Anda di halaman 1dari 3

PENGOBATAN GAGAL GINJAL

A. Gagal ginjal akut


Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian obat,
antara laian:
 Obat hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal
dan mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Bagi penderita GGK
yang juga disertai hipertensi, dokter dapat memberikan obat ACE
inhibitor atau ARB.
 Suplemen untuk anemia. Untuk mengatasi anemia pada penderita
GGK adalah suntikan hormon eritropoietin yang terkadang ditambah
suplemen besi.
 Obat diuretik. Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada
bagian tubuh, seperti tungkai. Contoh obat ini adalah furosemide. Efek
samping yang mungkin ditimbulkan adalah dehidrasi serta penurunan
kadar kalium dan natrium dalam darah.
 Suplemen kalsium dan vitamin D. Kedua suplemen ini diberikan untuk
mencegah kondisi tulang yang melemah dan berisiko mengalami patah
tulang.
 Obat kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk penderita GGK karena
penyakit glomerulonefritis atau peradangan unit penyaringan dalam
ginjal.

Di samping pemberian obat, penderita gagal ginjal kronis juga disarankan


untuk melakukan perubahan pola hidup yang meliputi:

 Menjalankan diet khusus, yaitu dengan mengurangi konsumsi garam,


serta membatasi asupan protein dan kalium dari makanan untuk
meringankan kerja ginjal. Makanan dengan kadar kalium tinggi, di
antaranya adalah pisang, jeruk, kentang, bayam, dan tomat.
Sedangkan  makanan dengan kadar kalium rendah, antara lain adalah
apel, kol, wortel, buncis, anggur, dan stroberi. Selain itu, batasi juga
konsumsi minuman beralkohol.
 Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
 Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas.
 Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang
dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
 Menerima vaksinasi karena GGK membuat tubuh rentan terserang
infeksi. Contohnya adalah vaksinasi flu dan dan pneumonia.
 Berkonsultasi dan senantiasa mengamati kondisi kesehatan dengan
memeriksakan diri ke dokter secara teratur.
Sementara untuk penderita gagal ginjal kronis tahap akhir atau berada
pada stadium 5, maka penanganan yang dapat dilakukan mengganti tugas
ginjal dalam tubuh dengan terapi pengganti ginjal, yang terdiri dari:

 Dialisis atau penyaringan limbah serta cairan dalam tubuh dengan mesin
atau memanfaatkan rongga perut. Dialisis yang dilakukan dengan mesin
disebut hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci darah. Sedangkan
dialisis yang dilakukan dalam rongga perut dengan menggunakan cairan
dialisis untuk menyerap cairan atau limbah yang berlebih disebut
continuous ambulatory peritoneal dialysis atau CAPD.
 Tranplantasi ginjal. Untuk prosedur transplantasi ginjal, ginjal penderita
diganti dengan ginjal sehat yang didapat dari donor. Penderita GGK bisa
lepas dari cuci darah seumur hidup pasca transplantasi. Namun, untuk
menghindari risiko penolakan organ cangkok, pasien perlu mengonsumsi
obat imunosupresif untuk jangka panjang.

Selama penanganan dilakukan, penderita GGK perlu melakukan


pemeriksaan secara rutin agar kondisi penderita senantiasa terpantau.

B. Gagal ginjal akut

Beberapa modalitas pengobatan gagal ginjal akut tanpa terapi

1. Perbaikan Status Cairan

Bila terdapat kekurangan cairan pada pasien dengan risiko atau sudah
mengalami gagal ginjal akut, sebaiknya resusitasi dilakukan dengan cairan
kristaloid isotonik seperti cairan salin normal dan ringer laktat. Pengobatan
dengan diuretik tidak disarankan untuk mencegah gagal ginjal akut,
kecuali bila terbukti adanya kelebihan cairan tubuh. Furosemid digunakan
untuk mengeluarkan cairan pada saat ginjal masih berespon dengan obat
ini. Respon ginjal terhadap furosemid dapat dikatakan sebagai tanda
prognosis yang baik.

2. Perbaikan Tekanan Darah

Perbaikan tekanan darah dilakukan dengan target mean arterial


pressure minimal 65 mmHg. Penggunaan dopamine dalam dosis rendah (≤
5 mcg/kgBB/menit) tidak dianjurkan karena hanya memberikan efek
sementara perbaikan fisiologis ginjal dan tidak memberikan keuntungan
klinis berikutnya.

3. Perbaikan Kadar Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa

Hiperkalemia berat (≥ 6.5 mmol/L) atau dengan perubahan EKG


(contoh: gelombang T tinggi) dapat diberikan 5-10 unit insulin dengan
dextrose agar terjadi pergerakan kalium ke intrasel. Kalsium glukonas (10
mL pada konsentrasi 10%) diberikan dalam 5 menit secara intravena,
digunakan untuk stabilisasi membran sel dan menurunkan risiko aritmia.
Hiperkalemia juga dapat diatasi dengan penggunaan sodium polystyrene
sulfonate atau furosemide. Gagal ginjal akut juga dapat menyebabkan
asidosis yang perlu dikoreksi dengan menggunakan bikarbonat.

4. Diet dan Kontrol Gula Darah

Pasien harus merestriksi asupan kalori dan protein. Total energi yang
disarankan untuk diberikan adalah 20 – 30 kkal/kgBB/hari. Total protein
yang disarankan untuk diberikan:

 0.8 – 1.0 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut tanpa dialisis


 1.0 – 1.5 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan atau memerlukan
dialisis
 Maksimum 1.7 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan continous
renal replacement therapy (CRRT)

Pasien juga harus membatasi asupan garam dan cairan. Pada pasien yang
mengalami hiperkalemia, pasien juga harus menjalani diet rendah kalium.

Anda mungkin juga menyukai