Anda di halaman 1dari 35

KEBIJAKAN BBM RAMAH LINGKUNGAN

Bahan Kepala BKF dalam Rapimtas Wamenkeu


Jakarta, 22 September 2021

9/30/2021 1
11
OUTLINE

1. KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISI DAN BEST PRACTICE


KEBIJAKAN BBM RAMAH LINGKUNGAN

2. UPAYA TRANSFORMASI BBM RAMAH LINGKUNGAN DAN MITIGASI DAMPAK

5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

1
KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN
EMISI DAN BEST PRACTICE KEBIJAKAN
BBM RAMAH LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3


PARIS AGREEMENT & NDC INDONESIA
Salah satu upaya penurunan emisi dilakukan melalui kebijakan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor

Penyampaian Nationally Determined Kebijakan Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Contribution (NDC) kepada UNFCCC  Pada 2017, Pemerintah menerbitkan Permen LHK No 20 Tahun
Melalui NDC, Indonesia berkomitmen 2017 tentang Penerapan Bahan Baku Standar Euro 4, namun
menurunkan emisi GRK dari level BaU dalam implementasinya masih menghadapi kendala
pada tahun 2030 sebesar:  Standar BBM Ramah Lingkungan:
 Spesifikasi Bensin RON minimal 91 dan kandungan Sulfur
29% melalui upaya nasional maksimal 50 ppm.
Indonesia telah meratifikasi dan  spesifikasi Diesel CN minimal 51 dan kandungan sulfur
Paris Agreement ke dalam UU
No. 16/2016 41% dengan dukungan internasional maksimal 50 ppm dan kekentalan minimal 2mm2/s dan
maksimal 4,5 mm2/s.
Target Penurunan Emisi Per Sektor (MTon CO2e) Kebutuhan Pembiayaan Mitigasi Perubahan Iklim per Sektor
Second Biennial Update Roadmap NDC Mitigasi
TARGET
Sektor Report (Rp triliun)
PENURUNAN (Rp triliun)
EMISI
INDONESIA
Kehutanan 77,82 93,28
KEHUTANAN ENERGI & LIMBAH PERTANIAN IPPU
Energi dan Transportasi 3.307,20 3.500,00
TRANSPORTASI
IPPU 40,77 0,92
29% 497 314 11 9 2.75
Limbah 30,34 181,40
Pertanian 5,18 4,04
41% 692 441 26 4 3.25 Total 3.461,31 3.779,63
Sumber: Updated NDC (2021) Sumber: Second Biennial Update Report (2018) & Roadmap NDC Mitigasi (2020)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


BBM RAMAH LINGKUNGAN: INTERNATIONAL BEST PRACTICE
Indonesia relatif tertinggal dalam penerapan BBM Ramah Lingkungan dibanding negara lain di dunia
Standar Emisi Kendaraan Bermotor di Eropa
1.WHO (2019) menyatakan polusi udara
merupakan “silent public health emergency”
yang menyebabkan 7 Juta Kematian per Tahun di
Dunia. Faktor penyebab polusi udara asap
industri, emisi kendaraan, kebakaran hutan,
pembangkit listrik fosil, aktivitas pertambangan,
aktivitas rumah tangga dll.
2.BBM Ramah Lingkungan: penggunaan bahan
bakar minyak dengan standar research octane
number (RON) tinggi dan kadar sulfur rendah.
Source: ACEA (European Automobile Manufacturers Association) Tujuan meminimalkan emsisi gas buang yang
Perbandingan Produk BBM di ASEAN Plus Berdasarkan Tingkat RON mereduksi polusi udara.
3.Hampir semua negara di dunia sudah
menggunakan bbm ramah lingkungan sesuai
standar Euro 4, Euro 5 hingga Euro 6. Eropa
menggunakan bbm Euro 6, Malaysia sudah lama
mengadopsi bbm Euro 4.
4.Indonesia relatif tertinggal dalam penerapan
BBM Ramah lingkungan. Dalam jangka Panjang
berisiko pada biaya kesehatan dan kerugian
ekonomi.
Source: Mc Kinsey Analysis Based on FGE Asia Pacific Databook Fall 2019
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5
KEBIJAKAN DAN UPAYA PENERAPAN BBM RAMAH LINGKUNGAN
Pemerintah perlu melakukan terobosan dan konsistensi untuk menerapkan BBM yang lebih ramah lingkungan

1.Indonesia salah satu dari 7 negara di dunia


yang masih menggunakan BBM beroktan
rendah (Euro 2), bbm premium. Selain
Indonesia, negara lain yang juga menggunakan
BBM beroktan rendah adalah Bangladesh,
Kolombia, Ukraina, Mesir, Mongolia, Uzbekistan.
2.BBM premium masih tersedia di pasar meski
telah berkurang drastis di wilayah Jamali.
Pertalite meski memilki oktan diatas premium
namun masih di bawah 91 dan memiliki emisi
relative tinggi.
3.Seyogyanya, Premium dan Pertalite tidak
memenuhi ketentuan batas minimal nomor
oktan yang ditetapkan sebagai BBM Ramah
Lingkungan, namun Pemerintah memerlukan
strategi yang tepat jika ingin menghilangkan
Meski konsumsi BBM Premium relatif terus turun, namun volume konsumsi BBM produk tersebut dari pasar.
di Indonesia masih di dominasi Pertalite yang memiliki RON di bawah 91.

Source: Mc Kinsey Analysis Based on FGE Asia Pacific Databook Fall 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

2
UPAYA TRANSFORMASI
BBM RAMAH LINGKUNGAN DAN
MITIGASI DAMPAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


JENIS DAN REGULASI HARGA BBM
BBM ramah lingkungan dengan oktan diatas RON 90 masuk dalam kategori JBU, dengan kebijakan harga disesuaikan
oleh Badan Usaha berdasarkan batas atas harga yang diatur dalam Kepmen ESDM

Jenis BBM berdasarkan Perpres No.191/2014 jo. 43/2018 jo. 69/2021 Tentang Penyediaan, Pendistribusian dan HJE BBM

1 2 3
BBM Khusus BBM Umum
BBM Tertentu (JBT) Penugasan (JBKP) (JBU)

Harga, volume, dan konsumen tertentu, didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan diluar BBM JBT dan JBKP dan tidak
dan disubsidi. subsidi, namun muncul kewajiban kompensasi apabila diberikan subsidi
terdapat kerugian
Minyak tanah dan Solar Minimal RON 90  a.l. Pertalite,
Minimal RON 88  Premium Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Dex

Kebijakan Pengaturan Harga Jual BBM


1. Penetapan harga solar BBM dan premium JBKP ditetapkan oleh Menteri ESDM.
2. Penetapan harga JBU diatur dalam Kepmen ESDM N0.62/2020 tentang Formula Kategori BBM
Harga Dasar BBM Umum: Ramah Lingkungan
 Harga JBU ditetapkan dalam bentuk batas atas yang diatur oleh Kementerian (Permen KLHK No. P20/2017)
ESDM
 Penyesuaian harga JBU dilakukan oleh masing-masing BU dan melaporkan ke
Menteri ESDM apabila melakukan perubahan harga

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8


ROLL OUT PENYEDIAAN BBM RAMAH LINGKUNGAN SESUAI
DENGAN PERMEN KLHK NO. 20/2017
Target akhir 2021 Premium akan NOL dan akhir tahun 2022 Pertalite akan NOL

PLB Fase 1 Semester 2-2021 PLB Fase 2 Semester 1-2022 PLB Fase 2 Semester 2-2022

• Target Premium menjadi Nol • Switching Pertalite ke Pertamax • Target Pertalite menjadi NOL
switching ke Pertalite switching ke Pertamax
• Fokus pada wilayah dengan UMK di
• Fokus pada wilayah dengan UMK di atas 3,2 Juta per bulan. • Mulai menjangkau ke wilayah
atas 3,2 Juta per bulan. dengan UMK Rp3,2 juta per bulan
• Dimulai dari kota-kota besar di
• Fokus pada kota/kabupaten di Non Jamali dan Non-Jamali. • Mulai masuk ke kota/kabupaten di
Jamali (di luar ibukota Provinsi). luar ibukota propinsi
Sumber: Pertamina, 2021

• Sejak TW III 2020, Pertamina melaksanakan Program Langit Biru (PLB) untuk mengedukasi masyarakat agar mencoba menggunakan
BBM dengan kualitas baik dan ramah lingkungan, yaitu shifting dari Premium ke Pertalite.
• PBL dilakukan melalui pemberian harga khusus (diskon) untuk produk Pertalite khusus bagi kendaran roda 2 (dua), kendaraan roda
3 (tiga), angkutan umum serta taksi plat kuning.
• PBL berhasil meningkatkan konsumsi Pertalite 12%, sedangkan premium turun 33% pada tahun 2020-2021.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


GASOLINE DIDOMINASI PERTALITE (RON 90), DIESEL DIDOMINASI BIOSOLAR (CN 48)
Pertalite dan Biosolar belum memenuhi standar BBM Ramah Lingkungan, namun lebih baik dibanding premium dan solar
Gasoline ( vol : share) Diesel ( vol: share)
 Standar BBM Ramah Lingkungan
RibuKL 3,733 , 12% 233 , 1% 394 , 162 ,
(Permen LHK 20/2017):
3% 1%

8,483 ,
1. Kendaraan berbahan bakar
28% bensin (gasoline)  Research
2020 Octane Number (RON) minimal
18,089 ,
59%
14,007
, 96%
91 dan kandungan sulfur
maksimal 50 ppm
179 , 1%
2,376 ,
203 , 102 , Saat ini Pertamax dan Pertamax
2,281 ,
15%
15%
3% 1%
Turbo ( 16% dari sales)
2. Kendaraan berbahan bakar solar
YTD Juni 2021
(diesel)  Cetane Number (CN)
10,946 , 7,276 ,
minimal 51 dan kandungan
69% 96% sulfur maksimal 50 ppm
401 , 1%
Saat ini Dexlite dan Pertadex
434 , 3% 236 , 1%
5,120 , (sekitar 4% dari sales)
16% 5,645 ,
18%  Perlu effort untuk mewujudkan
Prog 2021 BBM ramah lingkungan sesuai
20,234 ,
Permen LHK melalui peningkatan
15,557 ,
65% 96% penggunaan Pertamax dan Dexlite

Sumber: Pertamina, 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10


VOLUME GASOLINE DIDOMINASI PERTALITE, DENGAN HARGA KEEKONOMIAN
DIPENGARUHI ICP YANG FLUKTUATIF, NAMUN HJE DI SPBU PERTAMINA TETAP

Volume BBM Januari 2020 – Juni 2021 (juta KL) Perkembangan Harga Pertalite dan ICP 2020-2021
70.2
65.4 63.5 62.0 65.5
Premium Pertalite Lain-Lain 56.6
60.4
2.03 53.2
1.90 1.89 47.8
1.84 1.86 40.6 41.6 40.7
1.72 34.2 36.7 37.4 38.1
1.70 1.69
1.59 1.58 1.60 1.59
1.50 1.50 1.52 25.7 10,40010,700
20.7 9,750 9,950
1.34 9,550 9,200
1.20 8,650 8,400
6,900 6,8507,300 7,800
1.08 7,100 7,050 7,150
0.88 5,700 5,850
0.79 0.79 7,650 7,650
0.76 0.75
0.69 0.73 0.74 0.71 0.70
0.57 0.53 4,100
0.48 0.49 0.45
0.41 0.43 0.43

0.41 0.37
0.37 0.38 0.34
0.30 0.34
0.36 0.35 0.37 0.38 0.35 0.40 0.36 0.37 0.35 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
0.23 0.27
2020 2021
Jan-20 Mar-20 May-20 Jul-20 Sep-20 Nov-20 Jan-21 Mar-21 May-21
HJE SPBU (Rp/L) Harga Keekonomian* (Rp/L) ICP (US$/bbl)
*Lain-Lain terdiri dari Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Plus, dan Pertamax Racing *perhitungan BKF
Sumber: Pertamina, 2021 Sumber : Kementerian ESDM, diolah

1. Harga harga keekonomian Pertalite/Liter cenderung naik:


1. Volume BBM 2020-2021 sempat turun pada awal terjadinya pandemi. a) 2020: Rp4.100 - Rp9.550 -> 8,5% di bawah HJE-SPBU.
2. Penggunaan Pertalite semakin meningkat menggantikan Premium. b) Sem-I 2021: Rp8.400 - Rp10.700 -> 27,2% di atas HJE-SPBU.
3. Penggunaan BBM lainnya (Pertamax dll) meningkat sejak Maret 2021 3. HJE Pertalite di SPBU Rp7.650/L (tidak berubah sejak Januari 2019).
ketika ICP naik.
4. Selisih harga keekonomian dan HJE di SPBU melebar di 2021
berpotensi merugikan Pertamina
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11
TANPA PENYESUAIAN HARGA PERTALITE, KINERJA ENTITAS INDUK
DIESTIMASIKAN NET LOSS US$1,3 MILIAR HINGGA DESEMBER 2021

Harga Jual dan Struktur Biaya Januari s.d. Juni 2021 Dampak Harga Pertalite terhadap Kinerja Pertamina FY2021 (USD juta)
Pertamax Pertamina
Biaya (Rp/Liter) Pertalite Pertamax
Turbo Dex
Dexlite Kebijakan Harga Konsolidasi Induk
Harga Jual (excl. tax) 6.652 7.826 8.565 8.870 8.261
Total Perolehan 6.123 6.212 6.598 5.629 5.768 Revenue Profit/Loss Total Profit/Loss
Biaya Bahan Baku 5.347 5.602 5.764 4.981 5.265
Perolehan
Biaya Pengolahan 631 464 688 503 357
Cash Flow
Biaya Freight 146 146 146 146 146
Existing 25.092 265 11.391 183
Total Penyimpanan 387 332 319 222 262
Penyimpanan Operasional Depot 185 185 185 185 185
Jan-Juni 2021
Overhead 202 147 134 37 78
Tanpa penyesuaian 52.920 (1.203) 6,336 (1,340)
Distribusi Distribusi ke SPBU 99 99 99 99 99
Margin Outlet 361 556 729 653 468
Diskon Penjualan 80
Naik Rp 2.450 53.847 (276) N/A (413)
Total Cost 7.051 7.199 7.745 6.604 6.598
P/L Rp/Liter (398) 627 820 2.266 1.663

Di tengah tren kenaikan ICP, bisnis Pertalite mencatatkan kerugian  Secara konsolidasi, Pertamina Grup terdiri dari Entitas Induk dan sekitar 180
Rp398 per liter, sementara untuk komponen BBM lain masih subsidiaries dan perusahaan asosiasi
mencatatkan untung dari Rp627 hingga Rp1.664 per liter dengan  Tanpa penyesuaian Pertalite, kinerja konsolidasi 2021 berpotensi rugi US$1,2
keuntungan terbesar pada Dexlite yaitu Rp1.664 per liter miliar, namun total outstanding Cash Flow masih cukup kuat sebesar US$6,3
miliar terutama didukung oleh Financing Cash Flow Rp6,6 miliar dan Cash Flow
2020 US$9,9 miliar

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


SIMULASI DAMPAK APBN APABILA KERUGIAN PERTALITE DIBEBANKAN PADA
APBN, DIPERKIRAKAN MENCAPAI RP49,98 T PADA TAHUN 2021
Perkembangan & Proyeksi Harga Pertalite 2021 (Rp/L) Perkembangan & Proyeksi Volume Pertalite 2021 (juta kL)

Harga Keekonomian (Rp/L) HJE SPBU (Rp/L)


2.03
1.90 1.89 1.86
10,700 10,750 10,600 1.80
10,450 10,350 10,400 1.72
10,400 1.59 1.64
10,250 1.54 1.56
9,950 1.47 1.48
9,750 3,050 3,100
2,950
2,750 2,800 2,700 2,750
9,200 2,600
2,300
2,100 Selisih
8,400
1,550
harga
750
7,650 7,650

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Potensi Kerugian Pertalite Pertamina 2021* (Rp Triliun) 1. Harga Keekonomian Pertalite 2021 diproyeksikan selalu di atas HJE di
SPBU, rata-rata Rp10.100/L (132,0 %)  selisih Rp2.450/L
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2. Volume Pertalite 2021 diproyeksikan sebesar 20,47 juta kL.
3. Jika tidak ada penyesuaian HJE di SPBU, diperkirakan Pertamina akan
1,29 2,46 3,98 4,34 5,59 5,68 4,55 4,54 4,15 4,22 4,52 4,67 mengalami kerugian Rp49,98 T pada 2021 yang bersumber dari selisih
harga keekonomian dan HJE SPBU.
POTENSI KERUGIAN 4. Masih terdapat kewajiban kompensasi BBM 2017-2020 Rp45,94 T,
DARI SELISIH HARGA Rp49,98 T untuk 2021 diperkirakan Rp45,37 T, sehingga total sebesar Rp91,30 T.
5. Jika kerugian Pertalite dari selisih harga dikompensasi Pemerintah,
* Potensi kerugian = selisih harga x volume Sumber: Perhitungan dan Proyeksi BKF maka total kewajiban Kompensasi BBM diperkirakan Rp141,28 T.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


OPSI 1: PEMBAYARAN KOMPENSASI PERTALITE BERDASARKAN KPI

• Kompensasi atas kerugian Pertamina secara korporasi juga dimungkinan apabila Pertamina memenuhi
KPI tertentu yang dikaitkan dengan efisiensi di sisi capital expenditure (capex) maupun operational
expenditure (opex) usaha Pertamina dan/atau pencapaian roadmap transformasi subsidi BBM dengan
target penghapusan Premium dan Pertalite.
• Perlu disusun KPI kepada komisaris dan Direktur untuk peningkatan efisiensi Pertamina dan keberhasilan
transformasi BBM, beberapa KPI yang dapat diusulkan adalah:

Indikator KPI
1. Penurunan biaya pokok Pertalite Biaya pokok Pertalite 3-10 % lebih rendah daripada
harga MOPS konversi RON 90, harga di kilang
2. BOPO (beban operasi terhadap pendapatan operasi) BOPO tahun 2021 lebih rendah 5-10% daripada
BOPO tahun 2020
3. EBITDA Margin EBITDA Margin tahun 2021 lebih tinggi 5-10%
daripada EBITDA Margin tahun 2020
4. Penghapusan Premium hingga akhir 2021 Pengurangan volume Premium secara bertahap
5. Penghapusan Pertalite hingga akhir 2022 Pengurangan volume Pertalite secara bertahap

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


OPSI 2: PEMBAYARAN KOMPENSASI PERTALITE BERDASARKAN
SELISIH HARGA

Opsi 1 : Kompensasi BBM Pertalite berdasarkan desil orang tidak mampu (60% terbawah)  Rp23,37 T

Opsi 2 : Kompensasi BBM Pertalite berdasarkan volume premium yang tidak disalurkan oleh Pertamina
pada Tahun 2021  Rp18,58 T

Opsi 3 : Kompensasi BBM Pertalite berdasarkan volume yang disalurkan kepada masyarakat di Tahun 2021
(margin badan usaha 10%)  Rp63 T

Opsi 4 : Kompensasi BBM Pertalite berdasarkan volume yang disalurkan kepada masyarakat di Tahun 2021
(margin badan usaha 5%)  Rp50,92 T

Opsi 5 : Kompensasi BBM Pertalite berdasarkan volume yang disalurkan kepada masyarakat di Tahun 2021
(margin badan usaha 1%)  Rp42,15 T

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15


DIPERLUKAN DASAR HUKUM PEMBERIAN KOMPENSASI PERTALITE
1. Pemberian “ganti kerugian” kepada Pertamina terkait penjualan Pertalite tidak dapat dikategorikan sebagai
kompensasi sebagaimana diatur dalam Perpres 191/2014 jo. 43/2018 jo. 69/2021 191/2014 jo. PP 45/2005
mengingat ketentuan dalam PerPres 191/2014 hanya memberikan kompensasi kepada badan usaha karena
timbulnya kerugian dalam melaksanakan penugasan oleh pemerintah untuk melakukan distribusi BBM karena
terdapat selisih harga yang telah ditentukan oleh pemerintah.
2. Dalam hal terhadap kerugian tersebut dan akan dilakukan penggantian oleh pemerintah, maka perlu dilakukan
pemeriksaan sementara oleh BPKP (audit dengan tujuan tertentu) sebelum dilakukan audit oleh BPK, sehingga
dapat diyakini bahwa terhadap kerugian dimaksud merupakan sebagai akibat dari kebijakan pemerintah
sehingga layak diberikan penggantian oleh pemerintah.
3. Perlu diterbitkan regulasi (Perpres) baru yang mengatur kebijakan pembayaran kompensasi khusus untuk
Pertalite secara eksplisit dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Beberapa poin yang perlu diatur dalam
Perpres tersebut antara lain:
a. Roadmap penghapusan Premium dan Pertalite yang applicable
b. Bahwa Pertalite dapat diberikan kompensasi setelah memenuhi KPI/kriteria tertentu;
c. besaran, KPI/kriteria, dan lain-lain ditetapkan oleh Menteri ESDM setelah berkordinasi dengan Menteri
Keuangan dan Menteri BUMN;
d. sesuai hasil audit dan/atau riviu instansi pemeriksa yg berwenang/ditunjuk;
4. Penyusunan Perpres ini menjadi kewenangan dan tanggung jawab dari Kementerian ESDM, selanjutnya
Kementerian Keuangan akan menerbitkan PMK sesuai pengaturan yang dibutuhkan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16
KEBIJAKAN KENAIKAN HARGA PERTALITE DAPAT DILAKUKAN DIIRINGI DENGAN
PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT MISKIN
Mengkompensasi efek kenaikan harga BBM Melalui cash transfer (short term) sudah pernah dilakukan

Lindungi keluarga miskin Mempertahankan daya beli


Mencegah ketegangan
Tujuan: dari dampak kenaikan keluarga miskin terhadap
sosial
harga bahan bakar sumber daya energi

BLT I BLT II BLSM PSKS


Okt 2005 Jun-Des 2008 Juni 2013 Nov 2014 & Mar 2015
19,1 juta keluarga yang 19,1 juta keluarga yang ditargetkan 15,5 juta keluarga yang ditargetkan 15,5 juta keluarga yang ditargetkan
ditargetkan

Rp100.000 / bulan, setiap 3 Rp100.000 / bulan, setiap 3 bulan Rp150.000 / bulan, dalam 4 bulan Rp200.000 / bulan selama 2 bulan (Nov 2014) &
bulan Rp200.000 / bulan selama 3 bulan (Maret 2015)

Layanan Pos (Tunai) Layanan Pos (Tunai) Layanan Pos (Tunai) Layanan Pos (Tunai)
Non Tunai
BLT: Unconditional Cash Transfer

BLT di Indonesia tidak secara eksplisit dirancang Pemerintah Indonesia menggunakan


Konsep Dasar sebagai program pengentasan kemiskinan program ini sebagai jaring pengaman sosial

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

3
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
1. Indonesia masih tertinggal dalam pelaksaan transformasi BBM
Ramah Lingkungan dibanding negara Asia lainnya Transformasi BBM
Ramah Lingkungan
2. Pemerintah harus melakukan extra effort untuk mempercepat
transformasi BBM ramah lingkungan
3. PLB Pertamina dapat dijadikan salah satu upaya percepatan
transformasi, dengan tujuan penghapusan Premium pada 2021 PLB Dilanjutkan
dan Pertalite pada 2022. Perlu dasar hukum lebih kuat untuk
pelaksanaan PLB
4. Kebijakan transformasi BBM ramah lingkungan harus dilakukan
pada momen yang tepat, saat terjadi penurunan harga minyak Harus ada Tanpa
dunia  seperti yang dilakukan pada Program Langit Biru (PLB) penyesuaian HJE Penyesuaian HJE
akhir 2020 lalu.
5. Jika kebijakan transformasi BBM ramah lingkungan diteruskan  Jika momen tidak Kompensasi yang
PLB dilanjutkan  harus ada penyesuaian harga (Pertalite)  jika tepat, perlu sesuai dengan
tidak ada Penyesuaian harga, harus ada kebijakan extra untuk back diantisipasi dengan perundangan-
up PLB  beban APBN naik BLT (short term) undangan.
6. Rekomendasi: Pelaksaan transformasi BBM Ramah Lingkungan
harus disertai dengan penyesuain HJE keekonomian, namun
Pemerintah harus menyiapkab BLT untuk orang miskin (short term)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20


SIMULASI KOMPENSASI 2021-2022 JIKA ADA KENAIKAN HARGA
Proyeksi beban kompensasi 2021
1. Potensi Kompensasi 2021 tanpa kenaikan harga Rp49,98 T
2. Simulasi Kenaikan Harga Pertalite 2021:
 Opsi 1: mulai Oktober 2021 naik Rp100/L, potensi penghematan kompensasi Rp0,50 T  Kompensasi Rp49,48 T
 Opsi 2: mulai Oktober 2021 naik Rp100/L tiap bulan, potensi penghematan kompensasi Rp1,02 T  Kompensasi Rp48,96 T
Proyeksi beban kompensasi 2022
1. Harga keekonomian diperkirakan Rp9.850/L (asumsi ICP US$63/bbl, kurs Rp14.350/US$)
2. Potensi kompensasi 2022 tanpa kenaikan harga Rp34,80 T (asumsi volume 15,82 juta KL)
3. Simulasi Kenaikan Harga Pertalite 2022:
 Opsi 1: basis HJE Rp7.750/L sesuai opsi 1 2021
a. Tidak ada kenaikan harga  kompensasi Rp33,22 T
b. Kenaikan harga Rp100/L tiap bulan, potensi penghematan kompensasi Rp8,42 T  Kompensasi Rp24,80 T
c. Kenaikan harga bertahap menuju keekonomian pada TW 4 (naik Rp525/L per TW), potensi penghematan kompensasi
Rp17,77 T  kompensasi Rp15,45 T
 Opsi 2: basis HJE Rp7.950/L sesuai opsi 2 2021
a. Tidak ada kenaikan harga  kompensasi Rp30,06 T
b. Kenaikan harga Rp100/L tiap bulan, potensi penghematan kompensasi Rp8,42 T  Kompensasi Rp21,64 T
c. Kenaikan harga bertahap menuju keekonomian pada TW 4 (naik Rp525/L per TW), potensi penghematan kompensasi
Rp17,77 T  kompensasi Rp12,29 T

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21


SIMULASI KOMPENSASI 2021-2022 JIKA ADA KENAIKAN HARGA

2021 2022 Asumsi 2021:


Opsi • ICP US$65/bbl
Keterangan Kompensasi (Rp T) Keterangan Kompensasi (Rp T) • Kurs Rp14.262/US$
1 Kenaikan Harga Rp100/L 49,48 a. Tidak ada kenaikan harga 33,22 • Volume: 20,47 juta KL
mulai Oktober • HJE Keekonomian Rp10.100/L
b. Kenaikan harga Rp100/L per bulan 24,8
• Harga Penetapan Rp7.650/L
• Kompensasi tanpa kenaikan
HJE Rp49,98 T
c. Kenaikan harga bertahap menuju 15,45
keekonomian pada TW 4 Asumsi 2022:
2 Kenaikan Harga Rp100/L 48,96 a. Tidak ada kenaikan harga 30,06 • ICP US$63/bbl
per bulan mulai Oktober • Kurs Rp14.350/US$
• Volume: 15,82 juta KL
b. Kenaikan harga Rp100/L per bulan 21,64
• HJE Keekonomian Rp9.850/L
• Harga Penetapan per Januari:
c. Kenaikan harga bertahap menuju 12,29
a. Opsi 1: Rp7.750/L
keekonomian pada TW 4
b. Opsi 2: Rp7.950/L

Sumber: perhitungan BKF

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22


PERTALITE (RON 90) DITUJUKAN UNTUK MENGGANTI PREMIUM (RON 88)
DENGAN OKTAN YANG LEBIH BAIK DAN AMAN UNTUK LINGKUNGAN

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

• Premium tidak lagi disubsidi, • Mulai terjadi shifting volume • Harga Pertalite • Sejak TW III, Pertamina
harga masih diatur konsumsi Pertalite > Premium. Rp7.650/L, melaksanakan Program Langit
Pemerintah. belum ada Biru (PLB), mengedukasi
• KLHK mengeluarkan Permen P.20
penyesuain masyarakat agar mencoba
• Juli 2015, Pertalite (RON 90) Tahun 2017 tentang Baku Mutu
hingga saat ini. menggunakan BBM dengan
hadir sebagai alternatif BBM Emisi Gas Buang Kendaraan
kualitas baik dan ramah
dengan oktan yang lebih Bermotor Tipe Baru kategori M,
lingkungan.
bagus dan harga lebih Kategori N, dan kategori O.
terjangkau dibanding • Diberikan harga khusus (diskon)
• PT Pertamina diminta untuk
Pertamax (Rp8400/L). untuk produk Pertalite khusus
menyediakan bahan bakar
bagi kendaran roda 2 (dua),
• Pertalite merupakan JBU, dengan spesifikasi Bensin RON
kendaraan roda 3 (tiga),
harga ditetapkan oleh Badan minimal 91 dan kandungan Sulfur
angkutan umum serta taksi plat
Usaha, dan terdapat batas maksimal 50 ppm.
kuning.
atas yang diatur oleh
Kementerian ESDM.

Dengan tidak adanya penyesuaian harga secara berkala  menjadi bom waktu yang menimbulkan kerugian Pertamina.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23


KOMPOSISI PENJUALAN PREMIUM, PERTALITE, DAN GASOLINE LAINNYA
Tahun 2020 – 2021 Secara Nasional Volume Premium Turun 33% dan Pertalite Meningkat 12%

RibuKL Nasional Jamali NonJamali


977
3.965 (7%)
(13%) 2.988
2020 (17%)
18.088 11.874 6.214
(59%) (68%) (48%) 5.848
8.480 2.632 (45%)
(28%) (15%)

704
YTD Juni 2.459 (10%)
2021 10.946 (16%) 7.029 1.756 3.916
(69%) (78%) (20%) (57%) 2.203
2.376 -33% 173 -87% -9%
(32%)
(15%) (2%)

1.630
5.521 (11%)
Prog 2021 (18%) 3.891
20.234 12.439 7.795
(64%) (75%) (23%) (53%) 5.316
5.645
329 (36%)
(18%)
(2%)
Premium Pertalite Lain-lain
Sumber: Pertamina, 2021
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24
62,9% KONSUMSI PERTALITE DINIKMATI OLEH GOLONGAN
MASYARAKAT MAMPU
KOMPOSISI KONSUMSI PER DESIL

RON 88 (Premium ) 1.16 1.20


Juta kL 0.96
1.07 1.06
1. 51,9 % dari total konsumsi premium dinikmati oleh
0.84
0.65 0.68 0.71 40% golongan teratas.
0.32
2. 62,9 % dari total konsumsi Pertalite dinikmati oleh
Termiskin 2 3 4 5 6 7 8 9 Terkaya
40% golongan teratas.
3. 67,6% dari total konsumsi RON 92 ke atas (Pertamax
RON 90 (Pertalite, dll) 5.27
dll) dinikmati oleh 40% golongan teratas.
Juta kL
2.90
4. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi
1.75
0.80 1.06 1.34 1.49 1.49 1.47 kemampuan konsumsinya.
0.56

5. Subsidi / kompensasi yang tidak tepat sasaran


Termiskin 2 3 4 5 6 7 8 9 Terkaya
menimbulkan kebocoran manfaat, yang kaya
RON 92 ke atas (Pertamax, dll)
1.41 menikmati lebih banyak.

Juta kL
0.79
6. Jika Pertalite dikategorikan sebagai JBKP, maka
0.59 menjadi tidak adil karena manfaatnya lebih banyak
0.48
0.23 0.27 0.28 0.27
0.35 dinikmati oleh golongan mampu.
0.17

Termiskin 2 3 4 5 6 7 8 9 Terkaya

Sumber: Susenas Maret 2020, diolah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 25


HARGA JUAL JENIS BBM UMUM (JBU) APRIL 2020
(KEPMEN ESDM NO 62/2020)

Sumber: REPUBLIK
KEMENTERIAN KEUANGAN KESDM 2020
INDONESIA 26
ANALISIS LEGAL TERKAIT PENGOLALAAN ANGGARAN
BBM BERSUBSIDI
LANDASAN HUKUM • Program Pengelolaan Subsidi adalah pemberian dukungan
dalam bentuk pengalokasian anggaran kepada perusahaan
UU 30/2007 tentang Energi negara, Lembaga Pemerintah, atau pihak ketiga berdasarkan
peraturan perundang-undangan1 yang berlaku untuk
UU 9/2020 (UU APBN 2021)
menyediakan barang atau jasa yang bersifat strategis atau
PP 45/2005 tentang tentang Pendirian, menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan
Pengurusan, Pengawasan dan keuangan negara. (Pasal 1 angka 12 UU APBN TA 2021).
Pembubaran BUMN
• Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal berwenang a.l.
PP 45/2013 tentang Tata Cara mengelola anggaran belanja subsidi. Adapun selaku PA atas
Pelaksanaan APBN jo. PP 50 /2018 anggaran belanja subsidi, Menteri Keuangan berwenang:
Perpres 191/2014 jo. Perpres 69/2021 a. menunjuk pejabat setingkat eselon I di lingkungan
tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Kementerian Keuangan untuk menjalankan PA; dan
HJE BBM
b. menetapkan pejabat pada K/L yang membidangi fungsi
PMK 208/PMK.02/2020 (PMK Revisi pelaksanaan pemberian subsidi pelaku KPA. (Pasal 95 PP
Anggaran TA 2021) 45/2013).
PMK 16/PMK.02/2021 (PMK Kompensasi
BBM dan Listrik)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 27


ANALISIS LEGAL TERKAIT PENGOLALAAN ANGGARAN BBM
BERSUBSIDI (USULAN ROKUM)
• Pemberian “ganti kerugian” kepada Pertamina terkait penjualan Pertalite tidak dapat dikategorikan
sebagai kompensasi sebagaimana diatur dalam PerPres 191/2014 jo. PP 45/2005 mengingat
ketentuan dalam PerPres 191/2014 hanya memberikan kompensasi kepada badan usaha karena
timbulnya kerugian dalam melaksanakan penugasan oleh pemerintah untuk melakukan distribusi BBM
karena terdapat selisih harga yang telah ditentukan oleh pemerintah.
• Dalam hal terhadap kerugian tersebut dan akan dilakukan penggantian oleh pemerintah, maka perlu
dilakukan pemeriksaan sementara oleh BPKP (audit dengan tujuan tertentu) sebelum dilakukan audit
oleh BPK, sehingga dapat diyakini bahwa terhadap kerugian dimaksud merupakan sebagai akibat
dari kebijakan pemerintah sehingga layak diberikan penggantian oleh pemerintah.
• Perlu ada regulasi teknis dari Kementerian ESDM untuk membuat kebijakan penetapan status
Pertalite. Dalam hal akan ditempuh pemberian dalam bentuk kompensasi sebagaimana diatur dalam
PerPres 191/2014 jo. PMK Dana Kompensasi, hal ini mengharuskan Pertalite termasuk JBKP dan
kerugiannya diakibatkan atas penugasan dari pemerintah, bukan dikarenakan kerugian market.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 28


SELISIH HJE JBKP PREMIUM ATAS SISA KUOTA NASIONAL 2021
Potensi penghematan kompensasi selisih HJE JBKP Premium Rp10,3 triliun dengan volume tersalurkan 36% dari kuota

Sumber : Pertamina
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 29
POTENSI KEHILANGAN PENERIMAAN PERTALITE JAN S.D DES 2021 MENCAPAI
RP63,00 T (INCL PAJAK) TERDIRI DARI JAMALI RP38,44 T & NON JAMALI RP24,56 T

Harga Volume Lebih/(Kurang)


Bulan Penetapan Formula Selisih Jamali Non Jamali Jumlah Jamali Non Jamali Jumlah
(Rp/ltr) (juta KL) (Rp Triliun)
1 2 3 4=2-3 5 6 7=5+6 8=4x5 9=4x6 10=8+9
Realisasi
Jan 7,650 8,120 (470) 1.12 0.58 1.71 (0.53) (0.27) (0.80)
Peb 7,650 8,782 (1,132) 1.03 0.54 1.57 (1.16) (0.62) (1.78)
Mar 7,650 9,508 (1,858) 1.21 0.67 1.88 (2.25) (1.24) (3.49)
Apr 7,650 10,524 (2,874) 1.20 0.67 1.87 (3.46) (1.92) (5.38)
Mei 7,650 10,551 (2,901) 1.29 0.73 2.02 (3.74) (2.12) (5.85)
Juni 7,650 10,758 (3,108) 1.18 0.72 1.90 (3.67) (2.24) (5.91)
Juli 7,650 11,160 (3,510) 1.02 0.69 1.71 (3.56) (2.43) (6.00)
Jan-Juli 7,650 9,915 (2,265) 8.04 4.61 12.65 (18.36) (10.85) (29.21)
Perkiraan
Agust (perk) 7,650 11,859 (4,209) 1.09 0.75 1.84 (4.61) (3.15) (7.75)
Sept (perk) 7,650 11,502 (3,852) 1.06 0.72 1.78 (4.08) (2.79) (6.87)
Okt (perk) 7,650 11,156 (3,506) 1.09 0.75 1.84 (3.84) (2.62) (6.46)
Nop (perk) 7,650 11,156 (3,506) 1.06 0.72 1.78 (3.71) (2.54) (6.25)
Des (perk) 7,650 11,156 (3,506) 1.09 0.75 1.84 (3.84) (2.62) (6.46)
Agust-Des 7,650 11,366 (3,716) 5.40 3.69 9.09 (20.07) (13.71) (33.78)
Jumlah 7,650 10,519 (2,869) 13.45 8.30 21.75 (38.44) (24.56) (63.00)
Ca ta ta n :
HJE Keekonomi a n Oktober s .d. Des ember mengguna ka n pa ra meter Prognos a RKAP 2021
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 30
OPSI PEMBERIAN KOMPENSASI PERTALITE BERDASARKAN SELISIH HARGA (2)

No Keterangan Opsi 1 Opsi 2 Opsi 3 Opsi 4 Opsi 5


1 Dasar pemberian Desil orang tidak Volume premium Volume yang Volume yang Volume yang
kompensasi mampu yang tidak disalurkan kepada disalurkan kepada disalurkan kepada
(60% terbawah) disalurkan oleh masyarakat di masyarakat di masyarakat di
Pertamina pada Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021 (margin
Tahun 2021 (margin badan (margin badan badan usaha 1%)
usaha 10%) usaha 5%)

2 Asumsi :
 Volume dikompensasi 8,07 juta KL 6,41 juta KL 21,75 juta KL dan 21,75 juta KL 21,75 juta KL
22,24 juta KL
 Margin badan usaha 10% 10% 10% 5% 1%
 Dasar HJE formula Kepmen 62/2020 Kepmen 62/2020 Kepmen 62/2020 Kepmen 62/2020 Kepmen 62/2020
 Data volume Jan-Juli realisasi dan Jan-Juli realisasi Jan-Juli realisasi Jan-Juli realisasi Jan-Juli realisasi
Agus-Des prognosa dan Agus-Des dan Agus-Des dan Agus-Des dan Agus-Des
prognosa prognosa prognosa prognosa
 Data perhitungan HJE Jan-Sept realisasi & Jan-Sept realisasi & Jan-Sept realisasi Jan-Sept realisasi Jan-Sept realisasi &
Okt- Des prognosa Okt- Des prognosa & Okt- Des & Okt- Des Okt- Des prognosa
prognosa prognosa

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 31


OPSI PEMBERIAN KOMPENSASI PERTALITE BERDASARKAN SELISIH HARGA (3)

No Keterangan Opsi 1 Opsi 2 Opsi 3 Opsi 4 Opsi 5


3 Catatan • Konsumsi • Volume penyaluran • Volume Volume penyaluran Volume penyaluran
masyarakat tdk pertalite Tahun 2021 penyaluran 21,75 21,75 juta KL 21,75 juta KL
mampu: 37,1% sebanyak 21,75 juta juta KL berdasarkan surat berdasarkan surat
(Susenas, 2020). KL. berdasarkan surat Dirut Pertamina. Dirut Pertamina.
• Volume penyaluran • Penugasan premium Dirut Pertamina.
pertalite Tahun 2021 2021: 10 juta KL. • Volume
sebanyak 21,75 juta • Perkiraan penyaluran penyaluran 22,24
KL. Dengan premium Tahun 2021 juta KL
demikian, volume mencapai 3,59 juta berdasarkan RKAP.
pertalite sebagai KL, sehingga volume
dasar kompensasi Premium tidak
Pertalite 8,07 juta KL disalurkan 6,41 juta
(21,75 juta KL x KL.
37,1%).
4 Nilai kompensasi (Rp T)
 Include pajak 23,37 18,58 63,00 (vol 21,75 jt 50,92 42,15
KL) atau 64,71 (vol
22,24 jt KL)
 Exclude pajak 20,32 16,16 54,78 (vol 21,75 jt 44,28 36,65
KL) atau 56,27 (vol
22,24 jt KL)
Catatan :
Pajak terdiri atas PPN (10%) dan PBBKB (5%) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 32
PADA 2021, PEMERINTAH MASIH MEMILIKI KEWAJIBAN KOMPENSASI
DIPERKIRAKAN RP 91,3 T YANG BERASAL DARI SOLAR JBT DAN PREMIUM JBKP

(dalam Rp Triliun)
No BBM Kompensasi BBM Realisasi Pembayaran Sisa Kompensasi BBM Potensi Kompensasi Total Kompensasi
2017-2020 2017-2020 2017-2020 Tahun 2021 *) BBM
1 2 3 4 5=3-4 6 7=5+6
1 BBM Minyak Solar 66,79 44,99 21,80 37,71 59,51
2 JBKP Premium 24,14 - 24,14 7,66 31,79
- Jamali 3,84 - 3,84 0,53 4,37
- Non Jamali 20,30 - 20,30 7,13 27,43
3 Jumlah (1+2) 90,93 44,99 45,94 45,37 91,30
Catatan :
*) Potensi kompensasi BBM Tahun 2021 berdasarkan realisasi Jan-Juni dan perkiraan Juli-Des 2021. Rata2 ICP Tahun 2021 $60/bbl dan kurs Rp14.450/$1.
- Pada APBN 2021 terdapat anggaran cadangan kompensasi BBM dan Listrik sebesar Rp25 Triliun dan belum dialokasikan
- Sisa kompensasi Tahun 2017-2020 sebesar Rp45,94 Triliun belum memperhitungkan alokasi kompensasi Tahun 2021 sebesar Rp25 Triliun.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33


DAMPAK KENAIKAN HARGA PERTALITE SEBESAR RP2.450/LTR (DARI
RP7.650/L) PADA Q4 2021, TERHADAP PEREKONOMIAN DAN KESEJAHTERAAN

Indikator Kesejahteraan
Naik Rp2.450/ltr 0,90 0,18 0,0007

Harga Pertalite Inflasi Kemiskinan Ketimpangan


Catatan: Kenaikan Rp2450 merupakan usulan Pertamina based on data per Juni 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 34


UPAYA PERBAIKAN CASHFLOW PERTAMINA DI SISI DJA
No Upaya Nilai Keterangan
(Rp Triliun)
1 Subsidi JBT dan LPG Tabung 3 Kg
a. Pembayaran kurang bayar subsidi Tahun 2020 Telah dianggarkan pada RAPBN 2022
hasil audit BPK 10,16
b. Rencana penambahan anggaran subsidi LPG • Sesuai lapsem I dan outlook 2021. Anggaran dalam
Tabung 3 Kg sesuai outlook 2021 9,64 APBN 2021 Rp40,29 T dan outlook Rp49,93 T.
• Dirkeu Pertamina menyampaikan perkiraan tambahan
anggaran subsidi LPG sebesar Rp18,4 T

2 Kompensasi BBM
a. Rencana pembayaran kompensasi BBM pada 10,00 Dalam APBN 2021 terdapat cadangan pmbayaran
Tahun 2021 kompensasi BBM dan Listrik sebesar Rp25,00 T.
b. Rencana pengakuan kompensasi BBM • Perkiraan kompensasi BBM Semester I 2021 sebesar
Semester I Tahun 2021 15,18 Rp15,18 T terdiri atas JBT solar Rp12,97 T dan JBKP
Premium Rp2,21 T
• Menunggu revisi PMK No 16/PMK.02/2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 35

Anda mungkin juga menyukai