Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

“ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Malaria ”

MK : MANAJEMEN KEPERAWATAN

D.MK : Irhamdi Achmad., S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

NAMA-NAMA KELOMPOK :

1. Ona Saflut
2. Herlin Hattu
3. Elliez Beatrix Sahertian
4. Sarpan Manuputty

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KONSEP MEDIS

1. Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularannya melalui
gigitan nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat
diwilayah tropik, misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type
plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun yang sering kali
ditemukan pada kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan
plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan plasmodium
malarie. (Nurarif & Kusuma, 2012).
2. Etiologi
Menurut harjianto (2000) ada 4 jenis plasmodium yang dapat menyebabkan
infeksi yaitu :
 Plasmodium Vivax, Merupakan infeksi yang paling sering dan
menyebabkan malaria tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
 Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan
mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten
dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/falsiparum
(demam tiap 24-48 jam).
 Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari ke-empat)
 Plasmodium Ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat, di
indonesia dijumpai dinusa tenggara barat dan irian, memberikan
infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa
pengobatan, menyebabkan malaria ovale. (Nurarif & Kusuma, 2012)
3. Tanda Dan Gejala
 Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon
matang (sporolasi). Pada malaria tertiana (p. Vivax p. Ovale),
pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap
hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72
jam dan periodisitas demam tiap 4 hari, tiap serangan ditandai dengan
beberapa serangan periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu
terjadinya “trias malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
- Periode Dingin
- Periode Panas
- Periode Berkeringat.
 Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas
Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
bertambah. Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketik
membesar sekitar 3 kali lipat.
 Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat
adalah anemia karena Falcifarum. Anemia disebabkan oleh
penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat
hidup lama.
 Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat
kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian
sel darah merah.
4. Patofisiologi
Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit
anak. Apabila kekebalan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang
dibawa oleh nyamuk tersebut akan lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya
tahan tubuh anak kurang baik maka parasit tersebut akan menginfeksi darah.
Jenis plasmodium akan mempengaruhi berat ringannya malaria. Plasmodium
valciparung akan menyebabkan malaria malaria yang berat. Parasit yang
masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan
tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9 kali, skizone menjadi
dewasa an pecah serta melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit
akan memasuki sel-sel darah merah dan berkembang disini. Demam timbul
bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan anti gen.
5. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malaria, antara
lain :
 Anemia Parah
 Malaria Otak
 Gagal Fungsi Organ Tubuh
 Gangguan Pernafasan
 Hipoglikemia/Kadar Gula Darah Rendah.
6. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah (RDT Malaria)
RDT Malaria bertujuan untuk mendeteksi protein (antigen) yang
bisa menjadi tanda keberadaan parasit Malaria.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus-kasus malaria dapat diberikan
tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara
lain sebagai berikut :
a. Malaria Tersiana/Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di
tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c. (atau kinin 3 dd 600 mg
selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15
mg/ hari selama 14 hari).
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg. Lalu 1 dd 100
selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10
mg/kg dengan interval 4-6 jam).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet
dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3x650 mg selama 7
hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4x250 mg/hari selama 7-10 hari dan
aminosiklin 2x1000 mg/hari selama 7 hari.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas : pengumpulan data,
analisa data, merumuskan masalah, analisa masalah.
Misalnya :
Identitas Klien : Nama, umur, jenis kelamin, agama.
Riwayat Kesehatan : Keluhan Utama : Klien merasa demam & mengigil., Riwayat
Perjalanan Penyakit, Riwayat Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga,
Riwayat Psikologi.
Pemeriksaan Fisik : Tingkat Kesadaran, TD, RR, Nadi, BB, TB.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
maupun potensial.
Diagnosa yang di ambil yaitu : Hipertermi (SDKI. Hal. 284)

C. TUJUAN & KRITERIA HASIL


- Hipertermi (SLKI. Hal. 162)
- Luaran Utama :Termoregulasi (SLKI. Hal. 129)
- Dengan Kriteria Hasil : Membaik.

D. PERENCANAAN/INTERVENSI
Manajemen Hipertermi (SIKI. Hal. 181)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi.
 Observasi
 Identifikasi penyebab Hipertermi (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan inkubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor komplikasi akibat Hipertermi
 Terapeutik
 Longgarkan atau Lepaskan pakaian
 Basahi dan Kipasi permukaan tubuh
 Lakukan pendinginan eksternal (,is. Selimut hipotermia atau kompres
dingin/hangat pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
 Edukasi
 Anjurkan Tirah Baring
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

E. IMPLEMENTASI
 Observasi
 Mengidentifikasi penyebab Hipertermi (mis. Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator)
 Memonitor suhu tubuh
 Memonitor komplikasi akibat Hipertermi
 Terapeutik
 Melonggarkan atau Lepaskan pakaian
 Membasahi dan Kipasi permukaan tubuh
 Melakukan pendinginan eksternal (,is. Selimut hipotermia atau
kompres dingin/hangat pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
 Edukasi
 Menganjurkan Tirah Baring
 Kolaborasi
 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

F. EVALUASI
Evaluasi yaitu kegiatan penentuan topik atau yang akan dievaluasi, misalnya :
evaluasi hasil kerja atau rencana kerja yang dilakukan. Dengan menggunakan data
(SOAP).

S : Klien mengatakan badannya sudah tidak menggigil


O : Suhu tubuh klien sudah menurun dari sebelumnya, Klien tampak membaik
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Dihentikan.
REFERENSI

Nadesul, Handarwan, Penyebab, Pencegahan, Pengobatan Malaria. Jakarta: Puspa Suara

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3, Jakarta: penerbit Buku


Kedokteran EGC

Panduan Buku SDKI,SLKI, dan SIKI.

Anda mungkin juga menyukai