Di Susun Oleh:
Nurul Aulia 09220180041
Asyraf Amanullah 09220180053
Nur Qolbi Khazanatul Husna 09220180072
Muh. Farhan Yahya 09220190130
1
lebih besar jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Menurutnya,
rata-rata kasus kecelakaan kerja setiap tahun sekitar 93.000 kasus.
Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan melakukan analisis
mengenai salah satu kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia yaitu kasus
kecelakaan pekerja proyek pembangunan Hotel Panghegar yang tewas terjatuh
dari lantai 20, Rabu 23 Maret 2011.
1.2 RUMUSAN MALAH
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kecelakaan
Me urut Fra k Bird, an accident is undesired event that result in physical
harm to a person or damage to property. It is usually the result of a contact with
a source of energy (kinetic, electrical, chemical, thermal, etc) “oehat a ,
Me urut Hei ri h, Peterse da Roos, Ke elakaa kerja atau
kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak
terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang atau
radiasi ya g e gaki atka idera atau ke u gki a aki at lai ya .
(Mayendra, 2009).
3
2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
4
14. Kontak tunggal dengan bahan kimia
15. Kontak jangka panjang dengan bahan kimia
16. Kontak lainnya dengan bahan kimia
17. Kontak dengan atau terpajan dengan faktor biologi
18. Terpajan faktor stress mental
19. Longsor atau runtuh
20. Kecelakaan kendaraan/mobil
21. Lain-lain mekanisme cidera berganda atau banyak
5
1. Memahami klasifikasi sistem yang logis, objektif dan dapat diterima
secara universal. Dengan mengklasifikasikan sistem maka beberapa
fenomena, kejadian yang melatarbelakangi kecelakaan dapat
dikelompok-kelompokkan sehingga mudah dianalisa.
Teori ini berpendapat bahwa pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa
kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk
mengalami kecelakaan kerja.
3. Three Main Factor (Teori Tiga Faktor)
6
2.4 Teknik Identifikasi Bahaya
7
mengakibatkan kematian. Selain kurangnya pemahaman pekerja tentang
keamanan, perlindungan tenaga kerja yang dilakukan pemilik usaha
sering tidak mencukupi, sebagai contoh bila bekerja di kerangka yang
tinggi, harus dipasang balok menyilang, disamping untuk menjaga
kestabilan, selain itu untuk memberikan topangan yang kuat bagi tenaga
kerja; pada saat pekerja tidak hati-hati terjatuh, ada satu lapisan
pengaman, untuk mengurangi dampak yang terjadi. Pemilik usaha tidak
seharusnya mengabaikan hidup para pekerjanya demi untuk mengejar
keuntungan.
3. Tertimpa barang yang roboh biasanya terjadi karena tidak adanya pagar
pembatas di area yang mudah runtuh, karena keruntuhan itu biasanya
terjadi dalam waktu sekejap tanpa peringatan terlebih dahulu, oleh karena
itu dibuatkan demi mengurangi resiko kecelakan terhadap pekerja yang
memasuki area tersebut. Benturan atau tabrakan biasanya terjadi
dikarenakan kecerobohan pekerja, mesin penggerak dan kendaraan yang
digunakan berukuran sangat besar, pandangan petugas operator tidak
mudah mencapai luasnya batas area kerjanya sehingga terjadi benturan.
8
Cara pencegahan benturan adalah dengan memperdalam pengetahuan
keselamatan pekerja, di sekeliling area penempatan mesin dibuatkan
pagar pembatas, pekerja tidak diperkenankan berada di sekitar area
tersebut; selain itu jumlah mandor lapangan ditambah, dan membantu
mengawasi pengoperasian mesin bermotor atau kendaraan, sehingga
bisa mengurangi resiko benturan.
9
3. Termasuk adanya komitmen untuk sekuarngnya memenuhi
perundangan K3 yang berlaku
4. Didokumentasikan, diimplimentasikan, dan dipelihara
5. Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja
6. Tersedia bagi pihak lain yang terkait
10
BAB III
ANALISIS KASUS KECELAKAAN
11
Tim identifikasi langsung meluncur ke lokasi kejadian,tetapi pihak
pengembang terlihat menutupnutupi. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP
Tu agus Ade Hidayat e e arka terkait kejadia terse ut. Iya,kita aru tahu sekitar
pukul . , u gkap Tu agus ketika dihu u gi wartawa . Pihak ya pu
saat ini memeriksa beberapa orang saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
yugi prasetyo
BANDUNG, (PRLM).- Agus Iding (35) tewas setelah terjatuh dari lantai 20
tempat ia bekerja, di projek pembangunan Hotel dan Apartemen Panghegar, Jln.
Merdeka, Rabu (23/3) siang. Agus adalah pekerja bangunan di projek tersebut.
sebagai mekanik leader konstruksi lift. Meskipun peristiwa terjadi pukul 14.15
WIB, tapi kepolisian baru mengetahui kejadian itu selepas pukul 17.30 WIB.
Pasalnya, manajemen hotel tidak memberitahukannya ke kepolisian terdekat
dan terkesan menutup-nutupi peristiwa itu. Polisi mendapat informasi dari RS
Bungsu di Jln. Bungsu, yang sempat merawat korban.
12
Sementara itu, saudara korban, Dadang, ditemui di RS Bungsu,
mengatakan, dia mendapat informasi tersebut sekitar pukul 16.00 WIB.
Sementara keluarga lainnya mendapatkan informasi itu pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan identifikasi rumah sakit dan kepolisian, korban yang merupakan
warga Jln. Cikuda, Cibiru Kota Bandung itu, mengalami luka patah kaki,
mengeluarkan darah segar dari bibir, dan sejumlah memar dan bengkak di
tubuhnya. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Tubagus Ade
Hidayat menuturkan, kepolisian baru mengetahui sekitar pukul 17.30 WIB. Polisi
pun telah memeriksa sejumlah saksi. Namun kepolisian menyayangkan dengan
sikap manajemen hotel yang terkesan berusaha menutup-nutupi peristiwa itu
dengan tidak segera melaporkan ke kepolisian. (A-128/das)***
Bandung - Agus iding (35), tewas seketika setelah jatuh dari lantai 20
proyek pembangunan Grand Royal Panghegar Apartement, sekitar pukul 14.15
WIB, Rabu (23/3/2011). Jenazah pekerja proyek itu langsung dibawa ke RS
Bungsu, Jalan Veteran. Sebelum kejadian, Agus dan rekan kerjanya, Leman
Nugraha (25), sedang mengecek lift ke lantai 20 bangunan tersebut. Agus ini
bekerja sebagai mekanik leader konstruksi lift.
"Saat itu pintu lift dalam keadaan tertutup. Almarhum membuka pintu itu
menggunakan tangan, dia masuk dan pintu tiba-tiba pintu menutup. Ternyata
pas dibuka melompong, enggak ada boks liftnya," kata Leman ditemui di RS
Bungsu. Diketahui, kata dia, boks lift berada di lantai bawah. "Biasanya juga lift
passenger itu setiap hari ada di lantai 20. Tapi tadi di bawah," ujarnya.
13
Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Dia sudah bekerja di proyek Apartemen
Panghegar sejak Maret 2010 lalu. Sementara itu, pihak keluarga korban mengaku
diberitahu pihak perusahaan dua jam setelah peristiwa tersebut. "Tadi dikasih
tahu jam empat. Kalau kejadiannya enggak tahu. Tapi dibilang jatuh," ujar
Dadang dari pihak keluarga korban saat ditemui di RS Bungsu.
Pantauan detikbandung, sejumlah polisi yang diberi tahu oleh RS Bungsu
sekitar pukul 17.30 WIB, langsung mengidentifikasi data diri korban. Usai
meminta keterangan keluarga korban dan rekan kerja, polisi meninggalkan RS
Bungsu sekitar pukul 19.30 WIB. Sementara jasad korban dibawa keluarga sekitar
pukul 20.00 WIB. Pihak proyek yang ditemui di lokasi kejasian enggan
berkomentar soal kasus ini. Enggak tahu. No comment," ujar seorang petugas
proyek saat wartawan meminta
konnfirmasi.
14
1. Identitas korban kecelakaan
Pada kasus ini dapat kita ketahui bahwa korban bernanma Agus
Iding. Ia adalah seorang Pemimpin Konstruksi Lift dari proyek
pembangunan Apartemen Panghegar di Jalan Merdeka, Kota Bandung.
Dari artikel tersebut dpat kita kategorikan bahwa korban berkerja pada
bidang konstruksi bangunan dan sudah cukup berpengalaman karena ia
diposisikan sebagai leader dalam proyek pembangunan lift apartemen ini.
2. Identifikasi sumber bahaya
Dalam kasus ini korban melakukan tindakan yang tidak aman yaitu
tidak menggunakan body harness/full body harness (Hazard yang berupa
unsafe act). Sedangkan Menurut undang-undang keselamatan kerja,
bekerja di ketinggian ini memerlukan fix platform atau memakai alat
pelindung diri berupa full body harness. Selain itu, bila pekerjaan
dilakukan pada tempat yang memiliki ketinggian lebih dari lima meter,
diperlukan sebuah ijin khusus, yang mana ijin ini diperlukan untuk
menganalisa bahaya apa saja yang mungkin terjadi dan menyiapkan alat
pengaman yang cocok untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi bila
bekerja pada ketingian tersebut.
15
ketinggian adalah melakukan pekerjaan yang memiliki ketinggian sama
dengan atau lebih dari 1,8 meter dari permukaan tanah.
16
terjadinya kecelakaan. Tahap-tahap kejadian pada kasus ini berdasarkan
analisa berita yaitu sebagai berikut.
cepat. Agus kaget sehingga terdorong ke dalam lift yang belum ada
passenger lift- ya . Disini dapat kita pahami bahwa korban terkejut
dengan kondisi lift tidak berisi box-nya sehingga ia terdorong dan
jatuh ke lantai dasar. Penulis berpendapat bahwa korban setelah
membuka pintu, korban telah bersiap dan segera memasuki box-lift
tanpa melihat ada atau tidaknya box-lift tersebut.
3. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich ini
dapat diartikan sebagai unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkan
berita selain kondisi yang tidak aman karena berada pada ketinggian
yang berisiko menimbulkan kecelakaan, korban juga tidak
menggunakan APD seperti yang telah diatur dalam undang-undang
keselamatan kerja, apabila melebihi ketinggian 1,8 meter maka harus
17
menggunakan alat pelindung diri yang berupa body harness/full body
harness.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
19