Anda di halaman 1dari 2

ISLAM, POLITIK DAN DEMOKRASI

Kata politik berasal dari bahasa Yunani ‘politikos’ yang memiliki arti suatu hal yang berkaitan
dengan warga negara. Dalam bahasa Arab, istilah politik ini berarti siyasah yang secara bahasa memiliki
arti megurus sesuatu dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik diartikan
sebagai segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara
atau terhadap negara lain.

Dengan berbagai alasan, politik islam sangat lah baik untuk diterapkan di suatu negara. Alasan
pertama adalah karena salah satu visi politik islam ini adalah untuk kemaslahatan umat, hal ini berarti
keberjalanan politik suatu negara ditujukan untuk kemaslahatan semua umat negara tersebut. Kedua,
komperhensifitas islam. Dalam keberjalanannya, politik islam ini tidak hanya mengurus hal-hal tentang
umat muslim saja, tapi juga semua penduduk negara tersebut. Terakhir, visi politik islam mengenai
keadilan dan kebaikan. Dalam menjalankan negara kebaikan dan keadilan tentunya merupakan hal yang
sangat penting. Negara yang baik tentunya akan memenuhi keadilan bagi seluruh rakyatnya, karena tanpa
rakyat negara juga tidakada artinya.

Terdapat beberapa pandangan mengenai bentuk negara islam. Pandangan secara fundamental
berarti wajib dalam mendirikan sebuah negara islam dan harus berdasar konstruk negara islam (khilafah).
Jika dipandang secara sekunder, agama harslah dipisahkan dari urusan kenegaraan karena agama bersifat
sakral dan kenegaraan memiliki sifat profan dan dinamis. Jika dipandang secara moderat, islam ini
berkaitan erat dengan politik, karena di dalam ajaran Islam banyak menjelaskan tentang prinsip berpolitik
dan bernegara. Keberjalanan di lapangannya diserahkan pada umat muslim untuk dikembangkan secara
kontekstual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi dapat diartikan sebagai bentuk atau
sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya.
Secara tekstualis, demokrasi adalah sistem politik sekuler di mana pengambilan keputusan diserahkan
kepada suara terbanyak. Dalam hal ini, secara tekstualis demokrasi cukup bertentangan dengan Islam.
Secara liberal, demokrasi adalah sistem politik yang mendukung hak asasi manusia, kebebasa dan keadilan.
Jika dilihat secara liberal, demokrasi sesuai dengan ajaran agama Islam. Secara moderat, demokrasi ini
banyak beririsan dengan ‘semangat’ yang diajarkan di agama Islam, namun tidak semua hal tentang
demokrasi sesuai dengan ajaran agama Islam.

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi sekaligus negara dengan jumlah
penduduk muslim yang banyak, maka terdapat pro dan kontra tentang penerapan demokrasi dalam
kenegaraan. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan ajaran Islam,
namun ada juga pendapat yang menyatakan bahwa demokrasi sesuai dengan ajaran Islam. Terdapat
prinsip dalam demokrasi yang sesuai dengan ajaran agama Islam antara lain musyawarah, keadilan,
toleransi, persaudaraan, solidaritas sosial, kebebasan dan kemuliaan manusia. Mungkin memang tidak
semua tentang demokrasi sesuai dengan ajaran Islam, namun sistem demokrasi ini cocok untuk
diterapkan di Indonesia mengingat tidak semua warga negara Indonesia memeluk agama Islam. Dengan
menjunjung toleransi, sistem demokrasi dalam negara ini akan berjalan dengan baik.
Meskipun Indonesia memiliki sangat benyak penduduk dengan agama muslim, namun Indonesia
bukan merupakan negara Islam. Negara Islam merupakan negara dengan sifat kerakyatan yang
berlandaskan nilai-nilai Islam. Negara Islam berdiri di atas prinsip musyawarah, pelantikan oleh rakyat,
memilih pemimpin oleh rakyat secara bebas, nasehat dan kontrol terhadap pemerintah, membantu
pemerintah dalam kebaikan, menolah taat pada pemeriintah apabila pemerintah bersifat maksiat,
meluruskan pemerintah agar kembali ke jalan yang baik, serta hak rakyat untuk menurunkan pemerintah
jika sudah menyimpang. Dalam berbagai hal Indonesia tidak mencerminkan negara Islam, rakyat
Indonesia tidak dapat menolak taat kepada pemerintah apabila pemerintah sudah membuat keputusan
yang salah, selain itu rakyat Indonesia juga tidak bisa memaksa pemerintah untuk kembali ke jalan yang
baik. Mengingat tidak semua warga Indonesia memeluk agama Islam, maka sistem negara islam inijuga
tidak bisa diterapkan di Indonesia.

Walau Indoensia bukan merupakan negara Islam, keberjalanan negara ini dinilai cukup baik.
Rakyat Indonesia terdiri dari berbagai penganut agama, walau terdapat beberapa konflik antar agama
namun hal ini tidak sampai menimbulkan perpecahan negara Indonesia. Meski bukan merupakan negara
Islam, Indonesia juga bukan merupakan negara sekuler yang terlepas dari nilai dan norma agama.
Indonesia bersifat nasionalis-religius yang berarti terdapat kemungkinan menjadikan nilai-nilai universl
agama sebagai sumber inspirasi alam menetapkan suatu aturan. Keberadaan Indonesia ini jika ditinjau
dari tujuan dan konstitusinya, tidak bertentangan dengan agama Islam, sehingga sebagai warga muslim
yang tinggal di Indonesia harus mempertahankan nilai-nilai ini.

Tanpa perlu menjadi negara Islam, negara Indonesia ini tetap dapat berjalan dengan baik.
Negara dapat berjalan dengan baik apabila adanya kerjasama yang baik anata warganya dan pemimpinnya.
Pemimpin yang baik haruslah berauhillah, bersifat adil, berwawasan luas, berorientasi pada kemaslahatan
rakyat dan memiliki karakter yang berani dan tangguh. Sebagai rakyat juga harus menaati kebijakan yang
dibuat oleh pimpinan mereka, menghindari fitnah dan pertumpahan darah antar warga, serta tidak
memberontak dan tidak mencela pimpinan mereka.

Menjadi warga negara yang baik juga merupakan salah satu kunci negara yang baik. Terdapat
berbagai cara agar menjadi warga negara yang baik. Jika dilihat secara vertikal, hal yang dapat dilakukan
sebagai seorang warga negara yang baik adalah mencintai tanah air, memiliki sifat bela negara,
memprioritaskan kepentingan negara, menjaga keutuhan bangsa dan negara dan taat pada aturan yang
telah dibuat. Apabila dipandang secara horizontal, maka hal yang dapat dilakukan untuk menjadi warga
negara yang baik antara lain, peduli terhadap sesama, bertanggung jawab, mandiri, bersikap demokratis
dan menjaga keamanan lingkungan. Sebagai warga negara, untuk menciptakan negara yang lebih baik
mungkin akan sulit untuk memperbaiki bagian dari pemerintah, hal yang dapat dilakukan adalah
memulainya dari diri sendiri dan berusaha menjadi warga negara yang baik. Warga suatu negara
merupakan gambaran dari negara tersebut, maka menjadi warga negara yang baik merupakan hal yang
penting untuk memperbaiki suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai