Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT COPING DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN CIHAURBEUTI KABUPATEN


CIAMIS

RELATIONSHIP LEVEL OF COPING WITH FOOD SECURITY LEVELS OF POOR


HOUSEHOLDS IN CIHAURBEUTI DISTRICT, CIAMIS DISTRICT

RATIH AMBARSARI1*,,AGUS YUNIAWAN ISYANTO1,


MUHAMAD NURDIN YUSUF1
1
Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis
1*
Email: ratihambarsariadper2@gmail.com

ABSTRAK
Kemiskinan mengakibatkan kerawanan pangan pada rumah tangga miskin di Kecamatan Cihaurbeuti,
terdapat dua indikator dalam mengukur ketahanan pangan pada rumah tangga, yaitu kecukupan
ketersediaan pangan dalam rumah tangga dan kualitas/ keamanan pangan rumah tangga. Tujuan dari
penelitian ini adalah : 1) menganalisis ketahanan pangan rumah tangga miskin, 2) Menganalisis coping
strategy yang dilakukan rumah tangga miskin, 3) Menganalsisis hubungan tingkat coping strategy
dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga miskin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei yaitu menyebar kuisioner dan melakukan wawancara. Rumah tangga miskin
yang terlibat dalam penelitian berjumlah 45 kepala keluarga. Hasil penelitian menunjukan, 1) Kondisi
ketahanan pangan rumah tangga miskin di Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dilihat dari
pangsa pengeluaran pangannya tergolong rendah atau rawan pangan, 2) Coping strategy yang
dilakukan rumah tangga miskin di kecamatan cihaurbeuti kabupaten ciamis secara umum rata-rata
berkategori sedang, 3) Terdapat hubungan yang signifikan positif antara Coping strategy dan
ketahanan pangan.

Kata Kunci: rumah tangga miskin, coping strategy, ketahanan pangan

ABSTRACT
Poverty results in food insecurity in poor households in Cihaurbeuti District. There are two indicators
to measure food security in households, namely the adequacy of household food availability and
household food quality / safety. The objectives of this study were: 1) to analyze the food security of
poor households, 2) to analyze the coping strategy carried out by poor households, 3) to analyze the
relationship between the level of coping strategy and the level of food security of poor households. The
method used in this research is a survey method, namely distributing questionnaires and conducting
interviews. There are 45 poor households involved in the study. The results showed, 1) The food
security condition of poor households in Cihaurbeuti Subdistrict, Ciamis Regency, seen from the share
of food expenditure classified as low or food insecure, 2)households in Cihaurbeuti sub-district,
Ciamis Coping strategies carried out by poordistrict, are generally in the medium category, 3) There
is a significant positive relationship between coping strategy and food security.

Keywords:poor households, coping strategy, food security

693
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

PENDAHULUAN ekonomi untuk bisa memperoleh dan


mendapatkan pangan bagi semua anggota
Kemiskinan dan kelaparan
keluarganya. Hal ini merupakan konsep
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
ketahanan pangan yang mencakup: (1)
dan termasuk masalah kemanusiaan yang
ketersediaan yang memadai, (2) stabilitas
paling mendasar. Pada beberapa negara
ketersediaan pangan dari musim ke musim,
berkembang termasuk Indonesia, masalah
dan (3) akses terhadap pangan utama.
pangan yang timbul akan mengancam
Ketiga aspek tersebut merupakan indikator
kesejahteraan hidup masyarakat,
utama untuk mendapatkan indeks
khususnya masyarakat ekonomi lemah.
ketahanan pangan. Dengan demikian
Ketidakmampuan keluarga untuk
determinan dari ketahanan pangan adalah
memenuhi kebutuhan pangan yang
kemampuan beli atau pendapatan yang
menjadi kebutuhan paling mendasar akan
mencukupi untuk memenuhi biaya hidup.
menjadi kendala bagi upaya untuk
Rumah tangga miskin yang tingkat
melepaskan diri dari belenggu kemiskinan.
ketahanan pangannya rendah akan
Kabupaten Ciamis termasuk
melakukan coping strategy untuk
kabupaten yang mengalami peningkatan
menyelesaikan suatu permasalahan
penduduk miskin. Setiap kecamatan
ketersediaan pangan. Menurut Yusuf
mempunyai penduduk miskin yang
(2018),coping strategy adalah upaya atau
bervariasi, meskipun di beberapa
cara yang dilakukan rumah tangga untuk
kecamatan mempunyai kecenderungan
mengatasi kekurangan pangan. Secara
penurunan laju pertumbuhan penduduk
umum coping strategy merupakan upaya-
miskin, namun lain halnya pada beberapa
upaya, baik secara mental maupun
kecamatan lainnya yang masih memiliki
perilaku, untuk menguasai, mentoleransi,
kecenderungan peningkatan penduduk
mengurangi, atau meminimalisasikan suatu
miskin. Salah satu kecamatan yang
masalah atau situasi yang penuh tekanan.
mempunyai kecenderungan peningkatan
Dengan kata lain, coping strategy adalah
laju pertumbuhan penduduk miskin adalah
suatu proses dimana seseorang berusaha
Kecamatan Cihaurbeuti (Bappeda
untuk mengatasi situasi stress yang
Kabupaten Ciamis, 2019).
menekan akibat masalah yang dihadapinya
Ketahanan pangan merupakan situasi
yaitu dengan cara melakukan perubahan
atau kondisi dimana rumah tangga
mempunyai akses baik fisik maupun

694
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

kognitif maupun perilaku agar memperoleh KSB: Kebutuhan setara beras.


rasa aman dalam dirinya (Zainun, 2002). Kriteria yang digunakan adalah sebagai
Penelitian ini bertujuan untuk berikut:
mengkaji: 1) Ketahanan pangan rumah a. TSP < 1, berarti ketersediaan
tangga miskin di Kecamatan Cihaurbeuti pangan rumah tangga defisit.
Kabupaten Ciamis: 2) Strategicoping yang b. TSP = 1, berarti ketersediaan
dilakukan rumah tangga miskin di pangan rumah tangga hanya cukup
Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis; untuk kebutuhan konsumsi.
3)Hubungan tingkat coping dengan tingkat c. TSP > 1, berarti ketersediaan
ketahanan pangan rumah tangga miskin di pangan rumah tangga surplus tidak
Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. hanya untuk konsumsi
d. bahkan masih ada sisa untuk dijual.
METODE PENELITIAN 2. Kualitas/Keamanan pangan
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan PEP = Σ (PPn/ Σ TE) x 100
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dengan
Dimana:
menggunakan metode survei terhadap 45
kepala rumah tanga miskin yang diambil PEP: Pangsa pengeluaran untuk pangan

secara acak sederhana (simple random (%)

sampling) menggunakan rumus Slovin PPn: Pengeluaran untuk pangan


pada tingkat kesalahan 15 persen dari (Rp/kapita/bulan)
ukuran populasi sebanyak 944 rumah
TE: Total pengeluaran rumah
tangga miskin. Data yang digunakan dalam
tanggapetani (Rp/kapita/bulan)
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Tujuan penelitian kedua di analisis
Tujuan penelitian pertama di analisis secara deskriptif menggunakan rumus:
secara deskriptif menggunakan rumus: Kriteria coping statetgy yang
1. Kecukupan ketersediaan pangan dilakukan oleh rumah tangga miskin
TSP = PUB/KSB dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu
Dimana : rendah, sedang, dan tinggi dengan
TSP: Tingkat Subsistensi Pangan menggunakan perhitungan menurut
PUB: Produksi dari usahatani sendiri Sudjana (2003), sebagai berikut
setara beras R=

695
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

Dimana: d: Perbedaan ranking antara peubah


R: Rentang yang diuji / Difference of rank
Tujuan penelitian ketiga di analisis secara amongvariables
deskriptif menggunakan rumus: N: Jumlah sampel /Number of sample

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimana: Karakteristik pengrajin yang diteliti

Rs: Koefisien korelasi Rank Spearman / dalam penelitian ini meliputi

Coefficient of Rank Spearman Umur, pendidikan, taggungan keluarga.

correlation

Tabel 1. Karakteristik Rumah Tangga Miskin


Uraian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Umur (tahun)
a. 40 – 45 7 15,6
b. 46 -50 16 35,6
c. 51-60 22 48,8
Total 45 100
2 Pendidikan
SD 41 92
SMP 2 4
SMA 1 2
TIDAK PERNAH 1 2
Total 45 100
3 Tanggungan Keluarga
(orang)
a. < 3 21 53
b. 3 – 5 24 47
Total 45 100
Sumber: Data Diolah, 2020
Umur rumah tangga miskin di Kecamatan tangga miskin tersebut dapat terjaga
Cihaurbeuti lebih di dominasi oleh sehingga rumah tangga miskin di
kelompok umur produktif yaitu 73 persen, Kecamatan Cihaurbeuti tidak rentan
sisanya umur yang tidak produktif yaitu terhadap risiko rawan pangan atau bahkan
27%. Banyaknya rumah tangga miskin tidak tahan pangan jika rumah tangga yang
yang memiliki umur produktif berumur produktif tersebut dapat bekerja
menunjukan ketahanan pangan pada rumah dengan baik karena pada golongan usia

696
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

produktif ini memungkinkan mereka untuk Menurut Badan Pusat Statistik (2000) tiga
dapat bekerja secara maksimal sehingga kelompok tanggungan keluarga yakni
dapat meningkatkan pendapatan mereka tanggungan keluarga kecil 1-3 orang,
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. tanggungan keluarga sedang 4-6 orang dan
, tingkat pendidikan formal di Kecamatan tanggungan keluarga besar adalah lebih
Cihaurbeuti adalah rendah. Rendahnya dari 6 orang. Hasil penelitian menunjukan
tingkat pendidikan formal yang berhasil bahwa jumlah tanggungan atau jumlah
ditamatkan oleh kepala keluarga rumah orang yang menjadi tanggung jawab kepala
tangga miskin di daerah penelitian rumah tangga miskin rata-rata berada pada
penyebabkan kemampuan kepala keluarga kategori keluarga kecil. Hal ini dapat
untuk mencari pendapatan menjadi kurang diartikan bahwa jumlah tanggungan atau
maksimal sehingga dapat memicu jumlah orang yang menjadi tanggung
ketidaktahanan pangan karena rendahnya jawab responden terhadap kelangsungan
wawasan dan kreatifitas. hidup dan pendidikannya juga
Tingkat pendidikan juga berkaitan mempengaruhi pendapatan dan
dengan ketahanan pangan. Menurut Sari pengeluaran rumah tangga miskin.
dan Prishandoyo (2009) bahwa semakin Struktur Pendapatan Rumah Tangga
tinggi pendidikan seseorang maka Miskin
pengetahuan tetang gizi juga akan semakin Sumber pendapatan rumah tangga
tinggi. Tingkat pendidikan yang rendah miskin dapat dikelompokan menjadi dua
juga akan berpengaruh terhadap usaha sumber, yaitu pendapatan yang berasal dari
rumah tangga dalam mendapatkan kegiatan pertanian dan pendapatan di luar
pekerjaan yang layak, masyarakat yang sekor pertanian.
tingkat pendidikannya rendah adalah Pada dasarnya struktur pendapatan
masyarakat yang tingkat pendapatannya rumah tangga miskin menunjukan
rendah, sehingga kemampuan daya beli dinamika aktifitas seluruh anggota rumah
terhadap pangan juga rendah. tangga dalam kehidupan sehari-hari.
Jumlah tanggungan keluarga dapat
di kategorikan kedalam tiga kelompok.

697
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

Tabel 2. Pengeluaran Rumah Tangga Miskin


Jumlah
Persentase
Jenis Pendapatan Pendapatan
(%)
(Rp)
Sektor Pertanian (On farm) 403.111 69,66
Luar Sektor Pertanian (Non Farm) 175.556 30,34
Total 578.667 100

Pendapatan rumah tangga miskin di suami untuk menambah pendapatan rumah


daerah penelitian sangat beragam, baik tangganya. Disamping itu juga kepala
yang berasal dari sektor pertanian maupun keluarga mencari tambahan pendapatan
dari non pertanian. Seperti pada sektor dengan mencari pekerjaan sampingan yaitu
pertanian mereka bekerja sebagai petani dengan mengojeg atau sebagai buruh
dan buruh tani. Ada juga yang bekerja bangunan.
diluar sektor pertanian yaitu sebagai Struktur Pengeluaran Rumah Tangga
Miskin
tukang ojeg, guru ngaji, maupun
Struktur pengeluaran rumah tangga
berdagang.
terdiri dari pengeluaran pangan dan
Dalam mencari pendapatan
pengeluaran non pangan, menurut Yusuf
tambahan, istri kepala keluarga juga turun
(2017) keduanya berhubungan erat dengan
berperan dalam upaya pemenuhan
tingkat pendapatan, yaitu apabila semakin
pendapatan. Rata-rata dalam penelitian ini
besarnya pendapatan maka akan
istri kepala keluarga bekerja di sektor
meningkatkan pengeluaran pangan dan non
pertanian yaitu sebagai buruh tani. Alasan
pangan pada rumah tangga
mereka bekerja adalah upaya membantu

698
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

Tabel 3. Pengeluaran Rumah Tangga Miskin


Rata-rata
No. Uraian Persentase (%)
Rp/bulan)
1 Konsumsi Makan
Karbohidrat 285.222 52,01
Protein 104.289 19,02
Lemak 24.756 4,51
Vitamin dan Mineral 60.822 11,09
Makanan Lainnya 74.333 13,55
Total Pengeluaran 548,422 68,17
Makan
2 Konsumsi Bukan Makan
Kebutuhan Sandang 124.600 48,65
Pendidikan 39.022 15,24
Kesehatan 5.111 2,00
Sosial 32.304 12,61
Kebutuhan Papan 33.533 13,09
Kebutuhan Lainnya 26.667 10,41
Pajak dan Asuransi 1.306 0,51
Tabungan dan 3.556
Asuransi 1,39
Total Pengeluaran Bukan 256.099 31,83
Makan
Total Pengeluaran/bulan 804,521 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi disebabkan harga daging sapi yang
kebutuhan rumah tangga miskin di sangat tinggi.
Kecamatan Cihaurbeuti didominasi oleh Sedangkan pengeluaran untuk non
pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi pangan kebutuhan sandang (pakaian,
sumber pangan karbohidrat (beras). Selain perlengkapan mandi, bensin, gas, dan kayu
beras, rumah tangga miskin juga masih ada bakar) tidak di dominan untuk kebutuhan
yang menggunakan umbi-umbian sebagai rumah tangga miskin. Hal ini menunjukkan
selingan bahan pokok mereka selain mie bahwa kebutuhan pangan paling
instan. Untuk sumber protein seperti dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
daging ayam dan daging sapi biasanya untuk rumah tangga miskin. Karena untuk
rumah tangga hanya sesekali saja mencukupi kebutuhan pangan pun rumah
mengkonsumsinya dalam sebulan, daging tangga miskin harus bekerja sangat keras
sapi hanya bisa ditemui saat lebaran idul agar bisa tetap bertahan hidup.
adha saja karena masih jarang rumah
tangga miskin yang mengkonsumsi daging

699
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

Analisis Tingkat Ketahanan Pangan tangga rata-rataadalah sebesar Rp


Rumah Tangga Miskin di Kecamatan
293.994/bulan sehingga jumlah total
Cihaurbeuti
konsumsi (pangan dan non pangan) adalah
Tingkat ketahanan pangan rumah
sebesar Rp 816.039/bulan.
tangga miskin di Kecamatan Cihaurbeuti
Dari jumlah tersebut dapat diketahui
dilihat dari indikator utama yaitu pangsa
struktur pengeluaran pangan rumah tangga
pengeluaran pangan rumah tangga. Hal ini
miskin di Kecamatan Cihaurbeuti adalah
merupakan pendapat Hanani (2012) bahwa
sebesar 63%. Nilai persentase tersebut
ketersediaan dan penyerapan pangan
menunjukkan bahwa pengeluaran untuk
merupakan sub sistem yangharus dipenuhi
pangan lebih besar dibandingkan non
secara utuh, artinya jika salah satu sub
pangan, artinya bahwa tingkat
sistem tersebut tidak dipenuhi maka suatu
kesejahteraan rumah tangga miskin masih
negara belum dapat dikatakan mempunyai
rendah.
ketahanan pangan yang baik.
Analisis Coping Strategy Rumah Tangga
pangan rumah tangga hanya dilihat Miskin
dari pangsa pengeluaran pangannya saja. Coping strategy yang dilakukan oleh
Hal ini mengandung arti bahwa semakin rumah tangga miskin di daerah penelitian
rendah pangsa pengeluaran pangan di Kecamatan Cihaurbeuti sangat beragam
menandakan semakin beragamnya jenis dan sangat tergantung kepada sumberdaya
pangan yang dikonsumsi oleh rumah coping yang dimiliki oleh masing-masing
tangga. Untuk itu maka ukuran kualitas rumah tangga miskin. Menurut Usfar
pangan dilihat dari data pengeluaran untuk (2002), coping strategy yang dilakukan
konsumsi makanan dan non makanan. oleh rumahtangga miskin dapat dibagi
Pangsa pengeluaran pangan rumah tangga menjadi lima bagian, yaitu: melakukan
miskin didaerah penelitian rata-rata aktivitas yang menghasilkan pendapatan,
berkisar 70%, itu artinya pangsa melakukan perubahan diet (pola makan),
pengeluaran rumah tangga miskin berbagai cara untuk mendapatkan
tergolong tinggi. makanan, berbagai cara untuk
Dari hasil penelitian dapat diketahui mendapatkan uang (tunai), hingga cara
bahwa total keseluruhan rata-rata yang paling drastis dengan melakuka
pengeluaran untuk pangan rumah tangga migrasi atau mengurangi jumlah anggota
adalah sebesar Rp 522.044/bulan keluarga.
sedangkan pengeluaran non pangan rumah

700
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

1. Coping Strategy Untuk Meningkatkan yang berasal dari alam, seperti


Pendapatan
misalkan cabe rawit yang tidak
Coping strategy yang sering
perlu membeli karena bisa memetik
dilakukan oleh rumah tangga miskin
langsung dari tanaman yang di
untuk membantu meringankan beban
peliharanya disekitar rumah dan
orang tua dalam hal anak ikut bekerja,
juga sayuran seperti kangkung,
umumnya anak-anak di daerah
pakis, genjer, dan sebagainya
penelitian jarang bekerja ikut bekerja
sehingga kebutuhan pangan rumah
membantu orang tuanya untuk
tangga miskin dan keluarganya
mendapatkan penghasilan terutama
dapat dipenuhi.
anak mereka yang sedang sekolah.
3. Coping Strategy Rumah Tangga
Selain itu kebanyakan istri turut
Dalam Penambahan Akses
bekerja untuk membantu suaminya Dengan Segera Pada Pangan
Bantuan pangan dari
mencari nafkah, walaupun dengan
pemerintah ternyata paling
frekwensi yang berbedabeda. Biasanya
dominan dilakukan oleh rumah
istri bekerja menjadi buruh tani pada
tangga miskin. Menurut mereka,
saat musim tanam dan musim panen
bantuan pangan yang di terima
untuk mendapatkan upah. Hal ini
biasanya berupa mie instan dan
sejalan dengan hasil penelitian Hayati
makanan siap saji lainnya.
(2015), yang menyatakan bahwa
4. Coping Strategy Melalui
partisipasi perempuan tani pada
Perubahan Distribusi dan
komponen akses pangan adalah
Frekwensi Makan
dengan melakukan pekerjaan dalam
Perubahan distribusi dan
upaya memenuhi kekurangan pangan
frekwensi makan yang dilakukan
(coping ability).
oleh rumah tangga miskin di
2. Coping Strategy Melalui
Perubahan Kebiasaan Makan daerah penelitian, yang dominan
coping strategy yang dilakukan
dilakukan oleh rumah tangga
oleh rumah tangga miskin yang
miskin adalah lebih
paling dominandi daerah penelitian
mengutamakan anak-anak dari
adalah mengumpulkan makanan
pada orang dewasa dalam hal
dari alam. Hal ini meunjukan
makanan. Sementara mengurangi
bahwa rumah tangga miskin
frekwensi makan dilakukan oleh
memanfaatkan sumber kekayaan

701
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

35 persen rumah tangga miskin. segera untuk membeli pangan yaitu


Hasil wawancara dengan pengambilan uang tabungan. Selain
responden terungkap bahwa rata- itu Secara umum coping strategy
rata kebiasaan makan rumah menambah akses dengan segera
tangga miskin di daerah penelitian untuk membeli pangan yang paling
adalah 2 kali dalam sehari yang dominan dilakukan oleh rumah
biasanya adalah dengan lauk pauk tangga miskin di Kecamatan
seadanya. Cihaurbeuti adalah meminjam uang
5. Coping Strategy Melalui Hari- dari saudara dekat dengan alasan
Hari Tanpa Makan. adanya ikatan darah sehingga
Hasil penelitian menunjukkan prosesnya lebih mudah
bahwa rumah tangga miskin di dibandingkan dengan meminjam
Kecamatan Cihaurbeuti sering uang dari saudara jauh.
melakukan hari-hari tanpa makan. Hubungan Tingkat Coping Strategy
Menurut Carlson, Andrews dan dengan Tingkat Ketahanan Pangan
Rumah Tangga Miskin
Bickel (1999) dalam Tanziha
Hasil perhitungan menunjukkan
(2005), dalam keadaan kekurangan
bahwa terdapat hubungan positif antara
pangan atau pada suatu situasi
tingkat coping dengan tingkat ketahanan
dimana seseorang tidak bisa
pangan rumah tangga miskin di Kecamatan
memperoleh cukup pangan, maka
Cihaurbeuti yang ditunjukkan oleh nilai rs
kelaparan bisa terjadi, sekalipun
= 0,820. Hal ini mengandung arti bahwa
kekurangan pangan tersebut tidak
semakin sering rumah tangga miskin
dalam jangka panjang tetapi cukup
melakukan coping menyebabkan semakin
menjadikan permasalahan
tinggi tingkat ketahanan pangan rumah
kesehatan dan penurunan berat
tangganya.
badan.
Fakta di lapangan menunjukkan
6. Coping Strategy Melalui
Penambahan Akses Segera bahwa pada umumnya rumah tangga
Untuk Membeli Pangan miskin di Kecamatan Cihaurbeuti
Coping strategy yang
melakukan coping dengan mencari
dilakukan oleh rumah tangga
pekerjaan sampingan.
miskin di Kecamatan Cihaurbeuti
dalam penambahan akses dengan

702
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

KESIMPULAN DAN SARAN intensitas coping strategy yang


Kesimpulan dilakukan.
1. Kondisi ketahanan pangan rumah 2. Pemerintah sebaiknya membuka lebih
tangga miskin di Kecamatan banyak lapangan pekerjaan di sekitar
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dilihat tempat tinggal responden untuk
dari pangsa pengeluaran meningkatkan pendapatan, agar
pangannya tergolong rendah atau kerawanan pangan dapat diatasi.
rawan pangan. DAFTAR PUSTAKA
2. Coping strategy yang dilakukan rumah
Badan Pusat Statistik, 2019, Profil
tangga miskin di kecamatan Kemiskinan di Indonesia Maret
2019, Jakarta: Badan Pusat Statistik.
cihaurbeuti kabupaten ciamis secara
Yusuf, M.N. 2018. Strategi Ketahanan
umum rata-rata berkategori sedang. Pangan Rumah Tangga Petani
Dalam Menghadapi Risiko(Suatu
dengan menggunakan beberapa coping
Kasus Pada Petani Padi di Daerah
strategy yaitu: meningkatkan Rawan Banjir Kabupaten
Pangandaran Propinsi Jawa Barat)
pendapatan, melalui perubahan
(Disertasi). Universitas Padjajaran
kebiasaan makan, penambahan akses Bandung.
Zainun M. 2002. Strategy coping.
dengan segera pada pangan, melalui
http://www.e-
perubahan distribusi dan frekwensi psikologi.com/epsi/search.asp.
[15Januari 2019].
makan, melalui hari-hari tanpa makan,
Sari, M.R. dan Prishardoyo, B. 2009.
dan melalui penambahan akses segera Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerawanan pangan rumah tangga
untuk membeli pangan.
miskin di desa wiru kecamatan
3. Terdapat hubungan yang signifikan bringin kabupaten semarang. Jejak
Volume 2 No. 2 2009: 135-143.
antara tingkat coping strategy dengan
tingkat ketahanan pangan rumah Yusuf, M.N, Lies S, Tuhwapana P.S
danNono C. 2017. Struktur
tangga miskin di Kecamatan Pendapatan dan Pengeluaran
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Rumah Tangga Petani Padi Sawah
di Daerah
Saran
Usfar, A. 2002. Household Coping
1. Rumah tangga miskin sebaiknya dapat Strategies for Food Security in
mengakses sumber pendapatan lain Indonesia Andrelation to Nutrition
Status:Comparison Before and After
untuk menurunkan kerawanan pangan The 1997Economic Crisis. Sttutgart:
yang pada akhirnya menurunkan Verlag Grauer, Beuren.
Tanziha, Ikeu. 2005. Analisis peubah
konsumsi pangan dan sosial ekonomi

703
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 693-704

rumahtangga untuk menentukan Journal Ekonomi Pertanian Volume


determinan dan indikator kelaparan. 1 No. 1 Januari 2012: 1-9.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/201
Institut Pertanian Bogor : Bogor. 2/12/ketahanan-pangan-keluarga.pdf
Hanani, N. 2012. Strategi pencapaian [06-12-2014].
ketahanan pangan keluarga. E-

704

Anda mungkin juga menyukai