Makalah Kelompok 3 Pendidikan Anti Korupsi
Makalah Kelompok 3 Pendidikan Anti Korupsi
Kelas: A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kempok 3 untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmatnya
Makalah dapat menyelesaikan. makalah Dampak Masif Korupsi
Makalah disusun oleh kelompok 3 guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi. Selain itu kelompok juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Dampak Masif Korupsi
Kelompok mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen selaku
mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
Mahasiswa.Kelompok juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kelompok terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Cover ...........................................................................................1
Kata pengantar ............................................................................2
Daftar Isi ......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................4
BAB II TEORI
A. DEFINISI KORUPSI................................................................5
B. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI..............................................................6
C. DAMPAK MASIF KORUPSI.....................................................................9
D. METODE DALAM MENANGGULANGI KORUPSI...................................11
A. KESIMPULAN .........................................................................13
B. SARAN....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi di tanah negara, ibarat“ peninggalan haram” tanpa pesan wasiat. Dia
senantiasa lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap
orde yang datang silih berubah. Nyaris seluruh segi kehidupan terkena korupsi.
Apabila disederhanakan pemicu korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi sedang faktor eksternal merupakan aspek pemicu terbentuknya korupsi
sebab seba- sebadari luar. Aspek internal terdiri dari aspek moral, misalnya
lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola
hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang bisa mendesak seorang
buat berperilaku korup. Faktor eksternal dapat dilacak dari aspek ekonomi misalnya
pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan,aspek politis misalnya instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
managemen&organisasi ialah ketiadaan akunta bilitas serta transparansi, aspek
hukum,nampak dalam buruknya bentuk perundang undangan serta lemahnya
penegakkan hukum serta aspek sosial ialah area ataupun warga yang kurang
menunjang sikap anti korupsi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Penafsiran korupsi
2. Aspek pemicu korupsi
3. Akibat masif korupsi
4. Metode menanggulangi korupsi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah Dampak Masif Korupsi yaitu untuk mata
kuliah Pendidikan Anti Korupsi,menjelaskan apa yang sudah di papar dalam
rumusan masalah diatas
4
BAB II
TEORI
A. DEFINISI KORUPSI
1
MM.Khan. 2008. Political And Administrative Corruption Annota Ted Bibliography
5
yang menyangkut masalah penyuapan,yang berhubungan dengan mani
pulasi di bidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan
universal. Perihal ini diambil dari definisi yang berbunyi“ financial
manipulations and deliction injurious to the economy are often labeled
corrupt”.
6
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Erry Riyana Hardjapamekas
menyebutkan tingginya kasus korupsi di negeri ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:
(1) Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa, (2) Rendahnya gaji
Pegawai Negeri Sipil, (3) Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan
hukum dan peraturan perundangan, (4) Rendahnya integritas dan
profesionalisme, (5) Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga
perbankan, keuangan, dan birokrasi belum mapan, (6) Kondisi lingkungan kerja,
tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, dan (7) Lemahnya keimanan,
kejujuran, rasa malu, moral dan etika.
Secara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi karena faktor politik,
hukum dan ekonomi, sebagaimana dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam
Membasmi Korupsi yang mengidentifikasikan empat faktor penyebab korupsi
yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi dan birokrasi serta faktor
transnasional.
Dari beberapa uraian di atas, tindak korupsi pada dasarnya bukanlah peristiwa
yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat
kompleks. Faktor-faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi,
tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagi seseorang
untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara garis besar penyebab korupsi
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang
dapat dirinci menjadi:
1) Sifattamak/rakus manusia.
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan
korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau
pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.
7
membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan
korupsi.
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang
sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan
dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri
pelaku.
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
1) Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang
dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini
pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Oleh karena
itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi
karena :
8
jawab pemerintah semata. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa
diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya.
b. Aspek ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas
diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis
Menurut Rahardjo bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan
masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai
aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu
lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang
dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih
dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi
9
politik, rendahnya kualitas pelayanan dan pembatasan akses terhadap
pelayanan vital seperti air, kesehatan dan pendidikan. Kedua, dampak tidak
langsung terhadap orang miskin yakni pengahlian sumber daya milik publik
untuk kepentingan pribadi dengan kelompok, yang seharusnya di peruntukan
guna kemajuan sektor sosial dan orang miskin, melalui pembatasan
pembangunan. 2
Hal ini secara langsung memiliki pengaruh kepada langgengnya kemiskinan.
a) Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
b) Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
c) Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
d) Meningkatnya angka kriminalitas
e) Solidaritas sosial semakin langka dan demoralisasi
10
b) Menurunnya kualitas hidup.
11
Membangun supremasi hukum yang kuat adalah dengan memberlakukan
hukuman secara adil tanpa pilih kasih sehingga tak ada lagi manusia yang
kebal hukum.
BAB III
3
https://www.indozone.id/life/V6sJkXV/7-cara-efektif-memberantas-korupsi
12
PENUTUP
Kesimpulan
A. SARAN
Dengan kekayaan yang sangat melimpah ini, rakyat
Indonesia seharusnya dapat hidup lebih baik dan bahkan sangat
mungkin untuk menjadi yang terbaik didunia ini.
Sudah sewajarnya kalau penduduk Indonesia hidup sejahtera jika
melihat kekayaan yang dimiliki tersebut Tidak ada orang yang
kelaparan, tidak ada orang yang menderita karena sakit dan tidak
sanggup buat berobat, tidak terdapat lagi kebodohan sebab tiap
orang sanggup bersekolah sampai tingkat yang
13
paling besar, tidak ada orang yang tinggal di kolong jembatan lagi
karena semua orang mempunyai tempat tinggal layak, tidak ada
kemacetan yang parah sebab kota tertata dengan baik, anak-anak
berkembang sehat sebab ketercukupan gizi yang baik.Anak-anak
jalanan, pengemis, dan penyakit masyarakat lain sudah menjadi
cerita masa lalu yang sudah tidak ada lagi. Anak yatim, orang-
orang usia lanjut hidup sejahtera dan dicermati oleh pemerintah.
Bukan suatu kesengajaan kalau di tengah kata Indonesia ada
kata‘ ONE’, indonesia, yang berarti satu. Pastinya ini hendak
dapat dimaksud kalau Indonesia bisa menjadi negara nomor satu
didunia.
DAFTAR PUSTAKA
14
MM.Khan. 2008. Political And Administrative Corruption Annota Ted Bibliography
TanziTanzi, Vito 1998 Corruption Around The World Causes, Conesquences, Scop
and Cures, Internasional Monetary Fund Working Paper
https://www.indozone.id/life/V6sJkXV/7-cara-efektif-memberantas-korupsi
15