Sholat 5 Waktu Qabliyah (Sebelum) Ba’diyah (Sesudah) Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at,
Dzuhur 2 Raka’at 2 Raka’at karena Allah Ta’ala.. “}
Ashar – –
Maghrib – 2 Raka’at Bacaan Niat Sholat Sunnah Ba’diyah (Sesudah) Sholat Maghrib :
Isya’ – 2 Raka’at
Subuh 2 Raka’at –
Dzuhur 2 Raka’at 2 Raka’at Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sesudah Maghrib dua raka’at,
Ashar 2/ 4 Raka’at – karena Allah Ta’ala.. “}
Maghrib 2 Raka’at –
Isya’ 2 Raka’at – Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyyah (Sebelum) Sholat Isya’ :
Subuh – –
Niat sholat rawatib ini, sama seperti halnya juga sholat-sholat yang lain,
niat itu tempatnya adalah dihati, sebab niat merupakan pekerjaan dari USHOLLI.. SUNNATAL ISYAA’I RAK’ATAINl
dalam hati kita, dan niat bukan pekerjaan mulut. Jadi, niat tersebut tidak “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
wajib perlu kita ucapkan, entah itu pelan ataupun keras. Adapun niat
dalam sholat sunnah rawatib tersebut, berikut ini :
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Isya’ dua raka’at, karena
Allah Ta’ala.. “}
Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyah (Sebelum) Sholat Dzuhur :
Bacaan Niat Sholat Sunnah Ba’diyah (Sesudah) Sholat Isya’ :
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sesudah Dzuhur dua raka’at, USHOLLI.. SUNNATAS – SHUBHI RAK’ATAINl
karena Allah Ta’ala.. “} “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyah (Sebelum) Sholat Ashar : Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Subuh dua raka’at,
karena Allah Ta’ala.. “}
Qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna, laa a'budu maa 5) Tempat melaksanakan shalat sunnah sebaiknya
ta'buduuna, walaa antum 'aabiduuna maa berbeda dengan shalat wajib
a'budu, walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum,
walaa antum 'aabiduuna maa a'budu, lakum 6) Bacaan sunnah ada yang dibaca sirri (berbisik):
diinukum waliya diini. shalat dhuha dan shalat sunnah rawatib dan ada
Artinya:
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir yang dibaca jahr (keras): shalat sunnah idain.
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu (Ibrahim, 2008: 120)
sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku 2. Macam-macam shalat sunnah muakad
sembah a) Shalat sunnah rawatib
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi menyertai shalat fardhu baik dikerjakan sebelum
penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering
agamaku disebut shalat qobliyah (sebelum), shalat
idain adalah shalat sunnah yang dilakukan membaca doa iftihah, kemudian
karena datangnya hari raya idul fitri atau idul takbir tujuh kali, tiap-tiap 2 takbir
Para ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat Syafi membaca alfatihah, surat Qaf,
idul fitri dan idul adha, yaitu: ’i ruku’, sujud. Rakaat kedua,
4. Surat yang Dibaca pada Sholat Rawatib 9. Sholat Rawatib Dalam Keadaan Safar
Ba’diyah Maghrib
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Rasulullah
Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anha, dia shallallahu a’laihi wa sallam didalam safar
berkata: Saya sering mendengar Rasulullah senantiasa mengerjakan sholat sunnah rawatib
shallalllahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sebelum shubuh dan sholat sunnah witir
membaca surat pada sholat sunnah sesudah dikarenakan dua sholat sunnah ini merupakan
maghrib:” surat Al Kafirun ( )قل يا أيها الكافرونdan yang paling utama di antara sholat sunnah, dan
surat Al Ikhlas ()قل هو هللا أحد. (HR. At-Tarmidzi tidak ada riwayat bahwasannya Rasulullah
no. 431, berkata Al-Albani: derajat hadits ini shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan
hasan shohih, Ibnu Majah no. 1166)
sholat sunnah selain keduanya”. (Zaadul Ma’ad beliau melakukan amalan selalu
1/315). melanggengkannya. Hukum mengqodho’
diwaktu-waktu terlarang bersifat umum bagi
As-Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata: nabi dan umatnya, adapun dilakukan terus-
“Disyariatkan ketika safar meninggalkan sholat menerus pada waktu terlarang merupakan
rawatib kecuali sholat witir dan rawatib sebelum kekhususan nabi”. (Zaadul Ma’ad 1/308)
subuh”. (Majmu’ Fatawa 11/390).
14. Waktu Mengqodho’ Sholat Rawatib
10. Tempat Mengerjakan Sholat Rawatib Sebelum Subuh
Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma berkata: Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Lakukanlah di rumah-rumah kalian bersabda: “Barangsiapa yang belum
dari sholat-sholat dan jangan jadikan rumah mengerjakan dua rakaat sebelum sholat subuh,
kalian bagai kuburan“. (HR. Bukhori no. 1187, maka sholatlah setelah matahari terbit“. (At-
Muslim no. 777) Tirmdzi 423, dan dishahihkan oleh Al-albani)
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin Dan dari Muhammad bin Ibrahim dari kakeknya
rahimahullah berkata: “Sudah seyogyanya bagi Qois, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
seseorang untuk mengerjakan sholat rawatib di wasallam keluar rumah mendatangi sholat
rumahnya…. meskipun di Mekkah dan Madinah kemudian qomat ditegakkan dan sholat subuh
sekalipun maka lebih utama dikerjakan dirumah dikerjakan hingga selesai, kemudian Nabi
dari pada di masjid Al-Haram maupun masjid shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling
An-Nabawi; karena saat Nabi shallallahu a’alihi menghadap ma’mum, maka beliau mendapati
wasallam bersabda sementara beliau berada di saya sedang mengerjakan sholat, lalu bersabda:
Madinah….. Ironisnya manusia sekarang lebih “Sebentar wahai Qois apakah ada sholat subuh
mengutamakan melakukan sholat sunnah rawatib dua kali?“. Maka saya berkata: Wahai rasulullah
di masjidil haram, dan ini termasuk bagian dari sungguh saya belum mengerjakan sholat
kebodohan”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/295) sebelum subuh, Tasulullah bersabda: “Maka
tidak mengapa“. (HR. At-Tirmidzi). Adapun
11. Waktu Mengerjakan Sholat Rawatib pada Abu Dawud dengan lafadz: “Maka
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam
Ibnu Qudamah berkata: “Setiap sunnah rawatib (terhadap yang dilakukan Qois)”. (HR. At-
qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya tirmidzi no. 422, Abu Dawud no. 1267, dan Al-
waktu sholat fardhu hingga sholat fardhu Albani menshahihkannya)
dikerjakan, dan sholat rawatib ba’diyah maka
waktunya dimulai dari selesainya sholat fardhu As-Syaikh Muhammad bin Ibrahim
hingga berakhirnya waktu sholat fardhu tersebut rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang masuk
“. (Al-Mughni 2/544) masjid mendapatkan jama’ah sedang sholat
subuh, maka sholatlah bersama mereka. Baginya
12. Mengganti (mengqodho’) Sholat Rawatib dapat mengerjakan sholat dua rakaat sebelum
subuh setelah selesai sholat subuh, tetapi yang
Dari Anas radiyallahu ‘anhu dari Rasulullah lebih utama adalah mengakhirkan sampai
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: matahari naik setinggi tombak” (Majmu’ Fatawa
“Barangsiapa yang lupa akan sholatnya maka As-Syaikh Muhammad bin Ibrahim 2/259 dan
sholatlah ketika dia ingat, tidak ada tebusan 260)
kecuali hal itu“. (HR. Bukhori no. 597, Muslim
no. 680) 15. Jika Sholat Subuh Bersama Jama’ah
Terlewatkan, Apakah Mengerjakan Sholat
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Rawatib Terlebih Dahulu atau Sholat Subuh?
berkata: “Dan hadits ini meliputi sholat fardhu,
sholat malam, witir, dan sunnah rawatib”. As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin
(Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, 23/90) rahimahullah berkata: “Sholat rawatib
didahulukan atas sholat fardhu (subuh), karena
13. Mengqodho’ Sholat Rawatib Di Waktu sholat rawatib qobliyah subuh itu sebelum sholat
yang Terlarang subuh, meskipun orang-orang telah keluar selesai
sholat berjama’ah dari masjid” (Majmu’ Fatawa
Ibnu Qoyyim berkata: “Rasulullah shallallahu As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsatimin
‘alaihi wasallam meng-qodho’ sholat ba’diyah 14/298)
dzuhur setelah ashar, dan terkadang
melakukannya terus-menerus, karena apabila 16. Pengurutan Ketika Mengqodho’
As-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: sebagai sholat dhuha, dan sholat dhuha juga
“Apabila didalam sholat itu terdapat rawatib tidak terhitung sebagai sholat rawatib subuh, dan
qobliyah dan ba’diyah, dan sholat rawatib tidak boleh juga menggabungkan keduanya
qobliyahnya terlewatkan, maka yang dikerjakan dalam satu niat. Karena sholat dhuha itu
lebih dahulu adalah ba’diyah kemudian qobliyah, tersendiri dan sholat rawatib subuh pun juga
contoh: Seseorang masuk masjid yang belum demikian, sehingga tidaklah salah satu dari
mengerjakan sholat rawatib qobliyah mendapati keduanya terhitung (dianggap) sebagai yang
imam sedang mengerjakan sholat dzuhur, maka lainnya. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad
apabila sholat dzuhur telah selesai, yang bin Shalih Al-Utsaimin, 20/13)
pertamakali dikerjakan adalah sholat rawatib
ba’diyah dua rakaat, kemudian empat rakaat 20. Menggabungkan Sholat Rawatib dengan
qobliyah”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/283) Sholat Istikharah
17. Mengqodho’ Sholat Rawatib yang Banyak Dari Jabir bin Abdullah radiyallahu ‘anhuma
Terlewatkan berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mengajarkan kami sholat istikhorah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika menghadapi permasalahan sebagaimana
berkata: “Diperbolehkan mengqodho’ sholat mengajarkan kami surat-surat dari Al-Qur’an”,
rawatib dan selainnya, karena merupakan sholat kemudian beliau bersabda: “Apabila seseorang
sunnah yang sangat dianjurkan (muakkadah)… dari kalian mendapatkan permasalahan, maka
kemudian jika sholat yang terlewatkan sangat sholatlah dua rakaat dari selain sholat
banyak, maka yang utama adalah mencukupkan fardhu…” (HR. Bukhori no. 1166)
diri mengerjakan yang wajib (fardhu), karena
mendahulukan untuk menghilangkan dosa adalah Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
perkara yang utama, sebagaimana “Ketika “Jika seseorang berniat sholat rawatib tertentu
Rasulullah mengerjakan empat sholat fardhu digabungkan dengan sholat istikhorah maka
yang tertinggal pada perang Khondaq, beliau terhitung sebagai pahala (boleh), tetapi berbeda
mengqodho’nya secara berturut-turut”. Dan tidak jika tidak diniatkan”. (Fathul Bari 11/189)
ada riwayat bahwasannya Rasulullah
mengerjakan sholat rawatib diantara sholat- 21. Sholat Rawatib Ketika Iqomah Sholat
sholat fardhu tersebut.…. Dan jika hanya satu Fardhu Telah Dikumandangkan
atau dua sholat yang terlewatkan, maka yang
utama adalah mengerjakan semuanya Dari Abu Huroiroh radiyallahu ‘anhu, dari nabi
sebagaimana perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila
wasallam pada saat sholat subuh terlewatkan, iqomah sholat telah ditegakkan maka tidak ada
maka beliau mengqodho’nya bersama sholat sholat kecuali sholat fardhu“. (HR. Muslim bi
rawatib”. (Syarh Al-‘Umdah, hal. 238) As-syarh An-Nawawi 5/222)
Faedah:
Ibmu Qoyyim rahimahullah berkata: “Terdapat
kumpulan sholat-sholat dari tuntunan nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam sehari semalam
sebanyak 40 rakaat, yaitu dengan menjaga 17
rakaat dari sholat fardhu, 10 rakaat atau 12
rakaat dari sholat rawatib, 11 rakaat atau 13
rakaat sholat malam, maka keseluruhannya
adalah 40 rakaat. Adapun tambahan sholat selain
yang tersebutkan bukanlah sholat
rawatib…..maka sudah seharusnyalah bagi
seorang hamba untuk senantiasa menegakkan
terus-menerus tuntunan ini selamanya hingga
menjumpai ajal (maut). Sehingga adakah yang
lebih cepat terkabulkannya do’a dan
tersegeranya dibukakan pintu bagi orang yang
mengetuk sehari semalam sebanyak 40 kali?
Allah-lah tempat meminta pertolongan”. (Zadul
Ma’ad 1/327)