Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

Faktor Lingkungan Ekonomi Dalam Pasar Global

DOSEN PENGAMPU : Mursidin, S.Pt., M. Si

KELOMPOK 1
Randi (60700119077)
Sri Muliani Indrawati (60700119075)
Sriwardana (60700119084)
Wahyuni (60700119039)

ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wata’ala karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Faktor Lingkungan Ekonomi dalam Pasar Global dengan baik, meskipun makalah ini
masih jauh dari sempurna. Dan kami juga berterima kasih kepada bapak Mursidin S.pt.,
M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah Manajemen Pemasaran Global yang telah
memberi amanah kepada kami untuk mengerjakan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Faktor Lingkungan Ekonomi Dalam
Pasar Global. Kami juga berharap adanya kritik dan saran serta usulan demi memperbaiki
makalah yang kami buat di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Makassar, 9 September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi dunia berkembang pesat, dengan munculnya pasar global dan persaingan
global dan integrasi ekonomi dunia. Perusahaan global adalah perusahaan yang beroperasi
di lebih satu Negara dan mempunyai keunggulan R&D, produksi, logistik, pemasaran, dan
keuangan yang tidak dimiliki oleh pesaing domestik murni. Untuk menjadi perusahaan
global, maka keputusan utamanya adalah mengamati lingkungan ekonomi ataupun
lingkungan pemasaran global. Setelah itu, perusahaan akan mampu untuk memutuskan
apakah akan memasuki pasar global, pasar mana yang akan dimasuki, memutuskan cara
memasuki pasar, memutuskan program pemasaran global dan perusahaan mampu
memutuskan organisasi pemasaran global. Lingkungan ekonomi adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen.
Pemasaran harus mampu mengawasi kencenderungan konsumen.Seperti tipe
perekonomian, perubahan dalam pendapatan (distribusi pendapatan) dan perubahan pola
pengeluaran konsumen. Mengamati lingkungan ekonomi global penting untuk mencermati
situasi dan kondisi ekonomi dan sistem ekonomi dunia. Sehingga perusahaan mampu
memahami dan mengelompokan usahanya dalam tahap-tahap pengembangan pasar. Karena,
optimalisasi kekuatan dan kelemahan tidak menjamin perusahaan sukses. Maka dari itu,
manajemen perlu antisipatif terhadap peluang dan ancaman lingkungan mikro maupun
makro .Bab ini menggambarkan karasteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh
perusahaan masa kini dan masa depan. Oleh karena sekarang ini kita hidup di empat
zamansekaligus- zaman globalisasi ekonomi, zaman teknologi informasi, zaman strategic
quality management, dan zaman Revolusi Manajemen- kita perlu memahami karasteristik
setiap zaman tersebut dan dampaknya terhadap prinsip-prinsip manajemen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan yang melatar belakangi Makalah ini, maka adapun rumusan masalah
dalam makalah ini yakni bagaimana Lingkungan Ekonomi sebagai Faktor penentu
keberhasilan dalam pemasaran global?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan penulisan dari makalah ini ialah
ingin mengetahui bagaimana factor lingkungan ekonomi dalam pemasaran global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemasaran Global
Pemasaran (Marketing) adalah proses social dan manejerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar produk dan jasa yang bernilai satu sama lain (Kotler, 1994). Sedangkan pemasaran
global adalah mengacu pada kegiatan-kegiatan perusahaan yang menekankan pada upaya-
upaya standarisasi, koordinasi lintas pasar, dan integrase global yang bertujuan
berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan bersaing dipasar dunia, integrase yang
efektif untuk mensubsidi operasi anak perusahaannya di berbagai negara, dan merespon
serangan-seangan dari competitor dengan cara melakukan serangan balik dipasar negara lan
atau negara asal kompetitornya (Kotabe dan Helsen, 2004).
Dalam menjalankan bisnis apapun, satu keahlian yang wajib dan harus dimiliki oleh
setiap pengusaha adalah keahlian dalam hal pemasaran secara global. Hal tersebut akan
selalu ada pada bidang ekspor dan impor produk. Pada dasarnya, pemasaran global adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dan diikuti oleh seluruh negara di dunia. Jadi, setiap
pengusaha dari seluruh negara di dunia memiliki kesempatan yang sama dalam hal
memasarkan produknya dengan cara yang unik dan juga kreatif. Hal ini dilakukan demi
menarik minat pelanggan atas produk yang sudah diproduksi oleh pengusaha Pemasaran
Global
Pengertian umum pemasaran global adalah suatu proses untuk mengutamakan
sumber daya manusia, aset fisik, uang, dan tujuan dari suatu perusahaan demi memperoleh
potensi dan demi mengambil tindakan atas adanya ancaman pasar global. Kegiatan
pemasaran juga sering disebut sebagai suatu pemasaran bergengsi yang dilakukan di seluruh
dunia. Potensi peluang dalam pemasaran global ini akan selalu terbuka untuk setiap
pengusaha, yang terpenting adalah pengusaha tersebut harus mampu menuangkan inovasi
dan kreativitasnya dalam mengembangkan pasar. Karena pengusaha yang kuat adalah
pengusaha yang tidak akan mudah menyerah ketika ada tantangan bisnis yang begitu berat.
Setiap tantangan dan kesulitan tersebut harus dijadikan sebagai suatu cambukan semangat
untuk para pengusaha. Sehingga, bisnisnya yang dijalankannya bisa semakin maju dan
berkembang lebih jauh. Karakter inilah yang sudah banyak diterapkan oleh setiap pengusaha
maju di Indonesia.
 Hal yang Mendorong dan Menghambat Pemasaran Global
Saat ini, pemasaran global dibentuk karena adanya pengaruh yang bersifat dinamis dari
berbagai kekuatan, bukan hanya yang mendorong tapi juga yang menghambatnya.
Beberapa hal pendorong pemasaran global adalah teknologi, kebutuhan dan keinginan pasar,
kualitas biaya, perkembangan ekonomi dunia, perdamaian global, serta mengenali peluang
untuk bisa meningkatkan daya tugasnya secara internasional. Sedangkan beberapa hal
penghambatnya adalah kecurangan manajemen, perbedaan pasar, kontrol nasional dan
budaya organisasi perusahaan.
 Manfaat Adanya Pemasaran Global
Beberapa pengusaha mungkin masih banyak yang belum mengetahui tentang adanya
manfaat pemasaran global. Untuk itu, dibawah ini kami akan menjabarkan beberapa
manfaat luar biasanya:
 Meningkatkan Kompetensi Para Pengusaha
Pemasaran global mempunyai suatu tujuan untuk meningkatkan kompetensi atau keahlian
setiap pengusaha untuk bisa mencari dan mendapatkan berbagai ide serta pengetahuan baru
dalam hal penjualan produknya kepada masyarakat. Kompetensi tersebut nantinya akan bisa
terlihat dengan jelas tentang siapa saja pengusaha yang berkompeten dan kurang
berkompeten.
 Bertahan Hidup
Manfaat lainnya dari pemasaran global adalah demi bertahan hidup dan demi memenuhi
kebutuhan pokok setiap masyarakat. Kenapa? Karena setiap pengusaha akan selalu dituntut
untuk bisa mendapatkan ide baru dan berinovasi dalam melakukan pemasarannya.
Berbagai ide baru tersebut sangat penting ketika sudah tidak ada lagi kebertahanan hidup
yang memadai di masyarakat. Sangat penting untuk digaris bawahi bahwa saat ini banyak
masyarakat yang sangat membutuhkan pemasaran global untuk bisa tetap bertahan hidup
dan membuat kehidupan yang lebih baik lagi.
 Kualitas Produk yang Lebih Baik
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa setiap pengusaha akan dituntut untuk bisa selalu
melahirkan ide segar yang berkualitas dalam pemasaran global agar produknya bisa menjadi
produk yang paling unggul. Produk yang berkualitas tersebut nantinya akan diserbu oleh
banyak pelanggan atau pembeli. Kita tentu paham bahwa setiap pelanggan akan selalu
membutuhkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. Untuk itu, setiap
pengusaha akan diminta dan bahkan dipaksa untuk mampu menyelesaikan masalah tersebut.
Sehingga, nantinya dari hal tersebut akan mampu melahirkan berbagai produk yang lebih
unggul.
 Pertumbuhan Ekonomi
Perlu Anda garis bawahi bahwasanya perkembangan masyarakat akan sangat tergantung
pada aktivitas jual beli yang ada disekelilingnya. Untuk itu, pemasaran global akan sangat
berpengaruh dengan adanya perkembangan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
mereka akan otomatis berjalan lancar dengan banyaknya masukan dari daerah.
Namun, perkembangan ekonomi tersebut akan menggambarkan suatu grafik yang terus
meningkat dari waktu ke waktu. Nantinya, perkembangan ekonomi ini akan sangat
menguntungkan para pengusaha untuk bisa mengembangkan usahanya.
 Meningkatkan Selera Masyarakat
Membuat produk yang sesuai dengan selera masyarakat adalah cara yang harus ditempuh
agar produk pengusaha bisa laku dan diminati oleh banyak masyarakat. Namun, selera
masyarakat ini akan terus berubah sesuai dengan keperluannya masing-masing. Bahkan,
tidak jarang selera masyarakat tersebut akan bergerak menurun atau meningkat sesuai
dengan perkembangan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.
Untuk itu, setiap pengusaha harus mampu berusaha lebih keras dalam mendapatkan ide
yang segar agar mampu meningkatkan selera masyarakat atas barang yang diproduksinya.
Apabila produk ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka perusahaan tersebut akan
mampu mendapatkan keuntungan yang besar.
Faktor Pendorong Pemasaran Global
 Perbaikan Komunikasi dan Transportasi
Hadirnya perbaikan dalam hal komunikasi serta transportasi akan mampu memudahkan
setiap pengusaha untuk mengatur seluruh urusan pengiriman produk antar negara. Adanya
perbaikan transportasi juga mampu mempermudah masyarakat untuk bisa bepergian ke
negara lain.
 Kualitas
Salah satu bentuk persaingan yang ketat dalam dunia bisnis adalah kualitas produk. Untuk
itu, setiap pengusaha akan dituntut untuk selalu mampu meningkatkan kualitas produknya
agar tidak tertinggal dalam dunia bisnis. Setiap pengusaha tersebut harus segera
memperbaiki produknya agar tidak mampu disaingi ataupun ditiru oleh pengusaha lainnya.
 Teknologi
Teknologi akan berperan penting sebagai suatu sarana dalam menyediakan berbagai
peralatan atau barang yang diperlukan dalam pemasaran global. Hal ini berguna untuk
memberikan kenyamanan dan kelangsungan hidup antar umat manusia. Pemanfaatan
teknologi di dalamnya bisa diawali dengan sumber daya alam yang diubah menjadi suatu
alat yang sederhana dan mampu membantu aktivitas manusia. Teknologi adalah suatu faktor
pendorong pemasaran global yang memiliki sifat universal dan tidak ada batasan untuk tiap
negara ataupun tiap budaya. Ketika suatu teknologi sudah dikembangkan dan mampu
menghasilkan suatu produk, maka produk tersebut nantinya akan tersedia di seluruh negara,
contoh sederhana dari teknologi yang mampu meningkatkan pemasaran global adalah
jaringan internet.

 Biaya Pengembangan Produk


Biaya pengenmbangan produk adalah suatu kontraksi penting untuk bisa memasuki pasar
global yang nantinya akan sangat membutuhkan sejumlah dana atau investasi. Dana yang
diperlukan itu nantinya bisa sangat besar dengan kurun waktu pengembangan yang cukup
lama.
 Perjanjian Ekonomi Regional
Kehadiran perjanjian ekonomi multilateral mampu mempercepat berbagai langkah dalam
mengembangkan dan meningkatkan pemasaran global. Pada dasarnya, perjanjian
multilateral adalah suatu perjanjian dagang yang dikerjakan oleh beberapa negara besar.
Beberapa contoh perjanjian ekonomi regional adalah NAFTA, GATT, dan MEA.
 Perkembangan Ekonomi Dunia
Perkembangan ekonomi dunia adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
pemasaran global. Kenapa? Karena perkembangan ekonomi dunia mampu melahirkan
peluang usaha yang mampu mendukung sebuah perusahaan untuk bisa berkembang secara
global, dan juga mampu mengurangi perusahaan asing yang masuk atau ikut campur ke
dalam perekonomian lokal
Pasar global semakin kompleks, menuntut sesuatu yang beda dan baru. Konsumen
negara maju menentukan pembelian produk dari negara berkembang dengan menetapkan
berbagai kriteria seperti masalah harga, kualitas, brand, keunikan, ketersedian dan
sebagainya yang mensyaratkan penggunaan standar operasi yang telah mereka tentukan. Di
samping itu, para pembeli dari negara maju semakin kritis tentang sistem produksi dari
negara berkembang yang berkaitan dengan isu-isu konvensional seperti lingkungan,
keamanan, makanan organik, tenaga kerja anak-anak, produk ramah lingkungan, gaji buruh
dan praktek dagang. Akibatnya, timbul berbagai tuntutan untuk menjamin kelayakan suatu
produk seperti bagaimana produk tersebut diciptakan, bahan baku yang digunakan berasal
dari mana, dan apa dampaknya terhadap lingkungan dan bagaimana cara mengelola produk
tersebut ketika sudah tidak lagi bisa dimanfaatkan. Ini terjadi terutama untuk produk furnitur
dan produk kayu dari negara berkembang yang diminta jaminannya tentang sumber bahan
bahan baku yang digunakan dan ancamannya terhadap keberlangsungan hutan hujan tropis
(Morrisand Dunne, 2004).
Kemudian, produk furnitur dari negara berkembang dituntut untuk mencantumkan
sebuah tanda atau mata dagang yang biasa dikenal sebagai ekolabel (ecolabelling)
(Kristanto, 2002) yang menunjukkan bahwasanya produk tersebut ramah lingkungan
terutama dalam pengambilan bahan baku dari hutan. Saat ini, pembeli asing terutama dari
Amerika Serikat, Jepang dan Eropa yang mensyaratkan sertifikat ekolabel kepada para
produsen furnitur (Indrawan, 2012). Industri furnitur dianggap sebagai salah satu penyebab
rusaknya hutan akibat penebangan yang berlebihan dan pembalakan liar. Melalui pertemuan
International Tropical Timber Organization (ITTO) yang diadakan di Bali pada tahun 1990
melahirkan komitmen untuk terlaksananya pengelolaan hutan yang lestari paling lambat
pada tahun 2000. Sejak saat itu gagasan tentang ekolabel produk furnitur mencuat. Mulai
tahun 2000, akan dilakukan pemberian label atau sertifikat pada produk yang terbuat dari
kayu tropis.(Tunggal, 2008).
Apakah perusahaan akan tetap beroperasi di pasar yang mereka kenal saat ini atau
akan memasarkan produk yang dihasilkannya ke negara lain, para pemasar menyadari
bahwa pemahaman yang jelas tentang apa yang sedang terjadi di sekitarnya merupakan
suatu hal yang penting agar mereka dapat membuat keputusan pemasaran yang tepat dan
baik. Jika tidak, mereka seakan mengemudikan pesawat terbang dengan mata tertutup tanpa
mengetahui perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus serta adanya pesawat terbang
lain (pesaing) yang berada di sekitarnya.
Para perencana pemasaran harus memahami gambaran ekonomik, peta persaingan,
lingkungan legal dan lingkungan politik dan berbagai faktor lainnya yang dapat membangun
atau bahkan merusak usaha pemasaran yang masa depan yang mereka ingin lakukan. Bila
perusahaan ingin memperluas usahanya ke negara-negara lain maka pemahaman tentang
gambaran besar dari pemasaran internasional merupakan suatu keharusan. Jika perusahaan
ingin melakukan ekspansi ke pasar global, maka para pemasar harus membuat keputusan-
keputusan pemasaran yang mungkin berbeda dengan keputusan pemasaran yang biasa
mereka buat untuk pasar domestik selama ini. Pasar global tampaknya menjanjikan dan
menguntungkan bagi banyak perusahaan. Banyak orang tidak sepakat dengan pernyataan ini
karena perdagangan bebas belum tentu bermanfaat untuk kita semua, karena ada yang
memperoleh keuntungan, namun tidak sedikit yang mengalami kesulitan dan merugi saat
mereka melakukan globalisasi produk mereka. Berbagai isu seperti pemanasan global
mengharuskan para pemain global membuat perjanjian dan kesepakatan internasional agar
perusahaan dan pemerintah dipaksa ikut suatu peraturan yang meminta mereka membuat
produk ramah lingkungan yang sesuai dengan ketentuan berbagai badan dunia yang berlaku
saat ini.
Pemasaran global memang merupakan sesuatu yang menarik bagi banyak
perusahaan, namun taruhannya juga besar karena bisa saja perusahaan bukan beruntung
malah merugi. Bisa saja preferensi konsumer di pasar global berbeda dengan pasar lokal
sehingga membuat anda sakit kepala memikirkannya. Terlebih lagi, perusahaan menghadapi
persaingan bukan hanya dari perusahaan lokal namun juga perusahaan asing serta harus
melihat kenyataan tentang adanya perbedaan hukum nasional, dan peraturan perpajakan
yang bisa menambah pusing kepala anda.
Memperluas kegiatan usaha pada pasar luar negeri bukanlah keputusan yang tepat
dan benar bagi setiap perusahaan. Bagi sebagian perusahaan, pasar global bisa berarti
perusahaan menjadi pelanggan dari berbagai perusahaan besar atau perusahaan kecil karena
mereka mengimpor produk yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usahanya. Meskipun
demikian, ada juga perusahaan kecil yang mempunyai pengharapan besar bahwa produk
yang dibuatnya bisa laku dijual di pasar global karena banyak orang memang
membutuhkannya. Perdagangan dunia (world trade) menurut Solomon et al. (2012 p:93)
adalah aliran dari barang dan jasa di antara berbagai negara yang berbeda – yang merupakan
nilai total dari semua kegiatan ekspor dan impor dari seluruh negara- negara yang ada di
dunia. Jika terjadi krisis ekonomi bisa saja nilai perdagangan dunia bisa menurun dan
kemudian meningkat kembali.
Tentu saja tidak semua negara ikut berperan serta secara sama dalam perdagangan
dunia. Memahami gambaran besar tentang siapa saja yang melakukan kegiatan usaha dan
dengan siapa mereka berusaha merupakan suatu hal yang penting bagi pemasar bila mereka
ingin menyusun strategi perdagangan global yang ingin dilakukannya. Seringkali
merupakan suatu hal yang baik jika perusahaan mempunyai pelanggan pada pasar yang jauh
lokasinya dari tempat perusahaan itu berada, namun untuk melayani dan memenuhi
kebutuhan mereka memerlukan keluwesan dalam arti kata kita harus melakukan secara
berbeda karena kita harus beradaptasi dengan kondisi lokal dan kondisi sosial yang ada.
Sebagai contoh misalnya kita harus mengakomodasi mitra bisnis yang tidak bisa membayar
kontan atas pembelian produk yang diimpornya. Bahkan banya mata uang di dunia ini yang
hanya berlaku sampai ke perbatasan negaranya saja. Bisa juga terjadi kesulitan saat uang kas
atau kredit memang tidak tersedia maka transaksi yang terjadi bisa berupa barter, misalnya
helikopter produk IPTN ditukar dengan ketan dari Thailand, yang terjadi beberapa waktu
yang lalu. Berbagai kesulitan tersebut di atas, yang mungkin saja terjadi perlu
dipertimbangkan masak-masak saat perusahaan akan masuk dan melakukan kegiatan
perdagangan dunia.
Meskipun mungkin ada jutaan bahkan miliaran calon konsumen ada di negara lain,
yang haus dengan produk yang dibuat sebuah perusahaan merupakan hal yang menggoda,
tidak semua perusahaan harus “go global” dan tentu saja tidak semua pasar global serupa.
Bila perusahaan membuat keputusan untuk masuk pasar global, maka para pemasar perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini, yang bisa saja meningkatkan keinginan
mereka atau malah mengurangi keinginan mereka untuk masuk pasar global.
B. Lingkungan Ekonomi
Kondisi ekonomi di negara tempat organisasi internasional beroperasi. Kondisi
ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat
mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis tersebut. Ketika perekonomian kuat,
tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga
tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi ini,
mereka membeli sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini
memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak
karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah
yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah
yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian
karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang memiliki
penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan
jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul
karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya
perusahaan mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini,
beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan
sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
Pemasar perlu memahami status ekonomi dari dua perspektif: (1) kesehatan ekonomi
secara keseluruhan dan tingkat pembangunan sebuah negara, serta (2) siklus kegiatan bisnis
saat ini. Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi sebuah negara
adalah gross domestic bruto (GDP): yaitu “total dollar values of goods and services
produced by a nation within its borders in a year”. Alat ukur yang lain adalah General
National Product (GNP): yaitu “the value of all goods and services produced by a
country’s citizens or organizations, whether located within country’s border or not”.
Selain GDP total, pemasar juga ingin membandingkan keadaan ekonomi sebuah
negara berdasarkan GDP per kapita (individual), yaitu membagi GDP total dengan jumlah
penduduk dari sebuah negara. GDP per kapita seringkali merupakan indikator kesehatan
ekonomi yang lebih baik karena disesuaikan dengan ukuran populasi atau jumlah penduduk
total sebuah negara.
Perbandingan kesehatan ekonomi dengan menggunakan GDP per kapita seringkali
tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya karena kesehatan sebuah negara bisa saja
terkonsentrasi di tangan sedikit orang saja, sementara sebagian besar penduduk negara tadi
tidak mempunyai kemampuan apa-apa untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Tentu informasi GDP saja tidak bisa memberikan gambaran yang baik tentang kesehatan
sebuah negara yang bisa dijadikan dasar dalam membuat keputusan untuk menentukan
apakah sebuah pasar asing menarik atau tidak. Pemasar juga harus mempertimbangkan
apakah dapat melakukan kegiatan usaha di negara lain sebagaimana biasanya. Alat ukur lain
yang dapat digunakan adalah economic infrastructure yang didefinisikan sebagai “the
quality of a country’s distribution, financial and communication system.”
Terdapat beberapa isu yang harus dipikirkan oleh pemasar saat mereka menentukan
apakah sebuah negara merupakan prospek bisnis yang baik. Perlu disadari bahwa terdapat
kondisi ekonomi lain yang harus kita pertimbangkan dan pahami yaitu gambaran lebih luas
dari kondisi ekonomi, yang disebut dengan level of economic Development.
Selain itu, ada indikator lain yang bisa digunakan oleh pemasar yaitu standard of
living – nilai rata-rata kuantitas dan kualitas barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
penduduk sebuah negara. Indikator ini membagi negaranegara di dunia menjadi tiga tingkat
dasar pembangunan ekonominya yaitu (1) least developed country, yaitu negara yang
ekonominya berbasis pertanian, contohnya seperti negara di Asia Selatan dan Afrika (2)
developing country, yang terjadi akibat perubahan ekonomi berbasis pertanian menjadi
berbasis industri, di mana tingkat kehidupan, pendidikan dan penggunaan teknologi
meningkat; dan (3) developed country yang ditandai oleh sistem pemasaran yang rumit,
perusahaan privat yang kuat dan tersedianya potensi pasar yang berlimpah ruah, baik produk
maupun jasa. Negara-negara semacam ini tentu saja menawarkan banyak peluang bagi para
pemasar internasional.
Selain tingkat kesehatan ekonomi sebuah negara, para pemasar juga harus
memperhatikan siklus bisnis yang terjadi dalam sebuah negara. Siklus bisnis menjelaskan
pola perubahan keseluruhan atau fluktuasi ekonomi. Siklus bisnis dimulai dari prosperity
(tingkat permintaan, lapangan kerja, dan pendapatan yang tinggi), recession (permintaan,
lapangan kerja, dan pendapatan yang menurun), recovery (pemulihan produksi secara
bertahap, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan pendapatan). Kondisi yang lebih
parah dibanding recession adalah depression yaitu periode di mana harga jatuh namun hanya
ada sedikit permintaan karena hanya sedikit orang yang mempunyai uang dan banyak orang
yang tidak mempunyai pekerjaan.
Inflasi terjadi bila harga-harga dan biaya hidup meningkat sementara uang
kehilangan kekuatan membeli karena biaya produk meningkat. Dalam kondisi semacam ini,
pendapatan dalam rupiah bisa saja meningkat namun pendapatan yang sebenarnya – apa
yang bisa dibeli dengan rupiah tersebut – menurun karena barang dan jasa memerlukan
biaya lebih besar.
Siklus bisnis penting bagi pemasar karena pengaruhnya pada perilaku membeli
pelanggan. Pada masa prosperity, konsumen membeli lebih banyak barang dan jasa. Para
pemasar berusaha untuk menumbuhkembangkan bisnis dan memelihara tingkat inventori;
bahkan membangun produk baru untuk memenuhi keinginan pelanggan untuk
membelanjakan uangnya. Pada masa recession, seperti yang banyak dialami oleh banyak
negara pada tahun 2008, menyebabkan konsumen membeli lebih sedikit dari biasanya.
Penting untuk dicatat bahwa bila perusahaan melakukan penelitian tentang
lingkungan ekonomi, mereka harus mengevaluasi semua faktor yang berpengaruh terhadap
pola perilaku beli konsumen dan bisnis, termasuk rasa aman yang dimiliki konsumen berada
dalam suatu kesehatan ekonomi tertentu.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat aktivitas ekonomi
secara umum. Kadang kala pertumbuhan ekonomi kuat, dan pada saat yang lain
pertumbuhan ekonomi relative lemah. Misalnya, pada suatu waktu kirakira separuh
penduduk Amerika Serikat pernah terlibat dalam kgiatan produksi makanan. 2,5% duduk
Amerika Serikat bekerja di bidang pertanian. Tetapi efisiensi pertanian telah meningkat
karena ditemukan cara dan teknologi yang lebih baik untuk berproduksi dan teknologi yang
lebih baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa produksi pertanian telah tumbuh karena
mampu meningkatkan output ekonomi yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.

C. Perubahan Dunia Ekonomi


Setiap perusahaan yang melaksanakan pemasaran global akan menghadapi
lingkungan ekonomi yang berbeda-beda di setiap negara yang di masuki. Ada pepatah yang
menyaakan bahwa didunia ini tidak ada yang konstan selain perubahan. Demikian pula
halnya dengan lingkungan ekonomi. Dewasa ini semakin banyak bermunculan pasar dan
pesaing global yang bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pamasar global.
Menurut keegen (1989 , p.65) ada empat perubahan mendasarkan yang telah terjadi dalam
beberapa dekade lalu, yaitu :
1. Perpindahan modal (capital movements) telah mengambil alih peranan
perdagangan sebagai driving force perekonomian dunia.
2. Aspek produksi mulai dapat “terlepas” dari aspek ketenagakerjaan. Hal ini dapat
dilihat pada kenyataan bahwa meskipun jumlah tenaga kerja dalam sektor
industri dan pertanian mengalami penurunan atau bahkan konsisten, tetapi
jumlah produksi tetapi meningkat.
3. Produk primer tidak lagi mendominasi ekonomi industrial. Adanya penurunan
sevara drastic dalam Negara bahan mentah tertenu (misalnya minyak) tidak akan
menyebabkan depresi ekonomi dunia.
4. Makro ekonomi sebagai pengendali ekonomi tidak lagi pada tingkat Negara,
tetapi berkembang pada tingkat ekonomi dunia.
Pada dasarnya lingkungan ekonomi dapat di tinjau dari dua sudut pandang yaitu :
sudut pandang makro dan mikro. Berdasarkan sudut pandang makro: kebutuhan dan
keinginan masyarakat dan kebijakan ekonomi suatu Negara membentuk cakupan pasar dan
pandangan ekonomi. Sedangkan sudut pandang mikro lebih berfokus pada kemampuan
suatu perusahaan untuk bersaing dalam pasar tertentu.
D. Lingkungan Ekonomi Makro
Perekonomian suatu Negara mencakup sumber-sumber pendapatan domestic dan
alokasi sumber daya yang ada. Efisiensi perekonomian setiap Negara sangat bervariasi.
Oleh karena itu situasi ekonomi Negara tertentu sebagai tujuan pemasaran global harus
dipahami secara baik dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Adapun
informasi mengenai lingkungan lingkungan makro ekonomi yang dibutuhkan meliputi
karakteristik pasar (populasi dan pendapatan) neraca pembayaran, pola perdagangan, strukur
konsumsi, dan perkembangan pasar.
Karakteristik Pasar
Informasi yang sering digunakan dalam merumuskan rencana pemasaran global
adalah pertumbuhan serta distribusi pendapatan dan penduduk. Jumlah penduduk
mencerminkan ukuran pasar. Sedangkan pendapatan mencerminkan daya beli sebagai
konsumen, meskipun demikian tidak ada hubungan atau korelasi yang pasti antara
pendapatan dan jumlah penduduk suatu Negara. India memiliki jumlah penduduk yang lebih
besar. Tetapi tingkat nasionalnya rendah. Sementara itu Amerika serikat dan jepang
memiliki jumlaj penduduk dan tingkat pendapatan yang tinggi.
Neraca Pembayaran
Catatan dari keseluruhan transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan
negara –negara lain. Neraca pembayaran terdiri atas current account, capital account dan
reserve account. Current account adalah catatan transaksi seluruh perdagangan barang dan
jasa, hibah pribadi dan bantuan masyarakat antar-negara. Capital account merupakan catatan
atas semua investasi langsung (yang mencakup 20% atau lebih dari kekayaan perusahaan ).
Investasi portofolio (mencakup kurang dari 20% dari kekayaan perusahaan ) dan arus modal
lainnya (jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan reserve account merupakan
catatan atas segala perubahan yang terjadi karena transaksi dengan nama net errors and
omissions yang akan menyeimbangkan neraca pembayan, dengan demikian neraca
pembayaran suatu Negara akan selalu dalam keadaan seimbang.
Pola Perdagangan
Perdagangan dunia tumbuh jauh lebih pesat dari pada produksi semenjak berkhirnya
perang dunia II. Pertumbuhan yang cepat tersebut banyak di dukung oleh seKtor menufaktur
dari pada pertambangan maupun pertanian. Pola perdagangan regional didominasi oleh
ekspor dari Negara industry ke Negara industry lainnya. Pola perdagangan terbesar kedua
adalah ekspor dari Negara berkembang ke Negara industry . sedangkan pola terbesar ketiga
adalah ekspor dari Negara industri ke negara berkembang. Ada hubungan positif antara
pertumbuhan ekspor menunjukan kemampuan suatu Negara untuk menembus pasar luar
negeri. Dengan semakin luasnya pasar suatu negara, maka ekonominya akan semakin
berkembang.
Pola Konsumsi
Pola konsumsi suatu negara dapat dipandang dari suatu potensi dan struktur
konsumsinya, pola konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan seseorang atau suatu
Negara. Hal ini yang mendasari dilakukannya segmentasi pasar atas dasar pendapatan. Ernst
engel melakukan observasi atas hubungan antara perubahan permintaan dan perubahan
pendapatan. Dari hasil observasi tersebut dirumuskan hukum engel yang menyatakan bahwa
“apabila pendapatan naik hingga melampaui tingkat minimum tertentu, maka pengeluaran
untuk makanan dalam presentase terhadap keseluruhan pendapatan akan menurun,
meskipun jumlah absolute pengeluaran untuk makanan tetap atau meningkat. Pada
umumnya tingkat kejenuhan produk (product saturation level) akan meningkat apabila
terjadi peningkatan pendapatan perkapita. Tingkat kejenuhan produk adalah persentase
jumlah pembeli potensial aau rumah tangga yang memiliki produk tertentu. Apabila tingkat
pendapatan telah cukup bagi pasar untuk membeli suatu produk, maka faktor lain (selain
pendapatan) juga akan menentukan tingkat pembelian suatu produk.
Perkembangan Pasar
Berdasarkan GNP perkapita, tahap perkembangan pasar global dapat
diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu;
1. Negara pra – industry
- Industrialisasi terbatas dan presentase penduduk yang bekerja dalam sektor pertanian
tinggi
- Tingkat kelahiran tinggi
- Tingkat melek rendah
- Tingkat ketergantungan pada bantuan luar negeri tinggi
- Masih banyak kerusuhan dan ketidakstabilan politik
2. Negara belum berkembang
- Berada dalam tahap awal industrialisasi
- Mulai banyak didirikan pabrik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri akan
produk-produk seperti makanan dalam kemasan, baterai bahan bangunan dan
sebagainya
- Negara belum berkembang juga merupakan lokasi bagi produk-produk yang telah
didistandardisasi atau produk dewasa (dalam plc) seperti pakaian untuk diekspor.
3. Negara sedang berkembang
- Persentase penduduk yang bekerja disektor pertanian menurun tajam, karena banyak
yang berurbanisasi dan beralih ke sector industry.
- Meskipun ada peningkatan upah, tetapi masih lebih rendah di bandingkan Negara
maju
- Tingkat melek huruf dan tingkat pendidikan relative tingggi
- Dengan dipacu oleh pertumbuhan ekspor, maka tingkat pertumbuhan ekonominya
juga mengalami peningkatan.
4. Negara industri
- Mengalami transisi ke arah status post industrial
- Terjadi peningkatan tingkat upah dan biaya
- Terjadi peningkatan infrastruktur
- Meningkatnya jumlah penduduk berpendidikan tinggi
5. Negara maju
- Tingkat pendapatan tinggi sebagai hasil proses pertumbuhan ekonomi yang
berkeseimbangan
- Kesempatan pasar sangat tergantung pada produk baru dan inovasi
- Perluasan pasar harus dilakukan melalui penciptaan pasar baru
- Teknologi informasi berkembang pesat - Banyak menghasilkan produk baru dan produk
inovati
Indikator Ekonomi Lainnya
Selain aspek – aspek lingkungan ekonomi yang telah diuraikan di atas, masih ada
beberapa informasi lain yang dibutuhkan oleh pemasar global. Beberapa diantaranya adalah:
1 Indikator-indikator produksi ( misalnya produksi baja, mobil, minyak) 2. Harga ( misalnya
harga gandum, emas) 3. keuangan ( tingkat bunga, obligasi) 4. indicator lainnya ( penjualan
eceran )
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemasaran global tidak di haruskan
untuk mengumpulkan dan menganalisis semua indicator atau informasi ekonomi yang ada,
karena sangat sulit dan bahkan hampir tidak mungkin untuk melakukan hal itu di semua
Negara. Denagn demikian pemasar global harus mempertimbangkan dan memilih indicator
ekonomi yang relevan dengan keputusan pemasaranya.
E. Lingkungan Mikro Ekonomi
Lingkungan yang mempengaruhi kepentingan produk dan atau pasar suatu
perusahaan. Pengujian terhadap lingkungan mikro ekonomi dapat menentukan apakah
perusahaan yang bersangkutan dapat menembus atau memasuki suatu pasar dengan sukses.
Pada dasarnya lingkungan mikro ekonomi menyangkut aspek pesaingan.

Sumber Persaingan
Setiap perusahaan dalam suatu Negara menghadapi persaingan dalam pasar global
dari tiga sumber utama, yaitu bisnis lokal, perusahaan lainnya dalam Negara yang sama, dan
perusahaan luar negeri. Setiap pesaing yang berbeda dapat berusaha memenuhi jenis
permintaan yang berlainan. Ada tiga jenis permintaan yang dapat di penuhi suatu
perusahaan, yaitu :
1. Existing demand : produk yang di beli untuk memuaskan kebuuhan tertentu.
2. Latent demand: situasi dimana kebutuhan tertentu telah diketahui atau di identifikasi
3. Incipient demand: suatu kebutuhan yang diperkirakan akan muncul apabila
konsumen menyadarinya pada suatu saat dimasa mendatang. Disamping itu,
persaingan dapat pula dianalisis berdasarkan karakteristik produk. Dalam hal ini
produk dapat dikelompokan menjadi tiga ketegori, yaitu : 1. Breakthrough product:
suatu inovasi unik yang sifatnya sangat teknis 2. Competitive product: salah satu dari
sekian banyak merek yang bersedia di pasar dan tidak memiliki keunggulan khusus
atas produkproduk yang bersaing. 3. Improved product: produk yang tidak bersifat
unik, tetapi secara umum lebih superior dari pada kebanyakan merek yang ada. Sifat
persaingan yang dihadapi suatu perusahaan dalam memasuki pasar luar negeri
tertentu dapat ditentukan dengan menghubungkan ketiga jenis produk dengan ketiga
tipe permintaan. Berdasarkan penilaian atas persaingan, suatu perusahaan dapat
menetapkan produk/pasar mana yang paling sesuai untuk dipilih.
Keunggulan Kompetitif
Langkah analisis sumber persaingan yang di hadapi saja belumlah cukup, tetapi juga
dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk menetapkan keunggulan kompetitif perusahaan atas
para pesaingnya, baik pesaing yang ada saat ini maupun pesaing potensial.
Analisis Lingkungan Ekonomi
Analisis lingkungan ekonomi diperlukan untuk menentukan apakah suatu
perusahaan layak untuk memasuki pasar Negara tertentu lainnya. Peluang pemasaran dapat
di nilai berdasarkan suatu skema konseptual yang mempertimbangkan beberapa variable
Karakteristik Cost-Benefit
Kriteria Cost benefit menekankan aspek-aspek pasar, persaingan dan implikasi
finansial dari menjalankan bisnis disuatu Negara asing. Hal-hal yang di pertimbangkan
dalam kriteria ini adalah :
A. Pasar
B. persaingan
C. financial
Karakteristik Risk/Reward
Kriteria risk/reward menekankan pada bauran situasi (sosial, politik, dan ekonomi).
Host country yang selalu berubah secara keseluruhan . dengan demikian criteria ini sangat
kompleks, karena tidak hanya mempertimbangkan situasi ekonomi, tetapi juga lingkungan
lainnya.
F. Kerangka Sistematis Untuk Analisis Lingkungan Ekonomi Global
Terdiri atas tiga fase, yaitu:
1. SELEKSI PASAR NASIONAL
Pasar nasional yang ingin di masuki diseleksi berdasarkan analisis komparatif
beberapa Negara dengan menggunakan beberapa criteria berikut
A. Permintaan masa datang dan potensial ekonomi Negara yang bersangkutan
B. Distribusi purchasing power berdasarkan segmen pasar
C. Standar teknis produk di masing-masing Negara
D. Adanya “spillover” dari pasar nasional kepasar lainnya E. Akses terhadap sumber
daya vital
2. PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN
Langkah selanjutnya adalah pengelompokan setiap Negara berdasarkan tahap
perkembangan ekonominya. Kriteria yang digunakan bukan pendapatan perkapita, tetapi
tingkat penetrasi pasar oleh produk generik yang ada. Faktor yang perlu dipertimbangkan
antara lain aksesibilitas pasar, situasi persaingan lokal, struktur pelanggan, dan potensi re-
import. Pendekatan untuk menentukan strategi memasuki setiap Negara akan sangat
bervariasi. Perusahaan harus merumuskan strategi pemasaran generik untuk masing-masing
Negara atau kelompok Negara, dengan mempertimbangkan pula investasi, risiko, produk,
dan kebijakan penetapan harga.
3. PENGEMBANGAN RENCANA PEMASARAN
Langkah utama yang perlu dilakukan dalam mengembangkan rencana pemasaran
yang terperinci adalah manentukan lini produk dan alokasi sumber daya yang sesuai untuk
setiap pasar lokal. Analisis bisnis internasional potensial, penjualan global, dan target laba
berdasarkan estimasi pada fase pertama sangat berguna dalam penentuan lini produk.
Kerangka alokasi sumberdaya dapat direncanakan atas dasar kuota investasi, kebutuhan
manajemen dan persyaratan tenaga kerja terampil.
Hadirnya pasar global sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada suatu masyarakat,
untuk itu hal tersebut harus terus dikembangkan untuk mencegah adanya ancaman
perekonomian masyarakat. Berikut ini adalah enam faktor utama yang mampu mendorong
pemasaran global.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pemasaran global adalah mengacu pada kegiatan-kegiatan perusahaan yang


menekankan pada upaya-upaya standarisasi, koordinasi lintas pasar, dan integrase global
yang bertujuan berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan bersaing dipasar dunia,
integrase yang efektif untuk mensubsidi operasi anak perusahaannya di berbagai negara, dan
merespon serangan-seangan dari competitor dengan cara melakukan serangan balik dipasar
negara lan atau negara asal kompetitornya.
Pemasar perlu memahami status ekonomi dari dua perspektif: (1) kesehatan ekonomi
secara keseluruhan dan tingkat pembangunan sebuah negara, serta (2) siklus kegiatan bisnis
saat ini. Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi sebuah negara
adalah gross domestic bruto (GDP).
Selain GDP total, pemasar juga ingin membandingkan keadaan ekonomi sebuah
negara berdasarkan GDP per kapita (individual), yaitu membagi GDP total dengan jumlah
penduduk dari sebuah negara. GDP per kapita seringkali merupakan indikator kesehatan
ekonomi yang lebih baik karena disesuaikan dengan ukuran populasi atau jumlah penduduk
total sebuah negara.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat berharap dengan hadirnya makalah ini
mampu memperluas ilmu dan pengetahuan pembaca mengenai lingkungan pemasaran
global yakni dari segi factor ekonomi. Penulis sadar dari isi makalah ini tidaklah sempurna,
maka diharapkan pula agar makalah ini sebagai pemantik dalam memperluas kajian materi
mengenai pemasaran global dari segi lingkungan pemasaran yakni factor ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Santoso,H., 2010. Ekolabel Sebagai Instrument Pengelolaan Lingkungan Pada Industri


Furnitur, Semarang: Universitas Diponegoro.

Purnomo,H., Guizol,P.,dan Muhtaman,D. R. 2009. Governing the teak furnitur business: A


global value chain system dynamic approach,Journal of Environmental Modelling
& Software

Mahanani, E. 2015. Pemasaran Internasional. Modul. Fakultas Ekonomi Program Studi


Manajemen Universitas Persada Indonesia Y.a.i. Jakarta

Morris, M. and Dunne, M., 2004. Driving environmental certfication: its impact on the
furnitur and timber products value chain in South Africa. Journal of Geoforum 35
2004)

Thai, V. N., Morioko,T., Tokai,A., Yamamoto,Y., and Matsui,T., 2010.Selection of Product


categories for national eco-labelling scheme in developing countries: a case study
of Vietnames manufacturing sub-sectors,Journal of Cleaner Production Vol. 18
page 1446-1457.
Wiharto, B. tidak dipublikasikan. Manajemen Pemasaran, Lingkungan dan Strategi
Pemasaran. Modul. Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai