Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH


Tentang
“Asuhan Keperawatan Psoriasis”

Oleh :
KELOMPOK 4
1. Avelia Rachmadila (181211381)
2. Bela sastra Amelia (181211384)
3. Fadhila Annisa Afnel (181211390)
4. Nora Indah Karnasih (181211400)
5. Rahmi Syarmillah (181211405)
6. Safira Tafani (181211408)
7. Trisman Aldinata (181211415)
8. Yelvi desriani (181211420)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ns. Lola Despita M.kep

SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MERCUBAKTI JAYA PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Medical Bedah tentang “Asuhan
Keperawatan Psoriasis” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Psoriasis”. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
diperbaiki.

Padang, 02 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Defenisi Anatomi Fisiologi.....................................................................................
B. Klasifikasi Etiologi dan Patofisiologi......................................................................
C. Manifestasi Klinis....................................................................................................
D. Komplikasi Pemeriksaan.........................................................................................
E. Penunjang Penatalaksanaan.....................................................................................
BAB III...............................................................................................................................
A. Pengkajian Askep Teoritis.......................................................................................
B. Diagnosa Keperawaran dan intervensi Keperawatan..............................................
C. Implentasi keperawatan dan Evaluasi keperawatan................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psoriasis adalah penyakit peradangan (bukan infeksi) pada kulit. Terlihat
sepertibercak merah dan bersisik. Sisik itu lumayan tebal, dan kadang-kadang rontok
sendiri. Biladigaruk, bercaknya menjadi seperti bekas kerikan lilin sehingga kerap
disebut bercak lilin.Psoriasis biasanya muncul di tempat-tempat yang sering tertekan
seperti lutut, atau siku.Sekitar 10–30% penderita psoriasis juga mengalami radang
sendi. Biasanya, psoriasismuncul pada usia dewasa dan pada sepertiga kasus memang
faktor keturunanlah yangberperan. Tapi, penyebab pasti psoriasis sendiri sampai
sekarang belum jelas. Didugapenyakit ini ada kaitannya dengan autoimun, yaitu
terganggunya sistem imun tubuh olehberagam hal, termasuk akibat beragam infeksi.
Psoriasis merupakan penyakit kronis dan mudah kambuh. Artinya,
berlangsungsepanjang hidup dan sampai saat ini belum ada pengobatan pastinya.
Pengobatan yangmungkin berhasil baik pada seorang pasien belum tentu memberikan
hasil serupa pada pasienyang lain. Penanganan sangat tergantung dari berat ringannya
gejala. Satu dari sepuluh pasien psoriasis mengalaminya di usia kanak-kanak.
Psoriasis yang diperoleh di masa ini cenderungmenyebar ke seluruh tubuh dan selalu
muncul kembali meski sempat menghilang. Pasien biasanya diberi obat untuk
mengurangi rasa gatal.
Di lain pihak, tidak jarang pasien mengalami tekanan psikologis, merasa
rendah diri, dan frustrasi. Makanya, penting sekali untuk menerangkan pada anak
bahwa psoriasis sama saja dengan penyakit lain. Penyakit bukan alasan untuk
kehilangan rasa percaya diri.Si kecil pasti bisa mengatasi aspek psikologisnya,
apalagi jika Anda sering berdiskusi dengannya.Dan siapa tahu, dalam waktu yang
tidak terlalu lama, ada penemuan baru yang akan sangat
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psoriasis?
2. Bagaimana anatomi fisiologinyapsoriasis?
3. Apa etiologipsoriasis?
4. Bagaimana patofisiologipsoriasis?
5. Bagaimana manifestasi klinis psoriasis?
6. Apa komplikasipsoriasis?
7. Apa pemeriksaan penunjangpsoriasis?
8. Bagaimana penatalaksanaanpsoriasis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien psoriasis?
C. Tujuan
1. Dengan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu memahami tentang
AsuhanKeperawatan Psoriasis.
2. Tujuan Khusus
Dengan makalah ini di harapkan pembaca khususnya mahasiswa mampu
memahamitentang Definisi, Etiologi, Manisfestasi klinik, Patofosiologi,
Kompikasi,Penatalaksanaan Psoriasis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit
dimana produsksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan kurang lebih 6 hingga 9
kali lebih besar dari pada kecepatan yang normal. ( Brunner & Suddrath, 2002 ).
Psoriasis adalah suatu dermatosis yang kronik residif dengan gambaran klinis
yang khas yaitu adanya macula eritamatosa yang berbentuk bulat atau tebal lonjong
dengan diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih
mengkilat. ( Kapita selekta, 2001 ).

B. Etiologi
secara pasti belum dapat diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu :
1. genetik/ herediter
penyekit ini diturunkan melalui seuatu gen yang dominan.
2. defek pada epidermis
ditemukan adanya peningkatan dari ribonuclease dan penurunan dari
deoxyribonuklease pada sel-sel epidermis.
3. defek enzim pada kulit.
pada epidermis yang normal prpes keratiniasi berlangsung dalam 24
hari, sedangkan pada psoriasis proses tersebut berlangsung dalam 3-4
hari.
4. hormonal
hal ini terlihat terutama pada wanita tetapi belum jelas hubungannya.
pada wanita insidens psoriasis meningkat pada masa pubertas dari
pada masa klimaterium.
5. tekanan mental terutama pada orang dewasa.
6. infeksi.
infeksi merupakan faktor pencetus dan faktor yang memperberat
timbulnya psoriasis, biasanya infeksi akut seperti tonsillitis. pada
anak-anak serung ditemukan psoriasis yang timbul 2 minggu setelah
tonsillitis.
7. pada bangsa-bangsa yang sering terkena sinar matahari jarang terkena
psoriasis.
C. Patofisiologi.

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tamabahan.


Dimulai dengan makula dan papel eritematosa dengan ukuran mencapai
lentikular numular yang menyebar secara sentrifugal. Akibat penyebaran yang
seperti ini dijumpai beberapa bentuk psoriasis. Bentuk titik (psoriasis
pungtata), bentuk tetes-tetes (psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis
numular), psoriasis folikularis atau psoriasis universalis (pada seluruh tubuh.

D. Manifestasi klinik

Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah benjol pada kulit yang


ditutupi oleh sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk
karena penumpukan kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan
pertumbuhn serta pergantian sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut
dikerok, maka terlihat dasar lesi yang berwarna merah gelap dengan titik-titik
perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basa dan bisa terasa gatal atau tidak gatal.
Lesi dapat tetap berukuran kecil sehingga terbentuk psoriasis gutata.
Biasanya lesi melebar secara perlahan-lahan, tetapi setelah beberapa bulan
kemudian, lesi-lesi tersebut akan menyatu sehingga terbentuk bercak irreguler
yang lebar. Psoriasis dapat menimbulkan permasalahan mulai dari masalah
kosmetika yang mengganggu hingga keadaan yang menimbulkan cacat dan
ketidak mampuan fisik
Tempat-tempat tertentu pada tubuh cenderung terkena kelainan ini.
Termpat-tempat tersebut mencakup kulit kepala, daerah sekitar siku serta
lutut, punggung bagian bawah dan genitalia. Psoriasis juga dapat ditemukan
pada permukaan ekstensor lengan dan tungkai, daerah disekitar sakrum serta
lipatan intergluteal. Distribusi simetri bilateral merupakan ciri khas psoriasis.
Pada kurang lebih seperempat hingga separuh dari pasien-pasien, kelainan
tersebut mengenai kuku yang menyebabkan terjadinya pitting, perubahan
warna kuku serta penggumpalan pada ujung bebas dan pemisahan lempeng
kuku. Kalau psoriasis terjadi pada telapak kaki dan tangan keadaan ini bisa
menimbulkan lesi pustuler.

E. Bentuk Klinis
Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis :
1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini paling lazim terdapat karena itu disebut vulgaris.
Dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak.
2. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya
mendadak dan desimata, umumnya setelah infeksi stafilokokus
edisaluran nafas bagian atas sehabis influensa atau mosbili, terutama
pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbul infeksi yang
lain, baik bakterial maupun viral.
3. Psoriasis Infeksa (Psoriasis fleksural).
Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah
fleksus sesuai dengan namanya.
4. Psoriasis exudativa
Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis
kering, tetapi pada bentuk ini kelainanya membasa seperti dermatitis
akut.
5. Psoriasis seboroik ( Seboroyasis)
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan
antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering
menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selai berlokasi pada tempat
yang lazim juga pada tempat seboroik.
6. Psoriasis pustulosa
Ada dua pendapat mengenai psoriasis pustulosa :
Pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri; kedua dianggap
sebagai varian psoriasis. Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa
bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa pulmo plantar (barber)
dan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa gen akut.

7. Eritroderma psoriatik
Dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat
atau oleh penyakit sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuamar yang
tebal dan menyeluruh. Ada kalanya lesi psorisis masih tampak samar-
samar yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih tinggi.

F. Komplikasi
1. Eritroderma
Beberapa psoriasis dapat berubah menjadi eritroderma. Hal ini
disebabkan oleh :
a. Tekanan mental
b. Obat-obatan diantaranya pemakaian obat-obat kuinidin (derivat dari
kinina)
c. Terapi berlebihan.
Pemakaian preparat terapi yang berlebihan misal konsentrasi
yang lebih dari 20 %.
d. Fokal infeksi
Umumnya kalau terjadi komplikasi eritroderma prognosisnya
kurang baik dan sering sukar disembuhkan meskipun telah diberi
bermacam-macam pengobatan termasuk kortikosteroid.
2. Artritis
Dapat monoartritis maupun poliartritis dan dapat menyerang sendi
kecil dan sendi besar. Pada kedaan ini perlu di DD/ dengan artritis rematoid.
.
G. Penatalaksanaan.
Karena penyebab psoriasis belum diketahui dengan pasti, maka belum
ada obat pilihan psoriasis sebaiknya diobati secara topikal, jika hasilnya tidak
memuaskan baru dipertimbangkan pengobatan sistemik, karena efek sampimg
pengobatan sistemik lebih banyak.
1. Terapi topikal
Ada beberapa obat yang dapat dianggap sebagai anti psoriasis yaitu :
a) Ada 3 macam preparat ter yaitu :
a. Ter dari kayu : oleum cadini, pix liquid, oleum nisci
b. Ter batu bara : liantral, liquor carbonis detergent
c. Ter fosil : Ictiol
Yang dipakai untuk pengobatan psoriasis adalah preparat ter dari kayu
dan batu bara. Preparat ter dari batu bara efeknya lebih kuat dari 0ada ter dari
kayu tetapi daya erosi terhadap kulit lebih besar. Jadi untuk psoriasis yang
kronik dipakai preparat ter dari batu bara, sedang kasus baru dipakai preparat
ter dari kayu. Efek dari preparat ter adalah anti gatal, keratolitik, vasokostriksi
dan menaikkan ambang ransang.
b) Mercury praecipitatum album
Preparat ini mengandung Hg yang dapat menimbulkan dermatitis
kontak dan bila dipakai terlalu banyak dan terlalu lama terjadi kelainanan
ginjal (Nefritis). Pada terapi topikal biasanya obat-obat tersebut diatas
digunakan dalam kombinasi. Disamping itu perlu pula dikombinasi dengan
Asam salisilat untuk memperkuat daya kerja pemakaian obat ini sebaiknya
sesudah mandi.
Bila lesi generalisata atau universal pemakaian obat tersebut dapat
secara parsial, misalnya hari I yang diobati muka dan ekstremitas atas, hari II
badan, hari III ekstremitas bawah, hari IV muka dan ekstremitas, dan
seterusny
Disamping itu harus diperiksa kadar protein urin tiap minggu. Hal ini
juga perlu dilakukan pada pemakaian pada pemakaian obat-obat tersebut
jangka panjang. Bila terjadi komplikasi eritroderma, pengobatan dan preparat
ter harus dihentikan kemudian diberi prednison tablet 3 x 10 mg/hari. Untuk
melunakkan kulit dan menghilangkan squama dapat diberikan lanolin 5 (10%)
dan vaselin ad 50.
2. Terapi sistemik
Bisanya diberikan :
a) Kortikosteroid
Kortikosteroid hanya digunakan pada eritroderma psoriasis
eritrodermik dan psoriasis pustulosa generalisata. Dosis
permulaan 40-60 mg prednison sehari. Jika telah sembuh
dosis diturunkan perlahan –lahan
b) Obat sitostatik yang biasanya digunakan adalah metotreksat.
Indikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis
artritis dengan lesi kulit, dan eritroderma karena psoriasis yang
sukar terkontrol dengan obat standar. Kontraindikasinya ialah
jika terdapat kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoetik,
kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya Tuberkulosis),
ulkus pepetikum, kolitis ulserosa dan psikosis.
c) Levodova Levodova sebenarnya dipakai untuk penyakit
parkinson. Diantaranya penderita parkinson sekaligus juga
menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya dengan
pengobatan levodova. Efek samping yaitu muntah, mual,
anoreksia, hipotensi, gangguan psikik dan pada jantung.
d) DDS DDS (Diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan
psoriasis pustulosa tipe barber dengan dosis 2 x 1000 mg
sehari. Efek samping yaitu anemia hemolitik,
methemoglobinemia, dan agranulositosis.
e) Etretinat (tegison, tigason) Obat ini merupakan retinoid
aromatik, digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan
dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. Dapat pula
digunakan untuk eritroderma psoriatik. Cara kerjanya belum
diketahui pasti. Pda psoriasis oba tersebut mengurangi
proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.
Efek sampingnya sangat banyak diantaranya; pada kulit
(menipis), selaput lendir pada mulut, mata dan hidung kering,
peningkatan lipid darah, gangguan fungsi hepar, hiperostosis
dan teratogenik.
SiklospurinEfeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kg BB sehari.
Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya
setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien : Biasanya berisi nama, alamat, dan tanggal lahir klien

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Biasanya nyeri pada daerah kulit, Kondisi fisik yang lemah, adanya seperti
sisik pada kulit, muntah-muntah, dan nafsu makan menurun
b. Riwayat Penyakit dahulu
Biasanya Ada tidak nya penyakit lain pada masa lalu yang mempengaruhi
kondisi pasien.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya Penyakit ini juga disebabkan oleh keluarga yang mengidap penyakit
kulit.

2. Pola Kebiasan

a. Pola Nutrisi : Biasanya Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu :


berminyak dan pedas, napsu makan menurun, jenis makanan yang disukai,
muntah-muntah, turgor kulit buruk, perubahan warna kulit terdapat bercak-
bercak dan penurunan berat badan.
b. Pola Eliminasi : Biasanya Pasien sering berkeringat dan tanyakan pola
berkemih .
c. Pola Istirahat : Biasanya Kebutuhan istirahat atau tidur pasien kesulitan tidur
pada malam hari karena stress dan mimpi buruk.
d. Pola Aktivitas : Biasanya Hampir seluruh aktivitas sehari-hari terganggu,
kelemahan umum,, toleransi terhadap aktivitas rendah, mudah berkeringat saat
melakukan aktivitas ringan, adanya perubahan pola napas saat melakukan
aktivitas.
e. Personal Hygiene : Biasanya Pasien masih mampu melakukan personal
hygienenya, namun harus ada bantuan dari orang lain.
f. Riwayat Psikologis : Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas, selain itu
dapat juga terjadi ganggguan konsep diri body image, psikologis ini dapat
muncul pada pasien yang masih dalam perawatan dirumah sakit.
g. Riwayat Spiritual : Biasanya Perubahan dalam diri pasien dalam melakukan
ibadah.
h. Riwayat Sosial : Biasanya Adanya perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran, hidup sendiri atau berkeluarga, dan frekuensi interaksi
berkurang.

i. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat


kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai
secara berurutan.

1) Keadaan Umum

Biasanya mengalami penurunan kesadaran, serta tanda – tanda vital


seperti tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan
karena proses metastasis kanker yang mempengaruhi system tubuh dan
pada suhu mengalami peningkatan karena sebagai tanda inflamasi.

2) Tingkat Kesadaran

Biasanya pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien berkisar pada


tingkat letargi (somnolen), stupor (sopor), dan semikomatosa (semi-
coma).

3) Tanda-Tanda Vital

Tanda – tanda vital seperti tekanan darah, nadi, respirasi cenderung


mengalami penurunan sehingga mempengaruhi system tubuh.

4) Kepala dan Rambut

Biasanya kepala dan rambut juga bisa terdapat benjolan karena dikepala
juga terdapat kulit.

5) Mata

Biasanya mata klien tampak simetris, mata tampak bersih, konjungtiva


tidak anemis, pupil isokor, reflek cahaya mata kanan (+), mata kiri (reflek
cahaya lama dan menurun), tidak tampak ada pembengkakan, luka/lesi.

6) Hidung
Biasanya hidung tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat perdarahan
dan pembengkakan, polip hidung tidak ada.

7) Telinga

Biasanya simetris kanan dan kiri, perdarahan tidak ada dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.

8) Mulut

Biasanya mulut tampak simetris, dapat berbicara normal dan baik.

9) Leher

Biasanya leher tampak simetris, terdapat pembengkakan namun bukan


kelenjer tiroid.

10) Pemeriksaan Integument

Biasanya pada pemeriksaan integument didapatkan sesuai tanda dan gejala


kulit yang telah disebutkan.

11) Genetalia

Biasanya genetalia bersih, tidak ada kelainan, tidak ada perdarahan.

12) Ekstremitas

Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa nyeri


ekstremitas ditemukan.

j. Inspeksi : Biasanya dilakukan Pengamatan lokasi pada area kulit pasien

k. Palpasi : Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan perabaan, penolakan otot


oleh sentuhan kita adalah nyeri tekan, lepas dan sampai batas mana daerah
yang sakit

l. Perkusi : Perkusi biasanya jarang dilakukan pada kasus psoriasis


m. Auskultasi : Biasanya Pemeriksaan dengan cara mendengarkan gerakan udara
melalui struktur berongga atau cairan yang mengakibatkan struktur solit
bergerak.

B. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubuhan sirkulasi
4. Gangguan cita tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
5. Resiko infeksi dibuktikan dengan supresi respon inflamasi

C. INTERVERENSI
NO SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan rasa nyaman Status Kenyamanan Kompres Panas
berhubungan dengan gejala Kriteria Hasil : aktivitas :
penyakit - keluhan tidak nyaman Observasi
meningkat - identifikasi kontraindikasi
- gelisah menurun kompres panas
- gatal menurun - identifikasi kondisi kulit
-pola tidur membaik yang akan dilakukan
-leelah menurun kompres panas
-merintih menurun -monitor iritasi kulit atau
kerusakan jarinagn selama 5
menit

Teraupetik
-pilih lokasi kompres
-balut alat kompres panas
denagn kain peindung
-lakukan kompres panas pada
daerah cedera

Edukasi
-jelaskan prosedur
penggunaan kompres panas
-ajarkan cara menghindari
kerusakan jarinagn akibat
panas

2. Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri


dengan agen pencedera Kriteria Hasil : Aktivitas :
fisiologis -keluhan nyeri menurun - identifikasi lokasi ,
-meringis menurun karakteristik, durasi,
-gelisah menurun frekuensi, kualitas, integritas
-kesulitan tidur menurun nyeri
-frekuensi nadi membaik - identifikasi skala nyeri
- identifikasi respon nyeri
non verbal

Teraupetik
-berikan teknik farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS,hipnosis,akupres
ur,terapi musik ddl)
-fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- jelaskan penyebab,periode
dan pemicu nyeri
-jelaskan strategi pereda
nyeri
-anjurkan menggunaann
analgetik jika perlu

Kolaborasi
-pemberian analgetik jika
perlu

3. Gangguan integritas Integritas Kulit/Jaringan Perawatan Integritas Kulit


kulit/jaringan berhubungan Kriteria Hasil : Aktivitas :
dengan perubuhan sirkulasi -kerusakan jaringan Observasi
menurun - identifikasi penyebab
-kerusakan lapisan kulit gangguan integritas kulit
menurun
- tekstur membaik Teraupetik
- nyeri menurun -ubah posisi tiap 2 jam jika
-suhu kulit membaik tirah baring
-lakukan pemijatan pada
daerah yang menonjol tulang
- Hindari produk berbahaya
dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi
-anjurkan menggunakan
pelembab (mis.lotion,serum)
-anjurkan minum air yang
cukup
-anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Gangguan cita tubuh Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh
berhubungan dengan Kriteria Hasil : Aktivitas
perubahan fungsi tubuh - melihat bagian tubuh Observasi
membaik - identifikasi harapan citra
- menyentuh bagian tubuh tubuh berdasarkan tahap
membaik perkembangan
- menyembunyikan bagian - identifikasi perubahan citra
tubuh berlebihan menurun tubuh yang mengakibatkan
- hubungan sosial membaik isolasi sosial
- monitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh yang
berubah
Teraupetik
-diskusikan perubahan tubuh
dan fungsinya
-diskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra
tubuh
-diskusikan cara
mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
Edukasi
-jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
-anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
-latih fungsi tubuh yang di
milki

5. Resiko infeksi dibuktikan Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi


dengan supresi respon Kriteria Hasil : Aktivitas
inflamasi - kemerahan menurun Observasi
- nyeri menurun - monitor tanda dan gejala
- bengkak menurun infeksi lokal dan sistemik
-kadar sel darah putih
membaik Teraupetik
-batasi jumlah pengungjung
-nerikan perawatan kulit pada
area edema
-cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak pasien dan
lingkungan pasien
-pertahankan teknik aseptik
pada pasien berisiko tinggi

Edukasi
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencucui
tangan dengan benar
-ajarkan meningkatkan
asupan nutrisi
-ajarkan meningkatkan
asupan cairan

Kolaborasi
-pemberian imunisasi jika
perlu

D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan
ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping.

E. Evaluasi
Klien harus mampu menangani manifestasi penyakit dan
mengkonsumsi obat dengan tepat. Klien juga harus melanjutkan kontrol
sehingga dapat dilakukan manfaat terapi medis dapat di kaji.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran histopatologisnya, dapat disimpulkan bahwa di dalam
lesi psoriasis terjadi tiga proses yang utama, antara lain hiperproliferasi dan
diferensiasi yang abnormal dari keratinosit, inflamasi, dan angiogenesis. Sistem
imun dianggap yang paling bertanggung jawab terhadap ketiga proses tersebut.
Oleh sebab itu, penelitian akhir-akhir ini dilakukan untuk melihat bagaimana
sistem imun teraktivasi dalam psoriasis dan bagaimana cara mencegahnya, selain
penelitian di bidang molekuler (genetik). Adanya pengetahuan mengenai
perubahan-perubahan patologis yang teIjadi pada kulit penderita psoriasis sangat
penting, sebab akan membantu kita dalam menegakkan diagnosis dan
memberikan pengobatan yang sesuai, sehingga pengobatan yang dipilih dapat
memberikan hasil seperti yang diharapkan.

B. Saran
Untuk mencegah kekambuhan pada seseorang yang pemah menderita
psoriasis, maka orang tersebut harus terhindar dari faktor-faktor presipitasi,
seperti trauma pada kulit, litium, obat antimalaria, beta blocker, ACE-inhibitor,
infeksi streptokokkus, stres, dU. ~ Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menemukan patogenesis yang pasti dari psoriasis agar dapat ditemukan suatu
terapi yang benar-benar dapat menyembuhkan psoriasis. Sebab, walaupun tidak
mematikan, psoriasis merupakan penyakit yang sangat menurunkan kualitas hidup
penderitanya.

DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai