Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
produk selulosa xanthat (viscose) dari bahan baku utama berupa pulp.
pembantu yang digunakan yaitu NaOH, CS2, soft water, MnSO4, dan Berol 338.
Tabel 10. Fungsi bahan pembantu dalam produksi di PT South Pacific Viscose
Bahan Fungsi
NaOH Mengubah sellulosa menjadi alkali sellulosa pada proses alkalizing
CS2 Mengubah alkali sellulosa menjadi selulosa xanthat pada proses
sulfurizing
Soft water Mengencerkan NaOH yang digunakan pada proses alkalising dan
sulfurizing
MnSO4 Katalis pada proses alkalizing
Berol 338 Sebagai anti caking, memekarkan fiber saat proses di departemen
spinning dan mengurangi terjadinya korosi.
(Anonim1, 2016)
2.1.1.1 Pulp
kertas, tetapi juga diproses menjadi berbagai turunan sellulosa, seperti sutera,
34
35
Tujuan utama dari pembuatan pulp kayu adalah melepaskan serat – serat
dalam kayu. Dimana pembuatan pulp dari kayu ini dapat dikerjakan secara kimia
atau secara mekanik atau dengan kombinasi dari dua tipe tersebut.
kimia. Umumnya serat kayu dan bukan kayu merupakan bahan berserat yang
sulfit, proses kraft, dan proses soda. Pengrusakan terhadap selulosa lebih besar
menggunakan proses semi kimia dan proses soda bila dibandingkan dengan
pembuatannya yaitu proses asah batu dan proses pembuatan pulp mekanik
digiling.
Proses ini merupakan proses yang paling tua untuk merubah kayu menjadi
pulp ditemukan oleh Keller dalam tahun 1843. Pada dasarnya kayu gelondong
tak berkulit (panjang 60 – 120 cm, diutamakan kayu lunak, tetapi juga kayu
keras yang cocok) ditekan dengan sisi yang panjang sejajar dengan
permukaan batu asah yang berputar, sedang air disemprotkan pada bagian
berkas serat, serat – serat dan kelompok – kelompok serat tersobek dari
permukaan kayu dan diangkut kea rah ronggga – rongga pengasah. (Fengel
(tetapi juga bubuk atau bahkan serbuk gergaji) terutama dari kayu lunak, dan
pengunaan penggiling cakram dari berbagai tipe untuk pelepasan serat dan
mekanik terdapat dua operasi dasar yang dilakukan selama penggilingan yaitu
pelepasan kayu menjadi serat – serat tunggal dan berkas serat dan fibrilasi
yang meliputi pengubahan serat – serat menjadi unsur – unsur fibriler. (Fengel
1. Proses Kraft
Proses pembuatan pulp kimia yang paling umum adalah proses pembuatan
hidroksida dan natrium sulfida bahan kimia delignifikasi aktif. Karena metode
pembuatan pulp kraft ini mampu memproses berbagai bahan baku serat
mentah dari kayu lunak maupun kayu keras. Karena banyaknya produsen
kertas dan pulp yang menggunakan proses kraft maka proses ini berkembang
pesat salah satunya ada proses prehidrolisis kraft. Proses ini adalah proses
menghilangkan hemisellulosa dengan hidrolisis dengan air pada suhu 160 oC-
180oC atau dengan larutan asam-asam organic seperti asam asetat, asam
2. Proses Soda
dari kayu yang digunakan. Larutan yang dihasilkan dipekatkan dengan cara
bahan kimia hasil pemasakan (recovery) NaOH dari lindi hitam dan bahan
baku yang dipakai dapat bermacam – macam. (Azhary dan Dodi, 2010)
3. Proses Sulfit
magnesium bisulfit atau sodium sulfit. Penggunaan bahan kimia ini dilakukan
sekitar 1% dan total SO2 7 – 10% dan suhu yang digunakan sekitar 140 –
160oC tergantung dari tingkat keasaman larutan. Metode ini digunakan agar
Pulp tidak terdiri dari 100% sellulosa, tetapi selalu ada bahan-bahan lain
1. Sellulosa
selulosa tersebut mempunyai serat yang lebih kuat, lebih tahan terhadap
38
dibedakan menjadi :
a. α-selulosa
Sellulosa untuk jenis ini tidak dapat larut dalam larutan NaOH dengan kadar
17,5% pada suhu 20oC dan merupakan bentuk sesungguhnya yang telah
b. β-selulosa
Jenis dari sellulosa ini mudah larut dalam NaOH yang mempunyai kadar
17,5% pada suhu 20oC dan akan mengendap bila larutan tersebut berubah
c. γ-sellulosa
Jenis ini mudah larut dalam NaOH yang mempunyai kadar 17,5% pada suhu
20oC dan tidak akan terbentuk endapan setelah larutan tersebut dinetralkan.
(Anonim1, 2016)
2. Hemiselulosa
karena rantai molekul yang lebih pendek dan karena percabangan rantai
molekul. Unit gula (gula ahidro) yang membentuk hemisellulosa dapat dibagi
heksosa. Hemiselulosa tidak larut dalam air tapi larut dalam larutan alkali
encer dan lebih mudah dihidrolisa oleh asam daripada selulosa. Sifat
pulp dan menurunkan waktu serta daya operasi penggilingan. (Fengel dan
Wegener, 1995)
3. Lignin
tumbuhan yang besar seperti pohon yang tingginya lebih dari 100 m tetap
dapat kokoh berdiri. Lignin adalah bagian dari tumbuhan yang terdapat dalam
lamellar tengah dan dinding sel berfungsi sebagai perekat antar sel sehingga
Lignin dapat mengurangi daya pengembangan serat serta ikatan antar serat.
4. Kadar Abu
Nilai maksimum untuk kadar abu yang diperbolehkan sebesar 0,01%. Cara
5. Kadar Air
Pengukuran kadar air ini dilakukan dengan cara dipanaskan selama 4 jam
pada temperatur 105 0C. Kemudian dibandingkan berat antara sebelum dan
sesudah dipanaskan.
6. Derajat Putih
Untuk mendapatkan serat dengan derajat putih yang tinggi maka sebagai
bahan baku harus digunakan pulp dengan derajat putih yang tinggi pula.
40
selulosa xanthat atau larutan viscose. Dimana sifat fisis NaOH ditampilkan pada
tabel 11.
1. Bersifat higroskopis
Reaksi :
Reaksi :
(Vogel V, 1979)
xanthat di Xanthator. Sifat fisis dari CS2 ditampilkan dalam tabel 12.
sebagai berikut :
Karbon disulfida adalah racun yang sangat kuat terhadap saraf. Efek zat
dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit atau terserap melalui kulit. Pengaruh
zat tersebut pada konsentrasi kecil akan menimbulkan sakit kepala. Indikasi
keracunan CS2 adalah sakit kepala, keluhan pada pencernaan, turunnya berat
badan serta gangguan seksual. Oleh karena itu dalam pelaksanaan daripada
produksi serat viscose ini juga harus didukung oleh sistem safty yang baik agar
42
tidak terjadi dampak negative baik bagi pekerja maupun lingkungan. (Anonim1,
2016)
proses pembuatan larutan viscose. Bahan pembantu yang digunakan yaitu soft
Soft water adalah air yang telah mengalami pengolahan terlebih dahulu
yang berlebih pada air. Karakteristik soft water yang digunakan di PT South
Tabel 13. Karakteristk soft water yang digunakan di PT South Pacific Viscose
Sifat Besarnya
Tingkat kesadahan (hardness) 70-140 ppm
Alkalinitas <100 ppm
Ph 7 – 7,5
Kadar Cl2 100-200 mg/lt
Kadar asam sulfat (H2SO4) 500-700 mg/lt
Kadar asam nitrat (HNO3) 40 – 50 mg/lt
Kekeruhan 20-15 ppm
(Anonim8, 2016)
ion) sebagai water softener untuk proses dan bahan baku boiler pada umunya.
Air baku yang tingkat kesadahannya tinggi karena kandungan ion Ca dan Mg
harus diturunkan dengan cara menggantinya dengan ion Na yang terdapat pada
2.1.2.2 MnSO4
sulfat yang akan digunakan didalam di PT. South Pacific Viscose ditunjukan pada
tabel 14.
43
Reaksi :
(Vogel V, 1979)
2.2.1. Polimer
Polimer adalah suatu molekul besar yang tersusun secara berulang dari
unit molekul (disebut monomer). Istilah polimer dan monomer berasal dari Yunani
yaitu “poli” artinya banyak, “mono” berarti tunggal dan “meros” yang artinya
bagian. Banyak sedikit dari perulangan monomer ini dinyatakan oleh derajat
Semakin besar molekul (berarti berat molekul juga semakin besar) maka
molekul etana (CH3-CH3) berbentuk fasa gas pada suhu kamar. Karena
kesana kemari. Kemudian bila jumlah atom C digandakan empat maka akan
molekul yang lebih besar maka pergerakan molekulnya menjadi berat atau
44
2.2.2. Polimerisasi
istilah chain growth polymerization yang identik dengan polimerisasi adisi dan
polimer yang terbentuk lebih sedikit dari penjumlahan atom monomer. Ini berarti
terdapat atom-atom yang terlepas dari monomer yang kemudian menjadi hasil
terdiri atas tiga langkah yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. Sesuai dengan
rantai polimer secara berulang-ulang. Reaksi rantai ini diakhiri dengan tahapan
terminasi.
2.3. Reaktor
agar diperoleh produk yang diinginkan. Pembagian dari reaktor ini ditinjau
1. Reaktor Batch
Reaktor batch ini bahan dimasukan lalu terjadi reaksi beberapa waktu / hari
(residence time) dan dikeluarkan sebagai produk dan selama proses tidak ada
2. Reaktor Kontinyu
kondisi steady. Dimana arus aliran masuk sama dengan arus aliran keluar.
(CSTR)
komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari
reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua
bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas
menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus sehinga
1. Reaktor Tangki
dalam reaktor setiap saat uniform. Dapat di pakai untuk proses batch, semi
Dikatakan ideal jika zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir di
1. Reaktor Isothermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran
2. Reaktor Adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya.
(Muhibib, 2015)
Pulp ditimbang
Depolimerisasi
Pematangan
2.4.1.1. Alkalising
Alkali selulosa terbentuk dari hasil reaksi pulp dengan NaOH. Proses
keberadaan β-selulosa dan γ-selulosa ini akan bereaksi dengan CS2 dalam
konsentrasi NaOH. Dimana kisaran suhu yang optimum digunakan untuk proses
17 – 19%. Waktu yang dibutuhkan dalam proses steeping ini berkisar antara
49
10-20 menit.
berupa slurry alkali selulosa dan larutan NaOH berlebih dengan menggunakan
roll pemeras yang berputar dan dipasang berimpit. Larutan NaOH berlebih
proses pengepresan ini sangat tergantung oleh waktu tinggal dan jarak antar roll
mengambil potongan serat dari pulp dan hemiselulosa yang dengan filtrasi lebih
lanjut. Selanjutnya NaOH yang sudah bersih diolah lebih lanjut untuk digunakan
dan NaOH 13 – 17%. Lalu menuju alat selanjutnya untuk diparut sehingga
didapatkan parutan alkali selulosa yang disebut crumbs. Tujuan diparut ini adalah
untuk memperluas kontak permukaan antara alkali selulosa dengan CS2 pada
2.4.1.2. Depolimerisasi
antara 270 – 350. Pemeraman ini sangat berganung oleh waktu dan temperatur.
50
Waktu yang dibutuhkan 0,5 – 5 jam dan untuk temperatur yaitu 40 – 60 oC.
proses. Panjang rantai sellulosa akan dikurangi dengan kombinasi dari radikal
ke proses xanthasi dengan belt conveyor dan atau sistem transportasi udara.
Khusus untuk yang menggunakan transportasi udara ini dapat juga menurunkan
detector karena jika ada benda metal masuk kedalam proses xanthasi akan
2.4.2.1. Sulfurising
memastikan penguapan dari CS2 (CS2 cair dalam suhu ruangan). Proses
Sulfurizing terdapat 3 macam yaitu proses basah, proses kering dan proses
kontinyu. Kecepatan transfer massa adalah kunci dasar reaksi xanthasi sebagai
reaksi heterogen.
yaitu :
Tetapi tidak semuanya terjadi reaksi yang diinginkan, terjadi pula reaksi
samping :
banyaknya alkali selulosa yang masuk, suhu, level CS 2, dan waktu antara
2.4.2.2. Pematangan
harus dimatangkan terlebih dahulu pada suhu kamar dan waktu yang tepat untuk
matang sebelum dipintal untuk pendistribusian CS2 lebih lanjut dalam rantai
yang baik.
Viscose yang sudah larut tidak bisa langsung digunakan untuk proses
spinning, larutan viscose harus dimatangkan dengan cara mengatur suhu dan
tinggi suhu maka semakin cepat proses pematangannya sedangkan makin tinggi
kadar NaOH dan CS2 maka proses pematangan akan semakin lambat. Selain
rayon (rayon staple fiber). Serat rayon viscose merupakan fiber selulosa alami
yang dimanufaktur dari pulp kayu yang diregenerasi sehingga struktur kimia dan
fisiknya hampir sama dengan serat kapas. Perbedaan serat rayon viscose
memiliki derajat polimerisasi rendah daripada kapas.Hal ini terjadi karena adanya
Selain itu, rayon viscose memiliki daya serap air yang lebih tinggi
daripada kapas dan dapat diatur dalam hal kecerahan (brightness), panjang, dan
diameter sehingga dapat dibuat bahan tekstil yang menyerupai kapas, linen,
kapas, wool, dan serat-serat sintetik polyester. Campuran bahan dengan serat
viscose menghasilkan kain yang berstektur lembut, mudah diberi warna, nyaman
dipakai, dan memiliki sifat higroskopis yang baik ( Calvin Woodings, 2001)
Natrium sulfat anhidrat juga bisa disebut Sodium Sulfat Anhidrous yang
53
CS2) dengan bahan baku natural gas (CH 4) dan sulfur liquid dengan reaksi
sebagai berikut :
spinbath di Departemen Spinbath. Asam sulfat ini diproduksi sendiri di Acid Plant
memproduksi H2SO4 dengan memanfaatkan buangan limbah gas CS2 dan H2S