Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok 1
Betriance 2111316026
Fitrawati 211131602121
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia yang telah diberikan, kami dari kelompok1 dapat menyusun makalah mengenai “Komunikasi
dalam konteks sosial,keragaman budaya,dan keyakinan”. Makalah ini merupakan hasil dari
membaca berbagai referensi yang telah saya lakukan sebelumnya. Makalah yang saya susun
bertujuan agar para pembaca dapat lebih memahami mengenai Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
belajar dan dalam kehidupan sehari-hari khusunya di bidang keperawatan. Dari lubuk hati yang
paling dalam, kami dari kelompok 1 sangat menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Tak lupa
saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan masukan dalam
membuat makalah ini, dan kerja sama dari teman-teman kelompok 1 serta semua orang yang telah
Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai bidang komunikasi merupakan faktor pertama dan utama agar hubungan dengan
orang lain dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya komunikasi tentu akan membuat
pekerjaan atau pun aktivitas kita terganggu. Oleh sebab itu dapat kita lihat betapa
B. Batasan Masalah
2.Fungsi komunikasi.
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Sosial
1. Definisi
Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali
sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu
komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif
manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu. Memang apabila manusia
dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor
anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia
lainnya pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk
hidup sendiri. Dapat dikatakan bahwa didalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang
utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk
berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting dalam
kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena
manusia tercipta sebagai mahluk sosial.Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga
kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur didalam
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan tersesat,
karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi yang
situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang
tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicar sebagai manusiadan memperlakukan
manusi lain secara beradap, karena cara-cara berprilaku tersebut harus dipelajari lewat
pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.
Implasif adalah fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para
ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal balik,
seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan
mewariskan budaya.
Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk dengan adanya pembentukan dari dalam, yaitu:
Pembentukan konsep diriKonsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu
hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa
dirinya adalah manusia. kita sadar bahwa kita adalah manusia karena orang-orang disekeliling
kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verban dan nonverbal mereka bahwa kita
manusia. Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang
Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Inilah yang
disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya eksistensi diri. Kita dapat memodifikasi frasa filosof
Prancis Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal itu Cogito Ergo Sum (“saya berpikir, maka
saya ada”) menjadi “Saya berbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam diri, orang lain akan
memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita berbicara, kita menyatakan bahwa
sebenarnya kita ada. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat pada uraian
penanya seminar. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan
minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi,
dalam konteks apa pun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene
Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian:
“mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar, ia adalah
tempat lahir semua persepsi luar dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi bagi
kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat,
rasa bangga, bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami
perasaan yang lainnya.Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapatmemenuhi kebutuhan
emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang
disekitar kita. Tanpa pengasuhan danpendidikan yang wajar, manusia akan mengalami
kemerosotan emosional dan intelektual. Kebutuhan emosional dan intelektual itu kita peroleh
petama-tama dari keluarga kita, lalu dari orang-orang dekat disekeliling kita seperti kerabat
B. Keragaman Budaya
1.Defenisi
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi).
Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta
adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan
sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat
berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang
terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari
Enkulturasi
Tarian adalah salah satu bentuk enkulturasi budaya yang ditransmisikan sejak kecil.
ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman,
dibidang kultur.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak
atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran
kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan
dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku,
serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok
imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
Menambah Pengetahuan
Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain.
hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku
lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin
perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam
Menjembatani Fungsi, menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks
antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota Hawai.
perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Dan karena bahasa-
bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantic dan strukturnya,
tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang
berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam
ketidak-pastian dan ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan,
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk
Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya. Makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai
waspada,ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak
patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah
persepsidan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya.
dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi
antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Kedua, bila kita mendapatkan
hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita
memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, kita
membuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif
dalam komunikasi dan mana yang menghasilkan hasil negatif dalam komunikasi,
C. Komunikasi Keyakinan
Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan budaya
seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktek
Perawat yang memiliki keyakinan yang sama dengan kliennya cenderung lebih mudah
Perawat professional harus bisa memahami, mengantisipasi dan mengambil tindakan yang
Contoh :
Klien yang menolak memakan daging dikarenakan oleh keyakinan yang dimiliki oleh
agamanya. Perawat harus mengambil tindakan yang tepat bagaimana cara membujuk
pasien tersebut untuk memakan daging tersebut, misalnya diberikan penjelasan yang
Penutup
KESIMPULAN
melakukan tindakan keperawatan yang benar dan tepat terhadap pasien. Dengan telah
mengetahui peran dan fungsi komunikasi dari setiap konteks social,budaya dan keyakinan,
kita lebih mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan konteks-konteks
tersebut.
Daftar pustaka
16 Desember 2016 13:29, Mulyana Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
2009 16 Desember 201614:32, King Larry dan Gilbert Bill. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan
200016 Desember 2016 15:20, Jallaludi Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya,
1985