Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PEMBERIAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus

polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA


DARAH DAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT
JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

SRIASIANNA SINAGA
100805062

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH PEMBERIAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus
polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH DAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT
JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk


mencapai gelar Sarjana Sains

SRIASIANNA SINAGA
100805062

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Pemberian Buah Naga


Merah(Hylocereus polyrhizus) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Dan
Kolesterol Darah Pada Mencit Jantan Yang
Diinduksi Aloksan
Kategori : Skripsi
Nama : Sriasianna Sinaga
Nomor Induk Mahasiswa : 100805062
Program Studi : Sarjana (S1) Biologi
Departemen : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Oktober 2017

Komisi Pembimbing

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dra. EmitaSabri, M.Si Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed


NIP. 195607121987022002 NIP.196602091992031003

Disetujui Oleh
Departemen Biologi FMIPA USU
Ketua,

Dr. Saleha Hannum, M.Si


NIP. 197108312000122001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)


TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN
KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI
ALOKSAN

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Oktober 2017

SRIASIANNA SINAGA
100805062

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, anugerah dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan
Kolesterol Darah Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksandibuat sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syafruddin


Ilyas, M.Biomed selaku Dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Emita Sabri, M.Si
selaku Dosen Pembimbing II atas segala bimbingan, arahan, saran dan atas segala
waktu yang telah disediakan bagi penulis dalam penyusunan laporan hasil
penelitian ini. Terimakasih juga kepada Bapak Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si selaku
Dosen penguji I dan kepada Ibu Dr. Masitta Tanjung, M.Si selaku Dosen Penguji
II atas segala bimbingan, arahan dan masukan yang telah diberikan sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Saleha Hannum,


M.Si selaku Ketua Departemen Biologi FMIPA USU. Ucapan terima kasih
kepada Ibu Dr. It jamillah M.sc selaku dosen pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan dan motivasi mulai dari awal perkuliahan hingga
penulisan skripsi ini, Ibu Roslina Ginting dan bang Erwin selaku staf pegawai
Departemen Biologi FMIPA USU.

Teristimewa ungkapan terima kasih yang tidak ternilai penulis ucapkan


kepada keluarga dan kedua orang tua tercinta Bapak Hadomuan Sinaga, Ibunda
Rustiana Naibaho, Juita Rosendi sinaga S.E, Martaulina Sinaga, Polma Sinaga
S.Pd, Serli Marlinton Sinaga S.Si, Jior Hamonangan Sinaga A.Md, Alatua Sinaga
A.Md, abang ipar Poltak Parulian Rumahorbo S.E, Frengky situmorang, Adikson
Rianto A.Md, Pardamean Simbolon A.Md, S.Pd, Kevin Juan Britantogi
Rumahorbo, Angel Christy M. Situmorang, Kyrene Rumahorbo, Paulus Christian
M. Situmorang, yang telah banyak memberikan semangat, materi, doa dan
dukungan kepada penulis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada sahabat terbaik Nova M.K.S, S.Si,
Elfrida S.Si, Putri anggarda S.Si, Anisa Gusnanda S.Si, Devi Kurnia S.Si,
Rahmad Zais S.Si, Julpiter Hutajulu S.Si, teman-teman stambuk 2010, rekan-
rekan asisten Laboratorium Fisiologi Hewan, adik-adik stambuk 2011, 2012
(Novita Loka, Wilda, Fitri handayani, Mita, Mira, Risda, Surtika, Rina Novita,
Boby Hutabarat), adik stambuk 2013-2015. Sahabat yang luar biasa Lerin
Sitohang S.Pd, Verina Situmorang S.Pd, Binsar Situmorang, Jonson Situmorang,
Lestari Nainggolan, Sanro Situmorang, Ita rouli Sinaga. Terima kasih semoga
Tuhan memberikan balasan atas doa dan bantuan yang telah diberikan baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan para pembaca serta
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga Kasih-Nya Beserta kita, Amin.

Medan, Oktober 2017

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Hipotesis Penelitian 2
1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Buah NagaMerah 4
2.2. Jenis Buah Naga 5
2.3. Diabetes Melitus 6
2.3.1. Pengertiann Diabetes Melitus 6
2.3.2. Jenis-Jenis Diabetes Melitus 6
2.4. Insulin 8
2.5. Pengaturan Kadar Glukosa 8
2.6. Pengobatan DiabetesMelitus 9
2.7. Aloksan 10
2.8. Kolesterol 11

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat 12
3.2. Alat dan Bahan 12
3.3. Prosedur Penelitian 12
3.3.1. Rancangan Penelitian 12
3.3.2. Pembuatan Jus Buah Naga Merah 13
(Hylocereuspolyrhizus)
3.3.3. Tahap Persiapan Hewan Uji 13
3.3.4. Pembuatan Hewan Uji Diabetes Dengan Cara 13
Induksi Aloksan
3.3.5. Pemberian Jus Buah Naga Merah 13
(Hylocereuspolyrhizus)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4. Parameter Pengamatan 14
3.4.1. Pengukuran Berat Badan 14
3.4.2. Pengukuran Kadar Gula Darah Mencit 14
3.4.3. Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Mencit 14

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Berat badan mencit 15
4.2. Kadar gula darah (KGD) 17
4.3. Kadar Kolesterol Darah 20

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 22
5.2. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran
1. Foto kerja penelitian 25
2. Analisis statistik berat badan yang diberi jus buah naga 26
merah
3. Analisis statistik kadar gula darah yang diberi jus buah 27
naga merah
4. Analisis statistik luas kadar kolesterol darah yang diberi 28
jus buah naga merah
5. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PEMBERIAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus
polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH DAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT
JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) terhadap berat badan, penurunan kadar gula darah (KGD)
dan kolesterol darah pada mencit jantan (Mus musculus L.) yang diinduksi
aloksan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima
ulangan dan lima perlakuan, yaitu: K(-): mencit normal tanpa perlakuan; K(+):
mencit diabetes yang diinduksi dengan aloksan; P1-P3: mencit diabetes yang
diinduksi aloksan dan diberi jus buah naga merah dengan dosis 3,6, 7,2, dan 10,8
g/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus buah naga merah tidak dapat
meningkatkan berat badan mencit diabetes, menurunkan kolesterol darah dan
dapat menurunkan kadar gula darah mencit diabetes yang diinduksi aloksan. Jus
buah naga merah dengan dosis 10,8 g/kgBB merupakan dosis yang memberikan
efek terbaik dalam menurunkan kadar gula darah mencit.

Kata Kunci : Aloksan, glukosa darah, Hylocereus polyrhizus, , kolesterol darah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


EFFECT OF RED DRINK FRUIT (Hylocereus polyrhizus)
AGAINST DECREASE OF BLOOD GLUCOSE AND BLOOD
COLLESTEROL IN MEDIUM-LABULATED CHILDREN
ASSOCIATED

The purpose of research are influence for red dragon fruit (Hylocereus
polyrhizus) concern to on body weight, decreased blood glucose (KGD) and blood
cholesterol in male alloxan-induced mucosa (Mus musculus L.). This study used a
complete randomized design with five replicates and five treatments, K(-) normal
without treatment, K (+) diabetic induced by alloxan; P1-P3: Alloxan-induced
diabetic and red dragon fruit juice with doses of 3.6, 7.2, and 10.8 g / kg BB. The
results showed that red dragon fruit juice was not able to increase weight of
diabetic, lower blood cholesterol and can lower blood sugar levels of alloxan-
induced diabetic mice. Red dragon fruit juice with a dose of 10.8 g / kgBB is a
dose that gives the best effect in lowering blood sugar levels of mice.

Keywords: Aloxan, blood glucose, Hylocereus polyrhizus,, blood cholesterol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes melitus merupakan salah satu kelainan metabolik kronik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah menetap akibat adanya gangguan sekresi
atau kerja insulin (Zulkarnain, 2013).
Penyakit ini terjadi akibat adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah
sebagai akibat dari terjadinya gangguan sistem metabolisme tubuh, organ
pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin bahkan menjadi resisten
terhadap insulin. Insulin berperan pada proses metabolisme yaitu mengubah gula
menjadi energi dan sintesis lemak. Jika keadaan insulin yang rendah dalam tubuh
maka akan mengakibatkan terjadinya kelebihan gula dalam darah yang disebut
hiperglikemia. Salah satu tanaman yang secara empiris berperan sebagai anti
diabetes adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) (Karim dkk. 2011).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) adalah salah satu jenis buah
mengandung antioksidan yang cukup baik. Kulit buah naga merah merupakan
sumber vitamin C dan daging buah merah kaya antosianin, polyfenol, dan
fitoalbumin, serta mengandung mineral, serat, fosfor, dan kalsium. Buah naga
merah sebagai substansi makanan untuk nasi dan sumber serat sehari-hari bagi
pasien, dan dapat meningkatkan ekskresi toksin logam berat, menurunkan
kolesterol dan tekanan darah (Heryani, 2016).
Buah ini juga mengandung flavonoid yang berperan dalam penurunan
kadar trigliserida darah serta berperan sebagai antioksidan dimana dapat
menurunkan stress oksidatif sehingga menimbulkan efek protektif terhadap sel β
pancreas dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga mengurangi kadar
trigliserida darah (Hendrawan, 2015).
Flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan kemampuannya
sebagai zat antioksidan. Antioksidan dapat menekan apoptosis sel beta tanpa
mengubah proliferasi dari sel beta pankreas. Antioksidan dapat mengikat radikal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bebas yang telah dibuktikan dalam penelitian (Ruheet al., 2001), sehingga dapat
mengurangi resistensi insulin (Bayu, 2015).
Penelitian yang telah dilakukan terhadap buah ini antara lain adalah
pengaruh pemberian buah naga merah (H. polyrhizus) terhadap kadar glukosa
darah tikus putih yang diinduksi aloksan. Dilaporkan bahwa pemberian buah naga
daging merah dengan dosis 3,6 g, 7,2 g, dan 10,8 g mempunyai efek hipoglikemik
(Punjuantiningrum, 2009).

1.2. Permasalahan
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika
pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup. Diabetes melitus
merupakan gejala yang timbul pada seseorang, ditandai dengan kadar glukosa
yang melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat kadar insulin di dalam darah
berkurang. Penggunaan obat-obatan sintetis dalam waktu lama memiliki banyak
efek samping bagi kesehatan. Sehinggga perlu diupayakan obat alternatif yang
lebih alami yang berasal dari tanaman. Buah naga merah mengandung flavonoid
yang diduga berfungsi sebagai alternatif pengobatan bagi penderita diabetes
melitus. Pada penelitian yang akan dilakukan, apakah buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) mampu menurunkan kadar glukosa darah dan kolesterol
darah mencit diabetes induksi aloksan?

1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus
buahnagamerah (Hylocereus polyrhizus) terhadap berat badan, penurunan kadar
gula darah dan kolesteroldarah mencit jantanyang diinduksi dengan aloksan.

1.4.Hipotesis
a. Jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat meningkatkan berat badan
mencit (Mus musculus L.)
b. Jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat menurunankan kadar gula
darah mencit (Mus musculus L.)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat menurunkan kadar
kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)

I.5. Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek
pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai terapi diabetes
melitus pada mencit yang diinduksi aloksan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)


Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu buah tropis dari
famili kaktus, Cactaceae yang saat ini banyak dibudidayakan dinegara Asia
seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Buah naga merah
terbukti memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Sebuah studi menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak buah naga merah efektif meningkatkan pertahanan
oksidatif serta melindungi aorta dari kerusakan akibat hiperglikemia pada tikus
diabetes. Selain pada tikus, penelitian mengenai buah naga ini juga dilakukan
pada manusia dimana hasilnya mengkonsumsi buah naga merah 400g/hari dapat
menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan pada penderita DM tipe 2
(Rachmandkk., 2015).
Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus belakangan ini tengah
populer di masyarakat. Pigmen berwarna merah pada buah naga merah diketahui
sebagai betacyanin yang merupakan turunan dari betalain. Betalain telah diteliti
manfaatnya sebagai antiradikal dan senyawa antioksidatif. Buah naga banyak
dikonsumsi karena kandungan kimianya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan buah naga yaitu vitamin A, C, E dan polifenol serta flavonoid.
Flavonoid dialam ditemukan bentuk bebas atau sebagai glikosida dan memiliki
peran salah satunya sebagai antioksidan, karena dapat mendonasikan atom
hidrogennya .Berbagai zat aktif antihiperlipidemia yang terkandung dalam buah
naga diantaranya, niasin, asam askorbat, dan asam palmitat diyakini
meningkatkan kadar HDL (Pertiwi, 2014).
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder
yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk
dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6. Buah naga
sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan kadar gula darah, sebagai antioksidan,
melancarkan pencernaan, mengontrol kolesterol dan asam urat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Wibawa (2013), hasil pemeriksaan skrining

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


fitokimia ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2 % mengandung
senyawa flavonoid (Bayu, 2015).

Gambar 1. Pohon Buah Naga

2.2. Jenis - jenis Buah Naga (Hylocereus )


Buah naga merupakan anggota dari famili Cactaceae. Di Indonesia terdapat
beberapa jenis buah naga yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus),
buah naga kuning daging putih (Selenicerius megalanthus), buah naga daging
merah (Hylocereus polyrhizus) dan buah naga daging super merah (Hylocereus
costaricensis).Buah naga daging merah memiliki kandungan fenol yang lebih
besar daripada buah naga daging putih dan daging kuning.Buah naga daging
merah juga lebih mudah ditemukan di pasaran daripada buah naga daging super
merah. Buah naga daging merah mengandung serat, kalsium, karoten, riboflavin,
niasin, asam askorbat, thiamin, Fe, fosfor , dan betasianin (Isvadillah, 2012).
Menurut Winarsih dalam Punjuantiningrum (2009), Buah naga memiliki
beberapa spesies, antara lain:
a. Hylocereus undatus. Populer dengan sebutan white pitaya. Kulitnya merah,
daging buah putih, dengan biji hitam kecil. Berat rata-rata 400-500 g. Batang
berwarna hijau tua.
b. Hylocereus polyrhizus. Banyak dikembangkan di Cina dan Australia.Sering
disebut red pitaya karena selain kulitnya merah, dagingnya merah keunguan.
Beratnya sekitar 400 g.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Hylocereus costaricensis. Hampir mirip dengan Hylocereus polyrhizus tetapi
daging buahnya lebih intens merahnya. Itu sebabnya buah ini disebut naga
super merah. Berat buah sekitar 400-500 g.
d. Selenicereus megalanthus. Bobotnya hanya 80-100 g. Buah ini mempunyai isi
putih dengan kulit buah kuning tanpa sisik sehingga cenderung lebih halus.

2.3. Diabetes Melitus (DM)


2.3.1. Pengertian Diabetes Melitus (DM)
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang terutama ditandai oleh
hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dari sel β pankreas dan gangguan
kerja insulin. Penderita diabetes melitus akan mengalami peningkatan kadar
glukosa darah yang melebihi batas normal yaitu 200 mg/dl. Peningkatan kadar
glukosa darah secara terus-menerus dapat merusak pembuluh darah, saraf, dan
struktur internal. Dengan demikian akan terbentuk zat kompleks di dalam
pembuluh darah sehingga pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran
(Sofia dkk., 2011).
Pola makan tinggi energi dan obesitas diyakini sebagai penyebab utama
timbulnya DM melalui peningkatan asam lemak. Asam lemak yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya insulin insensitivity (Silbernagl et al., 2000). Orang-
orang dengan umur diatas 45 tahun, memiliki keluarga dengan riwayat diabetes,
memiliki hipertensi, dan memiliki kelainan dislipidemia adalah yang berisiko
terkena DM (Umami dkk., 2015.)

2.3.2. Jenis-Jenis Diabetes Melitus


Menurut Nugroho (2006), Diabetes melitus dibagi menjadi 2 kategori utama
berdasarkan sekresi insulin endogen untuk mencegah munculnya ketoasidosis,
antara lain:
1. Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM = insulin dependent diabetes
mellitus) atau tipe I. Diabetes melitus (DM) tipe I diperantarai oleh
degenerasi sel β Langerhans pankreas akibat infeksi virus, pemberian
senyawa toksin, diabetogenik (streptozotosin, aloksan), atau secara genetik
(wolfram sindrome) yang mengakibatkan produksi insulin sangat rendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


atau berhenti sama sekali. Hal tersebut mengakibatkan penurunan
pemasukan glukosa dalam otot dan jaringan adiposa.Penurunan berat
badan merupakan ciri khas dari penderita DM I yang tidak
terkontrol.Gejala yang sering mengiringi DM I yaitu poliuria, polidipsia,
dan polifagia.
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM=non-insulin dependent
diabetes mellitus) atau tipe II. Pada kondisi DM II, insulin masih cukup
untuk mencegah terjadinya benda-benda keton sehingga jarang dijumpai
ketosis.Pada DM II, kehadiran insulin tidak cukup untuk mencegah
glukosuria. Seiring dengan itu, terjadi kehilangan cairan dan elektrolit
tubuh yang diikuti dengan dehidrasi berat.Lebih lanjut, terjadi penurunan
ekskresi glukosa dan pada akhirnya menghasilkan peningkatan osmolaritas
serum (hiperosmolaritas) dan glukosa darah (hiperglikemik).Secara
patofisiologi, DM tipe II disebabkan karena dua hal yaitu penurunan
respon jaringan perifer terhadap insulin, peristiwa tersebut dinamakan
resistensi insulin, dan penurunan kemampuan sel β pankreas untuk
mensekresi insulin sebagai respon terhadap beban glukosa. Sebagai
kompensasi, sel β pankreas merespon dengan mensekresi insulin lebih
banyak sehingga kadar insulin meningkat (hiperinsulinemia).
Menurut Rachman dkk (2015), Diabetes melitus dibagi menjadi beberapa
jenis antara lain:
a. DM tipe 1, disebabkan destruksi sel beta pankreas yang mengakibatkan
defisiensi insulin melalui proses imunologik danidiopatik.
b. DM tipe 2, bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulindisertai
defisiensi insulin sampai yang predominan gangguansekresi insulin bersama
resistensi insulin.
c. DM tipe lain, disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, efekgenetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/ zat kimia,
infeksi, imunologi (sistem kekebalan), sindrom genetik lain.
d. Diabetes Kehamilan/ Gestasional, yang terjadipertama kali ditemukan pada
saat hamil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4. Insulin
Insulin adalah protein kecil dengan berat molekul 5.700 terdiri atas 2 rantai
polipeptida, A dan B yang saling berhubungan melalui dua jembatan
disulfida.Insulin disekresi oleh sel-sel B pada pulau-pulau ke dalam darah melalui
suatu proses yang rumit, proses itu membutuhkan kalsium dan tahap akhirnya
adalah pelepasan isi granula-granula sekresi tempat insulin dan C-peptida
dibentuk. Laju sekresi insulin terutama ditentukan oleh konsentrasi glukosa dalam
darah. Ketika kadar gula darah naik, laju sekresi insulin meningkat. Peningkatan
kadar mempercepat masuknya glukosa dari darah ke dalam hati dan otot, di mana
glukosa tersebut sebagian besar diubah menjadi glikogen. Hal ini menyebabkan
konsentrasi glukosa darah menurun ke tingkat normalnya (Putra dkk, 2014).
Konsentrasi insulin di dalam darah sejajar dengan konsentrasi glukosa
darah.Pemberian insulin dapat mengakibatkan hipoglikemia seketika.Zat-zat lain
yang menyebabkan pelepasan insulin adalah asam amino, asam lemak bebas,
badan keton, glukagon, sekretin, dan obat-obat sulfonilurea tolbutamid serta
gliburid.Insulin mempunyai efek segera yang meningkatkan ambilan glukosa di
jaringan seperti jaringan adiposa dan otot.Sebaliknya, hormon insulin tidak
memiliki efek langsung terhadap penetrasi glukosa pada sel-sel hati. Meskipun
demikian, secara tidak langsung insulin akan meningkatkan jangka panjang
glukosa oleh hati sebagai hasil kerjanya pada sintesis enzim yang mengontrol
glikolisis, glikogenesis, dan glukoneogenesis (Yuriska, 2009).

2.5. Pengaturan Kadar Glukosa Darah


Konsentrasi glukosa darah diatur dalam batas-batas yang sempit. Dalam keadaan
setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan banyak
mamalia akan berkisar antara 4,5-5,5 mmol/L. Setelah mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat kadar tersebut dapat naik menjadi 6,5- 7,2 mmol/L.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil dalam darah merupakan salah
satu mekanisme homeostatis (Guyton & Hall, 2007). Faktor interna dalam tubuh
diantaranya dipengaruhi oleh enzimglukokinase, insulin, glukagon, hormon
pertumbuhan, glukokortikoid, tiroksin, sistem gastrointestinal. Sedangkan faktor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


eksterna berupa penurunan dan peningkatan asupan karbohidrat (pati)
mempengaruhi kadar gula dalam darah (Punjuantiningrum, 2009).
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan setelah 48 jam induksi aloksan.
Mencit dengan kadar glukosa darah di atas 100 mg/dl dianggap sudah mengalami
diabetes tipe 2. Kadar glukosa darah mencit pada 48 jam setelah induksi
aloksanbelum semua mencapai 100 mg/dl. Setelah 7 hari, kadar glukosa darah
semua mencit telah mencapai 100 mg/dl. Mencit dengan kadar glukosa darah di
atas 100 mg/dl dibagi menjadi lima kelompok secara acak. Setiap kelompok
terdiri dari 5 mencit (Putra dkk., 2104).
Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk mengukur
glukosa.Metode lama dengan metode kimiawi yang memanfaatkan sifat
mereduksi glukosa nonspesifik dalam reaksi dengan bahan indikator yang dapat
berubah warna bila tereduksi. Karena adanya senyawa lain dalam darah seperti
urea, metode ini dapat lebih tinggi 5-15 mg/dl. Metode kedua menggunakan
metode enzimatik yang umumnya menggunakan glukosa oksidase atau
heksokinase.Enzim ini bekerja spesifik pada glukosa dan tidak pada bahan
pereduksi yang lain (Punjuantiningrum, 2009).

2.6. Pengobatan Diabetes Melitus


Uji toleransi glukosa oral merupakan salah satu cara efektif untuk mendiagnosis
diabetes melitus. Penderita dipuasakan paling sedikit 8 jam mulai malam hari
sebelum pemeriksaan, kemudian diperiksa kadar glukosa darah puasa. Setelah itu
penderita diberikan beban glukosa 75 g (dewasa) atau 1,75 g/kg BB (anak) yang
dilarutkan dalam air 250 ml. Pemberian 24 beban glukosa dilakukan selama lima
menit kemudian diperiksa kadar glukosa darah dua jam setelah pembebanan. Pada
orang dewasa normal maupun anak normal, kadar glukosa darah setelah
pemberian beban post prandial akan meningkat menjadi 120-140 mg/dl (Yuriska,
2009).
Pengobatan yang biasa diberikan pada penderita DM bertujuan untuk
mengendalikan kadar glukosa darah agar selalu berada dalam kondisi normal.
Menurut Murray et al., (1999) pemberian obat antidiabetik oral (glibenclamide,
tolbutamid, biguanid, dan lain-lain) dapat menurunkan kadar glukosa darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penderita DM, pengaturan makanan dan olahraga juga dapat membantu
penyembuhan penderita DM. Pengobatan dengan agen hipoglikemik dapat
dilakukan dengan menggunakan obat kimiawi sintetik maupun obat tradisional.
Penggunaan obat tradisional merupakan budaya masyarakat di berbagai belahan
dunia.Berdasarkan perkiraan WHO, lebih dari 80% penduduk negara berkembang
tergantung pada obat tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan (Fahridkk,
2005).
Terapi farmakologis dengan obat anti diabetik oral berupa
derivatsulfonilurea, derivat biguanid dan alfa glukosidase inhibitor (acarbose).
Acarbose merupakan inhibitor kompetitif enzim alfa glukosidase sehinggadapat
menurunkan penyerapan glukosa. Sulfonilurea seperti tolbutamid, tolazamid,
glibenklamid, bekerja dengan merangsang sekresi insulindi pankreas.Sedangkan
derivat biguanid seperti metaformin merangsang glikolisis anaerob sehingga
glukosa yang memasuki sel otot lebih banyak(Putra dkk., 2104).
Hormon Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan
menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa
hepatik. Sediaan insulin diperoleh dari bovine (sapi), porcine (babi), atau melalui
rekombinasi DNA (human insulin). Insulin mutlak diberikan kepada pasien
diabetes tipe 1. Pada diabetes tipe 1, sel-sel beta pasien mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat lagi memproduksi insulin. Selain itu, insulin juga diberikan
kepada pasien diabetes tipe 2 yang kadar glukosa darahnya tidak dapat
dikendalikan dengan diet dan antidiabetik oral, diabetes dengan berat badan yang
menurun cepat, diabetes dengan komplikasi akut, diabetes paska bedah pankreas.
Insulin tersedia dalam bentuk injeksi (Isvadhilla, 2012).

2.7. Aloksan
Pada uji farmakologi/bioaktivitas pada hewan percobaan, keadaan diabetes
melitus dapat diinduksi dengan cara pankreotomi dan pemberian zat kimia. Bahan
toksik yang mampu menimbulkan efek pankreotomi disebut diabetogen,
diantaranya adalah aloksan, pyrinuron, dan streptozotosin. Selain itu zat kimia lain
yang dapat digunakan sebagai induktor (diabetogen) yaitu diaksosida, adrenalin,
glukagon, EDTA.Diabetogen yang lazim digunakan adalah aloksan karena obat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ini cepat menimbulkan hiperglikemia yang permanen dalam waktu dua sampai
tiga hari.Aloksan secara cepat dapat mencapat pankreas, aksinya diawali oleh
pengambilan yang cepat oleh sel β Langerhans.Pembentukan oksigen reaktif
merupakan faktor utama pada kerusakan sel tersebut. Pembentukan oksigen
reaktif diawali dengan proses reduksi aloksan dalam sel β Langerhans. Aloksan
secara selektif merusak sel dari pulau Langerhans dalam pankreas yang
mensekresi hormon insulin (Putri, 2012).
Aloksan adalah komponen hidrofilik dan subtansi yang tidak stabil. Waktu
paruh pada pH netral dengan suhu 35º C adalah sekitar 1,5 menit. Penelitian
terhadap mekanisme kerja aloksan secara invitro menunjukkan bahwa aloksan
menginduksi pemasukan ion kalsium ke dalam mitokondria sel beta pankreas
yang mengakibatkan proses oksidasi sel terganggu. Sebagai diabetogenik, aloksan
dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan. Dosis intravena
yang digunakan biasanya 65 mg/kg BB, sedangkan intraperitoneal dan subkutan
adalah 2-3 kalinya (Punjuantiningrum, 2009).

2.8. Kolesterol
Kolesterol termasuk golongan lipid (lemak), berkomponen alkohol steroid dan
sebagian besar berfungsi sebagai sumber kalori.Di dalam tubuh kolesterol
memiliki fungsi sebagai prekursor pembentuk asam lemak empedu yang
dibutuhkan untuk mengemulsikan lemak pada usus halus. Kolesterol ini biasanya
tidak berpengaruh terhadap usia, baik yang muda maupun yang tua. Kolesterol
bisa berujung pada kematian jika tidak segera diatasi.Keberadaan kolesterol akan
berbahaya di dalam tubuh jika jumlahnya berlebihan di dalam darah dan dapat
membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan
penyempitan (Wardani dkk. 2015).
Kolesterol dikatakan abnormal ketika kadarnya ≥ 130 mg/dl.Abnormalitas
akibat induksi aloksan ini disebut hiperkolesterolemia.Efek antidiabetik senyawa
flavon telah dibuktikan pada tikus dan memberikan hasil positif. Flavonoid
sebagai antioksidan secara tidak langsung yaitu dengan meningkatkan ekspresi
gen antioksidan endogen melalui beberapa mekanisme (Rizki dkk., 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3
BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 –Januari 2017 di
Laboratorium Struktur Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara Medan.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalahkandang mencit, timbangan digital,
Jarum gavage, split, blender, dissecting set, gelas ukur, bak bedah, camera
digital,spidol, kertas label,tisu,Autocheck, gunting, kapas,sample cup.
Bahan yang digunakan adalah Aloksan, Alkohol 70%, mencit jantan (Mus
musculusL.), Strip glukosa darah, strip kolesterol, buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus),akuades, makanan danminuman mencit.

3.3. Prosedur Percobaan


3.3.1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian adalah rancangan acak lengkap yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol, masing-masing dengan 5
ulangan. Pengamatan yang dilakukan pada interval waktu yang berbeda yaitu hari
ke 0, 7, 14 dan 21 hari, penentuan ulangan berdasarkan rumus Federer (1963)
dalamMuqqorobin (2014).
Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3
perlakuan dan 2 kontrol dengan masing-masing terdiri atas 5 ekor, yaitu:
a. K1(kontrol negatif) mencit jantan diberi minum akuades(mencit normal)
b. K2 (kontrol positif) yaitu mencit jantan disuntik dengan aloksan
c. P1 yaitu mencit jantan disuntikan dengan aloksan dan diberi jus buah naga
merah3,6g/kg BB/hari selama 21 hari
d. P2 yaitu mencit jantan disuntikan dengan aloksan dan diberi jus buah naga
merahkonsentrasi 7,2g/kg BB/hari selama 21 hari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. P3 yaitu mencit jantan disuntikan dengan aloksan dan diberi jus buah naga
merah konsentrasi 10,8g/kg BB/hari selama 21 hari (Punjuantiningrum, 2009).

3.3.2. Pembuatan Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus).


Buah naga merah dikupas kulitnya dan diambil daging buahnya, kemudian
dipotong, buah naga merah diblender lalu disaring.

3.3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan


Mencit dipelihara dalam kandang plastik dengan anyaman kawat sebagai penutup,
dasar kandang dilapisi sekam, dan diganti sekali dalam tiga hari, ditempatkan
dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan mendapat cahaya matahari secara
tidak langsung. Pemberian makan dan minum dilakukan setiap hari, pakan yang
diberikan berupa pelet yang dicampur jagung halus dengan perbandingan 2 : 1
diberikan secara ad libitum serta air minum. Cahaya ruangan dan kelembaban
ruangan dan suhu berada pada kisaran alamiah. Jumlah mencit yang digunakan
setiap perlakuan sebanyak 5 ekor dengan berat badan rata-rata 30 g.

3.3.4. Pembuatan Hewan Uji Diabetes dengan cara Induksi Aloksan


Mencit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol mencit normal (tidak
diabetes) dan kelompok mencit diabetes. Mencit diabetes diinduksi dengan
aloksan sebanyak 100 mg/kg BB dengan volume pemberian 0,1 ml/10 g BB jadi
yang disuntikkan ke mencit secara intraperitoneal sebanyak 0,3 ml/g BB
(Nandhagopal, 2013).
Untuk membuat diabetes pada mencit, diinduksi aloksan 100 mg/kg BB
dan diberikan secara intraperitoneal dengan satu kali pemberian. Sebelum
pemberian aloksan, mencit dipuasakan selama 16 jam (Rosdiani, 2013).

3.3.5. Pemberian Jus Buah Naga Merah


Mencit yang diabetes kemudian diberi jusbuah naga merah. Kelompok mencit
diabetes (MD) yang terdiri dari kontrol positif (KP), P1, P2 dan P3. Kontrol
positif (KP) diberikan aloksan 100 mg/kg BB dengan satu kali pemberian.
Sedangkan P1, P2 dan P3 diberikan jus buah naga merah dengan dosis yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berbeda-beda yaitu: 3,6g/kg BB (P1) 7,2g/kg BB (P2) dan 10,8 g/kg BB (P3)
(Punjuantiningrum, 2009).

3.4. Parameter Pengamatan


3.4.1. Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan
digital setiap hari sebelum perlakuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada
berat badan mencit pada masing-masing perlakuan. Data yang diambil data pada
hari ke- 0, 7, 14, 21.

3.4.2.PengukuranKadar Gula Darah Mencit


Pengukuran kadar gula darah mencit menggunakan alat Autocheck. Darah
diambil dengan menggunakan gunting dari ujung ekor yang sudah dibersihkan
dengan alkohol 70%. Sampel darah diteteskan ke strip glukotest dan KGD dibaca
pada display alat. Pengukuran dilakukan seminggu sekali selama 21 hari
(Yulianty, 2015).

3.4.3. Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Mencit


Pengukuran kadar kolesterol darah mencit menggunakan alat Autocheck.
Darah diambil dengan menggunakan gunting dari ujung ekor yang sudah
dibersihkan dengan alkohol 70%. Sampel darah diteteskan ke strip kolesterol dan
hasilnya dibaca pada display alat. Pengukuran dilakukan seminggu sekali selama
21 hari (Karimah dkk, 2014).

3.6. Analisis Statistik


Data yang didapat dari setiap parameternya diuji dengan Rancangan acak lengkap
dan dianalisa dengan analisa sidik ragam (Anova) dan apabila terdapat perbedaan
dilakukan dengan uji lanjut Duncan menggunakan program SPSS Statistics 22.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada pengaruh pemberian buah naga merah
terhadap penurunan kadar glukosa darah dan kolesterol darah pada mencit jantan
yang diinduksi aloksan diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1. Berat badan mencit

45
40
35
Berat Badan (g)

30
H0
25
H7
20
H14
15 H21
10
5
0
K- K+ P1 P2 P3
Perlakuan
Gambar 4.1. Rata-rata Berat badan mencit yang diberi jus buah naga merah
dengan dosis yang berbeda, K(-) = mencit yang diberi akuades; K(+)
= mencit diabetes yang diberi aloksan; P1= jus buah naga merah
dosis 3,6 g + aloksan; P2= jus buah naga merah7,2g + aloksan; P3=
jus buah naga merah10,8g + aloksan, H0-H21= waktu pengamatan

Pemberian jus buahnagamerah berpengaruh terhadap pertambahan berat badan


mencit yang diukur pada hari ke-0 sampai 21 (P<0,05). Dari hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata terhadap
pertambahan berat badan mencit pada setiap perlakuan yang diuji dengan sidik
ragam (ANOVA). Berat badan mencit diamati tiap minggu untuk memperoleh
perubahan berat badan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. dapat dilihat peningkatan berat badan terjadi pada KN
(Kontrol negatif) di harike 14 yaitu 35g. Pada KP (Kontrol positif) mengalami
peningkatan dari hari ke-14 sampai ke-21 yaitu 35g-39g. Menurut Suharmiati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2003), apabila mencit diinduksi diabetes dengan aloksan, maka akan
mengakibatkan mencit dalam kondisi diabetes. Kondisi diabetes bisa ditandai
dengan adanya penurunan berat badan akibat rusaknya struktur pankreas oleh
radikal bebas dan radikal aloksan sehingga sekresi insulin terganggu (Szkudelski,
2001).Menurut Mistra (2004), parameter berat badan relatif tidak sama pada tiap
diagnosa diabetes melitus, jika gula darah melewati ambang normal maka akan
terlihat gejala-gejala berat badan menurun atau kadang berat badan cenderung
bertambah. Pada P2 dosis 7,2 g/kg BB mengalamipeningkatanberatbadandi harike
21 yaitu 39g. Dan pada P3dosis 10,8 g/kg BB mengalami peningkatan berat badan
di harike 14-21 yaitu 35g-36g, sehingga ekstrak jus buahnagamerah dapat
meningkatkan berat badan mencit diabetes.
Bobot badan terjadi penurunan, hal ini akibat dari ketidaksediaaan glukosa
dalam sel karena insulin yang membatasi proses glukoneogenesis sangat sedikit
atau tidak ada sama sekali (Rizmahardian, 2008). Glukosa yang dihasilkan
kemudian akan terbuang melalui urin sehingga terjadi pengurangan jumlah
jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan dan
terjadi penurunan bobot berat badan (Dharmayudha, 2013).
Rerata BB kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol, efek Hylocereus polyrhizus secara bermakna meningkatkan
BB. Vitamin B2 atau riboflavin pada Hylocereus polyrhizus bermanfaat
menambah selera makan. Riboflavin berfungsi sebagai koenzim flavin mono
nukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD) yang berperan dalam
metabolisme energi, pernafasan, jaringan dan pemindahan hidrogen, selain itu
riboflavin diperlukan untuk pertumbuhan, penglihatan dan kesehatan kulit.Infeksi
saluran cerna pada hewan coba menyebabkan hypophagia (intake makan
berkurang), penurunan berat badan (BB). Penyakit infeksi secara langsung
mempengaruhi status gizi, hiperkatabolisme yang diikuti dengan anoreksia makin
memperburuk status gizi. Efek dari vitamin B2 dalam Hylocereus polyrhizus bisa
membantu menambah selera makan pada kelompok perlakuan, selain itu vitamin
B2 berperan sebagai koenzim dalam proses metabolisme energi. Vitamin B2
inilah yang kemungkinan menyebabkan salah satu terjadinya peningkatan BB
(Kusdalinahdkk., 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2. Kadar Gula Darah (KGD)
Pengamatan kadar gula darah mencit yang diberi jus buah naga merah dapat
dilihat pada Gambar 4.2.

300,00
C b
KADAR GULA DARAH (mg/dL)

B
250,00 b
B

200,00 D c
A a
c C
a H0
b c d a A
150,00 d D d H7
H14
100,00
H21

50,00

0,00
K- K+ P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 4.2.Rata-rata KGD mencit yang diberi jus buah naga merah dengan dosis
yang berbeda, K(-) = mencit yang diberi akuades; K(+) = mencit
diabetes yang diberi aloksan; P1= jus buah naga merah dosis 3,6
g/kg BB + aloksan; P2= jus buah naga merah7,2g/kg BB + aloksan;
P3= jus buah naga merah10,8g/kg BB + aloksan, H0-H21= waktu
pengamatan, PA,C˂0,05 (antarkelompok), Pa,b˂0,05 (inter kelompok)

Pemberian jus buahnagamerah berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah


(KGD) mencit yang diukur pada hari ke-0 sampai 21 (P<0,05). Dari hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata terhadap penurunan
kadar gula darah (KGD) mencit pada setiap perlakuan yang diuji dengan sidik
ragam (ANOVA). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada K(+), dimana
terjadi peningkatan kadar gula darah disemua pengamatan. Padaharike 14
terjadipeningkatan KGD yang signifikanyaitumencapai 260 mg/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa aloksan dengan dosis 100 mg/kg BB mampu meningkatkan
kadar gula darah mencit (Mus musculus L.).
Mencit yang memilikiKGD >200 mg/dL termasuk ke dalam kategori
DM.Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aloksanberhasil menginduksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mencit menjadi DM. Aloksanberpengaruh terhadap 2 mekanisme patologi
yangberbeda dengan jelas dalam menginduksi DM, yaitusecara selektif
menghambat sekresi insulin yangdiinduksi oleh glukosa melalui penghambatan
khususpada sensor glukosa di dalam sel β (glukokinase), dan menginduksi
pembentukan ROS (reactive oxygenspecies) yang menyebabkan nekrosis sel-sel
βpankreas secara selektif dan menginduksi resistensiinsulin. Kenaikan kadar gula
darah ini dipengaruhi oleh pemberian aloksan sebagai agen diabetogenik yang
merusak sel-sel beta pankreas melalui pembentukkan oksigen reaktif dan
melewati beberapa proses yang akhirnya merusak DNA pulau Langerhans, selain
itu aloksan juga menghambat reseptor glukosa pada sel beta pankreas sehingga
insulin tidak keluar saat glukosa masuk. Hal ini yang mengakibatkan kadar gula
darah hewan uji meningkat(Lenzen, 2007).
Gambar 4.2 rerata kadar gula darah K(-) (kontrol Negatif) dari hari ke-0
sampai ke- 21 yaitu 108 mg/dl, pada K(+) (Aloksan) dari hari ke-0 sampai hari
ke- 21 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu dari 153,4 mg/dl sampai 260,8
mg/dl, pada P1 yang diberi jus buah naga merah + aloksan dengan dosis 3,6g/kg
BB dari hari ke-0 sampai hari ke-7 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu
133,2- 211,2 mg/dl, dan pada hari ke-21 mengalami penurunan kadar gula darah
yaitu 116,8 mg/dl. Pada P2 yang diberi jus buah naga merah + aloksan dengan
dosis 7,2 g/kg BB dari hari ke-0 sampai hari ke-7 mengalami kenaikan kadar gula
darah yaitu dari 139,8 sampai 226,2 mg/dl dan mengalami penurunan kadar gula
darah dari hari ke-14 sampai hari ke-21 sebesar 126,8 mg/dl, sedangkan pada P3
dengan dosis 10,8g/ kg BB yang diberi jus buah naga merah + aloksan dari hari
ke-0 sampai hari ke-7 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu 158 sampai 254
mg/dl dan pada hari ke-14 sampai hari ke-21 mengalami penurunan kadar gula
darah sebesar 119,8 mg/dl. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin lama waktu
pemberian jus buah naga merah semakin baik dalam menurunkan kadar gula
darah mencit diabetes dan pemberian jus buah naga merah berpengaruh (P<0,05)
terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit.
Peran jus buah naga merah dalam menurunkan kadar glukosa darah
diketahui berdasarkan kandungan serat dan vitamin C naga merah. Kandungan
serat yang tinggi dapat memperlambat penyerapan glukosa dengan memperlambat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengosongan lambung dan memperpendek waktu transit di usus. Pemberian jus
buah naga merah cukup efektif dalam menurunkan glukosa darah hampir
sebanding dengan pemberian preparat glibenklamid. Serat yang terdapat pada
naga merah dapat mengikat banyak air dan membentuk gel. Ketika kadar glukosa
yang masuk kedalam darah lebih sedikit, maka insulin yang dihasilkan oleh
pankreas juga menjadi lebih sedikit, sehingga kadar glukosa darah menjadi
menurun. Buah naga merah ini dapat menyumbang ± 52% dari anjuran serat
dalam sehari (Punjuantingrum, 2009).
Efek penurunan kadar glukosa darah ini disebabkan karena adanya
kandungan senyawa aktif flavonoid pada buah naga merah. Kandungan flavonoid
pada daging buah naga merah sebanyak 7,21 ± 0,02 mg CE/100 gram (Wu et al.,
2005). Flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan kemampuannya
sebagai zat anti oksidan. Flavonoid bersifat protektif terhadap kerusakan sel β
sebagai penghasil insulin serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Mekanisme lain adalah kemampuan flavonoid dalam menghambat GLUT 2
mukosa usus sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa. Selain itu, flavonoid
dapat menghambat fosfodiesterase sehingga dapat menyebabkan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas (Dharmayudha, 2013).
Menurut Marhazlina et al., (2006) efek hipoglikemik dari buah naga
merah ini sesuai dengan hasil penelitiannya dimana kadar glukosa darah penderita
DM tipe 2 dapatturun 19,94% setelah mengonsumsi buah naga merah sebanyak
400 g perhari selama 4 minggu, dengan mengkonsumsi buah naga merah memiliki
potensi yang besar dan memiliki keuntungan dalam pengontrolan kadar glukosa
darah dan profil lemak pada DM.
Pemberian aloksan menyebabkan nekrosa spesifik pada pulau-pulau
langerhans, memiliki efek sitotoksik selektif pada sel beta. Saat sel beta dirusak
oleh aloksan, terjadi gangguan sekresi insulin mengakibatkan jumlah insulin
berkurang. Penurunan sekresi insulin mengakibatkan tubuh tidak dapat
menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Glukosa terakumulasi dalamdarah
(hiperglikemia) hal itu disebut kondisi diabetes. Keadaan ini ditunjukan oleh
meningkatnya kadar glukosa darah tikus kontrol positif (Dharmayudha, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3. Kadar Kolesterol Darah
Pengamatan kadar kolesterol darah mencit yang diberi jus buahnagamerah dapat
dilihat pada Gambar 4.3.

200,00
180,00
KOLESTEROL (mg/dL)

160,00
140,00
120,00
HO
100,00
H7
80,00
H14
60,00
H21
40,00
20,00
0,00
K- K+ P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 4.3.Rata-rata kolesterolmencit yang diberi jus buah naga merah dengan
dosis yang berbeda, K(-) = mencit yang diberi akuades; K(+) =
mencit diabetes yang diberi aloksan; P1= jus buah naga merah dosis
50 mg/kg BB + aloksan; P2= jus buah naga merah 100 mg/kg BB +
aloksan; P3= jus buah naga merah 150 mg/kg BB + aloksan, H0-
H21= waktu pengamatan.

Pemberian jus buahnagamerah berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol


mencit yang diukur pada hari ke-0 sampai 21. Dari hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang tidak terlalu signifikan terhadap
penurunan kolesterol mencit pada setiap perlakuan yang diuji dengan sidik ragam
(ANOVA). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.2 rerata kolesterol darah K(-) (kontrol Negatif) dari hari ke-0
sampai ke- 21 yaitu 150 mg/dl, pada K(+) (Aloksan) dari hari ke-0 sampai hari
ke- 21 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu dari 147 mg/dl , pada P1 yang
diberi jus buah naga merah + aloksan dengan dosis 3,6g/kg BB dari hari ke-0
sampai hari ke-7 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu 148,2mg/dl
sampai152,4 mg/dl, dan pada hari ke-21 mengalami penurunan kadar gula darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yaitu 133,4 mg/dl. Pada P2 yang diberi jus buah naga merah + aloksan dengan
dosis 7,2 g/kg BB dari hari ke-0 sampai hari ke-7 mengalami kenaikan kadar gula
darah yaitu dari 148,8 mg/dl dan mengalami penurunan kadar gula darah dari hari
ke-14 sampai hari ke-21 sebesar 144,2 mg/dl, sedangkan pada P3 dengan dosis
10,8g/ kg BB yang diberi jus buah naga merah + aloksan dari hari ke-0 sampai
hari ke-7 dan 14 mengalami kenaikan kadar gula darah yaitu 159,6 mg/dl dan
pada hari ke-21 mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 159,4 mg/dl. Hal
ini dapat diartikan bahwa pemberian jus buah naga merah dapat menurunkan
kadar kolesterol mencit diabetes walaupun hasilnya tidak menunjukkan penurunan
yang drastis.
Terdapat zat gizi lainnya dalam buah naga merah, seperti niasin, PUFA
dan vitamin C yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Penelitian
terdahulu menunjukkan buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus putih (Rattus norvegicus) secara signifikan dengan dosis 3,6 g/200 g BB/hari
, 7,2 g/200 gBB/hari, dan 10,8 g/200 g BB/hari selama 21 hari dengan penurunan
kolesterol darah sebesar 34,8 mg/dl. Penelitian pada manusia di Malaysia,
menunjukan bahwa pemberian jus buah naga merah sebanyak 400 gram dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada penderita diabetes tipe 2 (Caesar, 2014).
Perlakuan aloksan tidak menunjukkan aktivitas penurunan kolesterol total
yang berbeda nyata jika dibandingkan dengan kelompok kontrol diabetik dan
kontrol normal. Hal ini sesuai dengan sifat efek metabolik aloksan yang tidak
mempengaruhi metabolisme lemak penderita diabetes (Tjokroprawiro, 2000). Di
samping itu,adanya mekanisme feedback negatif menyebabkankadar kolesterol
selalu dijaga pada kondisi mantap (Fahri, 2005).
Penurunankadar LDL serum juga diduga dapat terjadi karena fenol dalam
jus buah naga merah (H. polyrhizus) terfermentasi dapat meningkatkan jumlah
reseptor LDL dengan meningkatkan ekspresi gen dan meningkatkan daya ikat
reseptor LDL sehingga jumlah LDL yang diambil oleh sel bertambah (Murray et
al., 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap penuunan kadar glukosa darah dan kolesterol darah pada
mencit jantan yang diinduksi aloksan adalah sebagai berikut :
a. Jus buah naga merah dapat meningkatkan berat badan mencit diabetes yang
diinduksi aloksan.
b. Jus buah naga merah dapat menurunkan kadar gula darah mencit diabetes yang
diinduksi aloksan. Jus buah naga merah dengan dosis 10,8 g/kg BB merupakan
dosis yang memberikan efek terbaik dalam menurunkan kadar gula darah
mencit.
c. Jus buah naga merah dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit yang
diabetes yang diinduksi aloksan walaupun penurunan kolesterol tidak terlalu
signifikan.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan
terhadap perbandingan penurunan kadar glukosa darah mencit yang dinduksi
aloksan dan Streptozotocin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Bayu, H. 2015. Atherogenic dyslipidemia in type 2diabetes and metabolic


syndrome: Currentand future treatment option Br J Diabetes Vasc Dis
3:356-60.

Dharmayudha, G.O. dan Anthara,S. 2013.Identifikasi Golongan Senyawa Kimia


Dan Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Naga Daging Putih (Hylocereus
undatus) Terhadap penurunan Kadar Gukosa Darah Serta Bobot Berat
Badan Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan.
Buletin Veteriner. 5(1): 31-40.

Fahri, C., Sutarno, dan Listiawaty, S. 2005. Kadar Glukosa Dan Kolesterol Total
Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik Setelah
Pemberian Ekstrak Etanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri L.).
Biofarmasi. 3(1):1-6.

Guyton A.C and Hall J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Alih Bahasa :
Irawati setiawan, LMA Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso. Jakarta : EGC

Hendrawan, U.E. 2003. Aktivitas Hipoglikemik danHipolipidemik Ekstrak Air


Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa[L.] Pers.) pada Tikus Diabetik.
[Skripsi]. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPAUNS.

Heryani, R. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Profil Lipid
Darah Tikus Putih Hiperlipidemia . Stikes Pekanbaru Medical Center.

Isvadhilla, 2012. Efek Pemberian Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)


Terfermentasi Terhadap Kadar LDL dan HDL Tikus Putih Galur Wistar
Yang Diberi Diet Tinggi Lemak. [Skripsi]. Jawa Timur: Universitas
Jember.

Karim, M.A., Abdulkair, W. dan Mustapa, A.M. 2011. Efek Estrak Etanol Daun
Turi (Sesbania grandiflora L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
dan Peningkatan Sensitivitas Insulin pada Mencit Jantan (Mus
musculus)Universitas Negeri Gorontalo.

Lenzen, S., 2007. The mechanisms of alloxan-and streptozotocin-induced


diabetes. Diabetologia.51(216):226.

Marhazlina. 2008. Uji Efek Anti Diabetes Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan
(Thitonia difersifolia (hemsley) A. Gay) Terhadap Tikus yang Diinduksi
Streptozotocin. [Skripsi]. Medan: Fakultas Farmasi USU.

Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nugroho, S.E. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Melitus: Patologi Dan
Mekanisme Aksi Diabetogemik. Biodiversitas. 2(4): 381.

Pareira, F.M.M. 2010. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus
undatus) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus
Norvegicus.). [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pertiwi, W.A. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) Terhadap Kadar HDL Pria Dislipidemia. [Skripsi]. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Punjuantiningrum, F. 2009. Pengaruh Pemberian Buah Naga Merah (Hylocereus


polyrhizus) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diiinduksi
Aloksan. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Putra, D.F., Sidharta, R.B. dan Aida, Y.2014.Aktivitas Antidiabetes Ekstrak


Daun Wani (Mangifera caesia)Pada Mencit Yang Diinduksi
Streptozotoin. [Skripsi]. Universitas Atma Jaya Yogjakarta.

Putri, O.B. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium edule)
Terhadap Penurunan Kadar GlukosaDarah Tikus Wistar Yang Diinduksi
Aloksan. [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Rachman, A., Ya’la, U.F.dan Dewi, N.P. 2015. Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak
Daun Insulin (Thitonia diersifolia (Hemsl) A. Gray.) Sebagai Antidiabetes
Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi
Streptozotocin. Jurnal Farmasi. 6(1): 17-18.

Rizki, P.R., Jayanti, R.D. dan Widyaningsih, T.D. 2015. Pengaruh Teh Herbal
Berbasis Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr.) Terhadap
Glukosa Darah Dan Profil Lipid Tikus Hiperglikemia.Jurnal Pangan Dan
Agroindustri. 3(3):810.

Ruhe, R.C., and McDonald, R.BJ. Am. Coll. Nutr.2001. Use OfAntioxidant
NutrientIn The PreventionAndTreatmentOf Type 2 Diabetes. 20(5):
363-369.

Sofia, Rinidar, dan Mariana. 2011. Uji In Vivo Ekstrak Etanol Daun Sabung
Nyawa (Gynura procumbens) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Menit (Mus musculus) Jantan Strain Swiss Webster Dibetes
Melitus. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.11(3):129-130.

Wahyuni, R. 2012. Pemanfaatan Buah Naga Super Merah (Hylocereus


lostariensis) Dalam Pembuatan Jenang Dengan Perlakuan Penambahan
Daging Buah Yang Berbeda. Jurnal Teknologi Pangan. 4(1):71-72

Yuriska, A. 2009. Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukopsa Darah Tikus Wistar.
[Skripsi]. Semarang. Universitas Diponegoro.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Zulkarnain, 2013. Perubahan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Tikus Sparague
Dawley Yang Diinduksi Streptozotoin Dosis Rendah. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala.13(2):71-73.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kerja

Pengambilan darah mencit Pengukuran KGD dan Kolesterol

Pemberian aloksan Pemberian jus buah naga merah

Lampiran 2. Foto Alat dan Bahan

Strip KGD dan kolesterol Timbangan digitaL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN DATA

Mean
Sum of Squares df Square F Sig.

BB Between Groups 375,760 19 19,777 2,037 ,015

Within Groups 776,800 80 9,710

Total 1152,560 99

KGD Between Groups 180673,960 19 9509,156 34,859 ,000

Within Groups 21823,200 80 272,790

Total 202497,160 99

KOLESTEROL Between Groups 4190,510 19 220,553 1,247 ,243

Within Groups 14146,800 80 176,835

Total 18337,310 99

BB

Duncana

Subset for alpha = 0.05

KELOMPOK N 1 2 3

K-H7 5 31,4000
P3H7 5 31,8000 31,8000
P3H0 5 33,2000 33,2000
K-H21 5 33,4000 33,4000
K-H0 5 33,6000 33,6000
P1H21 5 34,6000 34,6000
K-H14 5 34,8000 34,8000 34,8000
P3H14 5 35,0000 35,0000 35,0000
K+H0 5 35,2000 35,2000 35,2000

K+H7 5 35,2000 35,2000 35,2000


P1H7 5 35,2000 35,2000 35,2000
P1H14 5 35,2000 35,2000 35,2000

P2H14 5 35,2000 35,2000 35,2000


P1H0 5 35,4000 35,4000 35,4000
P3H21 5 35,6000 35,6000 35,6000

K+H14 5 36,2000 36,2000


P2H0 5 36,2000 36,2000
P2H7 5 36,4000 36,4000

K+H21 5 39,4000
P2H21 5 39,4000
Sig. ,085 ,060 ,057

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Subset for alpha = 0.05

KELOMPOK N 1 2 3 4 5 6 7 8

P1H21 5 116,8000
P3H21 5 119,8000
P2H21 5 126,8000

K-H21 5 130,0000 130,0000


K-H7 5 133,2000 133,2000
P1H0 5 133,8000 133,8000

K-H0 5 138,0000 138,0000 138,0000


K-H14 5 138,8000 138,8000 138,8000
P2H0 5 139,8000 139,8000 139,8000

K+H0 5 153,4000 153,4000 153,4000


P3H0 5 158,0000 158,0000
P2H14 5 158,2000 158,2000
P1H14 5 160,4000 160,4000
P3H14 5 170,0000 170,0000
K+H21 5 182,8000

K+H7 5 203,6000
P1H7 5 211,2000 211,2000
P2H7 5 226,2000

P3H7 5 254,00
K+H14 5 260,80
Sig. ,065 ,055 ,066 ,163 ,224 ,469 ,155 ,5

KOLESTEROL

Subset for alpha = 0.05

KELOMPOK N 1 2 3

P1H21 5 133,4000
P3H14 5 136,2000 136,2000
P2H7 5 144,4000 144,4000 144,4000
P2H21 5 145,6000 145,6000 145,6000
K-H14 5 146,0000 146,0000 146,0000
K+H21 5 147,0000 147,0000 147,0000
P1H0 5 148,2000 148,2000 148,2000
P2H14 5 148,2000 148,2000 148,2000
K+H7 5 148,8000 148,8000 148,8000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


P2H0 5 148,8000 148,8000 148,8000
K-H7 5 149,0000 149,0000 149,0000
K+H14 5 149,0000 149,0000 149,0000

P1H7 5 152,4000 152,4000 152,4000


K-H0 5 152,8000 152,8000 152,8000
K-H21 5 153,0000 153,0000 153,0000

K+H0 5 153,8000 153,8000


P1H14 5 154,2000 154,2000
P3H0 5 157,6000

P3H21 5 159,4000
P3H7 5 159,6000
Sig. ,059 ,084 ,148

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

ANOVA

Mean
Sum of Squares df Square F Sig.

BB Between Groups 375,760 19 19,777 2,037 ,015

Within Groups 776,800 80 9,710

Total 1152,560 99

KGD Between Groups 180673,960 19 9509,156 34,859 ,000

Within Groups 21823,200 80 272,790

Total 202497,160 99

KOLESTEROL Between Groups 4190,510 19 220,553 1,247 ,243

Within Groups 14146,800 80 176,835

Total 18337,310 99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai