SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana Sains
EVIANA MANURUNG
050802050
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
PERNYATAAN
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
EVIANA MANURUNG
050802050
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Pengasih,
berkat kasih – Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Ucapan kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Ahmad Darwin Bangun,
M.Sc selaku pembimbing 1 dan Bapak Prof . DR. Pina Barus, MS selaku pembimbing
2 yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran kepada
penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, dan kepada Bapak Prof. DR.
Harlem Marpaung selaku Kepala Laboratorium bidang Kimia Analitik FMIPA – USU
yang memberikan saran – saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia FMIPA – USU, Ibu DR. Rumondang
Bulan Nst, MS dan Bapak Drs. Firman Sebayang, MS, Dekan dan Pembantu Dekan
FMIPA USU, semua dosen pada Departemen Kimia FMIPA USU. Kepada seluruh
asisten Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU dan asisten Uji Mutu PUSLIT
SDAL USU dan rekan mahasiswa/i Departemen kimia stambuk 2005 serta kak Sri
Pratiwi selaku analis Laboratorium Kimia Analitik.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak
tersayang Alm E. Manurung dan Ibu tersayang R.Br.Tambunan buat doa dan kasihnya
serta abang saya(Majur Manurung, Ramses Manurung) dan kakak saya Donita
Manurung dan adik saya Natalia Manurung serta seluruh keluarga yang tidak
disebutkan satu – persatu atas dorongan dan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan sampai selesainya skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Pengasih selalu menyertai kita semua.
Telah dilakukan analisis kadar terhadap bahan pewarna Tatrazine dan Sunset
Yellow yang sering digunakan pada serbuk minuman Nutrisari. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan expire date – nya yang sama dengan rasa yang berbeda pada
satu lokasi swalayan yaitu Swalayan Surya Pasar II P.Bulan.
Sampel dilarutkan dengan akuades dan diadsorpsi warna dengan serbuk poli-
amida. Dan setelah itu dilakukan pemisahan zat warna basa dengan penambahan
aseton, sedangkan zat warna asam dan zat warna alam masih diadsorpsi oleh
poliamida. Kemudian didesorpsi warna asam dan zat warna alam dengan penambahan
metanol - NaOH. Kemudian diatur pH eluatnya hingga pH 5 dan setelah itu dilakukan
adsorpsi zat warna asam dengan serbuk poliamida. Kemudian ditambahkan air panas
hingga pH eluatnya menyamai pH air. Dan didesorpsi zat warna asam dengan
penambahan metanol – NaOH. Dan diasamkan eluatnya dengan asam meanambahkan
asam asetat. Kemudian dipekatkan zat warna hingga hampir kering sehingga diperoleh
konsentrat. Dimana konsentrat ini digunakan untuk analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif.
Analisis kualitatif zat warna Tartrazine dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
dengan eluen n - butanol / asam asetat/air (5:2:1). Sehingga diperoleh warna yang
sama antara warna standar Tartrazine dengan warna konsentrat Tartrazine yakni warna
kuning jingga. Sedangkan harga Rf standar Tartrazine diperoleh 0,9231 dan Rf
konsentrat Tartrazine diperoleh 0,9231. Warna yang sama dan harga Rf yang sama,
menunjukkan bahwa dalam konsentrat terdapat zat pewarna Tartrazine.
Analisis kualitatif zat warna Sunset Yellow dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
dengan eluen Natrium Sitrat-Air-Ammonia (2 gram: 85 mL:15mL).Sehingga
diperoleh warna yang sama antara warna standar Sunset Yellow dengan warna
konsentrat Sunset Yellow yakni warna jingga. Sedangkan harga Rf standar
Sunset Yellow diperoleh 0,9692 dan Rf konsentrat Sunset Yellow diperoleh 0,9692.
Warna yang sama dan harga Rf yang sama, menunjukkan bahwa dalam konsentrat
terdapat zat pewarna Sunset Yellow. Analisis kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan Spektrofotometer dimana Tartrazine diukur pada panjang gelombang
428 nm sedangkan Sunset Yellow diukur pada panjang gelombang 480 nm.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar Tartrazinenya berbeda untuk setiap rasa
dan demikian juga dengan Sunset Yellow. Kadar Tartrazine terendah pada minuman
adalah 0,3141 ± 0,0818 mg/ g dan kadar tartrazine tertinggi adalah 0,3812 ± 0,0846
mg/ g sedangkan kadar sunset yellow terrendah adalah 0,2021 ± 0,0992 mg / g dan
kadar sunset yellow tertinggi adalah 0,2833 ± 0,1025 mg/g. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/ 88 ditetapkan bahwa zat warna
yang diizinkan dalam makanan dan minuman adalah dalam batas 300 mg/kg atau 0,3
mg/g. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar zat warna yang terdapat
pada minuman kemasan tersebut masih berada dalam batas yang telah ditentukan.
An analysis has been done into the dyes of Tartrazine and Sunset Yellow
which is frequently used in a sachet powder drink. The sample being used was taken
based on the same expire date and or closely related date from one location, that is
Swalayan Surya Pasar II Padang Bulan.
The powder drinks are solubled with water and the dyes is being absorbed
with poliamide. And basic dyes removes by acetone,but acid dyes and natural colours
adsorbed by poliamide. the process is continued by desorbing the acid dyes and
natural colours with methanolic sodium hydroxide. And after adjust the pH of the
eluate to 5, and adsorbed the dyes with poliamide and added hot water until the eluate
has the pH water. Desorb the dyes with methanolic sodium hydroxide, and acidify the
eluate with acetic acid and carefully avavorate almost to dryness. and the final product
is concentrate that is used for identifying the dyes.
Qualitative analysis of Tartrazine is done by a thin layer chromatography with
eluen: n - butanol/acetic acid/water (5:2:1), get the same colours that yellownis
orange, the Rf standard of tartrazine is 0,9231, and the Rf concentrate is 0,9231 so the
writer concludes if the concentrate contains of Tartrazine. And Qualitative analysis f
Sunset Yellow with eluen Sodium Sitrate /Water/Ammonia (2 gram: 85 ml: 15 ml) .
get the same colours that orange, the Rf standard of Sunset Yellow is 0,9231, and the
Rf concentrate is 0,9231 so the writer concludes if the concentrate contains of Sunset
Yellow. And the last process is doing quantitative analysis by using Spectrofotometer,
where in this case the Tartrazine is being measured at 428 nm while Sunset Yellow is
being measured at 480 nm.
From the research the writer gets the Rf standard of tartrazine is 0,9231, and
the Rf sample is 0,9231. Meanwhile the Rf of Sunset Yellow is 0,9692 and the Rf
sample is 0,9692. This is to show that the sample contains tartrazine and sunset yellow
which is indicated by the same ratio of the Rf.
From the research the writer gets the result that for every brand the content of
the Tartrazine and Sunset Yellow is different. The lowest content of the Tartrazine is
0,3141 ± 0,0818 mg/ g, and the highest content is 0,3812 ± 0,0846 mg/ g. And for
the lowest content for Sunset Yellow is 0,2021 ± 0,0992 mg / g while the highest
content is 0,2833 ± 0,1025 mg /g. According to The Minister of Public Health’s
decree RI 722/Menkes/Per/IX/ 88, the permited dyes for food and drinks is 300 mg/
kg or 0,3 mg/g. From the research the writer concludes that content of dyes is still
under the tolerance.
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1: PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Pembatasan masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Metodologi Penelitian 3
1.7. Lokasi Penelitian 4
Halaman
Tabel 4.1. Data hasil uji kualitatif tartrazine dengan kromatografi lapis
tipis 42
Tabel 4.2. Penentuan panjang gelombang maksimum dari Larutan
Standar 10 mg/L Tartrazine 42
Tabel 4.3. Penentuan panjang gelombang maksimum dari Larutan
Standar 10 mg/L Sunset Yellow 42
Tabel 4.4. Data Absorbansi larutan standar tartrazine 43
Tabel 4.5. Data Absorbansi larutan standar sunset yellow 43
Tabel 4.6. Penentuan Waktu Operasi dari larutan Standar Tartrazine 43
Tabel 4.7. Penentuan Waktu Operasi dari larutan Standar Sunset yellow 43
Tabel 4.8. Data absorbansi tartrazine pada sampel 44
Tabel 4.9. Data absorbansi sunset yellow pada sampel 44
Tabel 4.10. Kadar Tartrazine pada minuman segar 44
Tabel 4.11. Kadar Sunset Yellow pada minuman segar 44
Tabel 5. Daftar Harga Distribusi t – Student 45
Halaman
Gambar 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Untuk Larutan
StandarTartrazine 10 mg/L 46
Gambar 2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Untuk Larutan
Standar Sunset Yellow10 mg/L 46
Gambar 3. Penentuan Waktu Operasi Dari Larutan Standar Tartrazine
10 mg/L pada panjang gelombang 428 nm 47
Gambar 4. Penentuan Waktu Operasi Dari Larutan Standar Sunset Yellow
10 mg/L pada panjang gelombang 480 nm 47
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Tartrazine 48
Gambar 6. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Sunset Yellow 48
Telah dilakukan analisis kadar terhadap bahan pewarna Tatrazine dan Sunset
Yellow yang sering digunakan pada serbuk minuman Nutrisari. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan expire date – nya yang sama dengan rasa yang berbeda pada
satu lokasi swalayan yaitu Swalayan Surya Pasar II P.Bulan.
Sampel dilarutkan dengan akuades dan diadsorpsi warna dengan serbuk poli-
amida. Dan setelah itu dilakukan pemisahan zat warna basa dengan penambahan
aseton, sedangkan zat warna asam dan zat warna alam masih diadsorpsi oleh
poliamida. Kemudian didesorpsi warna asam dan zat warna alam dengan penambahan
metanol - NaOH. Kemudian diatur pH eluatnya hingga pH 5 dan setelah itu dilakukan
adsorpsi zat warna asam dengan serbuk poliamida. Kemudian ditambahkan air panas
hingga pH eluatnya menyamai pH air. Dan didesorpsi zat warna asam dengan
penambahan metanol – NaOH. Dan diasamkan eluatnya dengan asam meanambahkan
asam asetat. Kemudian dipekatkan zat warna hingga hampir kering sehingga diperoleh
konsentrat. Dimana konsentrat ini digunakan untuk analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif.
Analisis kualitatif zat warna Tartrazine dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
dengan eluen n - butanol / asam asetat/air (5:2:1). Sehingga diperoleh warna yang
sama antara warna standar Tartrazine dengan warna konsentrat Tartrazine yakni warna
kuning jingga. Sedangkan harga Rf standar Tartrazine diperoleh 0,9231 dan Rf
konsentrat Tartrazine diperoleh 0,9231. Warna yang sama dan harga Rf yang sama,
menunjukkan bahwa dalam konsentrat terdapat zat pewarna Tartrazine.
Analisis kualitatif zat warna Sunset Yellow dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
dengan eluen Natrium Sitrat-Air-Ammonia (2 gram: 85 mL:15mL).Sehingga
diperoleh warna yang sama antara warna standar Sunset Yellow dengan warna
konsentrat Sunset Yellow yakni warna jingga. Sedangkan harga Rf standar
Sunset Yellow diperoleh 0,9692 dan Rf konsentrat Sunset Yellow diperoleh 0,9692.
Warna yang sama dan harga Rf yang sama, menunjukkan bahwa dalam konsentrat
terdapat zat pewarna Sunset Yellow. Analisis kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan Spektrofotometer dimana Tartrazine diukur pada panjang gelombang
428 nm sedangkan Sunset Yellow diukur pada panjang gelombang 480 nm.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar Tartrazinenya berbeda untuk setiap rasa
dan demikian juga dengan Sunset Yellow. Kadar Tartrazine terendah pada minuman
adalah 0,3141 ± 0,0818 mg/ g dan kadar tartrazine tertinggi adalah 0,3812 ± 0,0846
mg/ g sedangkan kadar sunset yellow terrendah adalah 0,2021 ± 0,0992 mg / g dan
kadar sunset yellow tertinggi adalah 0,2833 ± 0,1025 mg/g. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/ 88 ditetapkan bahwa zat warna
yang diizinkan dalam makanan dan minuman adalah dalam batas 300 mg/kg atau 0,3
mg/g. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar zat warna yang terdapat
pada minuman kemasan tersebut masih berada dalam batas yang telah ditentukan.
An analysis has been done into the dyes of Tartrazine and Sunset Yellow
which is frequently used in a sachet powder drink. The sample being used was taken
based on the same expire date and or closely related date from one location, that is
Swalayan Surya Pasar II Padang Bulan.
The powder drinks are solubled with water and the dyes is being absorbed
with poliamide. And basic dyes removes by acetone,but acid dyes and natural colours
adsorbed by poliamide. the process is continued by desorbing the acid dyes and
natural colours with methanolic sodium hydroxide. And after adjust the pH of the
eluate to 5, and adsorbed the dyes with poliamide and added hot water until the eluate
has the pH water. Desorb the dyes with methanolic sodium hydroxide, and acidify the
eluate with acetic acid and carefully avavorate almost to dryness. and the final product
is concentrate that is used for identifying the dyes.
Qualitative analysis of Tartrazine is done by a thin layer chromatography with
eluen: n - butanol/acetic acid/water (5:2:1), get the same colours that yellownis
orange, the Rf standard of tartrazine is 0,9231, and the Rf concentrate is 0,9231 so the
writer concludes if the concentrate contains of Tartrazine. And Qualitative analysis f
Sunset Yellow with eluen Sodium Sitrate /Water/Ammonia (2 gram: 85 ml: 15 ml) .
get the same colours that orange, the Rf standard of Sunset Yellow is 0,9231, and the
Rf concentrate is 0,9231 so the writer concludes if the concentrate contains of Sunset
Yellow. And the last process is doing quantitative analysis by using Spectrofotometer,
where in this case the Tartrazine is being measured at 428 nm while Sunset Yellow is
being measured at 480 nm.
From the research the writer gets the Rf standard of tartrazine is 0,9231, and
the Rf sample is 0,9231. Meanwhile the Rf of Sunset Yellow is 0,9692 and the Rf
sample is 0,9692. This is to show that the sample contains tartrazine and sunset yellow
which is indicated by the same ratio of the Rf.
From the research the writer gets the result that for every brand the content of
the Tartrazine and Sunset Yellow is different. The lowest content of the Tartrazine is
0,3141 ± 0,0818 mg/ g, and the highest content is 0,3812 ± 0,0846 mg/ g. And for
the lowest content for Sunset Yellow is 0,2021 ± 0,0992 mg / g while the highest
content is 0,2833 ± 0,1025 mg /g. According to The Minister of Public Health’s
decree RI 722/Menkes/Per/IX/ 88, the permited dyes for food and drinks is 300 mg/
kg or 0,3 mg/g. From the research the writer concludes that content of dyes is still
under the tolerance.
PENDAHULUAN
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa
faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis.Tetapi, se-
belum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih
dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Selain sebagai faktor yang menentu-
kan mutu, warna dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Baik
tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam dan merata. (Cahyadi, W., 2008)
TINJAUAN PUSTAKA
Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat
digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan.Baik tidaknya cara
pencampuran atau pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan
merata.
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan,misalnya daun
suji,atau daun pandan untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning.Kini dangan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna
sintetis,karena penggunaannya lebih praktis dan harganya lebih murah.Ada beberapa
hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna,antara lain dengan
penambahan zat pewarna.Secara garis besar,berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis
zat pewarna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan,yaitu pewarna
alami dan pewarna sintetis.(Cahyadi,W.2008)
a. Pewarna Alami
Banyak warna cemerlang yang dimiliki oleh tanaman dan hewan dapat
digunaka sebagai pewarna untuk makanan.Beberapa pewarna alami ikut
menyumbangkan nilai nutrisi(karotenoid,riboflavin,kobalamin),merupakan bumbu
(kunir dan paprika) atau pemberi rasa (karamel) ke bahan olahannya.
Konsumen dewasa ini banyak menginginkan bahan alami masuk dalam
daftar diet mereka.Banyak pewarna olahan yang tadinya menggunakan pewarna
sintetik berpindah ke pewarna alami.Sebagai contoh serbuk beet menggantikan
NaO3S- -N=N-C-C-COONa
HO- C N
N
SO3Na
(Winarno, 1992)
2.3.2. Sunset Yellow
Sifat Fisik Sunset Yellow
Sunset Yellow termasuk golongan monoazo, berupa tepung berwarna jingga,
sangat mudah larut dalam air,dan menghasilkan larutan jingga
kekuningan.Sedikit larut dalam alkohol 95% dan mudah larut dalam glikol
dan gliserol.Ketahanan terhadap oksidator hampir sama dengan
Tarzazine,sedangkan ketahanan terhadap FeSO4 lebih rendah.Pemakaian
alat-alat yang menyebabkan warna larutan zat warna menjadi coklat gelap
dan keruh. Dengan Al, warna larutan hanya sedikit berubah menjadi
kemerahan.
HO
NaO3S N=N
SO3Na
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu fasa
tetap(stationary) dan yang lain fasa bergerak(mobile);pemisahan-pemisahan tegantung
pada gerakan relatif dari dua fasa ini.Cara-cara kromatografi ini dapat digolongkan
sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap,yang dapat berupa zat padat atau zat cair.Jika
fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai Kromatografi
Serapan(absorption chromatography);jika zat cair,dikenal sebagai kromatografi
partisi(partition chromatography). (Sastrohamidjojo,1985)
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase,yaitu fase
diam ( stasionery) dan fase bergerak (mobile ). Fase diam dapat berupa zat padat atau
zat cair atau gas. (Yazid, E., 2005)
2.5.Poliamida
Poliamida adalah sejenis polimer kondensasi yang dihasilkan melalui ineraksi gugus
amino dari satu molekul dengan gugus asam karboksilat dari molekul lainnya
menghasilkan struktur seperti protein. Rantai poliamida saling terikat oleh ikatan
hidrogen.(Daintith,J.1990)
Poliamida memberikan jenis variasi yang luas.Tetapi poliamida melebur
pada suhu yang lebih tinggi daripada poliester karena mempunyai ikatan hidrgen antar
molekul.Misalnya nilon 66 melebur pada suhu sekitar 265oC. (Stevens, M.P.2001)
Poliamida kadang – kadang disebut nilon dimana poliamida merupakan
reaksi kondensasi polimer yang dibentuk dari reaksi antara amina dengan asam
karboksilat sehingga menghasilkan nilon 66. (Kumar,A. 1998)
2.6 1. Sumber
Sumber energi radiasi yang biasa bagi daerah tampak dari spektrum
maupun inframerah – dekat dan ultraungu – dekat adalah satu lampu pijar dengan
filamen wolfram. Pada kondisi operasi biasa, hasil lampu wolfram ini memadai dari
kira – kira 325 atau 350 nm hingga 3µm. Dibawah 325 hingga 350 nm, hasil lampu
wolfram tidak memadai bagi spktrofotometer, dan suatu sumber yang berbeda harus
digunakan. Yang paling umum adalah tabung lucutan hidrogen (deuterium), yang
digunakan dari sekitar 175 sampai 375 atau 400 nm. Dalam beberapa spektrofoto -
meter diadakan perlengkapan untuk mengganti sumber – sumber lucutan wolfram dan
hidrogen, agar meliputi daerah – daerah tampak dan ultraungu dimana alat itu bekerja.
.(Underwood A L,1990 )
2.6.1. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya
dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap,
maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan.
(Khopkar, S M, 2002)
3.1. Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Alat-alat
Nama alat Merek
Spektrofotometer Milton Roy
Batang pengaduk -
Oven Fisher
Botol cuci -
Glass woll -
Statif -
Klem -
Bejana kromatografi -
3.3.Prosedur Penelitian
3.3.1. Penyediaan Pereaksi
Larutan-larutan yang disediakan adalah sebagai berikut:
a. Larutan Buffer asetat ( pH 5)
Sebanyak 25 gram NH4.C2H3O2 dilarutkan dengan 15 mL akuades dan
ditambahkan 70 mL asam asetat glasial, kemudian diencerkan dalam labu ukur 100
mL sampai garis tanda dan dihomogenkan.
b. Larutan Baku zat warna Tartrazine 0, 01% (b/v)
Sebanyak 0, 01 gram Tatrazine diencerkan dengan akuades dalam labu takar
100 ml hingga garis tanda dan dihomogenkan.
j. Larutan metanol-NaOH
l. Campuran Amonia-metanol
Diukur 5 mL ammonia (bj: 0,88 dan kemurnian 25% ), dimasukkan kedalam
labu takar 100 mL dan ditambahkan 95 mL metanol 96% dan dihomogenkan.
a.Tartrazine
1. Dipipet konsentrat sebanyak 4 mL dan dimasukkan kedalam labu takar 50
mL kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades sampai garis
tanda
2. Ditambahkan buffer asetat sebanyak 0,5 mL
3. Didiamkan selama 15 menit
4. Diukur absorbansi larutan pada λ = 428 nm
5. Dihitung konsentrasi Tartrazine dalam konsentrat
b. Sunset Yellow
1. Dipipet konstrat sebanyak 4 mL dan dimasukkan kedalam labu takar 50
mL kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades sampai garis
tanda
2. Ditambahkan buffer asetat sebanyak 0,5 mL
3. Didiamkan selama 15 menit
4. Diukur absorbansi larutan pada λ = 480 nm
5. Dihitung konsentrasi Sunset Yellow dalam konsentrat (Egan, H.1981
5 gram sampel
Ekstrak aseton
Bubur poliamida
Konsentrat
(Egan, H.1981)
Hasil
(Egan, H.1981)
Hasil
(Egan, H.1981)
Hasil
adalah sebagai berikut: Tartrazine 0,9231 dan Sunset Yellow 0,9692. Dan
harga Rf konsentrat Tartrazine 0,9231 sedangkan Rf konsentrat
Sunset Yellow 0,9692. Kemudian dilanjutkan dengan analisis kuantitatif
dengan spektrofotometer pada λ 480 nm untuk Sunset Yellow, dan λ 428 nm
untuk Tartrazine.
Tabel 4.6. Penurunan persamaan garis regresi metode least square kurva
kalibrasi tartrazine
∑Y
n 5
i 1,6234
Y= = = 0,3246
n 5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dinyatakan dengan Y = aX+ b, Dimana:
a = slope
b = intersept
Harga slope (a) dapat diperoleh dari persamaan sebagai berikut:
∑ ( X − X )(Y − Y )
∑(X − X )
i i
a= 2
i
1,5750
a= = 0, 0063
250
Y= aX + b atau b = Y - aX
b = 0,3246 – ( 0, 0063)(15)
b = 0,3246 – 0,0945
b = 0,2301
dengan demikian persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi tartrazine adalah:
Y = 0,0063X + 0,2301
Dimana:
Y = absorbansi sampel
X = kadar tartrazine (mg/L)
1,5750
=
1,5890
= 0,9912
Dari persamaan garis regresi metode least square(Tabel 4.6) dapat ditentukan kadar
tartrazine. Untuk mendapatkan data yang terbaik maka perlu dilakukan penentuan
harga rata – rata percobaan dengan menggunakan uji t – student dengan tingkat
kepercayaan 95%. Misalnya data absorbansi sampel A ditentukan:
X1 = 14,0793 mg/L
X2 = 12,6507 mg/L X = 13,6031 mg/L
X3 = 14,0793 mg/L
n −1
i
SD = = 0,8247
Dari harga Standar Deviasi (SD) di atas dapat diturunkan ke persamaan di bawah ini
untuk menghitung rata – rata kadar tartrazine dalam sampel.
X ± t SD
µ=
n
Dimana : µ = harga kadar tartrazine yang sebenarnya (mg/L)
X = kadar tartrazine rata – rata (mg/L)
t = harga t distribusi
SD = Standar Deviasi
n = jumlah perlakuan
dari data distribusi t – student n = 3, dengan derajat kepercayaan 95% n – 1 = 2 (α =
0,05)
maka nilai t = 4,30.
Sehingga dipeoleh:
13,6031 ± 4,30 x 0,8247
µ=
3
sampel minuman segar memiliki berat yang relatif kecil untuk setiap jenis rasa dimana
beratnya 5 gram. Maka penghitungan kadar zat warna menggunakan satuan mg/g
untuk mempermudah pemahaman berapa kadar tartrazine dibandingkan jika
menggunakan satuan mg/kg yang tampak nilainya besar, maka kadar tartrazine dalam
sampel adalah:
µ x Volume eluat
Tartrazine = x fp
Berat sampel
(mg/g)
Tabel 4.8. Penurunan persamaan garis regresi metode least square kurva
kalibrasi sunset yellow
X=
∑X i
=
75
= 15
n 5
Y=
∑Y i
=
1,7417
= 0,3483
n 5
∑ ( X − X )(Y − Y )
∑(X − X )
i i
a= 2
i
1,2990
a= = 0, 0052
250
Y= aX + b atau b = Y - aX
b = 0,3483 – 0,0780
b = 0,2703
dengan demikian persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi sunset yellow adalah:
Y = 0, 0052 X + 0,2703
Dimana:
Y = absorbansi sampel
X = kadar sunset yellow (mg/L)
∑ ( X − X )(Y − Y )
{∑ ( X − X ) (Y − Y ) } {(250)(0,0068)}
i i 1,2990
Koefisien korelasi r = 1
= 1 2
2 2 2
i i
Dari persamaan garis regresi metode least square(Tabel 4.8) dapat ditentukan kadar
tartrazine. Untuk mendapatkan data yang terbaik maka perlu dilakukan penentuan
harga rata – rata percobaan dengan menggunakan uji t – student dengan tingkat
kepercayaan 95%. Misalnya data absorbansi sampel A ditentukan:
X1 = 11,0769 mg/L
X2 = 9,3269 mg/L X = 10,4936 mg/L
X3 = 11,0769 mg/L
∑(X − X)
2
n −1
i
SD = = 1,0103
Dari harga Standar Deviasi (SD) di atas dapat diturunkan ke persamaan di bawah ini
untuk menghitung rata – rata kadar sunset yellow dalam sampel.
X ± t SD
µ=
n
Dimana : µ = harga kadar sunset yellow yang sebenarnya (mg/L)
X = kadar sunset yellow rata – rata (mg/L)
t = harga t distribusi
SD = Standar Deviasi
n = jumlah perlakuan
dari data distribusi t – student n = 3, dengan derajat kepercayaan 95% n – 1 = 2
(α = 0,05) maka nilai t = 4,303.
Sehingga dipeoleh:
10,4936 ± 4,30 x 1,0103
µ=
3
µ = 6,0587± 2,5083 mg/L
sampel minuman segar memiliki berat yang relatif kecil untuk setiap jenis rasa dimana
beratnya 5 gram. Maka penghitungan kadar zat warna menggunakan satuan mg/g
untuk mempermudah pemahaman berapa kadar sunset yellow dibandingkan jika
menggunakan satuan mg/kg yang tampak nilainya besar, maka kadar sunset yellow
dalam sampel adalah:
µ x Volumeeluat
Sunset yellow = x fp
Berat sampel
(mg/g)
Dimana:
4.1. 2. Pembahasan
Pemisahan zat warna Tartrazine dan Sunset Yellow dari serbuk minuman
Nutrisari dengan melarutkan sampel dengan akuades dan dilakukan pemanasan untuk
melarutkan senyawa – senyawa yang belum larut. Kemudian dilakukan pengasaman
dengan menambahkan asam asetat dan kemudian senyawa – senyawa yang tidak larut
disaring dengan glass woll. Dilanjutkan dengan proses adsorbsi dengan penambahan
serbuk poliamida. Dimana secara umum interaksi antara zat warna dengan adsorben
poliamida dapat diperkirakan berlangsung melalui ikatan hidrogen antara atom N yang
memiliki pasangan elektron bebas dengan atom H yang berasal dari zat warna
tersebut. Setelah itu dilakukan pemisahan zat warna basa dengan penambahan aseton,
maka zat warna asam dan zat wrna alam masih diadsorpsi oleh poliamida. Dan
kemudian dilakukan desorpsi zat warna asam dan zat warna alam dengan cara
menambahkan metanol – NaOH. Dan setelah itu eluatnya diatur pH nya hingga pH 5
dan setelah itu ditambahkan poliamida untuk mengadsorpsi zat warna asam kembali.
Kemudian ditambahkan air panas hingga pH eluatnya menyamai pH air. Setelah itu
zat warna asam didesorpsi dengan metanol – NaOH. Dimana proses desorpsi terjadi
karena adanya basa yang memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk antara zat
warna dengan poliamida. Kemudian eluat diasamkan dengan asam asetat dan
diuapkan hingga hampir kering, sehingga diperoleh konsentrat. Kemudian dilakukan
pengujian kualitatif terhadap Tartrazine (FD & C 19140) dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis dimana plat yang digunakan adalah Plat Silika Gel 60 GF 254
dengan eluen sebagai berikut : n - butanol / asam asetat / air (5:2:1).
Dimana antara zat warna standar Tartrazine dan zat warna konsentrat
Tartrazine menunjukkan warna yang sama yakni kuning jingga. Disamping itu,
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh bahwa kadar tartrazine dalam serbuk
minuman Nutrisari rasa American sweet orange(exp 210211), Nutrisari
rasa Sweet mango(exp 210211), Nutrisari rasa Florida orange(exp
210211) secara berturut – turut adalah 0,3141 ± 0,0818 mg/g; 0,3812
± 0,0846 mg/g; dan 0,3474 ± 0,0831 mg/g sedangkan kadar Sunset
Yellow dalam serbuk Nutrisari rasa American sweet orange(exp
210211 ), Nutrisari rasa Sweet mango(exp 210211), Nutrisari rasa
Florida orange(exp 210211) secara berturut – turut adalah 0,2833 ±
0,1025 mg/g; 0,2423 ± 0,1003 mg/g; 0,2021 ± 0,0992 mg/g.
2. Bila dibandingkan kadar zat warna Tartrazine dan Sunset Yellow yang
diperoleh dalam serbuk minuman Nutrisari rasa American sweet
orange, Nutrisari rasa Sweet mango dan Nutrisari rasa Florida orange
dengan kadar zat warna Tartrazine dan Sunset Yellow yang diizinkan
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam makanan dan
minuman sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 yang menyatakan bahwa kadar zat warna yang
diizinkan dalam makanan dan minuman adalah maksimal 0,3 mg/g.
Oleh karena itu serbuk minuman Nutrisari ini masih aman untuk
dikonsumsi olah para konsumen.
5.2. Saran
Disarankan supaya dilakukan penelitian tentang penentuan kadar zat warna
dengan menggunakan bahan pengadsorpsi yang lain.
Rf Sunset
Rf Tartrazine Rf Rf
No Nama Sampel Yellow
Pembanding konsentrat konsentrat
Pembanding
1 Sampel A 0,9231 0,9231 0,9692 0,9692
2 Sampel B 0,9231 0,9231 0,9692 0,9692
3 Sampel C 0,9231 0,9231 0,9692 0,9692
Tabel 4.3. Penentuan panjang gelombang maksimum dari Larutan Standar Sunset
Yellow 10 mg/L
No Konsentrasi(mg/L) Absorbansi
1 5 0,2676
2 10 0,2924
3 15 0,3187
4 20 0,3468
5 25 0,3979
Tabel 4.5. Data Absorbansi larutan standar Sunset Yellow pada λ maks 480 nm
dengan Spektrofotometer Visibel
No Konsentrasi(mg/L) Absorbansi
1 5 0,2924
2 10 0,3279
3 15 0,3468
4 20 0,3767
5 25 0,3979
Tabel 4.7. Penentuan Waktu Operasi dari larutan Standar Sunset yellow 10 mg/L
Waktu
Absorbansi
(menit)
5 0,2676
10 0,2596
15 0,2518
20 0,2518
25 0,2518
No Nama Sampel A1 A2 A3 Ă
1 Sampel A 0,3188 0,3098 0,3188 0,3158
2 Sampel B 0,3372 0,3279 0,3372 0,3341
3 Sampel C 0,3279 0,3188 0,3279 0,3249
Tabel 4.9. Data absorbansi Sunset Yellow pada minuman segar pada λ maks 480 nm
dengan spektrofotometer visible
No Nama Sampel A1 A2 A3 Ă
1 Sampel A 0,3372 0,3279 0,3372 0,3341
2 Sampel B 0,3279 0,3188 0,3279 0,3249
3 Sampel C 0,3188 0,3098 0,3188 0,3158
Tabel 4.10. Kadar tartrazine pada minuman segar kemasan berwarna kuning
Tabel 4.11. Kadar sunset yellow pada minuman segar kemasan berwarna kuning
0.3
0.25
absorbansi
0.2
Series1
0.15
0.1
0.05
0
418 420 422 424 426 428 430 432
panjang gelombang
0.35
0.3
0.25
absorbansi
0.2
Series1
0.15
0.1
0.05
0
440 450 460 470 480 490 500 510 520
panjang gelombang (nm)
0.27
Series1
0.265
0.26
0.255
0 5 10 15 20 25 30
waktu (menit)
Gambar 3. Penentuan Waktu Operasi Dari Larutan Standar Tartrazine 10 mg/L pada
panjang gelombang 428 nm
0.27
0.268
0.266
0.264
Absorbansi
0.262
0.26
0.258
0.256
0.254
0.252
0.25
0 5 10 15 20 25 30
Waktu( menit)
Gambar 4. Penentuan Waktu Operasi Dari Larutan Standar Sunset Yellow 10 mg/L
pada panjang gelombang 480 nm
R2 = 0.9741
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
-5 0 5 10 15 20 25 30 35
konsentrasi (mg/ L)
0.5
0.45
0.4
0.35
Absorbansi