Peleburan Baja Dalam Dapur Listrik
Peleburan Baja Dalam Dapur Listrik
Pada dinding pelindung tanur terdapat batu tahan api sebagai isolator
panas bagian dalam yang dihasilkan tanur tersbut. Pada dinding tanur ini tidak
diperlukan lagi lining karena pada bagian ini tidak lagi bersentuhan dengan cairan.
Sedangkan kotruksi luar dari dinding di tutupi oleh pelat baja dengan ketebalan
tertentu. Pada dinding bagian luar ini juga terdapat sistem pendingin yang
menggunakan fluida air sebagai media pendinginan.
Pada bagian tungku oval (spherical hearth) terdapat 3 lapisan yaitu lapisan
lining kemudian lapisan batu tahan api dan sebagai kontruksi bagian luar
digunakan pelat baja dengan ketebalan tertentu. Pada bagian ini juga terdapat
tapping spout atau yang lebih dikenal dengan istilah saluran penuangan, yang
digunakan untuk proses penungan cairan yang akan di cetak atau diatur
komposisinya di ladle furnance. Pada bagian yang berhadapan dengan tapping
spout adalah slaging door atau yang lebih dikenal dengan pintu slag, yang
digunakan untuk mengeluarkan slag. Untuk mengatur posisi penuangan dan
pengeluaran slag, terdapat mekanisme pada dasar bagian luar tanur yang
berbentuk roda gigi berpasangan yang digerakkan oleh screw bar.
Banyak tipe dapur listrik yang digunakan, tetapi secara praktek hanya tipe
berikut yang digunakan dalam industry pembuatan baja :
Pada dapur busur listrik – arus bolak balik, arus melewati suatu elektroda
turun ke bahan logam melalui suatu busur listrik, kemudian arus tersebut dari
bahan logam mengalir keatas melalui busur listrik melalui busur listrik menuju
elektroda lainnya. Untuk peleburan baja dapat dilakukan arus satu, dua atau tiga
fasa. Umumnya digunakan arus 3 fasa.
Dalam dapur listrik – arus searah, arus listrik melewati satu elektroda turun
kebahan yang akan dilebur melelui busur listrik, yang kemudian mengalir menuju
elektroda pasangannya yang berada dibawah dapur.
Dapur listrik ini dikembangkan oleh Dr. Paul Heroult ( USA ). Dapur
busur listrik Heroult yang pertama dibuat untuk memproduksi baja, dibangun oleh
Halcomb steel company di Syracuse, New York pada tahun 1906.
Pada dapur induksi, arus listrik diinduksikan kedalam baja dengan osilasi medan
magnet. Berdasarkan frekwensinya, dapur induksi dikelompokkan sebagai
berikut:
Dapur listrik dapat digunakan untuk pembuatan baja, baik dengan proses
asam maupun basa. Hampir semua dapur listrik yang digunakan untuk melayani
produksi ingot baja, baja cetak kontinya dan industry pengecoran saat ini
menggunakan pelapis bata tahan api basa. Dapur listrik dapat digunakan untuk
memproduksi hampir semua jenis baja. Untuk kapasitas dibawah 1.500.000
ton/tahun, dapur listrik lebih ekonomis digunakan daripada kombinasi blast
furnace dan proses oxygen steel making basa. Hal tersebut khususnya berlaku
pada daerah dimana tersedia banyak scrap dan harga tenaga listrik yang murah.
Dapur listrik lebuh fleksibel untuk melayani operasi produksi yang intermittent
(misal, akibat permintaan pasar yang fluktuatif ).
Kandungan nitrogen dalam baja biasanya dua kali lebih tinggi daripada baja yang
dihasilkan oleh proses oxygen steel making, baik basa maupun asam.
Tanur ini digunakan untuk proses peleburan, pemurnian dan untuk proses
penahanan cairan logam pada temperatur tertentu (holding furnace). Tanur ini
biasanya memiliki kapasitas untuk menampung cairan logam sebanyak 5 – 25 ton.
Keuntungan dari penggunaan tanur busur api adalah:
busur api yang terbentuk merupakan sumber panas tanpa resiko terkena
kontaminasi, sehingga kemurnian cairan logam dapat terjaga.
penggunan panas dapat dikendalikan dengan mudah
efisiensi panas sangat baik sekitar 70%, disamping muncul biaya yang
tinggi akibat kebutuhan listrik merupakan kerugian dari penggunaan tanur
jenis ini.
lapisan udara diatas cairan logam mudah untuk dikendalikan
kehilangan (losses) bahan paduan seperti crom, nikel, dan tungsten yang
rendah.
Tanur busur api memiliki lapisan baja berbentuk silinder dengan landasan
berbentuk lengkung atau datar yang ditopang rol penahan yang memungkinkan
tanur untuk dimiringkan. Sebagai gambaran, tanur busur api yang memiliki
kapasitas 10 ton memiliki diameter luar sebesar 3 meter, diameter dalam bahan
tahan api sebesar 2,4 meter, tinggi 2,25 meter dan memiliki lapisan baja setebal 25
mm, sedangkan power input sebesar 850 kva sampai dengan 30.000 kva.
Prinsip timbulnya panas pada tanur busur api adalah panas timbul akibat
adanya tahanan (resistansi) saat arus listrik mengalir. Dalam hal ini, logam yang
dimuatkan dalam tanur yang akan memberikan tahanan terhadap arus listrik. Saat
logam mencair, terak akan memberikan tahanan pada aliran arus listrik. Untuk
mempertahankan pemberian panas saat logam telah mencair, elektroda harus
diangkat sehinnga elektroda tersebut hanya menyentuh permukaan lapisan terak.
Panas dihasilkan oleh loncatan electron (busur api) dengan aliran listrik dengan
adanya aliran listrik ini maka, akan menimbulkan aliran induksi dalam cairan
yang akan menyebabkan terjadinya gerak cairan,sehingga homogenisasi cairan
dapat terjadi.
2. Elektroda
Elektodenya dibuat dari bahan Carbon atau grafit dimana elektrode dari
bahan grafit lebih menguntungkan sebab lebih tahan terhadap temperatur tinggi.
Ketiga elektrode yang digunakan, semakin lama akan semakin pendek di bagian
ujung bawahnya disebabkan panas yang terjadi pada ujung tersebut. Pada saat
operasi/bekerja, ketiga elektrode diturunkan secara bersama-sama hingga
menyinggung bahan isian.
Agar terbentuk busur api, tiga elektroda dipasang secara vertical dalam formasi
segitiga. Elektroda dikelilingi pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan
mengurangi gas yang keluar lewat elektroda. Ketiga elektroda yang digunakan
dapat dinaikan atau diturunkan secara otomatis dengan menggunakan perangkat
pengendali listrik atau hidrolik. Sistem kendali manual dan otomatis digunakan
untuk menaikkan, menurunkan, dan menggeser elektroda saat proses peleburan
berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah pendek, perlu diganti yang baru.
3. Proses Pemuatan
4. Proses peleburan
Proses peleburan baja dengan tanur busur api terbagi menjadi dua proses, yaitu :
Terak asam pada dasarnya mengandung Silika yang terdapat dalam ikatan ikatan
kimia FeMnS (iron manganese silicate).Terak ini terbentuk akibat reaksi oksidasi.
Pada tahapan ini terjadi proses pemurnian dari cairan logam yang dilakukan
dengan pengendalian dalam penghilangan (reduksi) beberapa unsur seperti
carbon, mangan dan silicon melalui proses oksidasi.
Pada proses terak basa, perhatian pada kandungan sulfur dan phosphor tidak perlu
dilakukan selama kedua unsur tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan
pemilihan material yang tepat. Pada peleburan baja paduan, dapat dilakukan
dengan melakukan pemuatan menggunakan bahan baku dengan kandungan
karbon yang rendah, dan untuk mencapai kandungan kimia akhir dilakukan
dengan menambahkan bahan paduan.
Pada tahap ini untuk pengikatan terak dilakukan dengan penambahan bijih besi
dan batu kapur yang ditambahkan pada saat pemuatan awal atau pada saat bahan
baku telah mencair. Penambahan bijih besi dan batu kapur saat awal proses
peleburan dapat mengakibatkan hilangnya unsur phosphor. Yang harus
diperhatikan pada pemberian bijih besi dan batu kapur adalah :
Komposisi aktual dari terak yang terbentuk pada saat pendidihan tergantung dari
kandungan carbon pada cairan logam serta proses desulphurisasi dan
dephosporisasi.
5. Tahap Pencairan
Yaitu tahap pertama peleburan dimana bahan baku pada diubah menjadi
material cai hingga temperature 15500C – 16000C. Disini reaksi-reaksi dalam
terhadap elemen-elemen yang dikandungnya (C, Mn, S, Si, P, Cr) mulai
berlangsung dengan pembubuhan besi oksid , sebagai pereaksi.
Tahap ini berlangsung selama 1,5 jam dan diakhiri dengan pembuangan terak.
6. Tahap Pembersihan
7. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini temperature dinaikan hingga 16500C – 17000C, dan membutuhkan
waktu sekitar 30 menit.