Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan

 Mampu menjelaskan mekanisme yang terjadi pada KLT.


 Mampu melakukan pemantaun fraksi dengan metode KLT.

BAB II

DASAR TEORI

Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen – komponen yang dipisahkan
didistribusikan antara dua fase, salah satunya yang merupakan fase diam (stationer phase) dan
yang lainnya ialah fase gerak (mobile phase). Prinsip dasar pada pemisahan KLT adalah
pemisahan senyawa yang terjadi karena perbedaan daya serap senyawa terhadap adsorben dan
kelarutannya dalam cairan pengelusi.

Prinsip penampakan bercak noda pada KLT yaitu sebagai berikut :

a. UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berfluoresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna
gelap. Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya interaksi
antara sinar UV dengan indicator fluoresensi, seperti timah cadmium sulfide, yang
terdapat pada lempeng.
b. UV 366 nm
Pada UV 366 nm, noda akan berfluoresensi dan lempeng berwarna gelap. Penampakan
noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV
dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut.
c. Pereaksi semprot
Pereaksi semprot untuk identifikasi senyawa secara universal maka menggunakan H 2SO4
10% sedangkan apabila ingin mengetahui senyawa tertentu maka menggunakan pereaksi
semprot sesuai dengan senyawa yang ditentukan.

Sedangkan fraksinasi merupakan metode yang memisahkan golongan senyawa berdasarkan


kepolaran. Senyawa yang bersifat polar akan masuk ke pelarut polar yaitu air, senyawa yang
bersifat semipolar akan masuk ke pelarut semipolar yaitu etil asetat, dan senyawa yang bersifat
nonpolar akan masuk ke pelarut nonpolar yaitu n-heksan.

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Alat
 Plat KLT
 Chamber
 Kertas saring
 Alat spektrofotometri
b. Bahan
 Fraksi n–heksan
 Fraksi etil asetat
 Fraksi air
c. Prosedur
 Aktivasi plat KLT dengan menggunakan oven pada suhu 105°C selama 30 menit.
 Lalu siapkan chamber dan langsung buat fase gerak didalam chamber dengan
menggunakan n-heksan dan etil asetat perbandingan 7:3.
 Masukkan kertas saring pada proses penjenuuhan chamber, simpan dibagian
belakang dinding chamber sampai eluen naik keatas (kertas saring terbasahi
semua).
 Lalu plat KLT yang telah diaktivasi diberi garis bawah dan atas dengan jarak 0,5
– 1 cm setelah itu totolkan fraksi n-heksan, etil asetat dan air.
 Plat KLT yang telah ditotoli dimasukkan kedalam chamber jenuh dan ditutup.
Tunggu sampai eluen naik pada plat KLT hingga batas atas.
 Amati bercak yang terbentuk.
 Jika ingin melihat bercak lebih jelas harus menggunakan UV254/366.
 Dan jika ingin melihat bercak oleh mata gunakan penampak bercak universal
yaitu H2SO4 10% dan untuk melihat bercak senyawa spesifik (alkaloid) maka
gunakan penampak bercak dragendorf yang disemprotkan.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Identifikasi secara kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui isi kandungan
senyawa kimia dan menetapkan kebenaran yang terdapat pada ekstrak etanol daun sirsak dan
masing-masing fraksinya. Senyawa yang diidentifikasi adalah alkaloid. Campuran yang akan
dipisahkan berupa larutan, ditotolkan pada pelat berupa bercak. Setelah pelat ditotolkan, ditaruh
dalam bejana tertutup rapat yang fase gerak. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler. Hasil
pemeriksaan yang diperoleh diidentifikasi dibawah sinar UV (254 dan 366 nm) ditandai dengan
ada atau tidaknya fluoresensi. Apabila ingin melihat bercak senyawa secara spesifik seperti pada
senyawa alkaloid maka harus menggunakan penampak bercak/noda dengan pereaksi
Dragendorff. Jika timbul warna coklat atau jingga setelah penyemprotan pereaksi Dragendorff
menunjukkan adanya alkaloid. Bila tanpa pereaksi kimia, di bawah sinar UV 366 nm, alkaloid
akan berfluoresensi biru, biru-hijau atau ungu dan pada UV 254 nm terjadi peredaman coklat
kehitaman (Depkes 1989).
Berdasarkan literatur diperoleh hasil pemantauan fraksi dengan metode KLT yaitu sebagai
berikut:

Hasil Identifikasi KLT


Senyawa
Ekstrak Fraksi n-heksan Fraksi etil asetat Fraksi air
Alkaloid + + + -
Keterangan :

(+) : mengandung senyawa

(-) : tidak mengandung senyawa

Hasil identifikasi kandungan senyawa kimia ekstrak dan fraksi daun sirsak secara kromatografi
lapis tipis menunjukkan positif mengandung senyawa alkaloid. Hasil menunjukkan positif pada
sampel ekstak daun sirsak, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat. Dimana terlihat dibawah sinar
UV 254 nm terjadi peredaman coklat kehitaman sedangkan pada UV 366 nm. terlihat jelas
berfluoresensi biru. Namun pada literatur penelitian ini hanya menguji senyawa alkaloid dengan
spektro UV 254 dan 366 nm saja tidak dengan pereaksi Dragendorff.

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pemantauan fraksi dengan metode KLT diperoleh hasil positif alkaloid pada fraksi n-
heksan dan fraksi etil asetat yang terlihat pada sinar UV 254 nm terjadi peredaman coklat
kehitaman sedangkan pada UV 366 nm. terlihat jelas berfluoresensi biru.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ardianti Khusnul Khotimah. 2016. Pengaruh Pemberian Fraksi n-Heksan, Etil Asetat dan Air
Dari Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Kadar Gula Darah Mencit yang
Diinduksi Aloksan. [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Surakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai