Anda di halaman 1dari 18

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Gaya yang bekerja pada benda dapat mengakibatkan perubahan keadaan


gerak, baik gerak translasi maupun rotasi. Jika pada benda itu bekerja beberapa
gaya, tetapi gaya-gaya itu saling meniadakan sehingga tidak menghasilkan
perubahan gerak translasi ataupun gerak rotasi, benda dikatakan berada dalam
keseimbangan. Artinya, benda itu diam (atau bergerak lurus dengan kecepatan
tetap), dan benda itu tidak berotasi (atau berotasi dengan kelajuan sudut konstan).
Jika benda dalam keadaan diam, keseimbangan yang dialaminya disebut statis.
Suatu benda atau sistem benda dikatakan berada dalam keseimbangan penuh jika
mengalami keseimbangan translasi dan keseimbangan rotasi sekaligus
1. Keseimbangan Translasi
Benda akan tetap diam jika gaya-gaya yang bekerja dalam
keseimbangan, atau dengan kata lain resultan gayanya bernila nol, ∑ 𝑭 = 0.
Untuk menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda.

Gambar 7a-b. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem koordinat


Pada Gambar 7a, tidak ada gaya dalam arah sumbu-y sehingga
∑ 𝑭𝒚 = 0. Dalam arah sumbu-x terdapat gaya F1 dan F2 yang arahnya
berlawanan. Dengan memperhitungkan arahnya, resultan gaya dalam arah
sumbu-x adalah ∑ 𝑭𝒙 = −𝑭𝟏 + 𝑭2 . Benda akan tetap seimbang jika resultan
gaya pada sumbu-x nol. Maka 𝑭𝟏 = 𝑭2 . Jadi, pada sistem dua gaya segaris
yang berada dalam keseimbangan, dua gaya itu sama besar, tetapi berlawanan
arah.
Pada Gambar 7b, menunjukkan tiga gaya sebidang, F1, F2 dan F3 yang
bekerja pada benda tegar dan dalam keadaan seimbang. Keseimbangan terjadi
jika resultan gaya di semua sumbu koordinat (sumbu-x dan sumbu-y) bernilai
nol. Jadi, untuk mencapai keseimbangan dalam sistem koordinat dua dimensi,
syaratnya adalah

1
∑𝐹 = 0 (15)
Penerapan syarat keseimbangan tersebut pada sistem seperti Gambar 2b
menghasilkan
∑ 𝐹𝑥 = 0 (16)
𝑭3 −𝑭1𝑥 − 𝑭2𝑥 = 0
𝑭3 −𝑭1 cos 𝜃 − 𝑭2 cos 𝛼 = 0 (17)
∑ 𝐹𝑦 = 0 (18)
𝑭1𝑦 − 𝑭2𝑦 = 0
𝑭1 sin 𝜃 − 𝑭2 sin 𝛼 = 0 (19)
Persamaan (15) dikenal sebagai syarat pertama keseimbangan atau
syarat keseimbangan translasi. Untuk sistem dua gaya segaris yang bekerja
pada benda, keseimbangan apat terjadi jika kedua gaya itu sama besar dan
berlawanan arah. Untuk sistem tiga gaya sebidang yang bekerja pada benda,
garis kerja ketiga gaya itu harus berpotongan di satu titik dan resultan gayanya
bernilai nol untuk setiap sumbu koordinat yang dipilih.

Contoh Soal
1. Gambar berikut menunjukkan balok seberat 𝑤 = 50 N yang digantungkan pada
seutas tali.

Gambar 8. Sebuah beban yang digantungkan dengan dua tali


Di titik O tali itu disimpulkan dengan dua tali lain yang ujung-ujungnya
ditambatkan pada langit-langit. Semua tali sangat ringan sehingga beratnya dapat
diabaikan. Jika 𝜃2 = 37° dan 𝜃3 = 53°, hitunglah tegangan pada ketiga kali
tersebut!
Penyelesaian
Diagram bebas untuk balok dan simpul ditunjukkan pada gambar berikut.

2
Gambar 9a-b. Uraian komponen gaya yang bekerja pada benda yang digantungkan dua tali

T1 , T2 , dan T3 menggambarkan tegangan (aksi) pada ketiga tali, sedangkan


T1’, T2’ , dan T3’ merupakan reaksinya. Balok berada dalam keseimbangan,
maka 𝑻1′ = 𝑤 → 𝑻1′ = 𝑻𝟏 → 𝑻𝟏 = 𝑤 = 50 N
Tali AO dan tali BO tidak melakukan gaya pada balok, tetapi pada simpul di O.
Oleh karena itu, simpul dapat dianggap sebagai sebuah benda kecil (beratnya
diabaikan) dalam keadaan seimbang. Untuk menentukan besar tegangan tali T2
dan T3 dengan menguraikan komponen-komponennya (Gambar 9b). Adapun
komponen-komponen tali T2 dan T3 adalah
𝑻2𝑥 = 𝑻2 cos 37 = 0,8 𝑻2
𝑻2𝑦 = 𝑻2 sin 37 = 0,6 𝑻2
𝑻3𝑥 = 𝑻3 cos 53 = 0,6 𝑻3
𝑻3𝑦 = 𝑻3 sin 53 = 0,8 𝑻3
Selanjutnya menggunakan persamaan (16)
∑ 𝐹𝑥 = 0
𝑻2𝑥 − 𝑻3𝑥 = 0
0,8 𝑻2 − 0,6 𝑻3 = 0
0,8 𝑻2 = 0,6 𝑻3
𝑻2 = 0,75𝑻3 (i)
Pada komponen sumbu-y menggunakan Hukum I Newton
∑ 𝐹𝑦 = 0
𝑻2𝑦 − 𝑻3𝑦 − 𝑻𝟏 = 0
0,6 𝑻2 − 0,8 𝑻3 − 50 N = 0
0,6 𝑻2 − 0,8 = 50 N (ii)
Substitusi Persamaan (i) ke (ii)
0,6 (0,75 𝑻3 ) − 0,8 = 50 N

3
0,45 𝑻3 + 0,8𝑻3 = 50 N
1,25𝑻3 = 50 N
𝑻3 = 40 N
Substitusi 𝑻3 = 40 N ke Persamaan (i) diperoleh 𝑻2 = 0,75(40) = 30 N
Dengan demikian, tegangan tali 𝑻1 = 50 N, 𝑻2 = 30 N, dan 𝑻3 = 40 N
2. Sistem pada gambar di bawah berada dalam keadaan seimbang statis. Besar
tegangan tali T1 = 1200 N. Berapakah berat beban w1, w2, dan w3? (percepatan
gravitasi 10 m/s2)

Gambar 10. Gambar beberapa beban yang digantung dengan tali dalam keadaan seimbang
Catatan : Di mana apabila ada 3 gaya pada keadaan seimbang maka resultan
dua buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain.
Atau dapat menggunakan metode dengan hasil bagi setiap besar gaya dengan
sinus sudut di seberangnya selalu bernilai sama.
Penyelesaian : Dalam kasus ini dapat menggunakan metode alternatif, selain
penguraian gaya yakni dengan persamaan
𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝟑𝑭
𝒔𝒊𝒏∝
= 𝒔𝒊𝒏𝜷 = 𝒔𝒊𝒏𝜸 (20)

Pada 𝑤1

𝑤1 𝑇1
=
𝑠𝑖𝑛 120 sin 90

sin 150
𝑤1 = 𝑥 1200 𝑁
sin 90

Pada 𝑤2

sin 150
𝑤2 = 𝑥 600 𝑁
sin 120
𝑤2 = 200√3 N

4
Pada 𝑤3
sin 90
𝑤3 = 𝑥 600 𝑁
sin 120
𝑤3 = 400√3 N
Jadi, besar w1, w2, dan w3 berturut-turut adalah 600√3 𝑁, 200 √3 N, dan
400√3 𝑁.

2. Syarat Keseimbangan Rotasi


Syarat kedua benda tegar mengalami keseimbangan yaitu memenuhi
resultan momen gaya terhadap sumbu putar tersebut sama dengan nol.
Penjelasan mengenai syarat kedua ini ditunjukkan oleh Gambar 11

Gambar 11. Benda tegar yang dikenai dua gaya


Gambar 7 menunjukkan sebuah benda tegar yang dikenai gaya 𝑭1 dan 𝑭2 .
Benda itu berada dalam keadaan setimbang jika nilai 𝑭1 dan 𝑭2 sama besar,
berlawanan arah dan garis kerjanya sama. Kedua gaya tersebut memiliki lengan
momen l yang sama terhadap sumbu putar O. Akibatnya, momen gaya dari
𝑭1 dan 𝑭2 memiliki nilai yang sama besar namun berlawanan arah sehingga
resultannya sama dengan nol. Pernyataan ini dituliskan pada persamaan …
Σ𝝉=0 (…)
Jika syarat pertama kesetimbangan terpenuhi, yaitu Σ 𝑭 = 0, benda
berada dalam kesetimbangan translasi. Jika syarat kedua kesetimbangan
terpenuhi, yaitu Σ 𝝉 = 0, maka benda berada dalam kesetimbangan rotasi.
Selanjutnya, jika kedua syarat tersebut dapat terpenuhi maka benda berada
dalam kesetimbangan translasi dan rotasi sekaligus.

5
CONTOH SOAL

Sebuah papan jungkat jungkit beratnya 40 N menopang dua orang dengan berat A
= 500 N dan B =350 N dalam keadaan setimbang. Jika jarak A dari penopang 1,5
m , tentukan :
a. Gaya normal N pada papan ?
b. Jarak B dari penopang?
Penyelesaian
Diketahui :

Ditanya : a. N
b. rB
Jawab : a. ∑ 𝑭𝒚 = 0
N – 500 – 40 – 350 = 0
N = 890 N
b. Posisi B ditentukan dengan syarat ∑ 𝝉 = 0 dimana titik tumpu
pada penopang.
∑𝝉 = 0
wa. (r A) + wb. (r B) + wp. (r p) + n (r N) = 0
500 (1,5) + 350. (r B) + 40 (0) + 890 (0) = 0
350. (r B) = 750
rB = 2,14 m

6
TITIK BERAT

Sebuah benda tegar tersusun dari bagian-bagian kecil (partikel) yang


masing-masing memiliki berat. Resultan dari seluruh berat bagian-bagian kecil ini
yang dinamakan gaya berat benda. Titik tangkap gaya berat benda disebut titik
berat.
1. Titik Berat Sistem Benda Titik
Sebuah benda A berbentuk pelat tipis berada pada koordiat Cartesian
seperti ditunjukkan pada Gambar …

Gambar 12. Benda A pada koordinat Cartesian


Apabila benda A dibagi-bagi menjadi sejumlah benda titik yang beratnya
𝒘1 , 𝒘2 , 𝒘3 dan seterusnya, dengan koordinat benda-benda titik berturut-turut
adalah (𝑥1 , 𝑦1 ), (𝑥2 , 𝑦2 ), (𝑥3 , 𝑦3 ), dan seterusnya, maka berat benda A adalah
w. Berat benda, w , dapat dirumuskan seperti persamaan …
𝒘 = 𝒘1 + 𝒘2 + 𝒘3 + … = Σ 𝒘𝑖 ( 21 )
Koordinat titik berat benda A terletak pada (𝑥̅ , 𝑦̅) yang dapat dirumuskan pada
persamaan … dan …
𝒘1 𝑥1 + 𝒘2 𝑥2 + 𝒘3 𝑥3 + …
𝑥̅ =
𝒘1 + 𝒘2 + 𝒘3 + …
∑𝑛
𝑖=1 𝒘𝑖 𝒙𝑖
𝑥̅ = ∑𝑛
( 22 )
𝑖=1 𝒘𝑖

𝒘1 𝑦1 + 𝒘2 𝑦2 + 𝒘3 𝑦3 + …
𝑦̅ =
𝒘1 + 𝒘2 + 𝒘3 + …
∑𝑛
𝑖=1 𝒘𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ = ∑𝑛
( 23 )
𝑖=1 𝒘𝑖

Jika suatu benda mempunyai simetri tertentu, perhitungan titik berat


merupakan pusat simetrinya.
Apabila diketahui massa dari benda titik tersebut, maka koordinat titik
berat (𝑥̅ , 𝑦̅) dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan …

7
𝒘=𝑚𝒈 ( 24 )
Dengan demikian, koordinat titik berat (𝑥̅ , 𝑦̅) dapat dirumuskan pada
persamaan … dan …
𝑚1 𝒈𝑥1 + 𝑚2 𝒈𝑥2 + 𝑚3 𝒈𝑥3 + …
𝑥̅ =
𝑚1 𝒈 + 𝑚2 𝒈 + 𝑚3 𝒈 + …
∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝒈𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝒈
∑𝑛
𝑖=1 𝑚𝑖 𝒙𝑖
𝑥̅ = ∑𝑛
( 25 )
𝑖=1 𝑚𝑖

𝑚1 𝒈𝑦1 + 𝑚2 𝒈𝑦2 + 𝑚3 𝒈𝑦3 + …


𝑦̅ =
𝑚1 𝒈 + 𝑚2 𝒈 + 𝑚3 𝒈 + …
∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝒈𝑦𝑖
𝑦̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝒈
∑𝑛
𝑖=1 𝑚𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ = ∑𝑛
( 26 )
𝑖=1 𝑚𝑖

CONTOH SOAL

8
Sistem tiga partikel yang saling dihubungkan dengan bidang ringan tidak bermassa
terletak pada satu sistem koordinat seperti pada gambar.

Tentukanlah pusat massa sistem!


Penyelesaian :
Diketahui : 𝑥1 = −2 m 𝑚1 = 4 kg
𝑥2 = 0 m 𝑚2 = 2 kg
𝑥3 = 4 m 𝑚3 = 6 kg
Ditanya : Koordinat titik berat
𝑥1 𝑚1 + 𝑥2 𝑚2 +𝑥3 𝑚3
Jawab : 𝑥𝑚 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3

(−2).4+ 0.2+4.6
𝑥𝑚 = 4+ 2+ 6

16
𝑥𝑚 =
12

𝑥𝑚 = 4/3 di kanan massa 2 kg

2. Titik Berat Benda Homogen


a. Benda Satu Dimensi
Benda satu dimensi adalah benda yang hanya memiliki dimensi
panjang. Kerapatan benda satu dimensi dinyatakan dalam besaran 𝜆 yaitu
massa per satuan panjang. Besaran ini dinyatakan pada persamaan 27
𝑚
𝜆= ( 27 )
𝑙

Jika sistem benda satu dimensi terdiri atas n segmen, maka massa
segmen-segmen itu sebagai 𝑚1 , 𝑚2 , 𝑚3 , dan seterusnya. Benda satu
dimensi yang homogen memiliki nilai kerapatan yang sama, sehingga
massa segmen-segmen tersebut dapat ditulis menjadi 𝑙1 , 𝜆 𝑙2 , 𝜆 𝑙3 , dan
seterusnya. Koordinat titik berat pada benda homogen satu dimensi dapat
ditentukan dengan mensubstitusikan nilai massa di atas pada persamaan 25

9
dan 26. Dengan demikian, koordinat titik berat pada benda homogen satu
dimensi dapat ditulis seperti pada persamaan 28 dan 29
𝜆 𝑙1 𝑥1 + 𝜆 𝑙2 𝑥2 + 𝜆 𝑙3 𝑥3 + …
𝑥̅ =
𝜆 𝑙1 + 𝜆 𝑙2 + 𝜆 𝑙3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜆 𝑙𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜆 𝑙𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝑙𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑𝑛
( 28 )
𝑖=1 𝑙𝑖

𝜆 𝑙1 𝑦1 + 𝜆 𝑙2 𝑦2 + 𝜆 𝑙3 𝑦3 + …
𝑦̅ =
𝜆 𝑙1 + 𝜆 𝑙2 + 𝜆 𝑙3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜆 𝑙𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜆 𝑙𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝑙𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ = ∑𝑛
( 29 )
𝑖=1 𝑙𝑖

Letak titik berat beberapa bentuk segmen benda homogen satu


dimensi ditunjukkan pada Tabel 3
Tabel 3 Titik berat benda homogen satu dimensi
Letak Titik
Nama Benda Gambar Benda Keterangan
Berat
1. Garis 1
𝑥̅ = 𝐿 L = panjang
Lurus 2

2. Busur 𝑦̅

Lingkaran =𝑅
R = jari-jari
𝑡𝑎𝑙𝑖𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
×
𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐵

3. Busur
2𝑅
Setengah 𝑦̅ = R = jari-jari
𝜋
Lingkaran

(sumber : https://belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/materi_pokok/ Image/r10.jpg )

10
CONTOH SOAL

Tentukan koordinat titik berat dari bangun berikut!

Penyelesaian :
Diketahui : Benda itu dibagi atas 4 bagian

11
Ditanya : 𝑥̅ , 𝑦̅
Jawab : Garis I (titik berat di z1)
Panjang : l1 = 4
x1 = 2
y1 = 5
Garis II (titik berat di z2)
Panjang : l2 = 6
x2 = 3
y2 = 3
Garis III (titik berat di z3)
Panjang : l3 = 6
x3 = 6
y3 = 3
Garis IV (titik berat di z4)
Panjang : l4 = 4
x4 = 6
y4 = 6
Titik berat benda ditentukan oleh persamaan berikut :
𝑙1 𝑥1 + 𝑙2 𝑥2 + 𝑙3 𝑥3 + 𝑙4 𝑥4
𝑥̅ =
𝑙1 + 𝑙2 + 𝑙3 + 𝑙4
(2)(4) + (3)(6) + (6)(6) + (6)(4)
𝑥̅ =
4+6+6+4
8 + 18 + 36 + 24
𝑥̅ =
20
86
𝑥̅ = = 4,3
20
𝑙1 𝑦1 + 𝑙2 𝑦2 + 𝑙3 𝑦3 + 𝑙4 𝑦4
𝑦̅ =
𝑙1 + 𝑙2 + 𝑙3 + 𝑙4
(5)(4) + (3)(6) + (3)(6) + (6)(4)
𝑦̅ =
4+6+6+4
20 + 18 + 18 + 24
𝑦̅ =
20
80
𝑦̅ = =4
20

12
b. Benda Dua Dimensi
Benda dua dimensi adalah benda yang hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar. Artinya, benda dua dimensi adalah bentuk geometri
berupa bidang yang memiliki luasan. Kerapatan benda dua dimensi
dinyatakan dalam besaran 𝜎 yang menyatakan massa per satuan luas.
Besaran ini dinyatakan pada persamaan …
𝑚
𝜎= ( 30 )
𝐴

Jika sistem benda homogen dua dimensi terdiri atas sejumlah n pelat,
maka massa pelat-pelat itu sebagai 𝑚1 , 𝑚2 , 𝑚3 , dan seterusnya. Benda
dua dimensi yang homogen memiliki nilai kerapatan yang sama, sehingga
massa pelat-pelat tersebut dapat ditulis menjadi 𝐴1 , 𝜎 𝐴2 , 𝜎 𝐴3 , dan
seterusnya. Koordinat titik berat pada benda homogen dua dimensi dapat
ditentukan dengan mensubstitusikan nilai massa di atas pada persamaan 25
dan 26. Dengan demikian, koordinat titik berat pada benda homogen dua
dimensi dapat ditulis seperti pada persamaan 31 dan 32
𝜎 𝐴1 𝑥1 + 𝜎 𝐴2 𝑥2 + 𝜎 𝐴3 𝑥3 + …
𝑥̅ =
𝜎 𝐴1 + 𝜎 𝐴2 + 𝜎 𝐴3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜎 𝐴𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜎 𝐴𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝐴𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑𝑛
( 31 )
𝑖=1 𝐴𝑖

𝜎 𝐴1 𝑦1 + 𝜎 𝐴2 𝑦2 + 𝜎 𝐴3 𝑦3 + …
𝑦̅ =
𝜎 𝐴1 + 𝜎 𝐴2 + 𝜎 𝐴3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜎 𝐴𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜎 𝐴𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝐴𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ = ∑𝑛
( 32 )
𝑖=1 𝐴𝑖

Persamaan … dan … dapat digunakan untuk menentukan titik berat sistem


yang terdiri dari gabungan beberapa benda homogen dua dimensi.
Titik berat benda homogen dua dimensi dengan bentuk teratur
terletak pada sumbu simetrinya. Tabel 4 menunjukkan titik berat benda
homogen dua dimensi dengan bentuk teratur.

13
Tabel 4 Titik berat benda homogen dua dimensi
Letak Titik
Nama Benda Gambar Benda Keterangan
Berat
1. Bidang
1
segitiga 𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
3

2. Jajaran
Genjang 1
𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
2

3. Bidang
Juring 𝑡𝑎𝑙𝑖𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
𝑦̅ = 𝑅 × R = jari-jari
Lingkaran 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐵

4. Bidang
2𝑅
Setengah 𝑦̅ = R = jari-jari
𝜋
Lingkaran

(sumber : https://belajar.kemdikbud.go.id/materi_pokok/MP_199/Image/r10.jpg)

CONTOH SOAL

Tentukan koordinat titik berat potongan karton homogen pada gambar berikut!

14
Penyelesaian :
Diketahui : Gambar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu persegi panjang dan
persegi panjang II. Titik berat persegi panjang terletak pada
perpotongan diagonal-diagonalnya.

Ditanya : 𝑥̅ , 𝑦̅
Jawab : Persegi panjang I :
x1 = 0,5
y1 = 2,5
A1 = 1 × 5 = 5
Persegi panjang II:
x2 = 1 + 2 = 3
y2 = 0,5
A2 = 1 × 4 = 4
Sehingga :
𝐴1 𝑥1 + 𝐴2 𝑥2
𝑥̅ =
𝐴1 + 𝐴2
(0,5)(5) + (3)(4)
𝑥̅ =
5+4
2,5 + 12
𝑥̅ =
9
14,5
𝑥̅ = = 1,6
9
𝐴1 𝑦1 + 𝐴2 𝑦2
𝑦̅ =
𝐴1 + 𝐴2
(2,5)(5) + (0,5)(4)
𝑦̅ =
5+4
12,5 + 2
𝑦̅ =
9
14,5
𝑦̅ = = 1,6
9

15
c. Benda Tiga Dimensi
Benda tiga dimensi adalah benda yang memiliki dimensi panjang,
lebar dan tinggi (ketebalan). Artinya, benda tiga dimensi adalah bentuk
geometri yang memiliki volume. Kerapatan benda tiga dimensi dinyatakan
dalam besaran 𝜌 yang menyatakan massa per satuan volume. Besaran ini
dinyatakan pada persamaan …
𝑚
𝜌= ( 33 )
𝑉

Jika sistem benda homogen tiga dimensi terdiri atas sejumlah n benda,
maka massa benda-benda itu sebagai 𝑚1 , 𝑚2 , 𝑚3 , dan seterusnya. Benda
tiga dimensi yang homogen memiliki nilai kerapatan yang sama, sehingga
massa benda-benda tersebut dapat ditulis menjadi 𝑉1 , 𝜌 𝑉2 , 𝜌 𝑉3 , dan
seterusnya. Koordinat titik berat pada benda homogen tiga dimensi dapat
ditentukan dengan mensubstitusikan nilai massa di atas pada persamaan 25
dan 26. Dengan demikian, koordinat titik berat pada benda homogen tiga
dimensi dapat ditulis seperti pada persamaan 34 dan 35
𝜌 𝑉1 𝑥1 + 𝜌 𝑉2 𝑥2 + 𝜌 𝑉3 𝑥3 + …
𝑥̅ =
𝜌 𝑉1 + 𝜌 𝑉2 + 𝜌 𝑉3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜌 𝑉𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜌 𝑉𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝑉𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑𝑛
( 34 )
𝑖=1 𝑉𝑖

𝜌 𝑉1 𝑦1 + 𝜌 𝑉2 𝑦2 + 𝜌 𝑉3 𝑦3 + …
𝑦̅ =
𝜌 𝑉1 + 𝜌 𝑉2 + 𝜌 𝑉3 + …
∑𝑛𝑖=1 𝜌 𝑉𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ =
∑𝑛𝑖=1 𝜌 𝑉𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝑉𝑖 𝑦𝑖
𝑦̅ = ∑𝑛
( 35 )
𝑖=1 𝑉𝑖

Persamaan 34 dan 35 dapat digunakan untuk menentukan titik berat sistem


yang terdiri atas gabungan beberapa benda pejal homogen.
Titik berat benda homogen tiga dimensi dengan bentuk teratur terletak
pada sumbu simetrinya. Tabel 5 menunjukkan titik berat benda homogen
tiga dimensi dengan bentuk teratur.

16
Tabel 5 Titik berat benda homogen tiga dimensi
Letak Titik
Nama Benda Gambar Benda Keterangan
Berat
1. Prisma
1
𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
2

2. Silinder
1
𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
2

3. Limas
1
𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
4

4. Kerucut
1
𝑦̅ = 𝑡 t = tinggi
3

5. Setengah
3
Bola 𝑦̅ = 𝑅 R = jari-jari
8

(sumber : https://belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/materi_pokok/ Image/r17.jpg)

CONTOH SOAL

Berdasarkan gambar tersebut, berapakah koordinat titik berat terhadap titik O ?

17
Berdasarkan gambar tersebut, berapakah koordinat titik berat terhadap titik O ?

Penyelesaian :
Diketahui : benda dapat dibagi menjadi 2, yaitu tabung dan kerucut.
Ditanya : 𝑥̅ , 𝑦̅
Jawab : Bangun I (tabung) :
x1 = 10 cm
y1 = 20 cm
𝑉1 = 𝜋 𝑟 2 𝑡
𝑉1 = (3,14)(10)(10)(40) = 12560 cm2
Bangun II (kerucut) :
x2 = 10 cm
y2 = 10 + 40 = 50 cm
1
𝑉1 = 𝜋 𝑟 2 𝑡
3
1
𝑉1 = (3,14)(10)(10)(30) = 3140 cm2
3
Sehingga :
𝑉1 𝑥1 + 𝑉2 𝑥2
𝑥̅ =
𝑉1 + 𝑉2
(12560)(10) + (3140)(10)
𝑥̅ =
12560 + 3140
10 (12560 + 3140)
𝑥̅ = = 10
(12560 + 3140)
𝑉1 𝑦1 + 𝑉2 𝑦2
𝑦̅ =
𝑉1 + 𝑉2
(12560)(20 ) + (3140)(50 )
𝑦̅ =
12560 + 3140
251200 + 157000
𝑦̅ = = 26 cm
15700

18

Anda mungkin juga menyukai