Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan sedimen memiilki keunikan dalam berbagai hal. Tidak seperti batuan
metamorf dan banyak batuan-batuan beku, mereka terbentuk secara alami dekat
permukaan bumi. Lapisan batuan sedimen memberikan gambaran rinci tentang
kondisi permukaan bumi di masa lalu. Situasi kehidupan secara umum cocok
dengan kondisi saat ini dalam pembentukan batuan-batuan metamorf dan sebagian
besar jenis batuan beku. Namun, tanaman dan binatang hidup di wilayah yang
banyak terjadi penumpukan sedimen, dan tetap mereka biasanya dimasukkan ke
dalam batuan sedimen.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi sedimentasi?
2. Mengetahui definisi batuan sedimen?
3. mengetahui jenis-jenis batuan sedimen?
4. Mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan
batuan sedimen?
5. Mengetahui ciri-ciri batuan sedimen?
6. Mengetahui contoh-contoh batuan sedimen?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengkikisan dan pelapukan
hasil dari pengkikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah
yang kemudian diendapkan. Proses sedimentasi adalah proses pengendapan
material. Karena aliran sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang
dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang
berukuran besar dan lebih berat akan terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian
material yang lebih halus dan ringan. Bagian sungai yang paling efektif untuk
proses pengendapan ini adalah bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada
kelokan sungai, karena biasanya pada bagian kelokan ini terjadi pengurangan
energy yang cukup besar. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus
dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi
semakin kecil, material yang diendapkan pun semakin halus. Semua batuan hasil
pelapukan dan pengkikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan
sedimen. Hasil proses sedimentasi disuatu tempat dengan tempat lain akan
berbeda.
Menurut Wiroseodarmo (2011), Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa
erosi permukaan, erosi parit atau jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya
mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air,
sungai dan waduk. Sedangkan hasil sedimen (sedimen yield) adalah besarnya
sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur
pada periode waktu dan tempat tertentu.
4
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di
daratan ataupun lautan), dan telah mengalami proses angkutan dari satu kawasan
ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama.
Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batuan sedimen. Kajian berkenaan
dengan sedimen dan batu sedimen ini disebut dengan sedimentologi. Di antara
sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kelikir dan sebagainya. Sedimen ini akan
menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil akumulasi material-
material yang telah mengalami perombakan terlebih dahulu atau hasil
pengendapan akibat proses kimia dan biologi dan kemudian mengalami proses
pembatuan (lithifikasi). Batuan sedimen diendapkan lapisan demi lapisan
dipermukaan litosfer, dalam temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
Sebaliknya, kebanyakan batuan beku dan metamorf terjadi di bawah permukaan
bumi, dalam temperatur dan tekanan tinggi.
menjadi keras, sehingga sifat-sifat fisika kimia dari batuan itu berada dari ketika
batuan itu mulai diendapkan.
Menurut K.P. Koesoemandiinata (1981), batuan sedimen berdasarkan
komposisinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Batuan sediment detritus
Dapat dibedakan menjadi :
A. Detritus kasar
Contohnya yaitu breksi, konglomerat dan kokuina
B. Detritus sedang
Contohnya yaitu batu pasir, arkosa, dan grewak
C. Detritus halus
Contohnya yaitu batu lanau, batu lempung, batu lumpur dan serpih
Gambar di bawah adalah halit di Devil’s Golf Course yang merupakan bagian
dari Death Valley National Park, California. Di taman nasional ini terdapat
bekas danau air asin yang merupakan daerah terendah di Amerika Serikat,
yaitu Badwater Basin dengan kedalaman 282 kaki (86 m) di bawah
permukaan laut.
6
Sisa dari cekungan tersebut saat ini banyak terdapat Halit yang terbentuk
karena penguapan. Contoh lain batu Halit dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Pada gambar di atas, Halit berwarna putih, orange, dan biru. Biasanya, Halit
berwarna putih. Percampuran warna di atas sebagai akibat adanya radiasi dari
mineral kalium. Contoh Halit di atas ditemukan di New Mexico.
Batubara terbentuk dari serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal dalam
suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan). Material
7
Batu rijang (chert), yang ditemukan di Kali Muncar merupakan batuan yang
sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif, atau berlapis. Batu
rijang terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap.
Sebenarnya, batu rijang termasuk batuan sedimen laut dalam yang tersingkap,
sehingga dapat dikatakan inilah batuan tertua yang menjadi pondasi Pulau
Jawa.
Gambar di atas adalah contoh Travertin yang ada di Kecamatan Wetar, Maluku
Barat Daya. Travertin terbentuk dari hasil endapan kalsium karbonat melalui air
panas. Dengan demikian, air panas yang mengalir menunjukkan adanya
penerobosan di dalam tanah melalui formasi batugamping. Travertin yang
terbentuk di Sungai Desa Lurang ini muncul pada satuan tuf riolitik pada batuan
vulkanik sakir.
Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah, putih,
kuning maupun abu-abu terang. Namun sebenarnya ada juga batuan sedimen yang
berwarna gelap, abu-abu gelap, merah, cokelat, hingga hitam sekalipun.
Sedemikian sehingga dapat disimpulkan bahwa warna batuan sedimen sebenarnya
bervariasi, di mana sangat tergantung dari komposisi bahan yang membentuknya.
Selain itu, sekitar 80% permukaan benua memang tertutup oleh batuan sedimen.
Yang mana, materi yang merupakan hasil erosi tanah atau pelarutan terdiri dari
berbagai jenis partikel, mulai dari yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam, mulai terdorong (traction), terbawa
secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, da nada pula
yang larut (salution).
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh
kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengkikisan, angin-angin
serta proses liftifikasi, diagnesis dan transportasi, maka batuan ini terendapkan
10
B. Bed Load
Terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal,
bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi
memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran
pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia
butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut
bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen
yang satu dengan lainnya.
C. Saltation
Dalam Bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen
berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada
mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar. Pada saat kekuatan
untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen-
sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan
13
akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat
berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi
suatu batuan sedimen.
Pada umumnya, batuan jenis ini sering kali dijumpai di perairan pulau
beriklim tropis yang menjadi tempat ideal tumbuhnya alga dan organisme-
organisme pembentuk sedimen yang lainnya. Contoh dari batuan sedimen
organik adalah batu gamping, terumbu karang, dan batubara.
Batuan sedimen klastik bisa terbentuk secara kimiawi seperti halite yang
merupakan hasil dari proses evavorasi air laut. Batuan sedimen non-klastik
juga bisa terbentuk secara organic seperti batugamping terumbu yang
terbentuk dari akumulasi organisme-organisme laut yang mati kemudian
terendapkan. Dalam keadaan tertentu, batuan sedimen kimiawi dan organic
tidak bisa dibedakan antara bahan yang terbentuk dari hasil kimiawi dan hasil
biologi. Oleh karena itu kedua jenis batuan sedimen ini dimasukan kedalam
jenis yang sama yaitu sedimen kimia / biokimia. Yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah sedimen evavorite, karbonat, batugamping, dan dolomit
serta batuan silica (siliceous rocks), rijang (chert).
a. Alluvial
Alluvial atau alluvial fan adalah sebuah sungai yang
mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat.
Akibatnya, materi yang terbawa, terendap secara
tiba- tiba di dasar. Endapan ini biasanya berbentuk
kerucut, akibat perubahan arus yang cepat. Alluvial
biasanya terjadi di sekitar lereng pegunungan
maupun dasar lembah.
b. Meander
Meander adalah sungai yang berkelok- kelok.
Kelokan-kelokan ini terjadi akibat pengendapan
yang terjadi di tikungan-tikungan sungai. Aliran
sungai di sekitar tikungan sungai memiliki arus
yang lebih lemah dari pada aliran yang berada di
luar tikungan. Akibatnya, pengendapan terjadi
di dalam tikungan, dan erosi terjadi di luar
tikungan, sehingga membentuk lekukan-
lekukan sungai yang cantik
c. Dataran banjir
Dataran banjir atau disebut floodplain adalah dataran yang berada di sebelah
kanan dan kiri sungai. Dataran ini terus mendapat pengendapan materi yang
dibawa oleh air secara terus menerus. Akibatnya, sekitar bagian kanan dan kiri
sungan lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Dataran ini disebut dataran banjir,
karena saat volume air sedang tinggi, dataran ini akan mengalami kebanjiran,
dengan menyisakan sedikit sisa dataran yang lebih tinggi. Tapi saat air mulai
surut, dataran ini akan muncul kembali. Saat air surut itulah, materi menjadi
terendap di kanan dan kiri sungai
d. Danau tapal kuda
Danau tapal kuda atau oxbow adalah
sungai yang terputus, akibat adanya
pengendapan terus menerus. Sungai
ini, biasanya berbentuk seperti tapal
18
kuda. Pengendapan ini, menyebabkan salah satu dari tikungan yang ada di
sungai terputus, dan menyebabkan sungai baru yang tersendiri.
e. Delta
Delta adalah tanah luas yang
berada disekitar muara. Delta
terbentuk dari hasil endapan
material yang berlangsung
secara terus menerus.
Terjadinya delta, akibat dari
terendapnya pasir di dasar
sungai, sedangkan lumpur dan batuan tetap terbawa hingga ke laut. Untuk
menjadi delta, dibutuhkan banyak materi sedimen yang dibawa oleh air, muara
memiliki arus yang tidak kencang dan dangkal.
B. Sedimen Marine
Sedimen yang terjadi oleh air laut
dan terjadi dilaut. Sedimen ini terjadi
akibat dari perubahan arus laut, yang
mengendapkan materi ke dalam
dasar laut. Sedimen ini terjadi akibat
adanya air pasang dan air surut. Air
pasang membawa material, lalu saat surut material itu mengendap.
Pengendapan yang terus bertumpuk menyebabkan endapan ini naik
kepermukaan laut sehingga membentuk pulau-pulau atau dataran kecil yang
indah. Contohnya yaitu pasir gosong.
Sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser atau es. Sedimen ini terjadi karena
adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, batu pasir dan material lainnya
yang terbawa oleh es dan mengendap. Sedimen oleh gletser juga mengalir
dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Gambar. Gletser
A. Besar/ukuran butir
Klasifikasi berdasarkan besar/ukuran butir di lihat dari diameter butirannya.
Butiran tersebut bisa berukuran sangat halus sampai kasar/ sangat kasar mulai
dari lempeng, pasir, kerikil, kerakal, berangkal, dan bongkah. Perbedaan besar
butir ini dipengaruhi oleh lamanya sedimen tersebut tertransportasi dan mulai
jauh dari sumber pembentukan batuan asalnya.
Untuk penamaan batuan sedimen berdasarkan besar butir ini bisa mengacu
pada skala Wenworth yang dibuat oleh W.C Krumbein.
a. Komposisi butir
b. Ukuran butir
c. Jenis proses transportasi
d. Jarak transport
Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk
kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral yang kurang resisten seperti
feldspar dan pyroxene. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar
dibandingkan yang berukuran lebih kecil. Butiran berukuran lebih besar
daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat
kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran
akan makin bundar. Pembagian kebundaran :
C. Kemas (fabric),
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau di
antara semennya. Istilah-istilah yang dipakai adalah “kemas terbuka”
23
digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan “kemas tertutup”
untuk butiran yang saling bersentuhan.
• Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang
dalam matrik).
• Kemas tertutup : jika butiran saling bersentuhan satu sama lain
D. Sementasi,
Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat
pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau mineral
lempung.
E. Kesarangan (porosity)
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume
keseluruhan dari satu batuan atau dalam arti lain, porositas suatu batuan adalah
perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan. Dalam hal
ini dapat dipakai istilah-istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap
batuan terhadap cairan. Porositas ini dapat diuji dengan meneteskan cairan.
Istilah-istilah yang dipakai adalah Porositas dangat baik” (very good), “baik”
(good) “sedang” (fair) “buruk” (poor).
F. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka,
pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu kesergaman butir didalam batuan
sedimen klastik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan
batuan, yaitu :
• Sortasi baik : jika ukuran butir merata atau sama besar.
• Sortasi buruk : jika ukuran butir tidak merata, terdapat matrik
dan fragmen.
24
• Hearing bone atau tulang ikan silang siur, yaitu bentuk lapisan yang
terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan berikutnya dengan sudut yang
berlainan dalam satu satuan perlapisan.
Keterangan:
• Tracks (jejak berupa tapak organisme)
• Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme)
• Grazing Traces Dwelling
4. Komposisi
Batuan sedimen dibentuk dari material batuan lain yang telah mengalami
pelapukan dan stabil dalam kondisi temperatur dan tekanan permukaan. Batuan
sedimen dibentuk oleh 4 material utama yaitu :
a. Kwarsa
Kwarsa adalah salah satu dari mineral-mineral klastik pada batuan sedimen
yang berasal dari batuan granit kerak kontinental, bersifat keras, stabil dan
tahan terhadap pelapukan. Kwarsa tidak mudah lapuk walaupun telah
mengalami transportasi oleh air, malahan sering terakumulasi seperti endapan
pasir fluvial pada lingkungan pantai.
b. Kalsit
Kalsit adalah mineral utama pembentuk batugamping (limestones) yang juga
dapat berfungsi sebagai semen pada batupasir dan batulempung. Kalsium (Ca)
berasal dari batuan-batuan beku, sedangkan karbonat berasal dari air dan
karbon dioksida. Kalsium diendapkan sebagai CaCO3 atau diambil dari air
laut oleh organisme-organisme dan dihimpun sebagai material cangkang.
Ketika organisme tersebut mati, fragmen-fragmen cangkangnya biasanya
terkumpul sebagai partikel klastik yang paling kaya membentuk macam-
macam batugamping.
28
c. Lempung
Mineral-mineral lempung berasal dari pelapukan silikat, khususnya feldspar.
Mereka sangat halus serta terkumpul dalam lumpur dan serpih. Kelimpahan
feldspar dalam kerak bumi dan bukti bahwa pelapukan secara cepat dibawah
kondisi atmosfer, terlihat dari mineral-mineral lempung pada batuan-batuan
sedimen dalam jumlah yang besar.
d. Fragmen Batuan
Batuan sumber yang telah mengalami pelapukan membentuk fragmen-
fragmen berbutir kasar dan endapan klastik seperti kerikil. Fragmen-fragmen
batuan adalah juga hadir sebagai butiran dalam beberapa batuan berukuran
halus.
1. Berlapis (stratification),
Kebanyakan batuan sedimen mengalami perlapisan. Perlapisan pada batuan
sedimen klastik disebabkan oleh:
a. perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung;
b. Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang
dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman.
2. Umumnya mengandung fosil,
Ciri yang mudah mengetahui batuan sedimen adalah kandungan fosil.
Sungguhpun demikian, fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang
terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
3. Memiliki struktur sedimen, dan
Struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur
silang siur atau struktur riak gelombang.
4. Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.
Sifat yang tersusun dari fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang
kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa,
granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
2. Konglomerat
Konglomerat hampir sama dengan breksi,
yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau
campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-
lain, hanya saja fragmen yang menyusun
batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat. Pada konglomerat, terjadi
proses transport pada material-material
penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk
yang membulat.
3. Sandstone
Sandstone atau batu pasir
terbentuk dari sementasi dari
butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai,
angin, dan ombak dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat.
Ukuran butiran dari batu pasir
ini 1/16 hingga 2 milimeter.
Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau
pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan
bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu
Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
A. Quartz Stanstone
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik
dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh.
Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
31
B. Arkose
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan
feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya
mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki
sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan
yang relatif pendek.
C. Graywacke
Graywacke adalah salah satu tipe
dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang
terbuat dari lempung, sehingga
menghasilkan sortasi yang jelek
dan batuan menjadi berwarna abu-
abu gelap atau kehijauan.
4. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan
ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya
tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan
bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu
lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu
pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah
membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
5. Limestone
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki
komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara
rapat, afanitis, berbutir kasar,
kristalin atau oolit. Batu gamping
dapat terbentuk baik karena hasil
dari proses organisme atau karena
proses anorganik. Batu gamping
dapat dibedakan menjadi batu
gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
32
6. Calcarenite
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2
milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih
material carbonate detritus, yaitu material yang
tersusun terutama atas fosil dan oolit.
7. Calcilute
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari
calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga
kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan
mengalami litifikasi.
8. Gamping Terumbu
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu
pada perairan yang hangat dan dangkal.
9. Salstone
Saltstone terdiri dari mineral halite
(NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada
air laut. Tekstur dari batuan ini
berbentuk kristalin.
10. Gipsum
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan
Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap.
Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.
11. Coal
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang
terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari
tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun.
Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya
berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat
kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.