Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL “THE INCREASING OF MUSCLE STRENGTH

AMONG ELDERLY PATIENT POST STROKE NON-HEMORRHAGIC


IN SASANA TRESNA WERDHA CIRACAS”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Ramayana Lestari Dewi
NIM 202311101133

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Analisis Jurnal
Penulis Erni Rita

Judul The Increasing Of Muscle Strength Among Elderly Patient Post


Stroke Non-Hemorrhagic In Sasana Tresna Werdha Ciracas

Nama International Multidisciplinary Conference


Jurnal, Edisi 2016
dan Tahun
Latar Stroke Non Hemorrhagic merupakan masalah sistem
Belakang neuromuskuler yang disebabkan oleh trombus, embolus dan
iskemia, sehingga mengakibatkan kondisi infark serebral. Kondisi
ini dapat menyebabkan peningkatan insiden kecacatan dan
kematian. Latihan Passive Range of Motion (ROM) adalah energi
yang dikeluarkan oleh perawat atau alat mekanik untuk membantu
pasien melakukan gerakan sesuai dengan kemampuan dan otot
pasien kekuatan yang digunakan oleh pasien hanya 50%. Selain
itu, ROM pasif ditujukan untuk meningkatkan aliran darah ke
otak, meminimalkan kecacatan akibat ketidakcukupan aliran darah
ke otak, sehingga dapat meningkatkan fungsi sensor nitrat. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sebelum dan
sesudah latihan ROM pasif terhadap kekuatan otot di antara pasien
stroke non-hemoragik di sasana Tresna Wherda Ciracas. Metode
Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan purposive
sampling. Penelitian ini melibatkan 13 responden dalam penelitian
periode waktu Februari sampai Maret 2016. Nilai Perbedaan
sebelum dan sesudah latihan ROM pasif diharapkan dapat
diterapkan pada proses pemulihan pasien stroke non hemoragik.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan


sesudah latihan ROM pasif terhadap kekuatan otot di antara pasien
stroke non-hemoragik di Sasana Tresna Wherda Ciracas

Metodologi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien stroke non
hemoragik yang menginap di tempat fitness PantiTresna Werdha
Ciracas. pasien yang menginap dipanti Sasana Tresna Werdha
Ciracas saat penelitian menggunakan purposive sampling.
Pengambilan sampel dengan memilih sempel diantara populasi
sesuai dengan yang diinginkan peneliti, sehingga mereka dapat
merepresentasikan karakteristik sampel dari populasi yang telah
diketahui. Latihan ROM secara signifikan dapat meningkatkan
kekuatan otot pasien selama
dilakukan dengan teknik yang tepat. Latihan dilakukan secara
terprogram setidaknya 2-3 kali / hari.

Hasil Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh


variabel independen (ROM (range of motion pasif) pada variabel
dependen (kekuatan otot), dari 15 lansia yang menderita stoke dan
lumpuh hanya 13 orang yang melakukan pengambilan data, karena
dua orang lainnya sedang diobati. Dengan melakukan latihan
ROM (range of motion) pasif yang merupakan salah satu terapi
rehabilitasi bagi penderita stroke sangat berpengaruh pada proses
pemulihan yang disebabkan oleh hemipares, yaitu otot kekuatan
pada pasien sebelum latihan ROM (range of motion) pasif, lebih
sering latihan ROM (range of motion) pasif pada pasien Stroke
maka peningkatan kekuatan otot akan lebih efektif dan signifikan,
setelah ROM latihan (range of motion) pasif terjadi peningkatan
kekuatan otot yang mampu menggerakkan lebar sendi tanpa
melawan perlawanan. Pada penelitian ini terjadi peningkatan
kekuatan otot dengan selisih skor 1:08.

Pembahasan Bertambahnya usia merupakan risiko tinggi terjadinya stroke, oleh


karena itu stroke digolongkan sebagai penyakit degeneratif. Di
Konsepnya, menggambarkan risiko stroke meningkat sejak usia 45
tahun. Setelah mencapai usia 50 tahun tahun risiko stroke
meningkat dengan risiko ganda seiring bertambahnya usia
(National Stroke Association, 2011). Yang, Yalcinkaya, Toklu &
Caglar (2009) yang menemukan bahwa usia berkontribusi pada
keterampilan motorik stroke pasien. Dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan motorik stroke pasien. Pasien non hemoragik
dibuktikan oleh peneliti bahwa pasien semakin sering melakukan
senam ROM (range of motion) pasif, dapat meningkatkan gerakan
motorik dan kekuatan otot pada pasien dengan nonhemorrhagic
stroke. Hasilnya konsisten dengan beberapa studi ROM (range of
motion) dan kekuatan otot yang dibuat menyatakan bahwa ROM
latihan (range of motion) pada anggota gerak tersebut dianggap
sebagai strategi manajemen hemiparese, dan dapat dimasukkan
dalam tindakan stroke rehabilitasi yang berdampak lebih besar
dalam memfasilitasi pergerakan aktif anggota tubuh dan
meningkatkan performa kontrol motorik lengan dan tungkai
mengalami parese.
Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dikaitkandengan bidang
dalam keperawatan, tugas sebagai perawat membantu dalam pemulihan
keperawatan pasien yang sudah lanjutusia melakukan ROM (range of motion)
pasif.

Aplikasi di Di Indonesia penerapan terapi pasien stroke pada lansia sudah


Indonesia banyak dilakukan.,salah satunya dengan gerakan senam ROM
(range of motion) dengan frekuensi 2 kali / hari setiap pagi dan
sore. Pencegahan penurunan lansia terutama jaringan otak dapat
dilakukan dengan melakukan latihanfisik. Akan tetapi tidak semua
latihan fisik sesuai dengan lansia mengingat kemampuan
mobilisasi lansia terbatas. Oleh karena itu menggunakan latihan
ROM (range of motion) pasif.

Anda mungkin juga menyukai