BAB 1
PENDAHULUAN
bagian yang akan ditangani ditampilkan dilakukan tindak perbaikan yang akan
Jumlah operasi yang sangat besar ini tentunya berimplikasi pada pelayanan
nyawa pasien, di sisi lain operasi yang tidak aman justru menimbulkan insiden
Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
Pelayanan operasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari
dokter bedah, dokter anestesi, perawat, teknis medik dan tenaga kesehatan lain
yang membutuhkan komunikasi yang baik agar keselamatan pasien tetap terjaga.
Angka
No. Proses Komunikasi di Kamar Operasi
kejadian
1. Kesuksesan berkomunikasi 69,4%
2. Kegagalan berkomunikasi 30,6%
Total 100%
Sumber: Lingard, 2004
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sepertiga proses komunikasi di kamar
pelayanan operasi. Suatu survei di rumah sakit regional juga menunjukkan bahwa
ada tren kenaikan penilaian buruk pada keterbukaan komunikasi dalam pelayanan
secara umum dari 9,07% pada 2018 menjadi 16,38% pada 2019 (Soetomo, 2018
dan 2019). Hal ini perlu menjadi perhatian bagi fasilitas kesehatan agar
komunikasi di rumah sakit pada umumnya dan pelayanan operasi pada khususnya.
luarannya dalam kamar operasi menjadi beberapa topik seperti yang tersaji pada
Tabel 1.2.
Luaran Komunikasi
No. Topik Komunikasi
Gagal Berhasil
1. Peralatan 61% 39%
2. Prosedur 42% 58%
3. Kebijakan 24% 76%
4. Tenaga kesehatan 19% 81%
5. Terapi atau obat-obatan 15% 85%
6. Pasien lain 14% 86%
7. Laporan perkembangan 12% 88%
8. Lingkungan 4% 96%
Sumber: Hu, 2012
selalu menjadi perhatian yang berkelanjutan agar tercapai zero incident, salah
satunya meningkatkan komunikasi dalam kerja tim. WHO dalam kampanye safe
komunikasi dan pertukaran informasi kritis yang efektif bagi kerja tim di kamar
operasi yang sangat penting untuk terciptanya keselamatan pasien (WHO, 2009).
tim kamar operasi di lingkungan operatif dengan luaran klinis operasi termasuk
komplikasi pascaoperasi (Nurok, 2011). Pola komunikasi dan kerja tim kamar
operasi yang baik sangat dibutuhkan dalam pelayanan operasi (Undre, 2006).
Penelitian lain juga banyak dilakukan untuk mencari keterkaitan antara surgical
checklist adalah untuk meningkatkan komunikasi dan kerja tim antar anggota
efisien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja tim dan untuk
mendorong pertimbangan aktif dari keselamatan pasien dalam setiap operasi yang
dilakukan (WHO, 2009). Anggota kamar operasi dapat terdiri dari dokter bedah,
pasien yang digunakan oleh tim profesional di ruang operasi yang terdiri dari
dokter bedah, dokter anestesi, perawat, radiographer dan lainnya. Surgical safety
checklist telah menjadi bagian dari standar pelayanan operasi. Modifikasi dari
checklist telah banyak digunakan di rumah sakit di seluruh dunia. Di sisi lain,
penerapan surgical safety checklist baru mencapai angka rerata 75,4% di dunia
populasi global, adanya potensi 30,6% terjadi kegagalan komunikasi dan data
saat berdiskusi mengenai peralatan (61%), prosedur (42%) dan terapi (15%) yang
ketiga aspek masalah tersebut ada pada komponen surgical safety checklist, maka
dampak penerapan surgical safety checklist terhadap komunikasi dan kerja tim di
kamar operasi.
yang tidak hanya mencegah terjadinya kejadian tidak diinginkan dalam proses
pelayanan operasi, namun juga memberikan dampak terhadap kinerja tim dan
manfaat secara manajemen rumah sakit dalam pencatatan data operasi. Pada
Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
memengaruhi penerapan surgical safety checklist dan ada tiga kelompok dampak
Dalam Better knowledge for safer care disebutkan bahwa terdapat faktor
komunikasi dan kerja tim juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
budaya keselamatan pasien. Komunikasi dan kerja tim yang baik akan
Di sisi lain agar komunikasi dan kerja tim baik perlu dilakukan intervensi ke
dalam sumber daya manusia yang terlibat di dalam pelayanan, salah satunya
anggota kamar operasi. Intervensi berupa penerapan surgical safety checklist juga
terbukti dapat meningkatkan komunikasi dan kerja tim. Pada penelitian multi
safety checklist dengan perubahan sikap yang positif dari anggota kamar operasi.
Sikap tersebut beberapa diantaranya berbentuk komunikasi, kerja tim dan iklim
Untuk itu, dapat dijelaskan bahwa pada penelitian ini yang akan menjadi
topik penelitian adalah dampak penerapan surgical safety checklist sebagai suatu
program keselamatan pasien terhadap komunikasi dan kerja tim, bukan melihat
faktor komunikasi dan kerja tim yang bisa memengaruhi suatu keselamatan pasien
keamanan pelayanan operasi mulai dari identifikasi pasien sebelum masuk kamar
dalam panduan Safe surgery safe lives. WHO menyebutkan salah satu tujuan
pengawasan rutin kapasitas dan volume operasi. Data seperti surgical site
rate akan melengkapi surveilans pelayanan operasi. Selain itu, dengan surgical
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa penerapan surgical safety checklist
belum mencapai 100% pada populasi global, tepatnya masih 75,4% (ISOS, 2017).
Di sisi lain terdapat potensi 30,6% terjadi kegagalan komunikasi pada pelayanan
peralatan (61% mengalami kegagalan), prosedur (42%) dan terapi (15%) yang
di kamar operasi?
Tujuan pada penelitian systematic review ini dapat dijabarkan menjadi tujuan