Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN ANAK I

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN


KEKURANGAN KALORI PROTEIN”

Fasilitator :

Sylvi Harmiardillah S.Kep,Ns.M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1) Devi Rahmawati (1902012896)


2) Lala Amidasarro (1902012867)
3) Moch. Ashrof Maulana (1902012860)
4) Naimatur Rosyidah (1902012875)
5) Siti Yulaekah (1902012878)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Kekurangan Kalori Protein”. Asuhan
Keperawatan ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak..
Penulisan Asuhan Keperawatan ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan
tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan masukan dari pihak serta kutipan materi diambil dari
internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Budi Utomo (Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan).
2. Arifal Arif, S.kep,Ns, M.Kes (Selaku Dekan Universitas Muhammadiyah Lamongan).
3. Sylvi Harmiardillah, S.Kep., Ns., M.Kes (Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Anak 1).
4. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga Aasuhan Keperawatan ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Lamongan, 25 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan Pembahasan 2
BAB II: KONSEP TEORI 3
2.1 Pengertian KKP 3
2.2 Etiologi KKP 4
2.3 Klasifikasi KKP 4
2.4 Gejala klinis KKP 4
2.5 Penatalaksanaan KKP 6
BAB III: KASUS DAN PEMBAHASAN 7
2.1 Gambaran Pengkajian Kasus 7
2.2 Analisis Data 8
2.3 Diagnosa Keperawatan 11
2.4 Intervensi Keperawatan 11
2.5 Implementasi Keperawatan 15
2.6 Evaluasi Keperawatan 16
BAB IV: PENUTUP 18
4.1 Kesimpulan 18
4.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekurangan Kalori Protein (KKP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan
protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama maramus dan
kwasiokor. Kwasiokor disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas
maupun segi kuantitas, sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan
protein. (Aziz Alimul Hidayat, 2006).

Asupan energi protein yang di peroleh penderita KKP dari makanan sangat
kurang, padahal untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang di
dapat dari konsumsi makanan yang cukup, karena asupan makanan yang kurang maka
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh menggunakan cadangan protein dalam tubuh.

Kekurangan Kalori Protein ini memuliki dampak masalah yang timbul akibat
penyakit yang diderita. Mulai dari masalah biologis, psikologis, sosial, dan spiritual,
Untuk itu perawat perlu memberikan asuhan keperawatan tehadap masalah yang muncul
ini agar kasus yang dialami oleh pasien yang mengalami penyakit ini cepat membaik.

Dengan melihat latar belakang diatas maka saya melakukan Studi Kasus Asuhan
Keperawatan pada Balita An. A dengan KKP di ruangan UGD RS KASIH BUNDA
Bojonegoro.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya ialah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian KKP?
1.2.2 Bagaimana etiologi KKP?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi dari KKP?
1.2.4 Bagaimana gejala klinis KKP?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan KKP?
1.2.6 Bagaimana gambaran kasus klien dengan KKP?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan kasus klien dengan KKP?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan ini bertujuan untuk:

1
1.3.1 Mengatahui pengertian KKP.
1.3.2 Mengetahui etiologi KKP.
1.3.3 Mengetahui klasifikasi dari KKP.
1.3.4 Mengetahui gejala klinis dari KKP.
1.3.5 Mengetahui penatalaksanaan KKP.
1.3.6 Menegetahui gambaran kasus klien dengan KKP.
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan kasus klien dengan KKP.

2
BAB 2
KONSEP TEORI

2.1 Pengertian KKP

Kekurangan Kalori Protein (KKP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan


protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama maramus dan
kwasiokor. Kwasiokor disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun
segi kuantitas, sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein. (Aziz
Alimul Hidayat, 2006).

Kurang Kalori Protein (KKP) ialahseseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan gangguan penyakit
tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80%. (Suparisa, 2002).

Kurang Energi Protein ialah keadaaan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya
konsumsienergi protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi(AKG). (Dep. Kes. RI 2004).
Malnutrisi energi protein atau kurang energi protein adalah kondisi di mana tubuh
kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein. Jenis malnutrisi
energi protein yang sering terjadi pada anak-anak adalah kwashiorkor dan marasmus. Kekurangan
kalori protein biasa disebut kurang energi protein (KEP). Gejala dari kondisi ini biasanya
akan muncul secara perlahan. Malnutrisi energi protein perlu segera mendapatkan
penanganan agar tidak terjadi komplikasi.
Defisiensi gizi atau kekurangan kalori protein terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama • Penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi
kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita terutama di negara-negara
berkembang. Masalah gizi (2004): 77, 3% kabupaten dan 56% kota di seluruh Indonesia.
5.119.935 balita dari 17.983.244 balita Indonesia (28, 4%) mengalami gizi rendah di
Indonesia dan buruk (2004) . Pada tahun 2010 terdapat 17,9% kasus dan pada tahun 2013:
terdapat 19,3% kasus.
Untuk bisa bekerja secara optimal, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.
Saat tubuh kekurangan energi protein dalam jangka waktu yang lama, dapat muncul beragam

3
keluhan dan gejala. Oleh sebab itu apabila terdapat kasus kekurangan kalori protein harus
cepat ditangani agar masalah dapat teratasi dan tidak menimbulkan gejala-gejhala lain yang
memperburuk keadaan tubuh.

2.2 Etiologi
Faktor -faktor yang dapat menyebabkan Kurang EnergiProtein menurut Nazirudin,
2007adalah sebagai berikut :
a). Sosial ekonomi yang rendah
b). Sukar atau mahalnya makanan yang baik
c). Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi yang baik
d). Kepercayaan dan kebiasaan yangsalah terhadap makanane).
e). Faktor infeksi pada anak

2.3 Klasifikasi KKP

a). KKP ringan

KKP ringan yaitu apabiila hasil penimbangan berat badan pada KMS (Kartu
Menuju Shat) terletak pada warna kuning.

b). KKP sedang

Disebut KKP sedang apabila hasil penimbangan berat badan pada KMS (Kartu
Menuju Sehat) terletak di bawah garis merah (BGM).

c). KKP berat

KKP berat yaitu apabila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO-
NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah antara KEP berat atau gizi buruk dengan
KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat atau gizi buruk digunakan tabel
BB/U baku median WHO-NCHS.

2.4 Gejala Klinis KKP

Secara klinis Krkurangan Kalori Protein dibagi dalam 3 tipe yaitu :

a). Kwashiorkor

4
Kwasiorkor ditandai dengan adanya edema atau pembengkakan yang dapat
terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan menjadi bulat, mata nampak sayu, rambut
menjadi tipis dan berubah warna seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok,
anak berubah menjadi cengeng, rewel dan apatis, terdapat pembesaran hati, otot
mengecil (hipotrofi), muncul bercak merah kecoklatan pada kulit dan kulit mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis), serta sering disertai penyakit infeksi terutama
akut, diare dan anemia.

b). Marasmus

Marasmus ditandai dengan badan menjadi sangat kurus, tampak tulang


terbungkus kulit, wajah menua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak
sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit
infeksi dan diare.

c).Marasmus kwashiorkor

Marasmus kwashiorkor ini adalah campuran dari gejala klinis kwashiorkor dan
marasmus.
2.5 Penatalaksanaan KKP
Penatalaksanaan Kurang Energi Protein menurut Lab. UPF, 2007 adalah sebagai
berikut:
a) Bila ada dehidrasi maka atasi dulu
b) Pemberian diid (tinggi kalori tinggi protein)
c) Pemberian makanan tambahan berupa formula yang mudah di cerna, murah, pekat
kalori, protein medisco I,II,III memenuhisyarat-syarat tersebut.
d) Bila ada intoleransi, mulailah dengan sub sistem yang di encerkan (2-5, 5-7,5) +
glukosa 5 % di susul dengan medisco ½, I, II, III.
e) Bila perlu beri tranfusi sel darah merahpadat (PRC) atau plasma
f) Pengobatan penyakit penyerta/penyebab, bila lemah ada hipotermi, hipotensi dan
gangguan pembekuan darah, ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta
endotoksemia.
g) Terapi : gestamin 1-7.5 mg/kg perhari di bagi 2 kali atau amikasin 15 mg/kg/hari
dibagi 3 kali

5
h) Penyuluhan ibu disertai demontrasi cara pemberian makanan padaKurang Energi
Protein
i) Kontrol di layanan kesehatan terdekat

6
BAB 3
KASUS DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Pengkajian Kasus


An. H balita perempuan berusia 3 Tahun anak dari Tn. X(40 tahun) lahir di Palembang pada
tanggal 1 Mei 2018 datang ke rumah sakit WIB. Saat ini ia tinggal bersama orangtuanya di
kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro. Pada hari senin tanggal 28 Mei 2021 kemarin
pukul 23.00 ia dibawa oleh keluarganya di ruang UGD RS KASIH BUNDA dengan keluhan
diare sejak dua hari yang lalu dan nafsu makan hilang berat badan anak menurun, bengkak
pada wajah, kaki dan perut membesar sejak 4 bulan yang lalu, anak sering rewel,. Wajah
anak tampak pucat dan badan pasien nampak kurus. Anak sehari makan 2 kali sehari dengan
nasi dan sayur seadanya. An. H adalah anak ke 6 dari keluarga seorang petani.

Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data ia memiliki penyakit kwashiorkor, TD: 60/50,
N: 55x/ menit, R: 20x/ menit, S: 36 C. BB: 7kg, TB: 100cm, LILA: 12cm, turgor kulit
menurun dan terdapat bercak-bercak merah muda dengan tepi hitam pada beberapa bagian
akibat tekanan, terdapat edema pada kaki dan terdapat asites pada abdomen, serta rambut
kemerahan dan mudah rontok. Pada pemeriksaan laboratorium sel darah pasien : 6 g/dl.
Riwayat imunisasi pada pasien lengkap.

7
2.2 Analisis Data

A. Identitas Klien

1. Nama/Nama panggilan : An. H

2. Tempat tgl lahir/usia : Palembang, 1 Mei 2018/3 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Pendidikan :-

5. Alamat : Kec. Sugihwaras, Kab. Bojonegoro

6. Tgl masuk : 28 Mei 2021

7. Tgl pengkajian : 28 Mei 2021

8. Diagnosa medik : kwasiorkor

B. Identitas Orang tua

1. Ayah

a. Nama : Tn. X

b. Usia : 40 tahun

c. Pendidikan :-

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Petani

e.Alamat : Kec. Sugihwaras, Kab. Bojonegoro

 Diagnosa Medis:
Khwasiorkor
 Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
Diare sejak dua hari yang lalu dan nafsu makan hilang berat

 Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Nafsu makan hilang berat badan anak menurun, bengkak pada wajah, kaki dan perut
membesar sejak 4 bulan yang lalu, anak sering rewel,. Wajah anak tampak pucat dan

8
badan pasien nampak kurus. TD: /70, N: 96x/ menit, R: 20x/ menit, S: 36 C. BB: 7kg,
TB: 100cm, LILA: 12cm, turgor kulit menurun dan terdapat bercak-bercak merah
muda dengan tepi hitam pada beberapa bagian akibat tekanan, terdapat edema pada
kaki dan terdapat asites pada abdomen, serta rambut kemerahan dan mudah rontok.
 Riwayat Immunisasi

N Jenis Keterangan
O immunisasi
1. BCG √
2. DPT (I,II,III) √
3. Polio (I,II,III,IV) √
4. Campak √
5. Hepatitis √

I. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik

1. Berat badan : 7kg

2. Tinggi badan : 100cm

 Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
Lemah
B. Tanda-tanda vital
=Suhu : 36 C
=Nadi :55x/menit
= Respirasi :20x/menit
= Tekanan darah : 60/50 mmHg
C. Antropometri
= Tinggi Badan : 100cm
= Berat Badan : 7kg
= Lingkar lengan atas : 12 cm
 Test Diagnostik
1. Laboratorium

9
- Eritrosit : 6 g/dl

DATA FOKUS MASALAH


NO ETIOLOGI
DO DS KEPERAWATAN
1. 1. Hipovolemia KKP Hipovolemia
DS : Pasien nampak pucat
DO : Kurangnya cairan
-Tekanan Darah 60/ dalam tubuh
50 mmHg
-Turgor kulit menurun
-Berat Badan turun(7Kg) Diare
- Nadi 55x/menit
Hipovolemia
2. DS : KKP Defitit nutrisi
-Pasien mengatakan nyeri pada
bagian abdomen Nafsu makan
-Pasien mengatakan nafsu menurun
makan menurun
- Pasien mengatakan rambut Defisit nutrisi
mudah rontok
DO :
- Nyeri pada abdomen
- Nafsu makan menurun
-Berat badan turun
-rambut mudah rontok

2.3 Diagnosa Keperawatan


1. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d TB menurun, turgor kulit
menurun, lemah,BB turun (D. 0023)
2. Defisit Nutrisi b.d kemampuan menelan makanan d.d BB turun, nafsu makan
turun, rambut rontok, diare (D. 0019)
3. Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis nutrisi d.d kemerahan (D. 0129)

10
2.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi/rencana keperawatan


.
1. Hipovolemi Setelah dilakukan tindakan Intervensi(I. 03116) :
a b.d keperawatan 3x24 jam diharapakan Observasi :
kekurangan status cairan membaik dengan - Periksa tanda dan
intake kriteria hasil (L.03028): gejala hipovolemia
cairan d.d - Kekuatan nadi - Monitor intake dan
TB meningkat (5) output cairan
menurun, - Output urine Terapeutik :
turgor kulit meningkat (5) - Hitungan kebutuhan
menurun, - Membrane mukosa cairan
lemah,BB lembab meningkat (5) - Berikan intake cairan
turun (D. - Rasa haus menurun oral
0023) (5) Edukasi :
- Frekuensi nadi - Anjurkan
membaik (5) memperbanyak
- Tugor kulit membaik asupan cairan oral
(5) - Anjurkan
- Tekanan darah menghindari
membaik (5) perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonic (mis, NaCl,
RL)

2. Defisit Setelah dilakukan tindakan Intervensi (I. 03119)


Nutrisi b.d keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi
kemampuan nutrisi membaik dengan kriteria - Identifikasi status
menelan hasil (L.03030) nutrisi

11
makanan - Porsi makan yang - Identifikasi
d.d BB dihabiskan memingkat kebutuhan kalori dan
turun, nafsu (5) jenis nutrient
makan - Kekuatan otot - Identifikasi perlunya
turun, mengunyah meningkat selang nasogastric
rambut (5) - Monitor BB
rontok, - Kekuatan otot - Monitor hasil
diare (D. menelan meningkat pemeriksaan Lab
0019) (5) Terapeutik :
- Pengetahuan tentang - Lakukan oral
pilihan maknan yang hygiene sebelum
sehat meningkat (5) makan, jika perlu
- Rambut rontok - Sajikan makanan
menurun (5) secara menarik dan
- Beran badan membaik suhu yang sesuai
(5) - Berikan makanan
- IMT membaik (5) yang tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
- Hentikan pemberian
makan melalui
selang sanogastrik
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
- Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
12
perlu

3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Intervens(I. 02075)i


integritas keperawatan 2x24 jam diharapkan Observasi
kulit b.d intergritas kulit dan jaringan - Identifikasi
faktor meningkat dengan kriteria hasil gangguan intergritas
mekanis d.d (L.14125) kulit (mis. Perubahan
kemerahan - Kemerahan menurun sirkulasi, perubahan
(D. 0129) (5) status nutrisi,
- Kerusakan jaringan penurunan
menurun(5) kelembaban, suhu
- Kerusakan lapisan lingkungan ekstrem,
kulit menurun (5) penurunan mabilitas)
- Tekstur membaik (5) Terapeutik
- Pigmentasi abnormal - Ubah posisi jika tirah
menurun(5) baring
- Lakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal
dengan udara hangat,
terutama selama
periode diare
- Gunakan produk
berbahan petroleum
atau minyak pada
kulit kering
- Gunakan produk
berbahan
ringan/alami dan
hipoalergi pada kulit
sensitive
- Hindari produk
berbahan dasar

13
alcohol pada kulit
kering
Edukasi
- Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lation, serum)
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
- Anjurkan
menghindari terpapar
suhu ekstrem
- Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada di luar
rumah
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupya

2.5 Implementasi Keperawatan


N Diagnosa Jam Implementasi

14
O Keperawatan
1. Hipovolemia b.d 23.00 WIB 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
kekurangan intake R/ tanda dan gejala berkurang
cairan d.d TB 23.30 WIB
2. Memonitor intake dan output cairan
menurun, turgor kulit
menurun, lemah,BB 00.00 WIB R/ intake dan output membaik
turun (D. 0023) 3. Memberikan intake cairan oral
01.30WIB
R/ intake cairan oral terpenuhi
4. Menjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
R/ asupan cairan membaik
5. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonic
(mis, NaCl, RL)
R/ cairan IV terpenuhi

2. Defisit Nutrisi b.d 23.00 WIB 1. Mengidentifikasi status nutrisi


kemampuan menelan R/ status nutrisi membaik
24.00 WIB
makanan d.d BB 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan
turun, nafsu makan 01.00 WIB jenis nutrient
turun, rambut R/ Teridentifikasi kebutuhan kalori protein
02.00WIB
rontok(D. 0019) 3. Mengidentifikasi perlunya selang
nasogastric
R/ Teridentifikasi perlunya selang
nasogastrik
4. Memonitor BB
R/ BB:12Kg
5. Memonitor hasil pemeriksaan Lab
R/ Hemoglobin: 11 g/dl
6. menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
R/ Nutrisi terpenuhi
7. Memberikan makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi

15
R/ Kebutuhan serat dalam tubuh terpenuhi

3. Gangguan integritas 23.00 WIB 1. Mengidentifikasi gangguan intergritas kulit


kulit b.d perubahan R/ Kulit tampak kemerahan
24.00 WIB
status nutrisi d.d 2. Menganjurkan menggunakan pelembab
kemerahan (D. 0129) 01.00 WIB (mis. Lation, serum)
R/ Keadaan kulit lembab
02.00WIB
3. Menganjurkan minum air yang cukup
R/ Kebutuhan cairan tercukupi
4. Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
R/ Asupan nutrisi protein meningkat
5. Menganjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
R/ Asupan buah dan sayur meningkat

2.6 Evaluasi Keperawatan


Hari/
Diagnosa
NO Tanggal/ Perkembangan
Keperawatan
Jam
1. Hipovolemia 29/05/2021 S: (tidak terkaji
berhubungan dengan 02.00 WIB O: wajah tidak pucat, turgor kulit membaik,
kekurangan intake tekanan darah 90/70 mmHg, nadi: 90x/menit
cairan dibuktikan A: Masalah teratasi sebagian
dengan tinggi badan P: Intervensi dilanjutkan pada saat kunjungan
menurun, turgor rumah hari ke 2
kulit menurun,
lemah, berat badan
menurun S: (tidak terkaji)
31/05/2019 O: wajah tidak pucat, turgor kulit membaik,
12.45 WIB tekanan darah 100/70 mmHg, nadi:
125x/menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2. Defisit Nutrisi 29/05/2019 S: (tidak terkaji)
berhubungan den 02.00 WIB O: Nyeri menurun, nafsu makan membaik,
gan kemampuan
menelan makanan berat badan meningkat, rambut rontok

16
dibuktikan dengan berkurang.
berat badan
A: Masalah teratasi sebagian
menurun, nafsu
makan menurun, P: Intervensi dilanjutkan saat kunjungan
rambut rontok rumah ke-2

S: (tidak terkaji)
31/05/2019 O: Tidak nyeri, nafsu makan membaik,
12.30 WIB
berat badan meningkat, rambut tidak rontok.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3. Gangguan integritas 29/05/2019 S: (tidak terkaji)


kulit berhubungan 02.00 WIB O: Nafsu makan sedang, kemerahan
dengan perubahan
faktor mekanis membaik, Pigmentasi membaik, kerusakan
dibuktikan dengan jaringan sedang
kemerahan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan saat kunjungan
rumah ke-2

31/05/2019 S: (tidak terkaji)


12.30 WIB O: Nafsu makan membaik, kemerahan
membaik, Pigmentasi membaik, kerusakan
jaringan membaik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

17
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kurang Energi Protein ialah keadaaan kurang gizi yang disebabkan oleh
kurangnya konsumsienergi protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi(AKG). (Dep. Kes. RI 2004). Kekurangan kalori
protein biasa disebut kurang energi protein (KEP). Gejala dari kondisi ini biasanya
akan muncul secara perlahan. Malnutrisi energi protein perlu segera mendapatkan
penanganan agar tidak terjadi komplikasi.
Asupan energi protein yang di peroleh penderita KKP dari makanan sangat
kurang, padahal untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang
di dapat dari konsumsi makanan yang cukup, karena asupan makanan yang kurang
maka untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh menggunakan cadangan protein dalam
tubuh.

1.2 Saran
1. Untuk lahan praktek
Diharapkan terdapat peningkatan pelayana asuhan keperawatan yang kompherensif
pada anak-anak resiko tinggi khususnya pada anak-anak dengan masalah KKP.
2. Untuk Institusi
Diharapkan dapat menyediakan literatur yang menunjang dalam melakukan studi
kasus khususnya berkaitan dengan asuhan keperawatan pada kasus KKP.
3. Untuk Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada anak-anak dengan resiko tinggi khusunya anak-anak yang mengalami KKP.

18
4. Untuk Pembaca
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pembaca dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak-anak dengan resiko tinggi khusunya anak-anak yang
mengalami KKP.

DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Alimul Hidayat, A. Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Supariasa, dkk. 2002. “Penilaian Status Gizi”. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
Jakarta.

Alodokter. 2020. Malnutrisi energy protein. https://www.alodokter.com/malnutrisi-


energi-protein. (Diakses pada tanggal 02 Juni 2021)

dr. Alvin Nursalim, SpPD. 2020. Kenali Tanda-tanda Anda Kekurangan Kalori.
https://m.klikdokter.com/info-sehat/read/3636776/kenali-tanda-tanda-anda-kekurangan-
kalori. (Diakses pada tanggal 02 Juni 2021)

19

Anda mungkin juga menyukai