PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka akibat trauma tumpul adalah kerusakan jaringan disebabkan oleh benda atau
alat yang tidak bermata tajam, konsitensi keras atau kenyal, dan permukaan halus atau
kasar cara kejadian trauma benda tumpul lebih sering di sebabkan oleh kecelakaan atau
penganiayaan, jarang karna bunuh diri. Jenis luka yang ditimbulkan akibat trauma benda
tumpul yang sering dijumpai dalam kasus kecelakaan lalu lintas antara lain luka memar,
luka babras luka robek denga tepi tidak rata,serta patah tulang bagian tubuh yang paling
banyak terkena adalah kepala dan anggota gerak atas dan bawah luka-luka tersebut dapat
menyebabkan dampak kerusakan jaringan maupun organ bervariasi mulai dari ringan
hingga berat,bahkan lebih parah yaitu kematian,sebat terjadi kematian karena keruakan
Luka btrauma benda tumpul yang tidak terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
merupakan akibat dari benda yang mengenai atau melukai orang yang relative tidak
bergerak dan orang bergerak kearah benda yang tidak bergerak.dalam bidang medikolegal
yang diharapkan dapat membantu dalam proses pemeriksaan untuk kepentingan di bidang
kedokteran forensic.
B. Rumusan Masalah
1. apakah Definisi dari Trauma benda tajam dan tumpul pada abdomen?
2. apa etiologi dari penyakit Trauma benda tajam dan tumpul pada abdomen?
3. .jelaskan patofisiologi dari penyakit trauma benda tajam dan tumpul pada abdomen?
4. .bagaimana manifestai klinis dari penyakit benda tumpul dan tajam pada abdomen?
5. apakah pemeriksaan penunjang dari penyakit benda tumpul dan tajam pada
abdomen?
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit benda tumpul dan tajam
pada abdomen?
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
bersangkutan tidak ingin pengalaman yang serupa terulang lagi. Trauma adalah Luka/
syok/kekagetan yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara tiba, di luar kendali,
W, 2009)
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah abdomen yang meliputi
daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal. Mekanisme trauma Langsung Pasien
terkena langsung oleh benda atau perantara benda yang mengakibatkan cedera misalnya
tertabrak mobil dan terjatuh dari ketingian Tidak langsung Pengendara mobil terbentur
B. ETIOLOGI
1. Trauma tumpul : organ yang terkena limpa, hati, pankreas, dan ginjal.
kulit / jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa terjadi. Organ
2. Trauma tembus : organ yang terkena hati, usus halus dan besar. disebabkan
oleh baku tembak dan luka tusukan. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)
Penyebab benda tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh hingga melukai
abdomen. Organ berisiko cedera : Luka Tusuk : Hepar (40%), Usus halus (30%),
Diafragma (20%), Colon (14%). Luka tembak : Usus halus (50%), Colon (40%),
C. PATOFISIOLOGI
Trauma pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada
trauma tumpul dengan viskositas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan
kerusakan suatu organ. Sedangkang trauma tumpul viskositas tinggi sering menimbulkan
kerusakan organ multiple, seperti organ padat ( heper, lien, ginjal) dari pada organ-organ
vaskuler dengan respons terbenuknya formasi hematom didalam visera. Cederah deselerasi
adalah suatu kondisi dimana suatu peregangan yang berlebihan memberikan manifetasi
manifestasi rupture (robek) pada struktur di persimpangan antara segmen intra abdomen.
Kondisi cederah akselerasi dan deselerasi memberikan berbagai masalah pada pasien
sesuai organ intraabdominal yang mengalami gangguan. Hal ini memberikan implikasi
1. Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul
di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
2. Darah dan cairan Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium
3. Cairan atau udara dibawah diafragma Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh
Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Palpasi: abdomen di periksa adanya kondii lecet (abrasi) atau ekimosis. Tanda memar
akibat sabuk pengaman, yakni luka memar atau abrasi perut bagian bawah sangat
Auskultasi: auskultasi adanya bunyi usus bagian toraks dapat menunjukkan adanya
tekan) baik secara lokasi atau seluruh abdomen, kekakuan abdomial, atau rebound
Perkusi: dilakukan untuk mendapatkan adanya nyeri ketuk pada orang yang
mengalami cederah
2. Pemerikaan rektal hederah arus dilakukan untuk mencari bukti cedera penetrasi akibat
patah tulang panggul dan feses di evaluasi adanya darah kotor pada fases. Pengkajian
faktor dasar tengkorak) di lakukan untuk menilai dekompresi lumbang dan untuk
trauma panggul yang bisa mencederai uretra dan kandung kemih. Palpasi
4. Pada pengkajian psikososial, pasien dan keluarga biasanya mengalami kecemasan dan
F. PENATALAKSANAAN
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC bila pasien
sebagian.
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC bila pasien
tembus dapat mengakibatkan renjatan berat bila mengenai pembuluh darah besar
atau hepar. Penetrasi ke limpa, pancreas, atau ginjal biasanya tidak mengakibatkan
perdarahan massif kecuali bila ada pembuluh darah besar yang terkena.
Perdarahan tersebut harus diatasi segera, sedangkan pasien yang tidak tertolong
pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di dada baian bawah atau
abdomen berbeda-beda. Namun semua ahli bedah sepakat semua pasien dengan
tanda peritonitis atau hipovolemia harus menjalani eksplorasi bedah, tetapi hal ini
tidak pasti bagi pasien tanpa tanda-tanda sepsis dengan hemodinamik stabil.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
memar akibat sabuk pengaman yakni luka memar atau abrasi perut bagian bawah
perkusi : dilakukan untuk mendapatkan adanya nyeri ketuk pada organ yang
mengalami cedera patah tulang panggul dan feses di evaluasi adanya darah kotor
pada feses.
H. KOMPLIKASI
1. Hemoragi
2. Syok
3. Cedera
4. infeki
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, bahsa,
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian. Paramedic mungkin
harus melihat. Apabila sudah di temukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya
maka harus segera di ditangani, penilaian awal dilakukan prosedur ABC jika ada
indikasi, jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan nafas.
teknik “hend tilt chin lift” atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu,
periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan nafas.
menggunakan cara “ lihat – dengar – rasakan” tidak lebih dari 10 detik untuk
tidak adekuat, maka bantuan nafas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda –
dan bantuan nafas dalam RJP 15:2 (15 kali komprensi dada dan 2 kali bantan
nafa.
c. Pengkajian skunder
1. Pengkajian fisik
- Inspeksi
Harus teliti, meteorismus, darm contour, darm steifung, adanya
- Palpasi
rebound tenderness.
Pemeriksaan vagina
- Perkusi
- Auskultasi
tumpul (pukulan)
Metode cedera
Kecenderungan perdarahan
B. Diagnosa keperawatan
2. nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrai abdomen
3. resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
4. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang.
professional
kesehatan
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan - Alokasikan kesesuaian luar
menghindari
pemajanan
patogen
Energi
D. Evaluasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
abdomen yang menghasilkan cidera tekanan tekanan pada isi rongga abdomen terutama
organ pada (hati,pancreae,ginjal, limpa) dan berongga (lambung,usu halus, uusus besar,
daqri ketinggian.
B. SARAN
asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan trauma abdomen. Karena
penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai,oleh sebab itu perlu adanya penjelaan
Eliasthem, micheal, 2008. Buku saku sudirman penuntun kedaruratan medis. Jakarta :
EGC
Riyadina, W. 2009. Profil cidera akibat jatuh, kecelakaan lalu linta, dan terluka benda
Sjamsunidajat, de jong. Buku ajar ilmu bedah, ed- 3 jakarta. EGC. 2010
Yulianti, D. 2007. Insiden kecelakaan benda tajam oleh perawat di IRD RS umum pusat