Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

Nama Lengkap

Judul Penelitian
Analisis Teks-teks Arab yang bersifat Ajaran Radikalisme: Potret keagamaan Islam
di Daerah Perbatasan Malaysia dan Indonesia di Entikong, Kalimantan Barat.

Abstrak
(maksimal 500 kata)
Latar Belakang/deskripsi subjek
(Jelaskan latar belakang mengapa tema ini perlu dilakukan penelitian? Dan mengapa pula
tertarik meneliti tema penelitian yang sedang atau akan dilakukan)

Makalah ini menjelaskan tentang radikalisme yang sering kali bermunculan di


kalangan masyarakat muslim. Baik melalui proses yang berupa tahapan masuknya
radikalisme, orang yang terlibat, media, serta partisipan yang ada disetiap kalangan.
Ditambah lagi radikalisme selalu di awali dengan sebuah pendidikan baik secara formal
maupun non formal yang ada di setiap sekolah dan komunitas di Indonesia.

Lingkungan sosial menjadi pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat setempat.
Salah satunya yaitu daerah perbatasan Malaysia dan Indonesia di Kabupaten Entikong,
Kalimantan Barat. Alasannya daerah tersebut sangat rawan akan sebuah pemahaman-
pemahaman mendasar tentang agama. Apalagi ketika pemahaman berupa konstektual yang
hanya merujuk pada teks-teks yang mereka baca membuat mereka menyampaikan
pemahaman tersebut kepada masyarakat awam di Entikong Kalimantan Barat. Tentu hal
tersebut akan melahirkan pemahaman yang radikal di area perbatasan Kalimantan Barat.
Untuk mengantisipasi pergerakan pemahaman radikalisme tersebut perlu adanya kerja sama
antara pemerintah dan juga tokoh agama di Entikong. Diantaranya analisis teks-teks Arab
yang bersifat ajaran radikalisme: Potret keagamaan Islam di daerah perbatasan Malaysia
dan Indonesia di Entikong.

Radikalisme adalah pemahaman yang harus dibina oleh pemerinta karena dengan
adanya pemikiran radikalisme maka akan timbul sebuah konflik antara pemahaman-
pemahaman umat muslim. Jika dalam pemahaman tersebut dibawa kedalam lingkungan
masyarakat secara meluas maka akan menimbulkan grup militant yang mungkin dapat
mengancam negara dan agama. Permasalahan tersebut kami temukan dari beberapa sumber
yang dapat kami percaya, memberikan informasi secara detail kepada peneliti untuk
mencari sumber tersebut dan menjadi acuan bagi negara tentang ajaran agama setempat.

Pemahaman radikalisme tersebut menurut informasi dilakukan para pedangan yang


berjualan di perbatasan melalui jalur tikus dan menyebarkan ajaran Islam yang menurut
mereka adalah sebuah kebenaran. Sehingga timbullah konektifitas peneliti untuk mencari
tau data-data tersebut yang dapat dijadikan sebuah laporan penelitian dan memberikan
kontribusi bagi pemerintah.

Tentu makalah ini akan menjawab sebuah permasalahan-permasalah tentang


radikalisme yang ada di daerah perbatasan wilayah Entikong Kalimantan Barat. Maka
munculnya sebuah judul yaitu analisis teks-teks Arab yang bersifat ajaran radikalisme:
Potret keagamaan Islam di daerah perbatasan Malaysia dan Indonesia di Entikong.
Tujuan dan fokus Penelitian
(Jelaskan tujuan dan fokus penelitian, mengapa riset ini penting dilakukan)
Makalah ini bertujuan untuk mencari tau ajaran-ajaran radikalisme yang masuk di
perbatasan Malaysia dan Indonesia di Entikong, Kalimantan Barat melalui sumber teks-teks
bahasa Arab yang mereka pelajari dan memberikan solusi bagi negara agar bisa
menanggulangi kegiatan radikalisme yang telah kami temukan. Dengan focus pada teks-
teks yang mereka pelajari dan juga lingkungan mereka dalam menyebarkan ajaran Islam
melalui perbatasan. Makalah ini ingin memecahkan sebuah permasalahan tentang mengapa
radikalisme muncul dalam masyarakat muslim perbatasan Malaysia dan Indonesia di
Entikong, Kalimantan Barat kemudian bagaimana proses terjadinya radikalisme di
kalangan muslim perbatasan, apa kajian dominan atau detiminasi munculnya radikalisme di
daerah perbatasan dan bagaimana pengaruh Islamisai terhadap tumbuhnya radikalisme di
kalangan perbatasan Malaysia dan Indonesia di Entikong.

Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu yang kami ambil yang pertama, yaitu tulisan Ibrahim, Zaenuddin Hudi
Prasojo dan Sulaiman yang berjudul “Preventing Radicalism: Islamic Moderation and
Revitalization in the border yang menjelaskan in general, in this reseach results in an
understanding that the emergence of various issues of nationality in the border region is
caused by growing influence of radical extremist (Ibrahim, et.al, 2019). Dalam penelitian
mereka mengungkapkan bahwasahnya ada pergerakan radikalisme pada perbatasan
Malaysia dan Indonesia. Pergerakan tersebut memicu pada extremist roles pada terorisme.
Penelitian yang mereka lakukan pada perbatasan Malaysia dan Indonesia yang terletak di
Badau Kabupaten Kapuas Hulu. Sehingga membuat kami memulai mencari kembali
pemahaman-pemahaman radikalisme di perbatasan dalam lokal yang berbeda yaitu yang
terletak di perbatasan Entikong Kalimantan Barat. Karena Kalimantan Barat mempunyai
jalur 3 perbatasan di setiap Kabupaten seperti Kapuas Hulu di Badau, Sambas bagian Aruk
dan Entikong yang berdekatan dengan Sanggau.
Kajian teori yang kedua
Metodologi
(Jelaskan bagaimana riset ini dilakukan, mulai dari metode hingga pendekatan yang
digunakan)
Penelitian ini bersifat kualitatif tentang bagaimana kita mengambil data tersebut melalui
sebuah wawancara, observasi serta dokumentasi pada lapangan. Pendekatan penelitian ini
bersifat sosial dan anthropology dalam memahami teks-teks keagamaan dan juga budaya
setempat. Maka perlunya sebuah analisis lapangan yang mendalam untuk dapat mamahami
ajaran-ajaran tentang agama dan budaya setempat. Data tersebut bersifat primer dan
sekuder, data primer kami akan mencari sebuah teks agama baik dalam ajaran arab melayu,
teks modern keagamaan, buku-buku yang menjadi referensi utama mereka dalam
memahami agama setempat dan juga tokoh agama dan masyarakat yang menjadi responden
dalam data primer yang kami dapatkan. Data sekunder berupa buku dan berkaitan dengan
radikalisme dan daerah setempat.

Rencana kami dalam penelitian ini kami akan malaksanakan observasi lapangan pada bulan
November-Desember 2021 untuk memastikan fakta yang telah kami dengar di daerah
perbatasan Malaysia dan Indonesia di Entikong Kalimantan Barat. Maka perlunya sebuah
dukungan dari pemerintah untuk dapat menjalankan penelitian kami di dearah tersebut.
Rancangan Pembahasan
(Jelaskan rancangan yang akan dibahas)
Dengan informasi yang kami temukan maka kami akan mencari sebuah teori cocok dalam
penelitian yang kami bahasa. Yang perma yaitu:

Potensi Timbulnya Kekerasan dari Pemahaman Radikalisme

Dalam teori ini kami mengatakan sejarah agama selalu memberikan memontum konflik
antara umat beragama antara satu dan lainnya. Seperti apa yang dituliskan oleh Kimbal
dalam bukunya (2002) yang berjudul when religion becomes evil yang menjelaskan ada 5
potensial kekerasan dari agama. Yang pertama yaitu klaim kebenaran yang selalu
memberikan sebuah konflik antara agama baik itu Kristen, Buddha, katolik dan sesama
Islam yang menjadi sebuah tindakan beragumentasi menjadi kebenaran sesama umat
beragama. Yang kedua yaitu kepatuhan buta yang senantiasa fanatic terhadap pengikutnya
masing-masing, ketiga membangun zaman ideal, keempat tujuan menghalalkan segala cara
dan kelima menyerukan perang suci.

Sebagai contoh salah satu potensi yang menimbulkan kekerasan dalam beragama
yaitu tentang klaim kebenaran. Sifat manusia memiliki rasa haus akan pengetahuan dan
kebenaran dalam hidupnya. Tentu jika dalam beragama potensi ini akan membuat sebuah
konflik berkepanjangan yang megakibatkan timbulnya sebuah kekarasan baik itu terorisme,
perperangan dan juga adu domba sesama manusia. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Kimbal (2002, p. 49) klaim kebenaran agama didasarkan pada ajaran otoritatif
“terinspirasi” atau seperti orang bijak pemimpin karismatik atau interpretasi teks-teks suci
yang sering dihubungkan kepada para pemimpin yang berbakat seperti itu. Klaim
kebenaran sering kali kita liat dari kasus-kasus Terorisme yang menganggap jihad adalah
salah satu potensi kebenaran dalam beragama. Tentu hal ini akan memanupulasi atau
mendogma banyak manusia melalui teks-teks yang tidak mereferensikan ajaran
penganutnya serta keilmuan yang minim menjadi dasar seseorang mudah untuk mengklaim
sebuah kebenaran kepada sesama umat beragama. Di satu sisi klaim kebenaran adalah
esensi penting bagi agama, namun di saat yang sama, inilah titik dimana perbedaan
penafsiran muncul, dengan konsekuensi berpotensi merusak, orang mengira mengenal
Tuhan, menyalahgunakan teks-teks suci dan menyebarkan versi kebenaran absolut mereka
yang khas (Santi, 2017, p.198).

Klaim kebenaran adalah sebuah keniscayaan bahwasahnya setiap agama ataupun


penganutnya memiliki potensi mencari petunjuk kebenaran masing-masing. Jika
dianalisiskan dengan sikap radikalisasi pada manusia tentu agama yang menjadi tujuan
utama dalam pemikiran klaim kebenaran melalui sistem kehidupan yang radikal. Meski
demikian, yang patut dicatat keterlibatan seseorang dalam kelompok radikal tidak selalu
dimotivasi oleh pertimbangan rasional dalam pengertian kalkulasi bahwa aktivisme yang
dijalankan kelompoknya secara strategis akan mampu mewujudkan tujuan mendirikan
negara agama sebagaimana doktrin ideology yang diterima (Ahnaf, 2013, p.161). Artinya
klaim kebenaran bukan hanya mencari kebenaran saja, tapi politik kehidupan pada satu
kelompok yang menjadikan klaim kebenaran sabagai salah satu bagian strategi untuk
mengalihkan isu-isu sosial lainnya. Hal ini akan membuat sebuah pertanyaan bagi kita
tentang bagaimana cara menghentikan pemikiran ataupun doktrin yang telah sampai kepada
masyarakat dalam mencari sebuah kebenaran beragama. Sejalan dengan apa yang dikatakan
oleh Kimbal (2002, p. 50) saya mendapat pelajaran berharga bahwa kebenaran paling
mendasar dalam agama mencakup banyak pengadaian dan membutuhkan interprestasi yang
cukup besar dan orang yang tulus dapat dan sering melakukan klaim kebenaran yang sesuai
dengan cara yang berbeda secara subtansial.

Klaim kebenaran tidak hanya harus kita ketahui dampaknya dalam beragama tapi
memberikan sebuah aktualisasi bagi masyarakat tentang cara kita menghargai agama.
Toleransi adalah sikap yang tepat untuk menghindari perdebatan serta permusuhan
dikarenakan klaim kebenaran. Toleransi melahirkan sebuah perdamaian konflik antar
sesama manusia. Maka sengat diperlukan toleransi kehidupan beragama menjadi lebih baik
pada kalangan masyarakat. Salah satunya mengubah cara pandang masyarakat dengan cara
aktif bersosialisasi dan berbaur dikalangan lintas agama maupun satu agama. Sehingga
menimbulkan eksistensi kecintaan terhadap sesama agama. dan hal tersebut menjadi negara
kita bersatu dan tidak memikiki perpecahan dan perkelahian sesama manusia.

Teori yang kedua yaitu:

Islam yang Moderate

Agama yang moderate memberikan sebuah kehalusan bagi penganutnya, semisalnya Islam
memiliki pemikiran yang tidak terlalu kekanan dan tidak terlalu kekiri dalam memahami
teks-teks agama yang mereka pelajar. Tentu peran ulama menjadi leader of authority
religion menjadi peran sentral pada masyarakat dalam pemikiran beragama. Islam yang
moderate memberikan sikap penengah bagi pemahaman agama agar tidak menimbulkan
sebuah konflik pada pemahaman yang mereka dapatkan.

Daftar Pustaka

Kata Kunci
(Cantumkan 5 kata kunci yang digunakan dalam fitur pencarian riset Anda dalam database
riset)

Anda mungkin juga menyukai