Anda di halaman 1dari 16

Makalah

“PROSES PENGGUNAAN ALAT PELLINDUNG DIRI”

DISUSUN OLEH :
AZIZAH WIDYARAHAYU

A.20.12.010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PANRITA HUSADA

TAHUN AJARAN 2021/2022


Daftar Isi
Halaman Judul

Daftar Isi................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................. 3

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1. Cara Mencuci tangan dengan baik dan benar .......................................... 5
2. Cara memakai Masker yang baik dan benar ............................................ 5
3. Cara memakai Hanskun yang baik Steril&Non Steril ............................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
1. Untuk mengetahui cara mencuci tangan dengan baik dan benar............. 5
2. Agar dapat mengaplikasikan cara menggunakan masker dengan baik dan
benar. ....................................................................................................... 5
3. Untuk mengetahui cara menggunakan Hanskun dengan baik. Dan dapat
membedakan Hanskun Steril dan Non steril ........................................... 5

Bab 2 Pembahasan .................................................................................................. 6

1. Cara mencuci tangan dengan Baik dan Benar ............................................... 6


2. Cara memakai Masker yang baik dan benar .................................................. 7
3. Cara memakai Hanskun yang baik Steril &Non steril .................................. 10

Bab 3 Penutup .......................................................................................................... 12

 Kesimpulan .................................................................................................... 12
 Saran .............................................................................................................. 12

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 13

1
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Proses Penggunaan alat
pelindung diri" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keselamatan &
Keselamatan Kerja dlm Kep (K3) . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang bagaimana kita memahami bagaimana proses penggunaan alat
pelindung diri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu A. Nurlela Amin, S.Kep,Ns,


M.Kes. selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Keselamatan & Keselamatan Kerja dlm
Kep (K3). Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini .

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bulukumba , 16 September 2021

Penulis

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat
selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut
membuat perawat beresiko terkena Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs
merupakan infeksi yang terjadi selama dalam proses asuhan keperawatan ataupun
selama bekerja di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (WHO,
2009). Pekerjaan yang dilakukan perawat mempunyai potensi yang tinggi dalam
penyebaran infeksi, seperti pembersihan cairan tubuh, injeksi/pengambilan darah,
pemasangan kateter, perawatan luka dan lain-lain. Apabila tindakan tersebut tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan berpotensi menularkan
penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan
(Nursalam, 2011; Akib et al, 2008). Prevalensi HAIs di negara-negara berkembang
berkisar antara 5,7-19,1%, sementara di negara-negara berkembang berkisar antara 3,5-
12% (WHO, 2014). Sedangkan prevalensi kejadian HAIs di Indonesia sebesar 7,1%
(Wikansari, Hestiningsih & Raharjo, 2012).

Data International Labour Organization (ILO) tahun 2012 mencatat angka


Penyakit Akibat Kerja (PAK) secara global menurut data WHO dari 35 juta pekerja
kesehatan, 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan virus HBV; 0,9 juta terpajan
virus HBC; dan 170,000 terpajan virus HIV/AIDS. Data di USA per tahun 5000 petugas
kesehatan terinfeksi Hepatitis B, 47 positif HIV (KEMENKES, 2010). Selain itu,
berdasarkan data yang dilaporkan WHO (2002), setiap tahunnya diperkirakan sekitar 3
juta kasus tertusuk jarum atau perlukaan lain oleh benda tajam yang terkontaminasi
pada tenaga kesehatan diseluruh dunia. Penggunaan APD merupakan bagian dari usaha
perawat dalam menciptakan lingkungan yang terhindar dari infeksi dan sebagai upaya
perlindungan diri serta pasien terhadap penularan penyakit (Potter & Perry, 2005).
Penggunaan APD salah satu program Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) yang
termasuk dalam kewaspadaan isolasi yang disusun oleh Centers for Disease Control and

3
Prevention (CDC). Kewaspadaan isolasi dibagi menjadi 2 pilar yaitu Kewaspadaan
Standar (Standard/Universal Precautions) dan kewaspadaan berdasarkan cara transmisi
(Transmission based Precautions. Kewaspadaan standar yaitu pencegahan dan
pengendalian infeksi diterapkan kepada semua pasien yang berprinsip bahwa darah dan
cairan tubuh pasien berpotensi menularkan penyakit. Sedangkan, kewaspadaan
berdasarkan transmisi merupakan tambahan untuk kewaspadaan standar yaitu tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan setelah jenis infeksi sudah
diketahui (Akib et al, 2008; Nursalam, 2007). Kewaspadaan berdasarkan transmisi ini
diterapkan kepada pasien yang memang sudah terinfeksi kuman tertentu yang bisa
ditransmisikan melalui kontak, udara, dan droplet. Penggunaan APD akan disesuaikan
dengan transmisi yang mungkin terjadi, penggunaan APD yang tidak sesuai dengan
transmisi, kemungkinan dapat akan menyebabkan penyebaran infeksi tersebut. Misalnya
saat pemeriksaan fisik yang tidak ada kontak dengan darah atau cairan pasien
menggunakan sarung tangan lalu perawat akan melakukan tindakan kepada pasien lain,
apabila perawat tidak mengganti sarung tangan akan menyebakan perpindahan
mikroorganisme dari pasien ke pasien lain dan apabila perawat selalu mengganti sarung
tangan setiap tindakan yang tidak ada kemungkinan kontak dengan darah atau cairan
pasien akan terjadi pemborosan sarung tangan sedangkan kontaminasi yang mungkin
terjadi dapat dicegah dengan melakukan cuci tangan dengan benar (WHO, 2009).
Penggunaan alat pelindung diri pada perawat masih dikategorikan kurang dalam
pelaksanaan atau penerapannya. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukakan
Siburian (2012) menunjukkan bahwa sikap perawat dalam penggunaan APD masih
kurang, ditujukkan dengan sikap positif sebanyak 46.70% dan sikap negatif sebanyak
53.30%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) menunjukkan perilaku


penggunaan APD perawat tidak signifikan antara perilaku yang baik dan kurang baik
dalam menggunakan APD. Hasilnya responden yang memiliki perilaku penggunaan
APD yang baik berjumlah 40 (47,6%), sedangkan responden yang memiliki perilaku
penggunaan APD yang kurang baik berjumlah 44 (52,4%). Studi pendahuluan yang
dilakukan di Bangsal Ar-Royan RS PKU Muhammadiyah Gamping pada tanggal 16
Desember 2015, dari 29 tindakan yang dilakukan terdapat 19 tindakan yang tidak tepat
dalam penggunaan APD.

4
Tindakan yang tidak tepat yaitu perawat menggunakan sarung tangan saat
mengangkat telepon, menggunakan masker saat memberikan injeksi dan masker tidak
dilepas saat di ruang perawat, serta terdapat perawat yang tidak mencuci tangan
sebelum atau sesudah menggunakan sarung tangan. Serta dari hasil wawancara dengan
Kepala Bangsal Ar-Royan meskipun perawat sudah mengetahui peraturan penggunaan
APD dengan tepat, masih terdapat perawat yang tidak melaksanakan sesuai dengan
peraturan. Maka dari itu peneliti bermaksud melakukan melihat tentang ketepatan dan
kepatuhan penggunaan APD perawat pada bangsal tersebut. Ketepatan penggunaan
APD perawat yang dimaksud adalah tepat dan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai
dengan tindakan yang akan dilakukan, karena terdapat tindakan yang tidak perlu
menggunakan APD misalnya sarung tangan, cukup dengan melakukan hand hygiene
dapat mencegah dan melindungi perawat dari perpindahan mikroorganisme berbahaya
dari pasien dan potensi penyebaran berikutnya kepada pasien dan petugas kesehatan lain
(Rohani & Setio, 2010). Sedangkan Kepatuhan penggunaan APD perawat berkaitan
dengan sikap perawat dalam penggunaan APD, dari data diatas menunjukkan bahwa
sikap perawat masih negatif atau kurang baik dalam penggunaan APD. Karena
kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur,
dan disiplin (Pranoto, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar?
2. Jelaskan cara memakai masker dengan baik dan benar!
3. Jelaskan cara menggunakan hanskun yang baik steril & non steril!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mencci tangan dengan baik dan benar.
2. Agar dapat mengaplikasikan cara memakai masker dengan baik dan
benar.
3. Untuk mengetahui cara menggunakan hanskun dengan baik. Dan dapat
membedakan steril dan non steril.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Cara mencuci Tangan dengan baik dan benar

Kapan terakhir kali Anda berpikir tentang bagaimana Anda mencuci tangan Anda?
Anda telah melakukannya seumur hidup Anda – namun apakah Anda telah
melakukannya dengan tepat?

Di poin ini Anda akan berpikir, ‘Bagaimana mungkin saya mencuci tangan dengan
cara yang salah?’Apakah Anda tahu bahwa untuk mencuci tangan secara menyeluruh,
Anda perlu waktu sekitar 40 detik hingga satu menit, atau kira-kira selama
menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ dua kali, agar benar-benar bersih? Anda
mungkin ingin menyanyikannya keras-keras, namun ini adalah pengingat yang
bermanfaat bagi Anda untuk mengambil waktu yang Anda perlukan untuk mencuci
tangan Anda! Tidaklah semudah membasahi tangan, mengoleskan pencuci tangan,
menggosok dengan cepat dan membilasnya kembali.

Kebersihan tangan yang baik bisa secara signifikan mengurangi penyebaran bakteri
dan kuman berbahaya lainnya yang bisa menyebabkan diare, muntah dan infeksi
berbahaya lainnya. Ikuti 8 langkah berikut ini untuk menyempurnakan teknik mencuci
tangan anda.

Langkah-Langkah Mencuci Tangan

 Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih dan hangat


 Pakai sejumlah kecil sabun
 Gosok telapak tangan bersamaan, jauh dari air
 Gosok jemari dan jempol dan kulit di sela-sela
 Bersihkan telapak tangan Anda dengan kuku Anda
 Gosok bagian belakang setiap tangan

6
 Cuci dengan air bersih mengalir
 Keringkan dengan handuk atau tisu yang bersih
 Dengan banyak hal terjadi, mudah untuk lupa mencuci tangan. Mari coba
membuatnya rutin dan menjadi kebiasan sehari-hari. Tinggalkan catatan untuk
diri sendiri, gambar pada tangan anda, buat peringatan di ponsel Anda, atau
tuliskan ini di daftar hingga Anda tidak lagi perlu diingatkan untuk
membersihkan tangan Anda menggunakan langkah yang digariskan di atas.

Kebersihan tangan saat berpergian

Tentu saja Anda tidak selalu memiliki sabun dan air ketika bepergian. Tapi
kurangnya akses terhadap sabun dan air seharusnya tidak menghambat Anda untuk
mendapatkan tangan yang higienis. Anda bisa menggunakan cairan pembersih tangan
bebas alkohol. Oleskan sebesar seukuran koin ke telapak tangan Anda dan pijatkan ke
kedua tangan hingga cairan menghilang.

7
Ini terutama berguna sesaat sebelum makan, juga saat Anda berada di tempat
ramai seperti toko, taman dan transportasi umum. Tetapi ingat, Anda masih harus
mencuci tangan Anda jika mereka terlihat kotor. Penggunaan pembersih tangan untuk
anak-anak harus dilakukan di bawah pengawasan orang tua.

2. Cara memakai Masker yang baik dan benar

Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, menghirup polusi udara bisa menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan. Nah, memakai masker hidung bisa menjadi cara
yang cukup ampuh untuk melindungi diri. Masker hidung juga bisa membantu
mencegah penularan kuman penyebab penyakit, terutama di tengah pandemi COVID-19
saat ini. Sayangnya, banyak orang yang masih suka keliru saat menggunakan masker
ini. Jadi, bagaimana cara memakai masker yang benar?

Siapa saja yang sebaiknya memakai masker?

Setiap orang yang berisiko tinggi terpapar debu jalanan saat beraktivitas di luar
ruangan sangat disarankan untuk memakai masker hidung, termasuk juga saat
berkendara dengan transportasi umum.

Hal tersebut tak hanya penting untuk menjaga kebersihan diri dan menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), tetapi juga mencegah penularan penyakit
yang bisa terjadi lewat udara.

Selain itu, masker hidung juga wajib dipakai oleh kelompok berikut.

8
 Orang-orang yang sedang sakit infeksi pernapasan (flu, pneumonia, bronkitis,
TBC, COVID-19, dan lainnya)
 Orang yang merawat pasien dengan infeksi pernapasan.
 Orang yang mengunjungi klinik atau rumah sakit, termasuk dokter dan perawat
yang bekerja di sana.
 Pekerja yang menangani makanan.
Masker ini mampu mencegah Anda menyebarkan tetesan liur atau ingus yang
mungkin saja mengandung kuman.Tak hanya itu, masker wajah dapat melindungi Anda
dari percikan cairan tubuh orang lain ketika batuk dan bersin.

Masker kain

Masker ini terbuat dari kain yang dijahit secara rapat, namun Anda tetap bisa
bernapas dengan lega.Saat memilih masker kain, pastikan Anda mengarahkan masker
ke cahaya. Jika cahaya berhasil tembus melalui kain, itu artinya masker tersebut kurang
aman.Masker kain cocok digunakan di dalam dan luar ruangan. Untuk perlindungan
ekstra, Anda bisa mencoba cara memakai masker kain dan masker sekali pakai secara
bersamaan.

Masker sekali pakai (masker medis)

Masker ini sangat mudah ditemukan di mana saja. Biasanya, masker medis
sekali pakai memiliki kawat di bagian hidung agar risiko kebocoran saat memakai
masker semakin kecil.Dalam memilih masker sekali pakai, hindari memakai masker
yang terlalu longgar. Anda juga tidak boleh memakai masker ini jika sudah basah atau
kotor.

Meski kelihatannya mudah, cara memakai masker penutup hidung dan mulut
tidak boleh sembarangan.Cara memakai yang keliru bisa meningkatkan risiko
kemungkinan terjadinya masalah, seperti kebocoran atau masuknya bakteri, virus,
hingga droplet cairan melalui sisi masker.

9
Berikut panduan cara memakai masker hidung alias alias masker bedah yang
benar.

 Pastikan bahwa ukuran masker pas dengan wajah Anda, tidak kebesaran atau
kekecilan.
 Selalu cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer sebelum
menyentuh masker dan memasangnya.
 Cari sisi luar masker. Jika masker Anda memiliki dua warna berbeda (umumnya
hijau dan putih), sisi luar masker adalah yang berwarna hijau. Jadi, sisi putihlah
yang menempel langsung dengan kulit Anda, sedangkan lapisan hijau
menghadap ke luar.
 Tentukan sisi atas masker, biasanya ditandai dengan adanya garis kawat hidung.
 Untuk masker yang menggunakan tali: posisikan kawat hidung di atas hidung
dengan jari, lalu ikat kedua sisi tali di bagian atas pada kepala mendekati ubun-
ubun. Setelah masker sudah bisa menggantung, tarik masker ke bawah untuk
bisa menutup mulut hingga dagu. Ikat tali bagian bawahnya di tengkuk atau
belakang leher Anda.
 Untuk masker karet: Anda hanya perlu mengaitkan tali karet di belakang telinga.
 Setelah masker menempel aman di wajah, cubit bagian kawatnya untuk
mengikuti lekuk hidung Anda agar masker lebih tertutup rapat.
 Panjangkan lipatan-lipatan masker kebawah untuk menutup semua bagian yang
harus ditutup yakni hidung, mulut, hingga dagu.
 Setelah masker terpasang dengan benar, hindari menyentuh masker apalagi
sebelum mencuci tangan.

Masker yang sudah digunakan hanya boleh digunakan sekali pakai.Bahkan,


beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif digunakan selama 3-4
jam pemakaian atau maksimal 1 hari.

Memakai masker dengan baik dan benar secara konsisten adalah langkah terpenting
dalam mencegah persebaran wabah tertentu, seperti COVID-19 yang saat ini marak
terjadi.Menurut laman CDC, berikut adalah beberapa tips dan cara memakai masker
yang benar untuk mengurangi penularan wabah penyakit:

10
a. Pilih masker dengan lapisan lebih dari 1

Untuk mencegah tertular penyakit, masker yang terbaik adalah masker medis
dengan lapisan lebih dari 1 di dalamnya. Lapisan-lapisan tersebut akan mencegah
droplet masuk melalui masker serta mencegah virus keluar dari mulut dan hidung jika
Anda yang sedang sakit.

b. Gunakan masker dengan kawat hidung

Cara yang benar saat memakai masker di tengah pandemi adalah memastikan
adanya kawat di bagian hidung masker.Kawat tersebut berguna untuk mengencangkan
sisi masker bagian atas sehingga udara yang masuk dan keluar dapat diminimalisir.

c. Pastikan tidak ada celah

Agar Anda yakin masker sudah terpakai dengan benar, cobalah memegang kedua
sisi masker di pipi saat Anda kenakan.Jika masih ada celah, itu artinya masker belum
terpasang dengan sempurna.Apabila Anda bernapas dan merasakan udara hangat keluar
di sekitar mulut, itu berarti masker sudah terpasang dengan baik.Anda juga bisa
memakai aksesoris seperti mask fitter untuk memastikan celah-celah masker sudah
tertutup dengan baik.

d. Memakai 2 masker

Terkadang, memilih masker medis dengan lapisan lebih dari 1 saja tidak cukup.
Maka itu, Anda bisa mengakalinya dengan cara memakai 2 masker. Memakai 2 masker
tidak bisa dilakukan sembarangan, Anda harus tahu cara yang benar.Gunakan masker
medis terlebih dahulu, kemudian timpa dengan masker berbahan kain.Pastikan Anda
tidak mengenakan 2 masker medis sekaligus karena cara ini kurang efektif menghalau
penularan penyakit.Selain itu, khusus untuk masker medis berjenis KN95, Anda tidak
boleh melapisinya dengan masker kain biasa.

11
e. Ikat tali masker

Supaya masker semakin pas di wajah dan tidak ada celah di seluruh sisinya, ikatlah
tali masker Anda.Mengikat tali masker perlu dilakukan pada kedua sisi masker supaya
udara tidak mudah keluar-masuk.

3. Cara Memakai Hanskun yang benar Dengan Steril / Non Steril

Handscoon atau sarung tangan adalah salah satu jenis Alat Pelindung Diri (APD)
yang biasanya digunakan oleh tenaga medis di fasilitas layanan Kesehatan. Penggunaan
sarung tangan oleh tenaga medis berfungsi untuk menghindari penularan penyakit dari
pasien. Penularan penyakit dari pasien bisa saja terjadi melalui droplet, sehingga
penggunaan APD bagi tenaga medis bisa dikatakan wajib. Salah satunya adalah dengan
menggunakan sarung tangan. Sarung tangan umumnya juga digunakan saat tenaga
medis melalukan tindakan operasi.

Bagi tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan, sarung tangan berfungsi untuk
mengurangi adanya risiko infeksi bacterial dari pasien ke tenaga medis maupun
sebaliknya. Penggunaan sarung tangan juga berguna untuk menghindari adanya
penularan flora kulit kepada pasien maupun kepada petugas. Sarung tangan juga
berfungsi untuk mengurangi adanya kontaminasi tangan dari tenaga medis dengan
mikroorganisme yang bisa saja berpindah dari satu pasien ke pasien lainnya. Biasanya
sarung tangan digunakan saat melakukan aktifitas yang memerlukan sterilisasi ataupun
kebersihan dalam bidang kesehatan.

Jenis-jenis Hanskun

 Sarung Tangan Steril


Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang biasanya digunakan oleh tenaga
medis seperti dokter dan perawat saat melakukan tindakan invasif seperti operasi.
Sarung tangan steril ini biasanya juga digunakan untuk perlindungan tingkat tinggi
kepada tenaga medis serta pasien dari risiko infeksi. Contohnya adalah pada

12
penanganan luka parah atau luka terbuka serta pemasangan kateter pada pasien. Sarung
tangan steril biasanya terbuat dari bahan latex karet alami.
 Sarung Tangan Non Steril
Sarung tangan non steril biasanya digunakan oleh tenaga medis saat melakukan
pemeriksaan fisik kepada pasien. Selain itu, sarung tangan non steril juga digunakan
untuk memegang alat Kesehatan, atau bisa juga digunakan Ketika membersihkan alat
kesehatan yang digunakan. Sarung tangan non steril biasanya terbuat dari bahan latex,
vinil, dan nitril.

Memakai sarung tangan steril dan non steril tidak bisa sembarangan. Berikut
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat memasang maupun melepaskan sarung
tangan steril dan non steril.
 Melepas semua benda yang menempel pada pergelangan tangan
 Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lalu dikeringkan
 Pastikan kuku jari tidak ada yang panjang saat menggunakan sarung tangan, agar
sarung tangan tidak robek
 Usahakan tidak menyentuh bagian dalam saat mengenakan sarung tangan
 Usahakan mengenakan sarung tangan pada tangan kanan terlebih dahulu, lalu
dilanjutkan memakai pada tangan kiri
 Lakukan pemakaian dengan hati-hati, jangan sampai bagian dalam sarung
tangan tersentuh benda atau alat lain.

BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan

13
Kebersihan tangan yang baik bisa secara signifikan mengurangi
penyebaran bakteri dan kuman berbahaya lainnya yang bisa menyebabkan
diare, muntah dan infeksi berbahaya lainnya.
Pada saat ini memakai masker adalah salah satu cara atau langkah paling
ampuh yang dapat diambil bersama untuk menjaga kebersihan tangan dan
menjaga jarak social agar dapat menghentikan penyebaran virus.
2. Saran
Penulis berharap agar semua masyarakat dapat mematuhi protocol
kesehatan dan menjaga kesehatannya. Serta menaati aturan-aturan pemerintah
agar dapat membuat negeri ini sembuh dari jangkit wabah virus.

14
Daftar Pustaka

Cara Memakai Hanskun yang Baik. Steril dan Non steril. (2019, Maret 26). Retrieved
September 16, 2021, from https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebersihan-diri/cara-
memakai-masker-yang-benar/

Cara Memakai Masker dengan Baik dan Benar. (2020, Ferbruari 14). Retrieved September 16,
2021, from https://www.dettol.co.id/perlindungan-keluarga-dan-rumah/tips-
perlindungan-dan-kesehatan/cara-mencuci-
tangan/?gclid=Cj0KCQjws4aKBhDPARIsAIWH0JWm5wFK65x2KLaxBTePmTJFuEjwBJ1PX
GdYKjaUjSjvsuU41_qLJgkaAvDyEALw_wcB&gclsrc=aw.ds

Cara Mencuci Tangan Dengan Baik dan Benar. (2021, January 1). Retrieved September 16,
2021, from
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7355/e.%20BAB%20I.pdf?s
equence=5&isAllowed=y

15

Anda mungkin juga menyukai