Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA LINGKUNGAN

Hubungan Kadar Oksigen dalam Air dengan Parameter Fisika, Kimia


dan Parameter Biologi

Oleh :
Ameliana Fitriyanti (18035054)
Annisa (18035057)
Annisa Elvina (18035120)
Hendriko (18035064)

Dosen Pembimbing :
Dr. Indang Dewanta, M.Si
Hary Sanjaya, S.Si.,M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. PARAMETER KIMIA
1. BOD
Di dalam air terdapat banyak senyawa organik (asam lemak, cellulosa, asam
organik, lemak dan protein) dan organik terlarut (logam berat, amoniak, nitrit) serta
mikroorganisme yang berpotensi mengkonsumsi oksigen (Sugiharto, 1987).
Semakin besar BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran air limbah semakin
besar (Jaya dkk, 1994). Menurut Waluyo (2007), Mikroorganisme yang
memerlukan oksigen untuk memecah bahan buangan organik sering disebut dengan
bakteri aerobic. Selanjutnya dikatakan mikroorganisme yang tidak memerlukan
oksigen, disebut dengan bakteri anaerobik. Proses penguraian bahan buangan
organik melalui proses oksidasi oleh mikro organisme atau oleh bakteri aerobik
adalah sebagai berikut :
H 2 O+CNH 3 → Ba h an Organik+ oksigen
2. DO
. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada suhu dan tekanan atmosfer.
Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh
dalam udara pada 25 ° C dan tekanan 1 atmosfer adalah 8,32 mg / L. Kadar
oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia.
Ikan dan organisme akuatik lain yang membutuh- kan oksigen terlarut dengan
jumlah yang cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme.
Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi sistem
respirasi organisme akuatik. Akibatnya, pada saat kadar oksigen terlarut rendah.
Terdapatnya logam berat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan organisme
akuatik menjadi lebih menderita.
Konsentrasi oksigen terlarut DO (disolved oksigen) merupakan parameter
penting yang harus diukur untuk mengetahui kualitas perairan. Organisme perairan
tidak selalu nyaman hidup pada air dengan kandungan oksigen tinggi. Air dengan
oksigen terlalu tinggi 200% jenuh berakibat dapat membahayakan organisme.
Tingkat kejenuhan tersebut ditentukan oleh suhu air dari salinitas air, makin tinggi
suhu air maka kapasitas kejenuhan oksigen makin besar [ CITATION Dun94 \l 1057 ],
sebailiknya makin tinggi salinitas kapasitas kejenuhan oksigen di air semakin
menurun[ CITATION IKe15 \l 1057 ]
3. pH
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupn yang mempunyai pH
sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH.
Bila pH di bawah pH normal, ar tersebut bersifat asam. Malah, udara yang
mempunyai pH di atas pi norma! bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan
industri akan mengubah pH udara yang akhimya akan mengganggu kehidupan biota
akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai pH antara 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah.
4. COD
Kebutuhan oksigen kimiawi COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah
oksigen 14 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik didalam air
secara kimiawi (Proowse, 1996 ). Nilai COD merupakan ukuran dan pencemaran
air oleh bahan-bahan organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses
kimia dan mikro biologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen telarut dalam
air. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi dari
uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan
mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
Pengukuran COD berpedoman pada prinsip bahwa semua bahan organik dapat
dioksidasi secara sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksidasi kuat
dalam kadar asam. Jumlah oksidator yang dibutuhkan untuk proses ini disetarakan
dengan kebutuhan oksigen (Sumodiharjo, 1999). Menurut Mcleod dan Eltis (2008)
bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bichromat menjadi gas CO2
dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Kalium bichromat atau K2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen (oxidizing agent), selanjutnya dikatakan oksidasi terhadap
bahan buangan organik akan mengikuti reaksi berikut ini :
3 +¿¿
O +Cr
C a H b O c +Cr 2 O−2 +¿+CO +H ¿
7 →H
2 2

[ CITATION IKe15 \l 1057 ].


B. PARAMETER FISIKA
parameter fisika atau disebut juga dengan pengamatan fisis merupakan
pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan),
perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau, dan rasa [ CITATION Ind15 \p
54 \l 1057 ].
1. Suhu
Panas dalam sistem air dapat berasal dari limbah industri yang menggunakan
air sebagai pendingin atau industri yang menggunakan air dalam proses-
prosesnya. Panas dalam air dapat berasal dari reaktor nuklir, pembangkit tenaga
listrik, penyulingan minyak, pengolahan bijih besi, dan sebagainya.
Panas berakibat buruk pada organisme air terutama pada organisme yang tidak
dapat bertahan hidup dalam air panas. Selain itu panas juga dapat menurunkan
kelarutan oksigen dalam air dan juga menurunkan kerapatan dan viskositas air,
sehingga berakibatnya meningkatnya kelarutan beberapa padatan dalam air..
2. Penambahan Zat Terlarut
Semakin banyak zat terlarut maka makin sedikit jumlah oksigen terlarut dalam
perairan,zat terlarut atau segala macam bentuk benda yang jika dimasukkan
kedalam air akan mengurangi jumlah oksigen dalam air,juga akan menyebabkan
kekeruhan ,bau serta mengubah rasa pada air ,yang menyebabkan penurunan pada
air.
3. Sedimen
Sedimen dapat berupa tanah, pasir, dan mineral. Sedimen dalam air dapat
merupakan akibat adanya industri pertambangan terbuka, penggundulan hutan,
dan pembangunan perumahan. Sedimen dapat menyebabkan kekeruhan air,
menurunnya kemampuan air meneruskan sinar, dan kematian pada telur (apa) dan
ikan kecil.
Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah, dan bahan
kimia inorganik dan organik menjadi bentuk bahan tersuspensi di dalam air,
sehingga bahan tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi di dalam. air.
Kebanyakan sungai dan daerah aliran sungai selalu membawa endapan lumpur
yang disebabkan erosi alamiah dari pinggir sungai. Akan tetapi, kandungan
sedimen yang terlarut pada hampir semua sungai meningkat terus karena erosi
dari 22 tanah pertanian, kehutanan, konstruksi, dan pertambangan. Partikel yang
tersuspensi menyebabkan kekeruhan dalam air, sehingga mengurangi kemampuan
ikan dan organisme air lainnya memperoleh makanan, mengurangi tanaman air
melakukan fotosintesis, pakan ikan menjadi tertutup lumpur, insang ikan dan
kerang tertutup oleh sedimen dan akan mengakumulasi bahan beracun seperti
pestisida dan senyawa logam. Bagian bawah sedimen akan merusak produksi
pakan ikan (plankton), merusak telur ikan dan membendung aliran sungai, danau,;
selat, dan pelabuhan [ CITATION IKe15 \p 21-22 \l 1057 ].

C. PARAMETER BIOLOGI
1. Bakteri
2. Tumbuhan
3. Binatang
4. Protista
5. Virus
DAFTAR PUSTAKA

Cairneross, D. M. (1994). Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta. Bandung: ITB.

Indang Dewata, T. (2015). Kimia lingkungan : Polusi Udara, Air dan Tanah. Padang: UNP-
Press.

Irianto, I. K. (2015). Pencemaran Lingkungan. Bali: Universitas Warmadewa.

Anda mungkin juga menyukai