Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dita Ayuningtias

NIM : 20210510297

Program Studi : Hubungan Internasional

Review Osdi Day 2

Kita sebagai umat manusia yang sudah seharusnya mempunyai prinsip dalam
menyelestarikan alam semesta yang sudah di jelaskan di al quran surah An-anbiyah 107,
Allah SWT berfirman, “dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. Sebagai seorang pemuda dan mhasiswa kita dituntut untuk
berpikir kritis. Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Subjeknya kompleks, dan ada beberapa
definisi yang berbeda mengenai konsep ini, yang umumnya mencakup analisis rasional,
skeptis, tidak bias, atau evaluasi bukti faktual.

Lahirnya kita didunia ini adalah salah satu dari kebesaran Tuhan yang Maha esa. Percayalah
pda Al quran karena al quran lh pedoman hidup kita. Jaman dulu ulama ulama ga ada hp
merak berfikir secara irfani. Irfani adalah model metodologi berpikir yang didasarkan atas
pendekatan dan pengalamn langsung (direct experience) atas realitas spiritual keagamaanya.
Bapak Prof. Agus Purwanto, D.Sc. telah memberikan kita pemahaman yang lebih luas
mengenai al quran dan keislaman dan juga tentang kehidupan ini yang sedikit saya dengar
dari meteri beliau, Di Amerika terletak di pusat kota itu jaraknya 1300 KM kalau ini di
Indonesia terjadi ya penembak partikelnya barat Pulau Jawa itu kemudian dari Ketapang di
Banyuwangi saat ini 1300 KM kemudian yang gambar ini adalah yang tingginya 13,6 m ya
buat Rp10.000 di American dan membutuhkan waktu 20 tahun dengan perangkat lengkap
yaitu Coba bayangkan Berapa biaya yang dikeluarkan itu ternyata. Dengan mendengarkan
materi beliau kita jadi menambah wawasan bahwa sebagi pemuda yang harus bisa berpikiri
kristis dan bisa membekali diri dengan ilmu dan al quran dan senantiasa bersyukur atas
nikmat Allah. Sebagai umat yang hendak mencapai keridhaan Allah SWT semata, kita perlu
menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup supaya selamat dunia dan akhirat.
Dan rang yang membaca al Qur'an akan memahami tentang kehidupan, tentang dirinya
sendiri, tentang manusia, tentang alam semesta, dan tentu tentang Tuhan. Orang yang
mengetahui hal itu semua akan berbeda dari orang yang tidak mengetahuinya.
Berdasar pengetahuannya itu semua, maka seseorang akan menata perilakunya, yaitu
menyesuaikan dengan petunjuk al Qur;an itu. Namun isi al Qur'an itu sedemikian indah,
sehingga tidak semua orang mampu menangkap dan menjalankan keindahan itu. Hal itu sama
halnya dengan sinar atau cahaya. Jika cahaya itu sedemikian terang, maka tidak semua mata
mampu menggunakan cahaya itu. Sebagai contoh, bahwa al Qur;an mengajarkan tentang
keadilan. Ternyata tidak semua orang mampu mewujudkan keadilan itu di tengah kehidupan
sehari-hari. Semua orang, melalui al Qur'an, mengetahui bahwa adil itu adalah indah, tetapi
keindahan itu belum tentu bisa diwujudkan dalam kehidupannya. Juga sama, bahwa
menghormat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah hal mulia, dan menjadi kewajiban
bagi siapa saja. Akan tetapi, tidak semua orang mampu menjalankannya. Usaha sungguh-
sungguh dan terus menerus untuk menangkap, memahami, dan menghayati isi al Qur'an bagi
kaum muslimin adalah merupakan keharusan. Tanpa usaha yang demikian itu, pesan kitab
suci dimaksud tidak mudah masuk ke dalam hati. Terbukti, banyak orang yang sehari-hari
mengkaji al Qur'an dan bahkan juga mengajarkannya, namun perilaku mereka sendiri belum
selalu menggambarkan apa yang telah dipelajari dan atau yang diajarkannya itu. Hal demikian
itu membuktikan bahwa, usaha serius memahami al Qur'an, adanya taufiq dan hidayah,
semuanya adalah menjadi penentu perubahan perilaku yang dimaksudkan itu. Wallahu a'lam.

1. Nama : Dita Ayuningtias


2. Tempat/tanggal lahir : Brebes, 30 Maret 2003
3. Riwayat Pendidikan : TK pertiwi = 2009
SD = 2010-2016
SMP = 2016-2018
SMA = 2019-2021
4. Riwayat Orgaisasi : Pramuka
5. Catatan Prestasi :-
6. Minat dan Bakat :-

Anda mungkin juga menyukai