Anda di halaman 1dari 6

Oktober 2020

MOTIVASI MENGAJAR (Edited)

Nama : Mahardika Ganda Syaifullah


NIM : 1820202124
Dosen Pengampu : Arisman, M.Pd.I
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas : UIN Raden Fatah Palembang

Motivasi menurut pandangan Purwanto yaitu semua hal yang mendorong


seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.1 Motivasi juga menurut perspektif
Muhammad Utsman Najaati yakni kekuatan penggerak yang membangkitkan
vitalitas pada diri makhluk hidup, dilihat dari perilaku dengan tujuan tertentu.2
Jadi, motivasi merupakan satu kata yang paling popular yang sering melintas di
pikiran seseorang untuk meningkatkan aktivitas dalam kehidupan. Motivasi juga
suatu kata yang memiliki energi positif yang besar dalam mempengaruhi pikiran
serta kehidupan.
Setiap pikiran adalah doa. Apa yang ada dalam pikiran, persis yang
muncul menjadi nasib hidup. Ketika pikiran memasukkan informasi yang sangat
bagus dengan energi yang sangat berkualitas, maka secara otomatis itulah juga
yang dipancarkan menjadi pikiran yang berujung pada nasib.3 Sehingga betapa
pentingnya memiliki pikiran positif dalam membentuk motivasi yang baik dan
benar agar ke depannya akan tepat sasaran mencapai apa yang diinginkan dalam
segala bidang terkhusus bidang pendidikan.
Motivasi mengajar yang paling utama itu bersumber dari dua pusaka
peninggalan Rasulullah SAW. “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian. Jika
kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah (Al-Qu’an) dan As-Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Al-Hakim Al-
Naysaburi). Hadis ini dengan tegas menyatakan bahwa dua pusaka Nabi SAW
1
Endang Titik Lestari, Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), hal. 4
2
Muhammad Sayyid Muhammad Az-Za’balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan
Ilmu Jiwa, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hal. 191
3
Nasrullah, Rahasia Magnet Rezeki, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016), hal.
44—47

1
merupakan pedoman hidup yang dpat menuntun menjalani kehidupan yang lurus
dan benar terkhusus bagi umat Islam.4
Jadi, memilih dan mencari motivasi yang sangat dianjurkan diambil dari
dua pusaka tersebut sehingga motivasinya sangat dahsyat untuk mendorong ke hal
yang positif di dunia maupun akhirat.
Motivasi Pertama
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan:. (QS.
Al-Alaq:1). Mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat dimulai dari bacalah dapat
berarti juga awal dari proses pembelajaran. Jiwa terbuka terhadap ide-ide dan
ilmu-ilmu baru. Bagaikan parasut yang berfungsi saat terbuka. Pikiran dan jiwa
terbuka melalui ilmu. Diperkuat hadits “Barangsiapa yang menempuh
perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju
surga.” (HR. Muslim). Membuka diri terhadap ilmu membutuhkan rendah hati
untuk belajar. “Tidaklah seorang merendahkan hatinya kepada Allah kecuali
Allah mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim). Merendahkan hati membuat
ilmu dan rezeki mengalir pada diri seseorang. Sehingga ini dapat dijadikan
tonggak utama dalam semangat atau motivasi mengajar.5
Jadi, motivasi utama ini yaitu mengajarkan dari apa yang pernah dipelajari
dari sekolah dasar selama enam tahun, sekolah menengah selama enam tahun,
perguruan tinggi, dan dari kehidupan di keluarga hingga kehidupan
bermasyarakat. Mengajar merupakan proses belajar karena belajar itu dimulai dari
memahami, menghafal mengamalkan, dan praktek mengajarkan. Sebagai guru
mengajar merupakan proses belajar yaitu belajar empat kompetensi kepribadian,
professional, sosial, dan pedagogik.
Motivasi Kedua
Sahabat Anshar bertanya “Yaa Rasulullah orang mukmin manakah
yang paling mulia?” Beliau bersabda: “YANG PALING BAIK AKHLAKNYA”
Sahabat tersebut bertanya lagi “Orang mukmin manakah yang paling cerdas?”
Beliau bersabda: “YANG PALING BANYAK MENGINGAT MATI DAN
4
Idri, Studi Hadis, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 23
5
Nasrullah, Rahasia Magnet Rezeki, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016), hal.
179—180

2
PALING BAIK PERSIAPANNYA untuk menghadapi kehidupan setelahnya,
mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah) Jelas seorang guru
berarti seorang yang digugu dan ditiru terutama akhlaknya dan cerdas sesuai
hadits tersebut. “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala
amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa
anak sholeh yang mendoakan baginya.” (HR. Muslim). Menurut sebuah hadits,
seseorang yang telah meninggal akan mendapat pahala, karena: menanamkan
pendidikan kepada seseorang, menggali sumur/kanal untuk kepentingan umum,
menanam pohon, membangun masjid, meninggalkan anak yang sholeh yang
mendoakannya.6
Jadi, betapa jasa pengajar tidak hanya dibayar dengan harta dan benda
melainkan dibayar langsung oleh Allah Yang Maha Kuasa yaitu pahala yang
menjadi ganjaran yang akan didapat sesuai kepantasan pengajar dalam tulus
mengajar hingga akhir hayatnya.
Motivasi Ketiga
“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari). Penegasan
bahwa dakwah itu bukan tugas guru dan ulama saja. Setiap manusia berakal
apalagi umat Rasulullah Saw, ia wajib berdakwah walau satu ayat.7 Ayat yang
bermanfaat walau satu ayat bagi pengajar mungkin belum berarti tetapi bagi
penerima nasihat itu sangat berguna bahkan dapat mengubah kehidupan
seseorang.
Jadi, jangan dianggap remeh suatu ilmu yang akan diajarkan karena tidak
tahu ilmu mana yang dapat mengubah hidup sebagai taufik dan hidayah Allah
Swt.
Motivasi Keempat
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu,
barang siapa yang hendak menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan
ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan
ilmu.” (Imam Al-Ghazali). Islam mengajarkan bahwa dunia dan akhirat
6
Khawaja Muhammad, Mati itu Spektkuler, (Jakarta: Adam Publisher, 2011), hal. 143
7
Arief Muhammad Ikhsan, Beginilah Jalan Dakwah, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2017), hal. vii

3
merupakan dua dimensi yang tak terpisahkan. Untuk menguasai dunia dan akhirat
senjata tunggalnya yakni ilmu. Kewajiban menuntut ilmu bukan hanya perkara
soal pahala dan dosa.8 Tidak sedikit orang yang tidak suka dengan ilmu, tidak
paham, tidak semangat menuntut ilmu karena tidak memilki tujuan dan hakikat
ilmu.
Jadi, guru saat tau hakikatnya ilmu dapat membuat seseorang menguasai
dunia dan akhirat diharapkan hal itu terjadi pada peserta didiknya. Dunia
sementara, tetapi penentu hasil juga di akhirat kelak. Dengan ilmu hidup akan
selamat dari dunia sampai akhirat.
Motivasi Kelima
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR.
Muslim). Seorang pendidik dan ulama khususnya memberikan pengajaran kepada
orang lain, kemudian orang tersebutk mengamalkannya, mereka mendapat pahala
tambahan tanpa mengurangi pahala yang memberinya ilmu. Pahala pendidik dan
ulama itu membiak semakin banyak yang me’ngikuti semakin banyak pahalanya.9
Betapa mulianya seseorang yang mengajar memberikan kebaikan dan
mendapatkan efek dari aoa yang diajarkan ke peserta didik.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah (atau biji
atom yang sangat halus), niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-
Zalzalah). Dan ayat lain “ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra: 7). Kehidupan selalu berkaitan antara sebab
dan akibat. Sebab baik akibatnya menghasilkan kebaikan sedangkan sebab tidak
baik akibatnya menghasilkan ketidakbaikan juga. Begitulah janji Allah SWT
sebagai rahmat dan kasih saying Allah Swt.10 Jadi saat semangat dalam mengajar
itu sudah baik niatnya berbuat baik mengajar terasa jadi lebih membuat diri
tenang, legah, merasa langsung mendapatkan kebaikan tetapi tidak dapat dilihat

8
Abdurrahman Mas’ud, Paradifma Pendidikan Islam Humanis, (Yogyakarta: Gema
Media, 2007), hal. 142
9
Ibnu Muhajir, Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2018), hal. 86
10
Usin S. Artyasa, Ingin Hidup dan Berkah? Awali dengan Basmallah, (Jakarta Selatan:
RuangKata Imprint Kawan Pustaka, 2012), hal. 8

4
dengan mata. Sehingga saat berbuat baik mendapat kebaikan makin semangat
berbuat baik terus menerus sampai ajal menjemput.
“…maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan…” (QS.
Al-Baqarah: 148). Ada tiga golongan orang beriman yaitu golongan orang-orang
yang berlomba-lomba dalam kebaikan, golongan orang-orang yang sedang/di
tengah-tengah, dan golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri.11 Semua
aktifitas harus didasari energy yang kuat, bayangkan aktifitas mengajar seperti
perlombaan dalam kehidupan. Ada yang berhasil dilewati ada yang di belakang
saling mendahului. Jangan terpengaruh orang lain atau pun peserta didik yang
dapat menghambat proses pembelajaran melainkan kita yang harus berlomba-
lomba dalam mengatasi hal-hal yang menghambat. “Sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya..” (HR. Ahmad). Albert Einstein
berkata “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia berguna”. Bias jadi orang yang ditolong hari ini esok ia
menolong kita.12 Yang paling nikmat di dunia ini yaitu suatu manfaat bukan
jabatan, harta, benda, dan dunia.
Jadi saat jadi pengajar jangan mengharapkan lain selain diri benar-benar
bermanfaat bagi peserta didik. Apa gunanya jika emas hanya sebuah emas tanpa
adanya manfaat bagi pemilik saat itu juga. Padahal emas hanyalah alat tukar dan
belum tentu bermanfaat.

11
Muhammad Safrodin, Sunah-sunah Kecil Berpahala Besar, (Yogyakarta: PT Bentang
Pustaka, 2014), hal. 31
12
Tim Mutiara Media,Mutiara Iman: Jilid 3, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2012), hal. 8

5
DAFTAR PUSTAKA
Artyasa, Usin S. 2012. Ingin Hidup dan Berkah? Awali dengan Basmallah.
Jakarta Selatan: RuangKata Imprint Kawan Pustaka.

Asy-Syakhs , Abdul Aziz. 2005. Kelembaman dalam Belajar. Jakarta: Gema


Insani.

Az-Za’balawi , Muhammad Sayyid. 2007. Pendidikan Remaja antara Islam dan


Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani.

Idri. 2013. Studi Hadis. Jakarta: Kencana.

Ikhsan , Arief Muhammad. 2017. Beginilah Jalan Dakwah. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo.

Lestari , Endang Titik. 2020. Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah
Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Mas’ud , Abdurrahman. 2007. Paradifma Pendidikan Islam Humanis.


Yogyakarta: Gema Media.

Muhajir , Ibnu. 2018. Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo.

Muhammad , Khawaja. 2011. Mati itu Spektkuler. Jakarta: Adam Publisher.

Nasrullah. 2013. Rahasia Magnet Rezeki. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Safrodin , Muhammad. 2014. Sunah-sunah Kecil Berpahala Besar. Yogyakarta:


PT Bentang Pustaka.

Tim Mutiara Media. 2012. Mutiara Iman: Jilid 3. Yogyakarta: Media Pressindo.13

13
KUNJUNGI JUGA LINK bit.ly/RepostRahasiaMagnetRezeki

Anda mungkin juga menyukai