Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEMAHAMI BIDANG AKHLAK


Mata Kuliah:Akidah Akhlak
Dosen Pengampu:Wahyu Stiawan,M.Pd

Disusun oleh:
1.M Ilham Bratama R (2102032006)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

2021
Jl. Ki Hajar Dewantara No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Timur., Kota Metro,
Lampung 34112
KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya sehingga


kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul‘’ memahami dan memiliki
wawasan akidah islam tentang kitab-kitab Allah’’. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Akidah Akhlak di
Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi , mengingatakan kemampuan yang kami
miliki.Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……..
………………………………………….
DAFTAR ISI……………..…….……..……..……..……..……..
…….
BAB I PENDAHULUAN………………………………….…….
…….1
A.Latar Belakang……..……..…………….……..……..
…….……1
B.Rumusan Masalah…….…….…….…….……..……..
…….……1
BAB II PEMBAHASAN…..……………….…..…….…….…….
……2
A.Pengertian Akhlak………………….…….…….……..2
B.Ruang Lingkup
Akhlak…………………………………….4
C.Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak…….…….6
D.Hubungan Ilmu Akhlak dan Ilmu Lain………..8
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………9
A.Kesimpulan…..…….……………..…….…………….
………..9
B.Saran…….……..…………..…….……..……..…………….
…9
DAFTAR PUSTAKA……………………..……..
……………………...10
iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Akidah Akhlak. Tugas ini disusun dengan mempelajari materi tentang ‘’memahami
dan memiliki wawasan akidah islam tentang kitab-kitab Allah’’ dimana materi ini
akan menjadi pembelajaran kepada kita untuk memahami tentang kitab-kitab

Allah .

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis


sajikan dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Akhlak
2. Ruang Lingkup Akhlak
3. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
4.Hubungan Ilmu Akhlak dan Ilmu Lain

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku,
tabiat atau peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah
melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.

Kata akhlak telah disebutkan dalam (QS.Shad:46) berikut ini.

َ ِ‫إِنَّا أَ ْخلَصْ نَاهُ ْم بِخَ ال‬


ِ ‫ص ٍة ِذ ْك َرى الد‬
‫َّار‬

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan


kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada
negeri akhirat." (QS Shad : 46).

Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang
tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang
mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi.

Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli

Adapun pengertian akhlak menurut para ahli yang diantaranya yaitu:

Menurut Ibnu Maskawaih


Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min
ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yakni sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang

2
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

Menurut Abu Hamid Al Ghazali


Akhlak adalah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir
perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan
dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.

Menurut Ahmad Bin Mushthafa

Akhlak ialah sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis


keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga
kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
Menurut Muhammad Bin Ali Asy Syariif Al Jurjani

Akhlak ialah sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam
diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
ringan tanpa berpikir dan direnungkan.

Menurut Nurcholish Madjid


Bahwa istilah akhlak atau khuluq merupakan satu akar kata dengan khalq
atau penciptaan, khaliq (pencipta) dan makhluq (ciptaan), yang semuanya mengacu
pada pandangan dasar Islam mengenai penciptaan manusia, bahwasanya manusia
diciptakan dalam kebaikan, kesucian dan kemulian sebagai “sebaik baiknya ciptaan
(ahsanu taqwim).

Menurut Imam Al-Ghazali

Dalam kitabnya Ihya Ulum al din mengatakan bahwa akhlak ialah; sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah tanp memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Menurut Ibrahim Anas

3
Yang mengatakan akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai
yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik dan
buruknya.

Mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya


apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut akhlakul karimah dan
bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul madzmumah.

Menurut KBBI

Akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.

Menurut Etimologi
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang mempunyai arti budi pekerti,
persamaan atau nama lain akhlak ini biasa disebut dengan etika atau kebiasaan.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 4 dikatakan bahwa “Dan


sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung”. Dan
dalam sebuah haditspun dikatakan bahwa ” Aku diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Sehingga jelas bagi umat Islam diseluruh
alam berpatokan pada akhlaknya nabi Muhammad SAW. Akhlak terpuji yang ada
dalam diri Rasulullah SAW patut kita jadikan contoh dan suri tauladan yang baik.
Ada dua sumber yang harus dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang keduanyapun dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia
telah berakhlakul karimah atau akhlak yang baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya
akan jauh lebih baik.

B. Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak Pribadi

4
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan
insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang
utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu
manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia
mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.

Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban
orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan
pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –
ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang
yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama
bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut
dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik
untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga
diri, kehormatan dan kemuliaan.Seorang anak haruslah mencintai kedua orang
tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau
cintai, taati dan hormati.

Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan


engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik,
berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah
bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang
juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu,
mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.
Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar
engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan
menolong keduanya disetiap keperluan.

Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan

5
dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka
wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial
kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat.

Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama
lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan
saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan
dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu
sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai
dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa
yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu,
engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama.
Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau
timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak Beragama

Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,


karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal
dengan sesama makhluk Tuhan.

C. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak

6
Sebenarnya manusia itu mampu untuk menyelidiki gerakan jiwanya,
perkataan dan perbuatannya, lalu memilah dan memilih mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Maka dengan
mempelajari ilmu akhlak, manusia akan mampu mengekspresikan perbuatan,
tingkah laku, perkataan yang yang baik dan bijak. Sebenarnya pelajaran akhlak
merupakan penjabaran dari takwa sebagai manifestasi penerapan akidah dan
praktik ibadah, sehingga dengan mempelajarinya manusia diharapkan mampu
mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk menuju ridha Allah SWT.

Apa yang dilakukan oleh manusia mungkin bersangkutan dengan dirinya sendiri,
keluarga dan masyarakat. Setelah manusia mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, kemudian diresapkan di dalam hati sehingga perbuatannya
akan timbul dari kesadaran sendiri, bukan paksaan dari luar.

Ahmad Amin mengatakan: “Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan


permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan
lainnya sebagai yang baik dan sebagian yang lainnya sebagai yang buruk.
Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan
buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik,
sedangkan menginkari utang termasuk perbuatan buruk”.

Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang


kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui
perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.

Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan
mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang
yang memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu
pengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai
dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalah gunakan yang
akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.

Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang
akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya
dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar
dari berbagai perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.

7
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia
dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal
halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing
manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan
elemen akal pikiran, oleh karena itu Imam Al-Ghazali dalam kitabnya
“Mukasyafatul Qulub” menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia (anak
Adam) lengkap dengan elemen akal dansyahwat (nafsu). Maka barang siapa
yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan melata lebih baik dari pada
manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan
nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.

Menurut Mustafa Zahri: untuk membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran hawa


nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih seperti cermin yang dapat
menerima Nur Tuhan. Jika tujuan ilmu akhlak tersebut tercapai, maka manusia
akan memiliki kebersihan batin yang yang pada gilirannya melahirkan perbuatan
terpuji. Dengan perbuatan terpuji ini, akan lahirlah keadaan masyarakat yang
damai, sejahtera, harmoni lahir dan batin, yang memungkinkan ia dapat
beraktifitas guna mencapai kebahagiaan hidup didunia dan juga di akhirat.

Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan semata-mata, maka


dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain:

1) Mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat.

2) Akan disenangi orang dalam pergaulan.

3) Akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

4) Orang yang bertakwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan kemudahan


delam memperoleh keluhuran, kecukupan, dan sebutan yang baik.

5) Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan


dan kesukaran.

Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufiq, dan hidayah sehingga
dapat bahagia di dunia dan di akhirat.

8
Menurut Drs. Barmawi Umari disebutkan bahwa:

1) Ilmu akhlak, dapat mengetahui batas antara yang baik dengan yang buruk dan
dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu menempatkan sesuatu
pada proporsi yang sebenarnya.

2) Berakhlak, dapat memperoleh irsyad, taufiq dan hidayah yang dengan


demikian maka Isya Allah kita akan berbahagia di dunia dan di akhirat.

Dr. Hamzah Ya’cub menyatakan bahwa manfaat dari akhlak, adalah sebagai
berikut:

1. Meningkatkan derajat manusia

Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kemajuan manusia di bidang


rohaniah atau bidang mental spiritual. Antara orang yang berilmu pengetahuan
tidaklah sama derajatnya dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Hal ini
diterangkan dalam al quran: (Q.S. Az-Zumar: 9)

“Katakanlah (hai Muhammad): “Adakah sama orang-orang yang berilmu


pengetahuan dengan orang-orang yang tidak mberilmu pengetahuan?”
Sesungguhnya orang-orang yang berusahalah yang dapat menerima pelajaran.”

2.Menuntun kepada kebaikan

Ilmu akhlak bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan mana yang
buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong kita supaya membentuk
hidup yang suci dengan memproduksi kebaikan dan kebajikan yang
mendatangkan manfaat bagi manusia. Sebagai contoh Rasulullah SAW. Justru
karena beliau mengetahui akhlak, maka jadilah beliau sebagai manusia yang
paling mulia akhlaknya, sebagaimana dinyatakan dalam al quran: (Q.S. Al-
Qalam: 4)

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dengan keterangan tersebut jelaslah bahwa pengetahuan akhlak, adalah ilmu


yang mengandung kepada kebaikan, serta memberikan tuntutan kepadanya.

9
3.Menifestasi kesempurnaan iman

Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan


lain bahwa keindahan akhlak adalah manifestasi daripada kesempurnaan iman.
Sebaiknya tidaklah dipandang orang itu beriman dengan sungguh-sungguh jika
akhlaknya buruk.

Dalam hubungan ini, Abu Hurairah meriwayatkan penegasan Rasulullah SAW.

“orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.
Dan sebaik-baik di antara kamu ialah yang terbaik kepada istrinya.”(H.R. At-
Tirmizi)

4. Keutamaan dari hari kiamat

Disebutkan dalam berbagai hadis bahwa Rasulullah SAW menerangkan orang-


orang yang berakhlak luhur akan menempati kedudukan yang terhormat dari
hari kiamat.

“Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin dari hari
kiamat daripada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji
mulut dan kelukan.” (H.R. At-Tirmizi)

5. Kebutuhan pokok dalam keluarga

Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera.


Keluarga yang tidak dibina dengan akhlak yang baik, tidak dapat berbahagia,
sekalipun kekayaan materinya melimpah ruah. Akhlak yang luhur itulah yang
mengharmoniskan rumah tangga, menjalin cinta dan kasih sayang semua pihak.

Tegasnya akan meranalah rumah tangga yang tiada dihiasi dengan akhlakul
karimah dan bahagialah rumah tangga yang dirangkum dengan keindahan
akhlak.

6. Membina kerukunan antar tetangga

Pentingnya akhlakul karimah di sini cukup jelas, karena betapa banyaknya


lingkungan yang gaduh karena tidak mengindahkan kode etika. Islam
mengajarkan agar mengajarkan agar antara tetangga dibangun jembatan emas
berupa silaturahmi.

10
7. Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan negara.

Akhlak adalah faktor mutlak dalam nation dan character building. Suatu bangsa
dan negara akan jaya, apabila warga negaranya terdiri dari orang-
orang/masyarakat yang berakhlak mulia.

8. Dunia betul-betul membutuhkan akhlakul karimah

Dari dahulu sampai sekarang, dunia selalu penuh dengan orang-orang baik dan
orang-orang jahat. Jika dunia ditangani para Nabi dan Rasul serta ahli-ahli
hikmah seolah-olah dunia tersenyum gembira, dunia damai dan tenang. Karena
mereka itu selalu menggemakan penggilan akhlakul karimah, menyeru umat
manusia memiliki pribadi yang baik lagi luhur.

Sebaliknya dunia inipun selalu berada dalam kerusuhan, pertentangan dan


permusuhan sampai mengalirkan darah. Masalah ini hakikatnya tidak lepas dari
karakter atau akhlak para pemimpin, di mana dia bertindak sebagai penggerak
dan pelakunya. Tepat sekali apa yang dinyatakan Allah dalam al quran:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. Ar. Rum:
41)

D. Hubungan Ilmu Akhlak dan Ilmu Lain


Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu akhak merupakan ilmu yang
membahas tentang perbuatan manusia, baik itu perbuatan yang baik maupun
perbuatan yang buruk. Karena mengkaji tentang perbuatan manusia, ilmu
akhlak memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya adalah
dengan ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan juga ilmu
filsafat. Berikut penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu
tersebut.

1. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf

11
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa
bertasawuf pada hakikatnya merupakan melakukan serangkaian kegiatan
ibadah seperti shalat, puasa, haji, dzikir dan lain sebagainya yang tujuannya
adalah untuk mensucikan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri
dengan perbuatan yang terpuji dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan demikian, untuk mencapai tujuan dari tasawuf tersebut, manusia harus
terlebih dahulu memiliki akhlak yang baik.

Segala bentuk ibadah yang dilakukan oleh para ahli tasawuf tersebut ternyata
memiliki hubungan yang erat dengan akhlak. Sependapat dengan hal ini, Harun
Nasution dalam bukunya yang berjudul Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran,
mengatakan bahwa ibadah dalam islam memiliki hubungan yang sangat erat
dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam al-Quran dikaitkan dengan taqwa, dan
taqwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tegasnya orang bertaqwa adalah orang yang berakhlak mulia.

Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan ilmu akhlak dengan
ilmu tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah,
dengan cara menjauhi segala larangan-Nya dan mematuhi segala bentuk
perintah-Nya. Untuk mendekatkan diri kepada Allah, tentu saja kita harus
memiliki akhlak yang baik.

2. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid


Harun Nasution menyebutkan bahwa ilmu Tauhid diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang cara-cara meng-Esakan Allah, sebagai suatu sifat yang
terpenting diantara sifat Allah yang lainnya. Pada intinya ilmu tauhid adalah ilmu
yang bertujuan untuk memahami dan meyakini adanya Allah dengan segala sifat
dan perbuatan-Nya.

Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa
hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf adalah ilmu tauhid akan
mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan
salah satu akhlak yang mulia. Ilmu tauhid hadir sebagai pemberi landasan bagi
ilmu akhlak, sedangkan ilmu akhlak adalah penjabaran dan pengalaman bagi
ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang baik tidak akan ada artinya, dan
sebaliknya akhlak tanpa tauhid tidak akan menjadi kokoh. Selain itu, ilmu tauhid

12
memberikan arahan terhadap ilmu akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap
arahan tersebut.

3. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa


Dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kpada kebaikan
dan keburukan. Potensi rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas dalam
kajian ilmu jiwa. Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita dapat
memanfaatkan informasi yang berasal dari ilmu jiwa tersebut.

Selain itu dalam ilmu jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis
yang dialami seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis
tersebut memerlukan metode yang berbeda dalam proses pendidikan
akhlaknya. Dengan demikian, ilmu jiwa dapat memberi masukan dalam rangka
merumuskan metode pembeajaran dan pembinaan ilmu akhlak.

4. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu


Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam islam sangat erat kaitannya dengan penyempurnaan
akhlak manusia. Tujuan tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa ilmu
pendidikan dan ilmu akhlak memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya.
Pendidikan merupakan sarana dalam pembentukan peserta didik sebagai
seseorang yang berakhlak mulia.

5. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat


Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat merupakan suatu upaya berpikir
mendalam, radikal, sampai keakar-akarnya, universal dan sistematik dalam
rangka menemukan inti atau hakikat mengenai segala sesuatu. Diantara
pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu akhlak adalah pemikiran
tentang manusia. Ibn Sina mengatakan bahwa jiwa manusia merupakan satu
unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan.

Pemikiran filsafat tentang jiwa manusia yang dikemukakan oleh Ibn Sina
tersebut menunjukkan bahwa dalam pemikiran filsafat terdapat sumber yang
dapat dikembangkan menjadi konsep ilmu akhlak. Kemudian Ibn Khaldun juga
mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang berpikir. Lewat

13
kemampuan berpikirnya tersebut, manusia membuat proses-proses yang
akhirnya menciptakan sebuah peradaban. Dari pemikiran Ibn Khaldun tersebut
dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya dan
selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Artinya manusia memerlukan
bimbingan dalam interaksinya tersebut dan bimbingan tersebut akan
menghasilkan akhlak yang baik dalam diri manusia yang akan sangat berguna
dalam interaksinya.

Dalam ilmu filsafat dibahas pula tentang Tuhan, alam dan makhluk lainnya.
Pembahasan tersebut akan menghasilkan pengetahuan serta perumusan cara
dalam berhubungan dengan Tuhan, alam dan juga makhluk lainnya. Pada
akhirnya hal itu akan mewujudkan pembentukan akhlak manusia, baik akhlak
kepada Tuhannya, kepada sesamanya maupun kepada alam di sekitarnya.

Demikian adalah penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu


lainnya. Dengan mengetahui hubungan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk memperdalam ilmu akhlak, maka kita juga harus mengkaji ilmu
lain yang memiliki hubungan dengan ilmu akhlak tersebut.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memahami bidang akhlak adalah dasar-dasar pokok ajaran Islam yang
Membekali setiap orang untuk bisa mempelajari Islam yang lebih luas dan
mendalam. Memahami dan mengamalkan Bidang akhlak bagi setiap Muslim yang
menginginkan untuk menjadi seorang Muslim yang kaffah.

Untuk menghasilkan akhlak atau karakter mulia–yang merupakan cita cita


setiap muslim, juga salah satu tujuan pendidikan nasional Indonesia–dalam konsep
Islam harus dimulai dari membangun fondasi yang kuat, yakni mendasari dengan
akidah atau iman yang kokoh. Jika semua aturan Allah ditaati dan dilaksanakan
pastilahakan terwujudakhlak atau karakter mulia mulai dari diri seseorang.

B.Saran
Rendahnya tingkat ketakwaan dan akhlak remaja jaman sekarang sangat
memprihatinkan. Sekolah, Universitas, dan lembaga formal lainnya yang
seharusnya membantu peningkatan akhlak mahasiswa/i dan siswa/i nya sekarang
ini malah menjadi pusat dimana sebagian besar remaja mengalami pemerosotan
akhlak. Oleh karena itu pihak maupun universitas dan Berbagai embaga formal
lainnya sebaiknya turun tangan secara langsung agar dapat memperbaiki dan

15
membimbing parasiswa / mahasiswa/i agar tidak semakin terjerumus dalam
ketidak berakhlakan.

DAFTARPUSTAKA
https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-
serta-macam-macamnya.html?page=2

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-akhlak/

16

Anda mungkin juga menyukai