Bab 1 Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Bab 1 Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Perkembangan ekonomi dan perdagangan yang semakin cepat menuntut disajikannya informasi yang
akurat. Akuntansi sangat dibutuhkan dalam dunia usaha sebagai salah satu sumber informasi yang menyajikan hasil
kegiatan dan posisi keuangan suatu organisasi. Para pemakai informasi akuntansi membutuhkannya untuk
mengambil keputusan yang bersifat ekonomis. Oleh karena itu, peranan akuntansi makin dibutuhkan di dalam dunia
usaha yang terus mengalami perkembangan. Akuntansi berkembang dari system tata buku berpasangan ( double
entry system) yang pertama kali diperkenalkan di Italia pada tahun 1494. Seorang ahli ilmu pasti berkebangsaan
Italia, Lucas Paciolo yang menerbitkan buku berjudul Summa de Aritmatica, Geometria, Proportioni et
Proportionalita. Pada bagian buku tersebut berisi tentang pengetahuan akuntansi dengan judul Tractatus de
Computis et Sriptorio.
A. Pengertian Akuntansi
Akuntan mengambil informasi tentang transaksi dan kejadian dalam bisnis dan meringkas aktivitas
tersebut ke dalam laporan yang digunakan oleh pihak- pihak yang tertarik dan berkepentingan dalam dunia
usaha (business entity). Akuntansi sering disebut sebagai “ Bahasa Bisnis” atau “ Bahasa Pengambil
Keputusan”, karena semakin kita memahami dan menguasai ilmu akuntansi, maka akan semakin baik pula
dalam menangani dunia usaha terutama aspek keuangan perusahaan.
1. Difinisi dari Sudut Pemakai
Akuntansi dapat didifinisikan sebagi suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi. Adapun manfaat informasi akuntansi antara lain untuk :
a. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen;
b. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, pemerintah dan lain sebagainya.
2. Difinisi dari Sudut Kegiatan
Ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didifinisikan sebagai suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuanagn organisasi. Pada dasarnya
akuntansi meliputi kegiatan berikut ini.
a. Mengidentifikasi data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, baik data yang berasal dari intern
perusahaan maupun data yang berasal dari ekstern perusahaan.
b. Memproses atau menagnalisis data yang relevan
c. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, misalnya untuk
pengembangan usaha atau perluasan usaha, penambahan investasi, dan sebaginya.
Menurut American Accounting Associatin (AAA) lembaga yang paling bertanggung jawab atas
pengembangan akuntansi di Amerika, Accounting is the process of identiftying, measuring, and
communicating economic information. (Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan
pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkanadanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas
dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut).
Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Acounting is the art of
recoeding, classiflying and summarizing in a significant manner and terms of money, transaction and
events which are, in part at least, of financial character, and interpreting the result there of. (Akuntansi
sebagai suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu yang dinyatakan
dalam uang, transaksi dan peristiwa paling tidak mengenai karakter keuangan dan penafsiran hasilnya)
Akuntansi sebagai aktivitas yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang bersifat angka, terutama
tentang finansial, dari suatu unit entitas ekonomi, yang dimaksudkan untuk dapat berguna sebelum
pengambilan keputusan ekonomi, dalam menentukan pilihan yang dianggap memiliki dasar yang kuat
dibandingkan jika mengambil pilihan yang lain.
Menurut Weygan, Kimmel dan Kieso, Accounting is an information system that identifies, records,
and communicates the economic events of an organization to interested users. (Akuntansi adalah sebuah
system informasi yang meliputi identifikasi, pencatatan dan pengomunikasian transaksi ekonomi dari
sebuah organisasi yang berguna untuk pemakai).
Kerangka dasar SAK yang mendasari laporan keuangan antara lain membahas tentang :
a. Tujuan laporan keuangan;
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
c. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan;
d. Konsep modal serta pemeliharaan modal
Adapun tujuan penyusunan kerangka dasar adalah dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak
berikut ini.
a. Komite penyususn Standar Akuntansi Keuangan, dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam
Standar Akuntansi Keuangan.
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan.
d. Para pengguna, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. SAK juga merupakan pedoman dalam Menyusun dan
menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan dan unit-unit ekonominya.
Secara umum konsep dasar akuntansi yang digunakan sebagai acuan dalam Menyusun laporan
keuangan yang ditujukan bagi para pemakai informasi akuntansi diantaranya sebagai berikut.
a. Konsep Kesatuan Usaha (Bussines Entity)
Konsep entitas atau kesatuan usaha mempunyai pengertian bahwa laporan keuangan
digunakan baik, oleh suatu organisasi atau bagian dari organisasi yeng berdiri sendiri maupun
terpisah dari organisasi lain atau individu lain.
b. Konsep Pengukuran Uang atau Uang sebagai Alat Ukur (Money Measurement Concept)
Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat
pula bagi pengukuran analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang
sangat relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan berguna. Secara umum,
dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih
dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam
bentuk informasi kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih dapat
melihat objektivitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat membuat
keputusan ekonomi yang rasional.
c. Konsep Kelangsungan Usaha (Ging Concerm)
Konsep kesinambungan mempunyai maksud bahwa laporan keuangan dibuat oleh suatu unit
ekonomi yang diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan.
Oleh karena itu, penyajian asset dalam laporan keuangan harus berdasarkan harga historis atau
harga perolehannya.
d. Konsep Dua Aspek Akuntansi (Berpasangan)
Dua aspe dalam konsep ini, yaitu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat
tertentu dan aspek yang berhubungan dengan pemberian atas manfaat tersebut.. Misalnya, ketika
mesin yang telah dibeli oleh perusahaan, mesin memberikan manfaat untuk dapat memproduksi
barang atau jasa. Untuk memiliki mesin tersebut perusahan harus membayar sejumlah uang kepada
supplier mesin. Dengan demikian, setiap transaksi bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak
terpisahkan dan dua aspek tersebut dicatat tanpa terkecuali. Konsep dua aspek akuntansi ini
mendasarkan pada kaidah bahwa setiap bagian bisnis selalu memiliki persamaan dan reaksi
sebaliknya. Menurut konsep ini perusahaan akan sama dengan liabilitas ditambah akuitas. Konsep
dua aspek akuntansi (system berpasangan) merupakan turunan dari konsep kesatuan usaha.
Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan menajemen harus
mempertanggungjawabkan asset yang telah dan sedang dikelolanya serta menyajikan sumber asset
tersebut.
e. Konsep Harga Perolehen (Cost)
Konsep harga perolehan ini menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh
harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli mengetahui bahwa harga
mungkin masih bisa ditawar, tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat berdasarkan harga
yang disepakati dalam transaksi tersebut. Contohnya terjadi apabila suatu perusahaan membeli
asset tetap (mesin) seharga Rp100.000.000,00; biaya angkut Rp5.000.000,00; serta biaya
pemasangan dan percobaan Rp5.000.000,00. Dengan demikian mesin tersebut memiliki harga
perolehan (cost) sebesar Rp10.000.000,00.
f. Konsep Periode Akuntansi
Kegiatan suatu perusahaan akan tetap ada selama jangka waktu yang lama dan tidak ditentukan.
Untuk mengetahui hasil operasi atau laba-rugi dan penyajian psisi keuangan untuk periode satu
tahun sesuai dengan kalende tahunan sebagai tahun laporan keuangan. Konsep periode akuntansi
menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan periode waktu sebagai ketentuan.
Sebagai implikasi dan konsep periode akuntansi ini adlah akuntansi menentukan laba dengan
membandingkan antara pendapatan pada suatu periode dengan beban yang dianggap dapat
menciptakan pendapatan untuk periode tersebut.
g. Konsep Perbandingan Pengeluaran Beban dengan Penghasilan (Matching Concept)
Dalam laporan keuangan, pengeluaran beban yang diakui dalam laporan laba rugi berlandasklan
atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh. Suatu laporan keuangan yang disajikan harus mempertemukan secara layak antara
biaya-biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi
yang sama.
h. Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)
Konsep pembandingan pengeluaran beban dengan penghasilan (matching concept) yang
berimplikasi pula pada konsep upaya dan hasil (pendapatan). Secara koseptuan, pendapatan timbul
karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya, artinya pendapatn sudah dapat
diakui meskipun belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan
kegiatan produktifnya.
E. Bidang-Bidang Akuntansi
1. Akuntansi Keuangan atau Akuntansi Umum (Financial Accounting), akuntansi yang kegiatannya sejak
dari pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan pihak di luar
perusahaan.
2. Akuntansi Managemen (Management Accounting), akuntansi yang meliputi segala kegiatan dalam
perusahaan untuk pertimbangan pengambilan keputusan
3. Akuntansi Anggaran (Budgeting), akuntansi yang menyajikan kegiatan keuangan untuk jangka waktu
tertentu dilengkapi system penganalisisan dan pengawasan
4. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan bebas dari
akuntansi umum, yang biasanya dikerjakan oleh akuntan public
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting), akuntansi yang berkaitan dengan masalah perpajakan, seperti
pengisian SPT, perhitungan PPh, PPN dll.
6. Akuntansi Biaya (Cost Accounting), akuntansi yang kegiatan utamanya ditunjukan untuk menghitung
biaya-biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
7. Sistem Akuntansi (Accounting System), akuntansi yang berhubungan dengan prosedur akuntansi dan
peralatanya serta penentuan Langkah dalam pengumpulan dan pelaporan data keuangan.
8. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting), akuntansi kegiatanya diarahkan pada transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh Lembaga pemerintahan.
F. Profesi Akuntan
Jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi atau profesi akuntansi dapat dikelompokan dalam berbagai bidang.
Berdasarkan lingkup kegiatan dan bidang garapannya, profesi akuntansi adalah sebagi berikut :
1. Akuntan Publik
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011, merupakan suatu profesi yang
jasa utamanya adalah jasa dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu
pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan (Akuntan Ekstern)
2. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya
melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi
dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam
pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah
3. Akuntan Pendidik
Menurut pendapat Soemarso pengertian akuntan pendidik merupakan akuntan yang bekerja di bidang
pendidikan akuntansi untuk mengajar, menyusun kurikulum pendidikan, dan melakukan penelitian pada
bidang akuntansi
Syarat, seorang akuntan pendidik juga harus memiliki hal yang dikuasai untuk menjadi pendidik,
diantaranya :
Mampu melakukan alih pengetahuan (transfer of knowledge) perihal akuntansi kepada murid
ataupun mahasiswanya.
Menguasai tingkat pendidikan tinggi dan juga menguasai pengetahuan tentang bisnis dan
akuntansi, dan juga teknologi informasi
Mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan melakukan penelitian