warna dari larutan adalah
kuning. Larutan eugenol ditambahkan KOH lagi dan dikocok selama 5 menit. KOH
digunakan karena ion K+ lebih kuat mengikat eugenolat. Penambahan KOH bertujuan agar
komponen eugenol dari minyak cengkeh dapat diisolasi. Kemudian dilanjutkan dengan
penambahan H2SO4 1 N yang berguna untuk mengikat kalium eugenolat menjadi eugenol
kembali yaitu dengan mensubstitusi gugus H+ pada kalium eugenolat sehingga eugenol dapat
diperoleh kembali. Hasil dari penambahan H2SO4 1 N adalah larutan akan menjadi netral
setelah dicek pHnya. Larutan diekstral dengan penambahan dietil eter 5 ml sebanyak 3 kali.
Ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali untuk memperoleh hasil ekstrak yang maksimal. Setelah
itu dipisahkan menggunakan corong pisah dan diambil fase atas. Lapisan bawah dikeluarkan
dari corong pisah untuk memisahkan dengan fase atas. Penambahan dietil eter untuk
menghasilkan garam eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan
dengan menggunakan penangas air, pemanasan ini bertujuan untuk menghilangkan eter pada
lapisan eugenol sehingga hasil yang didapat merupakan eugenol murni. Eugenol yang didapat
kemudian dihitung rendemennya. Hasil rendemen eugenol setelah dihitung 2,9% b/v.

Rendemen minyak cengkeh kemudian dilakukan pengujian dengan metode yang


umum dilakukan yaitu kromatografi lapis tipis (KLT). Dalam metode KLT terdapat fase
gerak dan fase diam. Fase gerak yang digunakan yaitu heksana : etil asetat sedangkan fase
diam yang digunakan adalah silica gel GF 254. Rendemen minyak cengkeh ditotolkan pada
plat KLT yang sudah diaktifkan. Diamati pergerakan sampai batas elusi. Hasil yang didapat
pada pengujian KLT ini dengan nilai Rf 0,25 (hRf 25) dan 0,44 (hRf 44). Warna bercaknya
yaitu violet. Karena nilai Rf noda 1 dan noda 2 hampir sama maka sampel mengandung
eugenol.

VIII. KESIMPULAN

Pada percobaan, eugenol dari minyak cengkeh dapat diisolasi dengan penambahan
larutan encer dari basa kuat seperti KOH. Hasil rendemen yang didapat adalah 2,9% b/v,
hasil dai Rf 0,25 (hRf 25) dan 0,44 (hRf 44). Dengan hasil yang telah didapat sampel minyak
atsiri (minyak cengkeh) mengandung eugenol.
IX. DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E. 1990.Minyak Atsiri. Jakarta: UI Press.

Kardiman, Agus. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Jakarta: Argo Media Pustaka.

Nurhasnah, S. 2001. Pemisahan Eugenol Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi
Fraksinasi.Skripsi.Jurusan Teknologi Industri Pangan Universitas Padjajaran Bandung.

Putri, R. L, Nur Hidayat, Nur Lailatul. 2014. Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun
Cengkeh dengan Reaktan Basa Kuat KOH dan Ba(OH)2 (Kajian Konsentrasi Reaktan).
Malang: Universitas Brawijaya. Jurnal Industria Vol 3 No. 1 hal 4-8.

Somaatmaja, D. 2001. Pengambilan Oleoresin Jahe Dengan Cara Ekstraksi Pelarut.Skripsi.


Jurusan Hasil Pertanian. IPB: Bogor.

Vogel, A. E. 1988. Text Book of Practical Organic Chemestry Longman Book Co, London,
pp 161-162.
X. LAMPIRAN

Proses pemurnian Penambahan KOH


dengan corong pisah

Setelah pemanasan Proses penotolan

Cek totolan pada sinar Plat KLT dalam


UV chamber
proses oven pada Hasil identifikasi KLT
suhu 1000C
(selama 5 menit)

Hasil rendemen buku Egon Stahl


eugenol minyak (untuk penampak
cengkeh bercak KLT)

Anda mungkin juga menyukai