Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Dr.Ontot Murwato.,MM,,Ak.,CS.,CMA.,CPA
Nama Kelompok :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul āTAX PLANNING
UNTUK PENYUSUTAN.ā ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pajak oleh Dosen Pengajar yaitu
Bapak Dr. Ontot Murwato.,MM,,Ak.,CA.,CMA.,CPA. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang materi Tax Planning Penyusutan bagi para penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ontot Murwato.,MM,, Ak.,CA.,
CMA.,CPA. selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pajak yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis sesuai dengan bidang studi
yang penulis saat ini tekuni.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah yang kami susun ini bisa
menjadi bahan referensi dan memberikan informasi bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
3.2. Saran............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan
didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap
perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang
dilaksanakan perusahaan.
Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk
kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam
neraca, sehingga ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap
kewajaran penilaiannya dalam laporan keuangan.
Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin
menurun manfaatnya secara terus menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan
(depreciation).
Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami penyusutan (kecuali
tanah). Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aktiva tetap untuk
memberikan jasa/manfaaat yaitu : Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan
karena penggunaan yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan
kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi). Sehingga
penurunan kemampuan aktiva tetap tersebut dapat dialokasikan sebagai biaya.
1
Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena
mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan metode
penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau kondisi perusahaan
tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode
akuntansi. Selain itu juga mempengaruhi nilai dari aktiva tetap tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENYUSUTAN
A. Pengertian Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang
masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang
diberikan dari aset tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aset dibebankan
secara bertahap.
a. Undang-Undang
3
bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat
nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.
b. Peraturan Pemerintah
4
Ayat 3 : Tarif penyusutan dan penggolongan harta berwujud dalam usaha
leasing,dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 11
ayat (9) dan ayat (14) Undang-undang Pajak Penghasilan.
jumlah sebesar harga sisa buku dari harta yang dihibahkan, disumbangkan
atau diwariskan tersebut, dikurangkan dari jumlah awal masing-masing
golongan harta yang bersangkutan , sedangkan jumlah sebesar sebesar
harga sisa buku tersebut tidak boleh dikurangkan sebagai biaya.
5
a. Keadilan pajak
Untuk keadilan pajak perlu diperhatikan jenis kegiatan dari wajib pajak, apakah
termasuk perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa. Dan juga harus
memperhatikan struktur modalnya, apakah termasuk padat modal (capital
intensive) atau padat karya (labour intensive). Dengan adanya penyusutan, maka
perusahaan manufaktur dan jenis usaha yang padat modal (capital intensive) akan
lebih diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa ataupun jenis usaha padat karya
(labor intensive).
b. Kebijakan ekonomi
c. Administrasi
Secara administrasi penyusutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sederhana dan
kompleks. Pemilihan jenis penyusutan, baik yang sederhana ataupun yang
komplek, tergantung pada beberapa hal, seperti besarnya biaya administrasi,
sumberdaya manusia, dan kepatuhan dari Wajib Pajak.
6
B. Karakteristik Dari Aset Yang Dapat Disusutkan
Aset yang boleh disusutkan adalah aset yang dipakai dalam usaha atau
menjalankan usaha. Asset ini dapat dibedakan menjadi asset bisnis, asset
campuran, dan asset pribadi. Untuk asset bisnis dapat disustkan semuanya,
sedangkan untuk aset campuran boleh disusutkan sebagian sesuai dengan yang
digunakan dalam kegiatan usaha.
Nilai asset yang dapat disusutkan harus diturunkan secara bertahap, baik karena
semakin buruk fisiknya atau karena faktor kualitas. Kalau nilainya tidak menurun
secara bertahap maka tidak dapat disusutkan tetapi langsung dibiayakan. Adapun
asset yang tidak dapat disusutkan adalah tanah, asset pendanaan, barang
dagangan, dan persediaan.
Asset berwujud maupun asset tidak berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari
satu periode dapat disusutkan. Untuk asset tidak berwujud penyusutannya disebut
dengan amortisasi.
Secara umum saat dilakukan penyusutan adalah saat digunakan, tetapi adakalanya
pada tahun perolehan.
Termasuk didalamnya adalah harga, ongkos, dan pajak. Pajak yang dapat
dikreditkan, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat dikreditkan
dengan pajak keluaran tidak termasuk dalam harga perolehan.
Revaluasi
a. Dipercepat (accelerated)
Dengan umur yang menjadi pendek maka unsur pembagi yang digunakan
untuk menentukan nilai aktiva menjadi lebih kecil, sehingga penyusutan menjadi
lebihbesar.
Sebagaimana telah diatur dalam pasal 9 ayat (2) UU PPh bahwa pengeluaran
untuk mendapatkan manfaat, menagih, dan memelihara penghasilanyang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan
melalui penyusutan. Hal ini sesuai dengan kelaziman dunia usaha dan selaras dengan
prinsip penandingan antara pengeluaran dan penerimaan ( matching cost againsts
revenue ).
9
Dalam ketentuan ini pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan
mempertahankan penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun,
tidak dapat diperkurangkan sebagai biaya sekaligus pada tahun pengeluarannya.
Namun demikian, dalam perhitungan dan penerapan tariff penyusutan untuk
keperluan pajak, perlu diperhatikan dasar hukum penyusutan fiscal, karena dapat
berbeda dengan penyusutan untuk akuntansi.
Penyusutan terhadap harta dalam usaha sewa guna usaha khususnya sewa guna
usaha tanpa hak opsi dimulai pada bulan harta tersebut disewagunausahakan.
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak, apabila tidak
mengikuti prinsip umum penyusutan. Misalnya penyusutan baru dilakukan pada
tahun harta/aset tersebut menghasilkan.
10
B. Pengelompokan Harta Berwujud
Dalam sistem penyusutan menurut UU PPh, semua aset tetap berwujud yang
memenuhi syarat penyusutan fiskal harus dikelompokkan terlebih dahulu menjadi
dua golongan :
Kelompok 1 4 tahun
Kelompok 2 8 tahun
Kelompok 3 16 tahun
Kelompok 4 20 tahun
11
menurun ganda atau metode garis lurus. Metode mana yang akan dipakai bergantung
pada Wajib Pajak, sepanjang dilaksanakan dengan taat asas. Satu yang perlu dicatat
adalah bahwa metode yang dipilih harus diterapkan terhadap seluruh kelompo harta.
Maksudnya, Wajib Pajak tidak dapat menggunakan metode saldo menurun terhadap
kelompok yang satu dan menerapkan metode garis lurus terhadap kelompok lainnya.
Dalam hal Wajib Pajak memilih metode saldo menurun maka, pada tahun terakhir
masa manfaat nilai sisa buku harta yang bersangkutan disusutka seluruhnya. Aset
tetap bangunan hanya menggunakan satu metode yaitu metode garis lurus. Sebagai
akibat dari adanya dua metode penyusutan ini, timbul perbedaan presentase
penyusutan fiskal.
Bangunan permanen 5%
12
Contoh Perhitungan Penyusutan :
PT Agri Jaya pada bulan Juli 2001 membeli sebuah alat pertanian yang mempunyai
masa manfaat 4 tahun seharga Rp. 1.000.000.000,00. Penghitungan penyusutan atas
harta tersebut adalah sebagai berikut:
13
50% x Rp. 375.000,00 = Rp. 187.500,00
Karena untuk tahun 2004 merupakan akhir masa manfaat, maka pada tahun
2004 seluruh sisa nilai buku disusutkan sekaligus sehingga penyusutan tahun
2004 adalah:
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakaiatau
dibangun lebih dulu, yang digunakakn dalam proses perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak
dianggap suatu asetyang dapat disusutkan. Namun, tanah yang memiliki masa
manfaat terbatas bagi perusahaan diperlakukan sebagai aset tetap yang dapat
disusutkan.
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang
masa manfaat yang diestimasi. Jumlah yang dapat disusutkan adalah jumlah perolehan
suatu aset atau jumlah lain yang disubtitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan
keuangan dikurangi nilai sisanya.
14
Nilai sisa atau nilai residu adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh
pada akhir masa manfaat suatu aset setelah dikurangu taksiran biaya pelepasan.
Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu mungkin aset dapat ditukar atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkinginan untuk
melakukan transaksi yang wajar (armās lengh transaction).
Jumlah tercatat adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aset setelah
dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
A. Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk digunakan.
Biaya perolehan aset tetap terdiri atas harga belinya, termasuk biaya impor dan
PPN masukan tidak boleh direstitusikan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam dalam membawa aset tersebut ke kondisi aset yang membuat
aset tersebut dapat bekerja untuk pengunaan yang dimaksudkan, setiappotongan
dagang dan rabat dikurangkan dari pembelian . biaya dapat didistribusiaka secara
langsung Misalnya :
c. Biaya pemasangan
Apa bila suatu aset diperoleh secara gabungan maka harga perolehan
ditentukan dengan mengolakasikan harga gabungan tersebut berdasarkann
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
15
Aset tetap yang diperoleh dengan pertukaran atau pertukaran sebagian untuk
aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya, biaya peolehannya diukur berdasarkan
nilai wajar aset yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal
sesuai ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan
jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.
b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas. Masa manfaat dapat berupa
periode suatu asset diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi
atau unit berupa yang diharapkan diperoleh dari asset oleh perusahaan. Masa
manfaat asset harus ditelaah ulang secara periodic dan bila harapan berbeda
secara signifikan dengan estimasi sebelumnya, maka beban penyusutan untuk
periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan.
c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok
barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
C. Masa Manfaat
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh
perusahaan.
16
D. Metode Penyusutan
a. Berdasarkan waktu
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek
kegunaan. Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode
penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama
besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil/output yang diproduksi.
Rumus :
Penyusutan = HP-NS
n
Keterangan:
HP = Harga perolehan
NS = Nilai aset
17
Rumus :
Penyusutan = Sisa usia aktiva tetap pada tahun penggunaan x (HP ā NS)
Jumlah angka tahun usia aktiva tetap
Keterangan:
Rumus :
b. Berdasarkan penggunaan
18
kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap periode
akuntansi. Kelemahan dari metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari
perusahaan menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang mungkin
lebih efisien dan efektif, sehingga cepat atau lambat perusahaan dipaksa untuk
mengakui kelemahan dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jasa jasa
mengakui beban penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban
penyusutan yang diakui menjadi kecil pada saat produksi yang dihasilkan
sedikit, yang selanjutnya akan menyebabkan overstatement terhadap laba
yang dilaporkan oleh perusahaan.
19
yang hampir sama jenisnya dan memiliki umur kegunaan yang sama.
Sedangkan composite method digunakan untuk aktiva yang bermacam ā
macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda. Tarif penyusutan
untuk composite method ditentukan dengan membagi penyusutan tiap tahun
dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan. Dalam metode ini tarif
penyusutan didasarkan pada umur kegunaan kelompok aktiva. Laba atau rugi
dalam keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan/tidak lagi
digunakan, tidak diakui. Perbedaan antara nilai buku aktiva dan nilai sisa
dibebankan atau dikurangkan pada akumulasi penyusutan.
Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun /
periode awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode
berikutnya. Metode ini paling banyak digunakan dalam industri real estate
dan beberapa penyedia jasa , tetapimmetode ini bukanlah metode penyusutan
yang secara umum dapat diterima. Prinsip Akuntansi diterima Umum ( U.S.
GAAP ) sendiri tidak mengijinkan bentuk metode penyusutan ini.
Pemilihan metode alokasi dan estimasi masa manfaat aktiva tetap yang dapat
disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode
20
penyusutan yang digunakan dan estimasi masa manfaat akan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan, dalam menelaah kebijakan yang dipilih manajemen
dan dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, perlu
untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan dalam suatu
periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.
Metode penyusutan yang digunakan ditelaah ulang secara periodik dan jika
terdapat perubahan yang signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi atas aktiva
tersebut, metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan hal itu. Perubahan
metode penyusutan harus dilaporkansesuai dengan PSAK yang berlaku tentang laba
rugi bersih pada tahun berjalan, kesalahan mendasar, perubahan kebijakan dan beban
penyusutan untuk periode sekarang dan masa datang harus disesuaikan
Pada umumnya penyusutan dimulai pada tahun pengeluaran. Untuk asset tetap yang
masih dalam proses pengerjaan, penyusutan dimulai pada tahun selesainya
pengerjaan tersebut. Berbeda dengan penyusutan fiskal yang harus setahun penuh,
penyusutan komersial boleh dilakukan untuk jangka yang lebih pendek.
G. Dasar Penyusutan
Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan awal, baik melalui
pembelian maupun pendirian, penambahan, dan perbaikan. Apabila perusahaan
melakukan penilaian kembali (revaluasi) maka dasar penyusutannya adalah nilai
setelah revaluasi.
21
H. Pengungkapan
Pemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu asset merupakan
masalah pertimbangan. Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi masa
manfaat atau tingkat penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para pengguna
laporan informasi yang membuat mereka menelaah kebijaan yang dipilih manajemen
dan dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain.
Persamaan yang terdapat dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal adalah
sebagai berikut:
a. Aktiva/harta tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode tidak
boleh langsung dibebankan pada tahun pengeluarannya tetapi harus dikapitalisir
dan disusutkan sesuai dengan masa manfaatnya.
b. Aktiva/harta yang dapat disusutkan adalah aktiva tetap baik bangunan maupun
bukan bangunan.
c. Tanah pada prinsipnya tidak disusutkan, kecuali tanah tersebut memiliki masa
manfaat terbatas.
22
diperhitungkan
23
Metode Penyusutan : Metode Penyusutan :
Anuitas
Sistem persediaan
24
2.4 PRENCANAAN PAJAK UNTUK PENYUSUTAN
Penentuan metode penyusutan secara tepat penting untuk dilakukan dalam perencanaan
pajak, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang padat modal. Berdasarkan pasal 11
Undang-Undang Pajak Penghasilan metode penyusutan dapat digunakan untuk
melakukan penyusutan terhadap aset tetap bukan bangunan adalah metode garis lurus
atau saldo menurun. Untuk lebih jelas, hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel
berikut:
PT. Abadi membeli aset tetap berupa mesin, dengan harga perolehan
Rp1.000.000.000,00. Mesin tersebut dalam aset tetap kelompok 1. Besarnya beban
penyusutan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 :
Besar beban penyusutan per tahun dihitung dengan metode garis lurus dan saldo
menurun.
Jenis aset : Mesin
Harga perolehan : Rp. 1.000.000.000.00
Umur : 4 tahun
Metode Penyusutan
Tahun
Garis Lurus Saldo Menurun
1 250.000.000 500.000.000
2 250.000.000 250.000.000
3 250.000.000 125.000.000
4 250.000.000 125.000.000
25
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa besarnya beban penyusutan per tahun
berbeda-beda tetapi pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) jumlah akumulasi penyusutan
adalah sama. Sehingga dalam perpajakan perbedaan besarnya beban penyusutan ini
dikenal dengan istilah beda waktu/beda sementara (timing difference/temporary
difference). Walaupun berdasarkan nilai nominal pada akhir masa manfaat besarnya
akumulasi beban penyusutan sama, namun jika ditinjau dari nilai tunai (present value)
jumlahnya akan menjadi berbeda. Dalam contoh ini, untuk mengetahui nilai tunai
(present value) tingkat diskon yang digunakan adalah 20%. (Lihat tabel 2) berikut.
Metode Penyusutan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya
sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengan discount
factor 20% jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan mesin
dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 647.183.642,00 dan menggunakan
metode saldo menurun sebesar Rp 722.897.76,50.
Tabel 3 (Perbandingan besar penghematan pajak antara metode garis lurus dan
metode saldo menurun dengan tingkat diskonto 20%).
26
Garis Lurus Saldo Menurun
Keterangan
Nominal PV PV Nominal PV PV
27
BABA III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang
masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang
diberikan dari aset tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aset dibebankan
secara bertahap.
Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau
lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva
tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur
pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang
bersangkutan adalah nol. Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga
perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap
tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi.
Tahun dan Metode Nilai Produksi. Tetapi secara umum biasanya perusahaan
menggunakan salah 1 dari banyak metode yang ada, biasanya yang digunakan adalah
metode garis lurus dan metode saldo menurun karena dalam perpajakan, pajak
penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak adalah metode garis
lurus dan saldo menurun. (untik lebih jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan
pasal 11 dan penggolongan jenis ā jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No.
138/KMK.03/2002). Dalam menentukan suatu keputusan untuk menyusutkan aktiva
tetapnya tentu didasari dengan alasan kenapa aktiva tetap disusutkan dan faktor ā factor
yang mempengaruhi biaya depresiasi.
28
3.2 SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
Erly Suandy. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi ke-5.Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://amelsahubawa.blogspot.co.id/2014/10/perencanaan-pajak-melalui-penyusutan_1.htmls.
http://akuntansi-unsika.blogspot.co.id/2012/06/aktiva-tetap-menurut-standar-akuntansi.html.
http://www.scribd.com/doc/225089105/MAKALAH-PENYUSUTAN#scribd.
http://akuntansipendidik.blogspot.com/2013/02/metode-penyusutan-aktiva-tetap-dalam-
akuntansi.html
http://keuanganlsm.com/penyusutan-depresiasi-menurut-perpajakan/
http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/11/penyusutan-aset-tetap.html
http://agussalim170891.blogspot.co.id/2013/06/makalah-penysutan.html
http://art-buleleng.blogspot.co.id/2013/12/makalah-depresiasipenyusutan.html
http://softbizniz.blogspot.co.id/2013/06/makalah-depresiasi-aktiva-tetap.html
30