Anda di halaman 1dari 29

GEOGRAFI TANAH/

ILMU TANAH

Dr. Ir. Ananto Aji, MSP


Bahan Penyusun Tanah
Bahan Mineral Tanah

 Bahan mineral berasal dari pelapukan batuan


 Susunan mineral tergantung jenis batuan
 Batuan dibedakan atas batuan beku (vulkanik),
endapan, dan metamorfosa
 Batuan beku umumnya kaya unsur hara
 Batuan endapan umumnya berusia tua
 Batuan metamorfosa umumnya miskin unsur hara
 Pengkelasan bahan mineral: pasir (2 mm – 50 µ),
debu (50 µ - 2 µ), liat (< 2 µ). Adapun yang lebih
besar dari 2 mm: kerikil, kerakal, dan batu
Bahan Organik Tanah

• Jumlahnya di tanah hanya 3 – 5 %, tetapi


pengaruhnya terhadap sifat tanah sangat besar
• Terdiri dari BO kasar dan BO halus (humus)
• BO halus berasal dari BO kasar akibat aktivitas
mikroorganisme
• Humus merupakan senyawa resisten, hitam
atau coklat, dan memiliki daya menahan air &
unsur hara tanaman tinggi (KTK tinggi)
• KTK tinggi karena gugus karboksil
• Lapisan tanah atas BO-nya lebih tinggi
Bahan organik dalam tanah harus dapat
dipertahankan, karena merupakan salah satu
indikator tingkat kesuburan tanah. Pengaruh BO
terhadap sifat tanah, meliputi:
1. Sebagai granulator (memperbaiki struktur
tanah)
2. Sumber unsur hara N, P, S, dan unsur mikro
3. Menambah kemampuan tanah menahan air
4. Menambah kemampuan tanah menahan unsur
hara tanaman
5. Sumber energi bagi mikroorganisme

Tanah yang memiliki BO hingga 30 % dengan


ketebalan > 40 cm disebut tanah organik (gambut)
Air Tanah

Air terdapat di dalam tanah karena diserap oleh


massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air,
atau karena drainase yang kurang baik
 Baik kelebihan atau kekurangan air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman
Kegunaan air: sebagai unsur hara tanaman.
Tanaman memerlukan H2O (dari tanah) dan
CO2 (dari udara) dalam proses fotosintesis.
Sebagai pelarut unsur hara (unsur hara yang
terlarut dalam air tanah diserap oleh rambut
akar tanaman).
Air tanah dapat meresap atau ditahan oleh tanah
karena adanya gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi.
Berdasarkan bekerjanya gaya-gaya tersebut, air
tanah dapat dibedakan menjadi :

1.Air Higroskopis: air yang diserap tanah sangat


kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
(adhesi antara tanah dan air)
2. Air Kapiler: air dalam tanah dimana daya
kohesi (tarik-menarik diantara butir air) dan
daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat
dari gravitasi. Air ini dapat bergerak ke atas
atau samping karena kapiler. Air kapiler
merupakan air yang tersedia bagi tanaman.
Udara (Pori) Tanah

 Banyaknya pori tanah sekitar 50% volume


 Tanah tergenang semua pori terisi air
 Pada tanah kering pori tanah berisi udara
 Susunan udara dalam pori tanah berbeda dengan
susunan udara di atmosfir
 Kandungan uap air tanah > udara, kandungan CO2 lebih
besar (< 0,03), dan kandungan 02 lebih kecil (udara 20
%, tanah 10 -12 %)
 Perbedaan diatas diduga disebabkan oleh dekomposisi
BO (pernafasan biota tanah) dan aktivitas akar yang
mengambil O2 dan melepas CO2)
Profil dan Solum Tanah

 Apabila kita menggali lubang tanah, akan terdapat


lapisan-lapisan tanah yang berbeda-beda.
 Ada lapisan yang berwarna hitam, merah, kelabu,
bercak-bercak, ada yang semua terdiri dari pasir atau
liat, dan sebagainya.
 Lapisan tersebut terbentuk karena dua hal. Pertama,
karena terjadinya pengendapan yang berulang-ulang.
Tanah dengan endapan berlapis ini umumnya terdapat di
sekitar sungai. Kedua, karena proses pembentukan
tanah. Proses pembentukan tanah dimulai dari
pelapukan batuan induk, menjadi bahan induk tanah,
pencampuran BO dan mineral, pembentukan struktur
tanah, serta pembentukan horizon tanah.
Ilustrasi proses terbentuknya tanah
Pedon dan Polipedon
Pedon merupakan satuan individu terkecil dalam
tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.
Pedon berukuran antara 1 – 10 cm sehingga cukup
luas untuk mempelajari sifat dan susunan horizon
tanah yang ada.
Mengingat kecilnya ukuran pedon, maka tidak
dapat dijadikan dasar pengelompokan tanah,
sehingga diperlukan kumpulan pedon (poli pedon)
yang sifatnya sama. Tanah yang masuk dalam satu
satuan polipedon memiliki sifat-sifat yang dimiliki
oleh suatu seri tertentu.
Ilustrasi tentang Pedon - Polipedon
Jenis-jenis Pelapukan Penyebab
Terbentuknya Tanah
Pelapukan Fisik :
Pengaruh Suhu dan
Kemampuan Mengembang dan Mengkerut

Batuan Menjadi Rapuh dan


Mudah Hancur

Masuknya Air ke Celah Batuan


Juga Menyebabkan Pelapukan
Pelapukan Biologik :

Akar yang masuk ke celah batuan


(dalam aktivitas mencari air)

Sel akar akan berkembang


mampu menerobos dengan kekuatan 10 atm

Mempunyai kemampuan tinggi


untuk menghancurkan batuan
Pelapukan Kimia

Hidrasi – Dehidrasi :
Hidrasi merupakan reaksi kimia dimana molekul air
terikat oleh senyawa tertentu, sedangkan dehidrasi
adalah hilangnya molekul air dari senyawa.
CaSO4 + 2H2O  CaSO4.2H2O (hidrasi)
CaSO4.2H2O  CaSO4 + 2H2O (dehidrasi)

Hidrasi menyebabkan mineral lunak dan meningkat


daya larutnya. Hidrasi dan dehidrasi menyebabkan
perubahan volume  proses disintegrasi mineral
Oksidasi – Reduksi :
Oksidasi merupakan proses berkurangnya
elektron, sedangkan reduksi merupakan proses
bertambahnya elektron.

Fe++  Fe+++ + e
Fe+++ + e  Fe++

Oksidasi merupakan proses disintegrasi yang


penting pada mineral yang mengandung besi fero
seperti biotit, glaukonit, hornblende, dll. Akibat
perubahan dari fero menjadi feri mineral menjadi
mudah hancur. Perubahan yang sebaliknya juga
dapat terjadi.
Hidrolisis :

Hidrolisis terjadi karena adanya penggantian


kation-kation dalam struktur kristal oleh hidrogen,
sehingga struktur kristal rusak dan hancur.

KAlSi3O8 + H+  HAlSi3O8 + K+
feldspar

Hidrolisis merupakan pelapukan kimia terpenting


karena dapat menghasilkan penghancuran yang
sempurna atau menghasilkan modifikasi drastis
terhadap mineral mudah lapuk.
Terbentuknya Profil Tanah

Pembentukan profil tanah terjadi melalui


berbagai proses, diantaranya :
 Penambahan bahan-bahan dari tempat lain
ke tanah.
 Kehilangan bahan-bahan yang ada dari dalam
tanah.
 Perubahan bentuk (transformasi) di dalam
tanah.
 Pemindahan bahan antar solum.
Contoh Proses Pembentukan Tanah

 Eluviasi : pemindahan bahan-bahan dari satu


horizon ke horizon lainnya.
 Iluviasi: penimbunan bahan-bahan dalam
suatu horizon.
 Enrichment : penambahan basa-basa.
 Kalsifikasi: penimbunan CaCO3 dalam suatu
horizon.
 Salinisasi: penimbunan garam-garam mudah
larut dalam suatu horizon tanah.
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Pengaruh Iklim

Suhu dan CH sangat berpengaruh terhadap reaksi


kimia dan fisika tanah. Kenaikan suhu 10oC
berdampak terhadap kecepatan reaksi kimia 2 kali
lipat. Kinerja MO juga dipengaruhi oleh suhu.
Akibat suhu dan CH tinggi di tropika, reaksi kimia
berjalan cepat, pelapukan dan pencucian intensif,
sehingga tanah mengalami pelapukan lanjut
(rendah UH dan masam).
Tanah di bagian timur Indonesia (CH rendah),
proses pencucian dan pelapukan lambat, tanah
menjadi tidak masam dan kadar basa tinggi.
Organisme

Organisme berpengaruh terhadap akumulasi BO di


dalam tanah, siklus UH, dan pemantapan struktur
tanah. Organisme berperan terhadap dekomposisi
BO, sehingga bila tanah mengandung BO maka
akumulasi BO tidak akan terjadi. Beberapa siklus
UH di dalam tanah melibatkan MO, seperti unsur N
dan S. Proses dekomposisi BO akan diiringi dengan
terjadinya pemantapan struktur tanah.
Peran organisme juga ditunjukkan oleh vegetasi,
dimana akarnya mampu merekahkan batuan dan
menghambat erosi.
Bahan Induk Tanah

Jenis bahan induk akan berpengaruh terhadap sifat


tanah. Bahan induk tanah berasal dari batuan beku,
sedimen, metamorfosis, dan organik.
Batuan beku terdiri dari beku atas, beku gang, dan
beku dalam. Berdasarkan kadar SiO2 dibagi menjadi
beku masam, intermediet, dan alkalis.
Batuan sedimen ada endapan tua dan baru.
Batuan metamorfosis berasal dari batuan beku
akibat tekanan dan suhu tinggi membeku di gang.
Batuan organik terjadi di rawa karena proses reduksi
terjadi akumulasi BO (gambut).
Topografi

Bentuk wilayah berpengaruh terhadap jumlah air


hujan yang meresap, dalamnya air tanah, proses
erosi, dan mengarahkan gerakan air. Topografi juga
berperan dalam menghambat atau mempercepat
pengaruh iklim.

Sifat tanah yang terpengaruh meliputi tebal solum,


tebal dan kandungan BO lapisan A, kandungan air
tanah, warna tanah, tingkat perkembangan horizon,
reaksi tanah, kejenuhan basa, dan garam mudah
larut
Waktu

Waktu berpengaruh terhadap lamanya proses


pelapukan dan pencucian, khususnya dalam kaitan
miskin dan tidaknya tanah.
Profil tanah semakin berkembang dengan makin
meningkatnya umur. Berdasarkan umurnya tanah
dibedakan menjadi bahan induk, tanah muda, tanah
dewasa, dan tanah tua.
Kecepatan (umur) terbentunya tanah sangat
beragam jenis batuannya. Misalnya tanah muda
pada tanah volkanik (lapisan A – C) terbentuk 100
tahun, sedangkan tanah mineral umumnya 1000
hingga 10.000 tahun

Anda mungkin juga menyukai